Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEBUTUHAN NUTRISI PADA BALITA


(Disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet Semester II)

Dosen Pembimbing :

Yustina Purwaningsih, SST, M.K.M

Kelompok 2 – Kelas 1A :

Alfiah Binti Nur Hidayah (P17250201018)

Dewi Putri Anggraeni (P17250203029)

Nabella Syifa Elvareta (P17250203030)

Ravika Egi Yovi Anggriani (P17250203037)

Putri Nova Nikensari (P17250203040)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PONOROGO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa
umat manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang terang benderang dan
penuh dengan ilmu pengetahuan.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik
yang konstruktif dari para pembaca pada umumnya dan dosen bidang studi pada
khususnya. Semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Ponorogo, Februari 2021

i
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Balita.........................................................................................3
B. Kebutuhan Gizi Pada Balita......................................................................3
C. Nutrisi Penting Bagi Balita.........................................................................7
D. Pola Pemberian Makanan Pada Balita...................................................11
E. Pengkajian Data Gizi Pada Balita...........................................................14
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan dan peran gizi bagi tubuh setiap orang berbeda-beda.
Kebutuhan energi dan zat gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
usia, jenis kelamin, berat badan, iklim dan aktivitas fisik, oleh karena itu
penggunaan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat menentukan rata-rata
kecukupan yang dianjurkan untuk mencapai status gizi yang optimal bagi
seseorang (Almatsier, 2002).
Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan
zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat
pencernakan pada usia ini belum berkembang sempurna sehingga perlu
penanganan pemberian makanan yang baik dan tepat secara kuantitas maupun
kualitas (Damayanti, 2017).
Kondisi yang tidak bisa diabaikan dalam melihat asupan makan balita
adalah kondisi kesehatan dan penyakit yang dialami oleh anak. Kondisi
kesehatan yang tidak baik akan sangat mempengaruhi selera makan anak.
Pada kondisi seperti ini perlu perhatian khusus yang ditujukan untuk balita
sehingga masalah gizi dapat dihindari (Damayanti, 2017).
Keadaan gizi pada tingkat keluarga dipengaruhi oleh tingkat kemampuan
keluarga dalam menyediakan makanan sesuai dengan kebutuhan anggota
keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga dalam mengolah dan membagi
makanan di tingkat rumah tangga (Munadhiroh, 2009).
Fenomena yang marak terjadi pada jaman sekarang ini adalah
ketidaktahuan, ketidakmampuan, bahkan ketidakpeduliaan orang tua ataupun
pengasuh terhadap pemenuhan gizi dan nutrisi pada balita yang sedang
mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, penulis membuat
makalah yang berjudul “Kebutuhan Nutrisi pada Balita”.
B. Rumusan Masalah

1
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka dengan itu kami merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian balita ?
2. Bagaimana kebutuhan gizi pada balita ?
3. Apa saja nutrisi penting bagi balita ?
4. Bagaimana pola pemberian makanan pada balita ?
5. Bagaimana pengkajian data gizi pada balita ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian balita.
2. Dapat mengetahui dan memahami kebutuhan gizi pada balita.
3. Dapat mengetahui dan memahami nutrisi penting bagi balita.
4. Dapat mengetahui dan memahami pola pemberian makanan pada balita.
5. Dapat mengetahui dan memahami pengkajian data gizi pada balita.
D. Manfaat
Pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet
dan untuk mengetahui bagaimana kebutuhan nutrisi pada balita. Dan penulis
diharapkan dapat memahami kebutuhan nutrisi pada balita dan dapat
mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris,
2006). Menurut WHO, kelompok balita adalah 0-60 bulan (Adriani dan
Bambang, 2014).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), balita adalah istilah
umum bagi anak usia 1-5 tahun. Masa ini dapat dikelompokkan dalam 2
kelompok besar yaitu anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3−5
tahun) (Damayanti, 2017).
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa balita menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya.
Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat
dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa
keemasan (Setyawati dan Hartini, 2018).
B. Kebutuhan Gizi Pada Balita
Gizi adalah zat makanan pokok yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan (Badudu dan Zain, 1996), sedangkan kebutuhan gizi adalah
jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat
(Auliana, 2001).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
(Permenkes, 2013).
AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada
tingkat produksi dan penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan
penggunaan lainnya dari tingkat produksi sampai tingkat konsumsi
(Permenkes, 2013).

3
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk balita dibagi
menjadi : anak usia 1-3 tahun dengan rata-rata berat badan 13,0 kg dan tinggi
badan 92 cm; dan anak usia 4-6 tahun dengan rata-rata berat badan 19,0 kg
dan tinggi badan 113 cm (Permenkes, 2013).

Tabel 1.1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,


Serat, dan Air untuk Balita (perhari)

E Lemak
Kelompo BB TB P Total n-6 n- KH Serat Air
(kkal
k Umur (kg) (cm) (g) 3 (g) (g) (mL)
)
1-3 tahun 13 92 1350 20 45 0.7 7 215 19 1150
4-6 tahun 19 113 1400 25 50 0.9 10 220 20 1650
Sumber : Permenkes RI no. 75 tahun 2013

Tabel 1.2. Angka Kecukupan Vitamin Larut Lemak untuk Balita


(perhari)

BB
Kelompo TB Vitamin A Vitamin D Vitamin E Vitamin K
(kg
k Umur (cm) (mcg) (mcg) (mg) (mcg)
)
1-3 tahun 13 92 400 15 6 15
4-6 tahun 19 113 450 15 7 20
Sumber : Permenkes RI no. 75 tahun 2013

Tabel 1.3. Angka Kecukupan Vitamin Larut Air untuk Balita (perhari)

Vit. Vit . Vit . Vit . Vit. Vit . Bioti Vit.


Kelompok Folat Kolin
B1 B2 B3 B5 B6 B12 n C
Umur (mcg) (mg)
(mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg)
1-3
0.6 0.7 6 2.0 0.5 160 0.9 8 200 45
tahun
4-6
0.8 1.0 9 2.0 0.6 200 1.2 12 250 50
tahun
Sumber : Permenkes RI no. 75 tahun 2013

Tabel 1.4. Angka Kecukupan Mineral Makro untuk Balita (perhari)

Kelompok Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Kalium Mangan

4
Umur (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
1-3 tahun 650 500 60 1000 3000 1.2
4-6 tahun 1000 500 95 1200 3800 1.5
Sumber : Permenkes RI no. 75 tahun 2013

Tabel 1.5. Angka Kecukupan Mineral Mikro untuk Balita (perhari)

Seleniu
Kelompo Tembaga Kromium Besi Iodium Seng Fluor
m
k Umur (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg)
(mcg)
1-3 tahun 340 11 8 120 4 17 0.6
4-6 tahun 440 15 9 120 5 20 0.9
Sumber : Permenkes RI no. 75 tahun 2013

1. Energi
Kebutuhan energi anak secara perorangan didasarkan pada
kebutuhan energi untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan
aktivitas (Nooragni, 2020). Menurut Uripi,V. (2004) energi diperlukan
untuk proses pertumbuhan dan mempertahankan fungsi jaringan tubuh,
proses mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil dan gerakan otot
untuk aktivitas.
Berdasarkan hasil Angka Kecukupan Gizi (2013), angka
kecukupan energi untuk anak berusia 1-3 tahun adalah sebesar
1350kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun adalah
sebesar 1400kkal/orang/hari.
2. Karbohidrat
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) (Mardalena, 2016). Karbohidrat-zat
tepung / pati-gula adalah makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
energi, energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-
gerakan tubuh baik yang disadari maupun yang tidak disadari misal,
gerakan jantung, pernapasan, usus, dan organ-organ lain dalam tubuh
(Nooragni, 2020).
Keberadaan karbohidrat di dalam tubuh, sebagian ada pada
sirkulasi darah sebagai glukosa, sebagian terdapat pada hati dan jaringan
otot sebagai glikogen, dan sebagian lagi sisanya diubah menjadi lemak

5
untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan
lemak (Mardalena, 2016).
Kebutuhan karbohidrat menurut Angka Kecukupan Gizi (2013),
untuk anak usia 1-3 tahun sebesar 215 gram, dan untuk usia anak 4-6
tahun sebesar 220 gram.
3. Protein
Selama pertumbuhan, kadar protein tubuh meningkat dari 14,6%
pada umur satu tahun menjadi 18-19% pada umur empat tahun, yang sama
dengan kadar protein orang dewasa. Protein diperlukan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh, serta membuat
enzim pencernaan dari zat kekebalan yang bekerja untuk melindungi tubuh
balita (Nooragni, 2020).
Kebutuhan protein menurut Angka Kecukupan Gizi (2013), untuk
anak usia 1-3 tahun sebesar 20 gram, dan anak usia 4-6 bulan sebesar 25
gram. Penilaian terhadap asupan protein anak harus didasarkan pada:
a. Kecukupan untuk pertumbuhan
b. Mutu protein yang dimakan
c. Kombinasi makanan dengan kandungan asam amino esensial yang 10
saling melengkapi bila dimakan bersama
d. Kecukupan asupan vitamin, mineral, dan energi.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi yang cukup
tinggi. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang
dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara
proporsional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Angka kecukupan lemak untuk anak usia 1-3 tahun sebesar 45 gram, dan
anak usia 4-6 tahun sebesar 50 gram.
5. Serat
Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa
kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehingga sebaiknya
tidak diberikan secara berlebih.

6
Kebutuhan serat menurut Angka Kecukupan Gizi (2013), untuk
anak usia 1-3 tahun sebesar 19 gram/hari, sedangkan anak 4-6 tahun
adalah 20 g/hari.
6. Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon,
hidrogen, oksigen, dan terkadang nitrogen atau elemen lain yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil agar metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan berjalan normal. Jenis nutrien ini merupakan zat-zat
organik yang dalam jumlah kecil ditemukan pada berbagai macam
(Mardalena, 2016).
Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan
organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral merupakan
komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia (Mardalena,
2016). Mineral penting untuk proses tumbuh kembang secara normal.
Kekurangan konsumsi terlihat pada laju pertumbuhan yang lambat,
mineralisasi tulang yang tidak cukup, cadangan besi yang kurang, dan
anemia.
7. Air
Air merupakan komponen penting dalam kehidupan . airan
diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain dalam metabolisme,
fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai reaksi
biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Cairan
merupakan komponen yang penting karena status hidrasi yang cukup
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan cairan
berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh.
Kebutuhan serat menurut Angka Kecukupan Gizi (2013), untuk
anak usia 1-3 tahun sebesar 1150 ml/hari, sedangkan anak 4-6 tahun
adalah 1650 ml/hari.
C. Nutrisi Penting Bagi Balita
1. Karbohidrat

7
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai penyedia sumber tenaga
utama bagi tubuh berbentuk energi. 1 gram karbohidrat menyediakan
energi sebesar 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat berbentuk glukosa
merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan system saraf.
Karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh berbetuk
glikogen yang disimpan dalam hati dan otot. Karbohidrat dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu : karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbohidrat
sederhana seperti : fruktosa, glukosa, dan laktosa, buah-buahan, gula, dan
susu. Sedangkan karbohidrat kompleks seperti : sayuran berserat,
gandum, nasi, sereal, oat, dan lain sebagainya.
Di usia 3-5 tahun anak mulai aktif bergerak, penuhi kebutuhan
nutrisi sesuai dengan kegiatannya. Berikan anak energi tambahan dari
karbohidrat, contoh sumber karbohidrat yang dapat anda berikan untuknya
adalah roti, nasi, atau sereal, berikan kebutuhan tersebut lewat varian
makanan yang berbeda setiap hari agar anak tidak bosan.
2. Protein
Protein merupakan komponen utama protoplasma di dalam sel,
selain menjadi sumber energi juga berperan dalam proses pertumbuhan.
Protein juga berperan dalam pemeliharaan jaringan, perubahan oleh
komposisi tubuh, serta menjadi proses regenerasi jaringan.
3. Zat besi
Zat besi ialah bahan dasar dalam pembentukan hemoglobin dan
juga berperan dalam pengangkutan oksigen dan juga sari-sari makanan ke
seluruh sel di dalam tubuh. Hal ini bagi pertumbuhan system kekebalan
tubuh dan produksi energi. Kekurangan zat besi dapat disebabkan oleh
aktivitas berlebih, kranya asupan, pencernaan yang buruk atau bisa jadi
konsumsi teh dan kopi secara berlebih. Tanda-tanda kekurangan zat besi
antara lain : pusing, gugup, dan reaksi mental melambat.
Di usia 1-3 tahun anak juga perlu mengonsumsi daging merah,
hati, tahu, dan tempe karena salah satu sumber zat besi ini meningkatkan
aktivitas neurotransmitter pada anak.
4. DHA

8
DHA merupakan obat golongan suplemen yang dikategorikan
sebagai obat bebas. Manfaat dari DHA sendiri antara lain :
a. Membantu perkembangan mata dan otak anak sejak dalam kandungan
b. Menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kolesterol baik
(HDL) pada penderita kolesterol tinggi.
c. Mengurangi risiko degenerasi macula.
d. Mengurangi risiko kematian pada penderita penyakit jantung koroner.
Anak usia 6-24 bulan membutuhkan setidaknya 100 mg DHA per
hari yang dapat membantu perkembangan otak mereka
5. Taurin
Taurin berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter
dan berperan penting dalam maturasi (pematangan) otak bayi. Manfaat
lainnya yaitu sebagai berikut :
a. Menjaga keseimbangan elektrolit tubuh
b. Membentuk garam empedu yang berperan penting dalam proses
pencernaan
c. Mengatur kadar kalsium dalam sel tubuh
d. Menjaga fungsi system saraf pusat dan mata
e. Menjaga system kekbalan tubuh
f. Memiliki efek antioksidan yang penting untuk mencegah kerusakan sel
6. Seng
Zinc diketahui bermanfaat untuk pertumbuhan sel, menjaga
imunitas tubuh, meningkatkan daya ingat, membantu menyembuhkan
luka, digunakan untuk mengobati diare, dan menjaga metabolisme tubuh.
Kekurangan zinc akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan
tumbuh kembang.
7. Vitamin A
Vitamin A/retinol terlibat dalam pembentukan dan pertumbuhan
sel darah merah, sel limfosit, atibodi juga integritas sel epotel pelapis
tubuh. Adapun juga vitamin A membantu mencegah rabun senja,
xeroftalmia, kerusakan kornea dan kebutaan serta mencegah anemia.
Sedangkan jika anak kekurangan vitamin A maka anak menjadi tentan

9
terserang penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafsan atas, campak
dan diare.
8. Vitamin B
Vitamin B kompleks merupakan gabungan dari 8 vitamin penting
dianataranya ialah sebagai berikut :
a. Vitamin B1 : untuk mengubah gula dan karbohidrat menjadi energi
dalam tubuh anak.
b. Vitamin B2 : membantu meningkatkan produksi sel darah merah di
tubuh anak.
c. Vitamin B3 : fungsi normal system daraf dan pencernaan, serta
mempromosikan kulit yang sehat pada anak.
d. Vitamin B5 : membantu produksi sel darah merah dan hormone
adrenal pada anak.
e. Vitamin B6 : bekerja melancarkan fungsi tubuh internal
(kardiovaskuler, system saraf, fungsi otak, membantu pencernaan yang
baik, mengembangkan system kekbalan, hingga mengatur suasana hati
pada anak.
f. Vitamin B7 : untuk proses metabolism lemak dan karbohidrat anak.
g. Vitamin B9 : pembentukan sel darah merah.
h. Vitamin B12 : berperan sebagai sintesis DNA, mencegah asma pada
anak, membantu menghambat perkembangbiakan virus HIV.
9. Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan penting untuk menjaga kesehatan secara
keseluruhan. Antioksidan membantu meningkatkan system daya tahan
tubuh sekaligus megurangi kerusakan sel akibat radikal bebas serta
menunjang system imun.
10. Vitamin D
Fungsinya menjaga kesehatan tulang dan gigi, mengontrol jumlah
kalsium dalam darah, meningkatkan system imun tubuh, mengurangi
risiko alergi.
11. Vitamin E

10
Secara umum, kita mengetahui vitamian E bermanfaat untuk kesehatan
kulit, berikut beberapa manfaat yang bisa anak dapatkan dari vitamin E :
a. Meningkatkan sistem kekbalan tubuh
b. Menjaga pembuluh darah tetap lebar untuk mengalirkan darah ke
berbagai organ tubuh.
c. Membantu sel-sel tubuh untuk melakukan fungsi vital.
d. Mencegah penyakit jantung.
8. Vitamin K
Sumber utama vitamin K adalah sayuran dan buah-buahan. Jenis
sayuran yang mengandung vitamin K seperti kangkung, bayam, brokoli,
lobak, sawi, dan kubis. Sedangkan beberapa jenis buah yang mengandung
vitamin K adalah alpukat, buah ara, kiwi, delima, dan anggur. Fungsi
utama vitamin K adalah membantu proses pembekuan darah. Bila tubuh
kekurangan vitamin K, darah akan sulit membeku. Akibatnya, orang yang
kekurangan vitamin K akan mudah mengalami perdarahan. 
9. Yodium
Fungsi yodium adalah membantu mengubah hormon stimulasi
tiroid menjadi triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Pengubahan hormon
tersebut penting bagi hormon tiroid agar dapat berfungsi dengan normal.
Beberapa fungsi hormon-hormon tiroid tersebut, termasuk:
a. Menjaga metabolisme tubuh.
b. Memelihara kesehatan tulang.
c. Berperan dalam respons imun.
d. Membantu perkembangan sistem saraf pusat.

Nutrisi lain yang dibutuhkan anak adalah mineral yang terdiri dari
kalsium, magnesium, zat besi, dan seng yang berperan penting dalam tumbuh
kembang anak. “Pertumbuhan tulang dan gigi anak dapat dioptimalkan dengan
kalsium, sumbernya yang disukai anak misalnya susu”. Lainnya seperti
magnesium adalah untuk mengoptimalkan penyerapan gizi oleh tubuh anak,
sedangkan iodium berfungsi untuk mengatur fungsi saraf dan jaringan otot.

D. Pola Pemberian Makanan Pada Balita

11
Pemberian makanan balita adalah segala upaya dan cara ibu untuk
memberikan makanan pada anak balita dengan tujuan supaya kebutuhan
makan anak tercukupi, baik dalam jumlah maupun nilai gizinya (Karyadi,E.
dan Kolopaking,R., 2007). Pola pemberian makanan balita dapat diartikan
sebagai upaya dan cara yang biasa dipraktekkan ibu untuk memberikan
makanan kepada anak balita mulai dari penyusunan menu, pengolahan,
penyajian dan cara pemberiannya kepada balita supaya kebutuhan makan anak
tercukupi, baik dalam macam, jumlah maupun nilai gizinya.

Pemberian makanan pada anak bertujuan untuk mencapai tumbuh


kembang anak secara optimal. Pemberian makanan yang baik dan benar dapat
menghasilkan gizi yang baik sehingga meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan seluruh potensi genetik yang ada secara optimal.

Menurut Judarwanto (2004) pemberian makanan pada anak


mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1. Fungsi fisiologis yaitu memberikan nutrisi sesuai kebutuhan agar tercapai


tumbuh kembang yang optimal.

2. Fungsi psikologis, penting dalam pengembangan hubungan


emosional ibu dan anak sejak awal.

3. Fungsi sosial/edukasi yaitu melatih anak mengenal makanan, keterampilan


makan dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

Waktu makan yang teratur membuat anak berdisiplin tanpa paksaan


dan hidup teratur. Seperti halnya membiasakan anak makan dengan cara
makan yang benar tanpa harus disuapi, makan dengan duduk dalam satu meja
sejak dini, dan membiasakan mencuci tangan sebelum makan serta
menggunakan alat makan dengan benar dapat melatih anak untuk mengerti
etika dan juga mengajarkan anak hidup mandiri, serta mendidik anak hidup
bersih dan teratur.

1. Penyusunan Menu

12
Pemberian makan pada balita harus disesuaikan dengan usia dan
kebutuhannya. Pengaturan makan dan perencanaan menu harus selalu
dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan kebutuhan gizi, usia dan keadaan
kesehatannya. Pemberian makan yang teratur berarti memberikan semua
zat gizi yang diperlukan baik untuk energi maupun untuk tumbuh
kembang yang optimal.
Dalam praktek, keanekaragaman bahan makanan itu dapat
diwujudkan dengan menerapkan pola susunan hidangan ”Empat Sehat
Lima Sempurna”, yaitu diterapkannya penggunaan empat kelompok bahan
makanan dalam menu makanan anak sehari-hari yang diperkaya dengan
segelas susu.
2. Pengolahan
Keamanan pangan untuk balita tidak cukup hanya menjaga
kebersihan tetapi juga perlu diperhatikan selama proses pengolahan.
Proses pengolahan pangan memberikan beberapa keuntungan, misalnya
memperbaiki nilai gizi dan daya cerna, memperbaiki cita rasa maupun
aroma, serta memperpanjang daya simpan (Auliana, 1999).
Pengolahan makanan untuk balita adalah yang menghasilkan tekstur
lunak dengan kandungan air tinggi yaitu di rebus, diungkep atau dikukus.
Untuk pengolahan dengan di panggang atau digoreng yang tidak
menghasilkan tekstur keras dapat dikenalkan tetapi dalam jumlah yang
terbatas. Di samping itu dapat pula dilakukan pengolahan dengan cara
kombinasi misal direbus dahulu baru kemudian di panggang atau di
rebus/diungkep baru kemudian digoreng.
3. Penyajian
Penyajian makanan salah satu hal yang dapat dapat menggugah
selera makan anak. Penyajian makanan dapat dibuat menarik baik dari
variasi bentuk, warna dan rasa. Variasi bentuk makanan misalnya dapat
dibuat bola-bola, kotak, atau bentuk bunga. Penggunaan kombinasi
bentuk, warna dan rasa dari makanan yang disajikan tersebut dapat
diterapkan baik dari bahan yang berbeda maupun yang sama.
4. Cara Pemberian Makanan untuk Anak

13
Anak balita sudah dapat makan seperti anggota keluarga lainnya
dengan frekuensi yang sama yaitu pagi, siang dan malam serta 2 kali
makan selingan yaitu menjelang siang dan pada sore hari. Meski demikian
cara pemberiannya dengan porsi kecil, teratur dan jangan dipaksa karena
dapat menyebabkan anak menolak makanan.
Seorang ibu atau pengasuh harus mampu menciptakan pola makan
yang baik untuk si anak, sehingga anak dapat belajar pola makan yang baik
serta memilih makanan yang sehat melalui teadan orang tua dan
keterlibatannya dalam aktifitas makan. Jadikan kebisaan makan yang ingin
dibiasakan dalam keluarga sebagai bagian dari kesepakatan antar anak dan
orang tua serta keluarga, anak perlu tahu semua alasan dibalik kesepakatan
tersebut, dimana salah satunya adalah supaya tubuh tetap dalam kondisi sehat.
E. Pengkajian Data Gizi Pada Balita

1. Penilaian Status Gizi

a. Penilaian Secara Langsung


Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat yaitu
antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umum dan tingkat gizi (Supariasa,
2002). Pengukuran melalui antropometri mempunyai kelebihan
dari beberapa segi kepraktisan lapangan. Pengukuran antropometri
yang biasa dilakukan adalah Berat Badan (BB), Panjang Badan
(PB), Tinggi Badan (TB), dan Lingkar Lengan Atas (LiLA).

Tabel 2.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi


Anak Berdasarkan Indeks

Indeks Kategori Status Ambang Batas (Z-Score)

14
Gizi
Gizi Buruk < - 3 SD
Berat Badan menurut Umur
Gizi Kurang - 3 SD sampai dengan <-2 SD
(BB/U) Anak Umur 0-60
Gizi Baik - 2 SD sampai dengan 2 SD
Bulan
Gizi Lebih >2 SD

Panjang Badan menurut Sangat Pendek < - 3 SD


umur (PB/U) atau Tinggi Pendek -3 SD sampai dengan < - 2 SD
Badan menurut umur (TB/U) Normal - 2 SD sampai dengan 2 SD
Anak umur 0-60 Bulan Tinggi >2 SD
Berat Badan menurut Sangat Kurus < - 3 SD
Panjang Badan (BB/PB) Kurus -3 SD sampai dengan < - 2 SD
Atau Berat Badan menurut Normal - 2 SD sampai dengan 2 SD
Tinggi Badan (BB/TB) Anak
Gemuk >2 SD
Umur 0-60 Bulan
Sumber : Klasifikasi Status Gizi berdasarkan Kepmenkes RI
Nomor : 1995/Menkes/SK/XII/2010

Dengan mengetahui keadaan dari masing – masing ke tiga


indikator diatas dapat disimpulkan secara tepat keadaan gizi anak
atau kelompok anak. Ketiga indikator lebih banyak digunakan pada
survei khusus, pada kegiatan penelitian atau untuk penapisan
(screening) anak yang kurang gizi (Soekirman, 2000).

Tabel 2.2. Indikator Status Gizi

Indikator Indikator Indikator


Kesimpulan
BB/U TB/U BB/TB
Keadaan gizi anak saat ini baik, tetapi
Rendah Rendah Normal anak tersebut mengalami gizi kronis. BB
anak proporsional dengan TB nya.
Anak mengalami masalah gizi kronis dan
Normal Rendah Lebih pada saat ini menderita kegemukan
(overweight) karena BB lebih dari

15
proporsional terhadap TB nya.
Anak mengalami kurang gizi berat dan
kronis artinya pada saat ini keadaan gizi
Rendah Rendah Rendah
anak tidak baik dan riwayat masa lalunya
juga tidak baik.
Keadaan gizi anak “baik” pada saat ini
Normal Normal Normal
dan pada masa lalu.
Anak mengalami kurang gizi berat
Rendah Normal Rendah
(kurus).
Keadaan gizi anak secara umum
baiktetapi berat badannya kurang
Normal Normal Rendah
proporsional terhadap TB nya karena
tubuh anak jangkung.
Sumber : (Supariasa, 2016)

2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat.Metode ini berdasarkan atas
perubahan- perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral/pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid (Supariasa, 2002 ).

3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain :
darah, urine, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot
(Supariasa, 2002).

4) Biofisik
Penilaian status gizi baik secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan menilai kemampuan fungsi

16
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan
(Supariasa, 2002).

b. Penilaian Secara Tidak Langsung


Penilaian status gizi secara tidak langsung dibedakan menjadi tiga
yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

1) Survei Konsumsi Makanan


Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi.Berdasarkan jenis data yang diperoleh,
pengukuran konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data
konsumsi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

2) Metode Kualitatif
Metode ini biasanya untuk menggambarkan frekuensi
makanan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan bahan makanan
dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits)
serta cara-cara memperoleh bahan makanan.
a) Metode riwayat makanan (dietary history)
b) Metode frekuensi makan (food frequency)
c) Metode telepon

d) Metode pendaftaran makanan (food list)

3) Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang
dikonsumsi sehingga dihitung konsumsi zat gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
Metode tersebut antara lain :
a) Metode recall 24 jam
b) Perkiraan makanan (estimation food records)
c) Penimbangan makanan (food weighing)
d) Metode food account
e) Metode inventaris (inventory methode)

17
f) Pencatatan (household food records)

4) Metode Kualitatif dan Kuantitatif


Beberapa metode dapat menghasilkan data yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Metode tersebut antara lain :
a) Metode recall 24 jam
b) Metode riwayat makanan (dietary history) (Supariasa, 2002).

5) Statistik Vital
Penilaian status gizi dengan statistik vital adalah
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi
(Supariasa, 2002).

6) Faktor Ekologi
Bengoa dalam Supariasa (2002) mengungkapkan bahwa
malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

2. Pengukuran Status Gizi


Dalam pengukuran status gizi terdapat bermacam-macam indikator
indeks, masing-masing indeks mempunyai keunggulan dan kelemahan
(Supariasa, 2016).
Tabel 2.3. Jenis, Keunggulan dan Kelemahan Masing-masing
Indeks

Indeks Keunggulan Kelemahan


BB/U -Baik untuk mengukur -Interpretasi keliru jika terdapat edema
status gizi akut/kronis maupun asites

-Berat badan dapat -Memerlukan data umur yang akurat


berfluktuasi
-Sering terjadi kesalahan dalam

18
-Sensitif terhadap pengukuran seperti pengaruh pakaian
perubahan dan gerakan anak

-Dapat mendeteksi -Masalah sosial budaya


kegemukan
-Baik untuk menilai status -Tinggi badan tidak cepat naik
gizi masa lampau
-Pengukuran relatif sulit dan
TB/U -Ukuran panjang dapat membutuhkan 2 orang untuk
dibuat sendiri, murah dan
-Melakukannya Ketepatan umur sulit
mudah dibawa
didapat, terutama di daerah terpencil
-Tidak memerlukan data -Tidak dapat memberikan gambaran
umur apakah anak tersebut pendek

-Dapat membedakan -Membutuhkan 2 macam alat ukur


BB/TB
proporsi tubuh (gemuk,
-Pengukuran relative lama
normal dan kurus)
-Sering terjadi kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukuran
-Indikator yang baik untuk - Hanya dapat mengidentifikasi KEP
menilai KEP berat berat

-Alat ukur murah, ringan, - Sulit menentukan ambang batas, Sulit


LILA/U dan dapat dibuat sendiri digunakan untuk melihat pertumbuhan
anak karena perubahan tidak tampak
-Alat dapat diberi kode
nyata.
warna untuk menentukan
tingkat keadaan gizi
Sumber : (Supariasa, 2016)

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris,
2006). Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
manusia. Dan sering disebut golden age atau masa keemasan karena masa
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan
tidak akan pernah terulang.
Kebutuhan gizi balita sangatlah penting dan harus diperhatikan. Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk balita dibagi menjadi : anak
usia 1-3 tahun dengan rata-rata berat badan 13,0 kg dan tinggi badan 92 cm;
dan anak usia 4-6 tahun dengan rata-rata berat badan 19,0 kg dan tinggi badan
113 cm. Berdasarkan hasil Angka Kecukupan Gizi (2013), angka kecukupan
energi untuk anak berusia 1-3 tahun adalah sebesar 1350kkal/orang/hari,
sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun adalah sebesar 1400kkal/orang/hari
(Permenkes, 2013).
Kebutuhan karbohidrat menurut Angka Kecukupan Gizi (2013), untuk
anak usia 1-3 tahun sebesar 215 gram, dan untuk usia anak 4-6 tahun sebesar
220 gram. Kebutuhan protein menurut Angka Kecukupan Gizi (2013), untuk
anak usia 1-3 tahun sebesar 20 gram, dan anak usia 4-6 bulan sebesar 25 gram.
Angka kecukupan lemak untuk anak usia 1-3 tahun sebesar 45 gram, dan anak
usia 4-6 tahun sebesar 50 gram. Kebutuhan serat menurut Angka Kecukupan
Gizi (2013), untuk anak usia 1-3 tahun sebesar 19 gram/hari, sedangkan anak
4-6 tahun adalah 20 g/hari.
Adapun nutrisi penting bagi balita antara lain karbohidrat, protein, lemak,
DHA, taurin, vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, yodium,
dan mineral yang terdiri dari kalsium, magnesium, zat besi, dan seng.
Pola pemberian makanan balita dapat diartikan sebagai upaya dan cara
yang biasa dipraktekkan ibu untuk memberikan makanan kepada anak balita
mulai dari penyusunan menu, pengolahan, penyajian dan cara pemberiannya

20
kepada balita supaya kebutuhan makan anak tercukupi, baik dalam macam,
jumlah maupun nilai gizinya.
B. Saran
Sebaiknya kita meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai
pentingnya kebutuhan nutrisi bagi seorang balita, terutama pada masa tumbuh
kembangnya. Kebutuhan gizi pada balita harus terpenuhi. Karena hal itu
akan berpengaruh pada perkembangan dan stimulus respon pada balita.

21
DAFTAR PUSTAKA

Adriani M, Bambang W (2014). Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikro Zinc
pada Pertumbuhan Balita). Jakarta : Kencana.

Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Auliana,R. 1999. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adi Cita.

________. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adi Cita.

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Damayanti, Didit, Pritasari, dan Nugraheni Tri Lestari. 2017. Bahan Ajar Gizi :
Gizi
dalam Daur Ulang. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Kebutuhan Air pada Anak.


(https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-
ana, diakses 29 Januari 2020).

Judarwanto, Widodo. (2004). Mengatasi Kesulitan Makan Pada Anak. Jakarta :


Puspa Swara.

Karyadi E, Kolopaking R. (2007). Kiat Mengatasi Anak Sulit Makan. Jakarta : PT


Intisari Mediatama.

Mardalena, Ida. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Ilmu Gizi. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan.

Menkes, RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013


tentang
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.

Muaris, H. 2006. Lauk Bergizi Untuk Anak Balita. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Nooragni, Anggita. 2020.


(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2739/4/Chapter%202.pdf, diakses 27
Januari 2020).

Par’i Holil M., Sugeng Wiyono.,Titus Priyo Harjatmo. 2017. Buku Bahan Ajar:

22
Penilaian Status Gizi. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Setyawati, Vilda Ana Veria & Eko Hartini. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi
Kesehatan Masyarakat. Deepublish Publisher, CV Budi Utama,
Yogyakarta.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Direktorat Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC.

Sutomo, B dan Anggraini, DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita & Batita.
Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Uripi, V. 2004. Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta : Puspa Swara.

http://repository.unimus.ac.id/2444/3/BAB%20II.pdf (Diakses 29 Januari 2020).

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2739/4/Chapter
%25202.pdf&ved=2ahUKEwiejoDJxr3uAhVY63MBHZZfAPoQFjABegQIAxAJ
&usg=AOvVaw07tmlDDrJGby763l4idyIs (Diakses 27 Januari 2020).

https://www.alodokter.com/vitamin-k#:~:text=Meski%20tidak%20sebanyak
%20di%20dalam,K%20akan%20mudah%20mengalami%20perdarahan (Diakses
29 Januari 2020).

https://www.sehatq.com/artikel/fungsi-yodium-dan-gejala-jika-tubuh-kekurangan-
mineral-penting-ini (Diakses 29 Januari 2020).

https://www.alodokter.com/dha (Diakses 29 Januari 2020).

https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/taurine-3/ (Diakses 29 Januari 2020).

https://amp.kompas.com/health/read/2020/09/19/060300968/vitamin-c-untuk-
anak--manfaat-dosis-tanda-kekurangan (Diakses 29 Januari 2020).

https://m.merdeka.com/trending/8-fungsi-vitamin-b-dan-manfaatnya-untuk-tubuh-
manusia-jaga-kesehatan-kulit-dan-mata-kln.html?page=2 (Diakses 29 Januari
2020).

23

Anda mungkin juga menyukai