Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan Nutrisi pada Remaja, Ibu Hamil dan

Post Partum

Diajukan untuk tugas individu

Mata kuliah :

Keperawatan Maternitas I

Dosen Pengampu :

Erika, SKp, M.Kep, Sp. Mat

Disusun Oleh:

NADIATUL KHAIRIYAH

A 2018 1

1811112310

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Nutrisi pada Remaja, Ibu Hamil dan Postpartum”. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I pada Semester ganjil (III) Fakultas Keperawatan, jurusan Ilmu
Keperawatan tahun ajaran 2019/2020.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, September 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah........................................................................................ 1
1.3 TujuanPenulisan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1Pentingnya Pemenuhan Nutrisi..................................................................... 3
2.2 Kebutuhan Nutrisi untuk Remaja Perempuan, Ibu hamil dan Post Partum. 3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi........................................... 9
2.4 Masalah Umum Terkait Kebutuhan Nutrisi............................................... 10
2.5 Asuhan Keperawatan Nutrisi pada Remaja Perempuan, Ibu Hamil dan
Post Partum ...................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 21
3.2 Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit.
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi
yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti jenis kelamin,
usia, aktivitas, dan lain-lain.  Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme
bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan
atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting  bagi manusia karena
nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat
gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun
yang menyebabkan penyakit dikemudian hari.
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di dalamnya yaitu
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris, saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usu halus bagian distal. Sedangkan organ asesoris
terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita
karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa
menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak
nutrisi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ditemukan dan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dari kebutuhan nutrisi?
2. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada remaja wanita, ibu hamil dan ibu postpartum?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi?
4. Apa saja masalah umum terkait dengan kebutuhan nutrisi?
5. Bagaimana asuhan keperawatan terkait dengan kebutuhan nutrisi pada remaja wanita,
ibu hamil dan ibu postpartum?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi pada remaja perempuan, ibu
hamil dan ibu postpartum.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi.
3. Mengetahui masalah terkait tentang kebutuhan nutrisi.
4. Mengetahui cara asuhan keperawatan terhadap kebutuhan nutrisi pada remaja
perempuan, ibu hamil dan postpartum.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari
dalam jumlah tetentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan
dalam jangka waktu lama alan berakibat buruk terhadap kesehatan. Kebutuhan akan enegri
dan zat-zat gizi bergantung pada  berbagai faktor, seperti umur, gender, berat badan, iklim
dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan
yang sesuai untuk rata-rata penduduk yang yang hidup di daerah tertentu. Angka kecukupan
gizi yang dianjurkan digunakan sebagai standar guba mencapai status gizi optimal  bagi
penduduk.

Angka Kecukupan Gizi yang dianjukan (AKG) atau Recommended  Dietary


Allowances (RDA) adalah taraf komsumsi zat-zat gizi eswnsial, yang berdasarkan
pengetahuan Ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hamper semua orang sehat.
Angka Kecukupan Gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (Dietary requirement). Angka
Kecukupan adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk
memepertahankan status gizi adekuat. AKG yang dianjurkan berdasarkan pada patokan berat
badan untuk masing-masing kelompok umur,gender,aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis
tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaanya, bila kelompok  penduduk
yang dihadapi. Mempunyai rata-rata berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu
dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok  penduduk tersebut dinilai terlalu kurus,
AKG dihitung berdassarkan berat idealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk
perorangan.

2.2 Kebutuhan Nutrisi pada Remaja Perempuan, Ibu Hamil dan Postpartum

Berikut ini adalah kebutuhan nutrisi pada remaja perempuan, Ibu hamil dan
Postpartum.
A. Remaja Perempuan
Masa pubertas yang dialami remaja adalah masa dimana terjadinya perubahan
hormonal. Perubahan hormonal ini berkaitan dengan pertumbuhan pada masa remaja.
Remaja akan menambah 20% tinggi badannya dan hampir 50% dari berat orang dewasa
selama masa remaja. Karena masa inilah remaja membutuhkan banyak nutrisi karena
kebutuhan gizinya yang meningkat. Apa saja nutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh
tubuh?  
1. Kalori
Remaja putri membutuhkan kira-kira 2.200 kalori perhari. Idealnya kebutuhan
kalori tersebut bersumber dari protein, susu rendah lemak, biji-bijian (kacang-
kacangan, sayuran dan buah-buahan.
2. Protein
Remaja membutuhkan protein sebesar 45 hingga 60gram perhari untuk tumbuh dan
membentuk otot. Protein sangat mudah didapat dari berbagai sumber makanan
sehat, seperti daging, telur, ikan, dan susu. Untuk vegetarian protein bisa didapat
dari makanan yang berbahan kacang-kacangan.
3. Kalsium
Saat masa pubertas, tubuh membutuhkan banyak kalsium untuk menyimpannya
sebagai tabungan untuk membentuk tulang yang kuat saat dewasa. Karena
memasuki usia 20 tahun penyerapan asupan kalsium untuk tulang akan berkurang.
Remaja membutuhkan asupan kalsium sebesar 1.200mg setiap harinya. Asupan
kalsium dapat berasal dari susu, sereal, buah dan sayur yang kaya akan kalsium.
4. Zat besi
Zat besi membantu darah membawa oksigen keseluruh otot, juga membuat fungsi
otak bekerja maksimal dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam
melawan penyakit. Remaja perempuan membutuhkan asupan zat besi sebanyak
15mg perharinya. Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih besar dibandingkan
kebutuhan zat gizi untuk laki-laki, hal ini karena perempuan mengalami menstruasi.
Saat menstruasi perempuan membutuhkan zat besi yang lebih banyak untuk
menghindari adanya resiko kekurangan darah.
5. Vitamin
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil,
yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus
didatangkan oleh makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh.
Kebutuhan vitamin thiamin, riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat.
Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolism energi. Begitu uga
dengan folat dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak
kalah pentingnya adalah vitamin D yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otot.
Vitamin A, C, dan E dibutuhkan untuk pertumbuhan dan mendukung fungsi sel
baru.

B. Ibu Hamil
Seorang ibu yang tidak memiliki asupan gizi yang cukup selama masa
kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Apabila
hal ini berlangsung terus-menerus dan tidak segera diatasi maka bayi akan lahir
dengan berat rendah (dibawah 2500 gram), sedangkan untuk ibu yang
kekurangan gizi, maka selama ia menyusui ASI yang dihasilkan sedikit.
Kebutuhan selama hamil yag berbeda-beda untuk setiap individu dan juga
dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan
salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu nutrient
terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan :
1. Energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan
dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan
yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Pada awal
kehamilan trimester I kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi sedikit
peningkatan pada trimester II dan trimester III. Kebutuhan energi pada wanita
dewasa 2500 kalori, terjadi peningkatan 300 kalori pada wanita hamil.
2. Protein
Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias membangun jaringan
tubuh janin (asupan protein yang kurang dapat menghambat pertumbuhan
janin). Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung usia
kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar
antara 350-450 g. pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai
trimester kedua, protein yang diperlukan dan asam amino yang esensial sangat
diperlukan pada trimester awal ini. Pada memasuki trimester akhir,
pertumbuhan janin sangat cepat sehingga perlu protein dalam jumlah yang
besar juga yaitu 10 gram/hari.

3. Lemak

Lemak merupakan sumber tenaga yag vital dan untuk pertumbuhan


jaringan plasenta. Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi
dan serta perkembangan system saraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil tidak
boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh.

4. Vitamin dan Mineral

Fungsi vitamin dan mineral antara lain

a. Vitamin A : membantu pertumbuhan kulit, tulang dan gigi. Penting


untuk fungsi penglihatan yang normal. Kebutuhan Vitamin A : 800mkg
b. Vitamin C : membantu pembentukan jaringan tubuh janin. Penting
dalam proses metabolism tubuh. Kebutuhan yang dianjurkan 75 mg/hari
(dewasa), 100mg/hari (ibu hamil) dan 150 mg/hari (ibu menyusui).
c. Vitamin D : bahan dasar pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan :
200 IU/hari.
d. Kalsium : membangun tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium untuk ibu
hamil sekitar 1.200 mg perhari (sama dengan mengkonsunsi 2 gelas susu
atau 125 g keju, jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan kalsium selama
tidak hamil yang hanya 1.000 mg perhari.
e. Zat Besi : membantu pembentukan sel-sel darah merah. Kekurangan
zat besi pada ibu hamil dapat menganggu metabolism energi sehingga
dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh.
Jumlah zat besi yang dibutuhkan dalam semasa kehamilan berbeda tiap
semester. Pada trimester I tambahan akan zat besi belum dibutuhkan,
trimester II kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mg/hari/BB.
Kemudian bertambah menjadi 39 mg/hari/BB.
f. Asam folat : mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang.
Jumlah asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600
mikrogram perhari/orang.

Ibu hamil juga perlu meningkatkan asupan cairan karena dapat mencegah
konstipasi selama kehamilan. Kebutuhan asupan air ditingkatkan, sedikitnya 8 gelas
setiap hari. Dan mengkonsumsi serat yang banyak terdapat pada buah dan sayuran,
yang berguna untuk membantu kerja system ekskresi sehingga mudah buang air
besar.
C. Ibu Post Partum
Menurut Sulistyoningsih (2011: 154) Berikut ini beberapa zat gizi yang perlu
diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:
1. Energi
Kebutuhan energi ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20%
protein, dan 20-30% lemak. kebutuhan energi yang meningkat 500-700 kkal,
dengan demikian bila ibu biasa makan 3 kali dengan porsi yang ditambah.
Meningkatnya kebutuhan energi ini karena diasumsikan tiap 100cc ASI mampu
memasok 67-77 kall, sedangkan ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada
bulan pertama dan 600 cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini
menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat badan ibu
kembali normal dan menipis isu bahwa menyusui dapat menyebabkan
kegemukan.

2. Protein

Setiap ASI mengandung 1,2 gram, sehingga selama menyusui ibu


membutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari. meningkatnya
kebutuhan protein ini, selain untuk membentuk protein susu juga dibutuhkan
untuk sintesis hormon yang dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin) dan
hormon yang mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein
yang meningkat dapat dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi
makanan sumber protein yang bisa dikonsumsi. Sumber protein yang dapat
diperoleh dari ikan, daging, ayam, daging sapi, telur, susu, dan juga tahu,
tempe, serta kacang-kacangan. Jika kebutuhan protein tidak terpenuhi dari
makanan maka protein diambil dari protein ibu yang berada di otot. Hal ini
mengakibatkan ibu menjadi kurus dan setelah menyusui akan merasa lapar.

3. Lemak Jenuh

Lemak jenuh ganda diperlukan dalam pembentukan ASI karena asam


lemak tak jenuh ganda diperlukan dalam perkembangan otak dan
pembentukan retina. Asam lemak tak jenuh ganda dapat diperoleh dari
minyak jagung, minyak biji kapas serta ikan salmon dan ikan haring.

4. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang sedikit.


Kebutuhan vitamin dan mineral ibu menyusui seperti vitamin A, Thiamin,
Riboflavin, Niasin, Vitamin C, Zat besi, Kalsium, Asam folat. Vitamin yang
perlu mendapatkan diperhatikan khusus diantaranya Vitamin A, Vitamin D,
Vitamin C dan Vitamin B.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Menurut Sulistyaningsih, (2011: 52), faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu
sebagai berikut :

a. Faktor Ekonomi

Variabel ekonomi yang masih cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi


pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan akan
meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas yang lebih baik,
sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli secara
kualitas dan kuantitas.

b. Faktor Sosial Budaya


Pantang makan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi
oleh faktor budaya atau kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh kepercayaan pada
umumnya mengandung perlambang atau nasihat yang dianggap baik maupun tidak
baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan suatu
masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan dikonsumsi.
c. Faktor Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu
yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan makanan atau minuman tertentu
dari sisi agama dikarenakan makanan atau minuman tersebut membahayakan jasmani
dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi
pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.

d. Faktor Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan


berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.
Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah
biasanya yang penting mengenyangkan, sehingga porsi bahan makanan sumber
karbohidrat lebih banyak dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain.
Sebaliknya, kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan
memilih bahan makanan sumber protein dan berusaha menyeimbangkan dengan
kebutuhan zat gizi lain.

e. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku
makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta
adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam
keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang
terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga.

2.4 Masalah Umum Terkait Kebutuhan Nutrisi


Masalah umum terkait kebutuhan nutrisi terdiri dari sebagai berikut.
A. Remaja Perempuan
1. Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.
Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola
makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi.
2. Gizi kurang dan perawakan pendek.
Perawakan endek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan
kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11 studi oleh
ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang
mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan
pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya
kapasitas kerja.
3. Obesitas.
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin
lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan
morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti
berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa.
Obesitas juga menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan
tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya
pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.
4. Perilaku dan pola makan remaja.
Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko
terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan
pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan.
Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian identitas, upaya untuk
ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya, kepedulian akan penampilan,
rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman sekelompok (peer
group) serta kurang peduli akan masalah kesehatan, akan mendorong remaja
kepada pola makan yang tidak menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering
terlihat pada remaja antara lain ngemil (biasanya makanan padat kalori),
melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering
makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk peternakan
(dairy foods) serta diet yang salah pada remaja perempuan. Hal tersebut dapat
mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai kebutuhan dan gizi seimbang dengan
akibatnya terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya asupan makanan berlebihan
menjadi obesitas. Remaja perempuan cenderung pada asupan makanan yang
kurang, terlebih bila terjadi kehamilan. Di negara berkembang, sering terjadi
gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada
perempuan yang berkorelasi dengan body image yang negatif. Karenanya penting
membangun body image dan self esteem yang positif pada remaja dalam upaya
promosi kesehatan dan gizi serta pencegahan obesitas.
B. Ibu Hamil
1. Resiko BBLR

Di Indonesia batas ambang LILA sangat resiko KEK adalah 23,5 cm hal
ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi
BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan
mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan
perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum
kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya
hamil kurang dari 23,5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka
tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR.

2. Anemia

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada


dibawah normal. Untuk memenuhi kebutuhan janin, volume darah ibu meningkat
hingga kurang lebih 150% dari normal namun sel darah merah hanya meningkat
sebesar 20-30 % Akibatnya, rasio sel darah merah terhadap volume darah
menurun. Pengenceran darah selama kehamilan ini dikenal sebagai anemia faali.
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan.

Banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status
sosial ekonomi (pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan), serta
perolehan tablet zat besi

Menurut hasil penelitian Zulfadli (2011), menjelaskan bahwa kemungkinan


besar penyebabnya adalah ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang
diterimanya karena ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi. Sedangkan hasil penelitian Dewi (2006),
dijelaskan bahwa ada hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir,
dimana semakin tinggi kadar Hb semakin tinggi berat badan yang dilahirkan.
C. Ibu Post Partum

1. Produksi ASI berkurang / kualitas menurun


2. Luka dalam persalinan tidak cepat sembuh
3. Proses pengembalian rahim dapat terganggu
4. Anemia (kurang darah)
5. Dapat terjadi infeksi

2.5 Asuhan Keperawatan Nutrisi


A. Remaja Perempuan
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan.
1. Pengkajian Fokus
Menggunakan metode ABCD
a. A (Antropometri)
1)Berat badan
2)Tinggi badan
3)Berat badan ideal : (TB-100) ± 10 %
4)BMI
5)LILA
6)Lingkar pergelangan tangan
7)TSF
b. B (Biokimia)
1) Albumin
2) Transferin
3) HB
4) BUN
5) Ekskresi Kreatinin
c. C (Clinical)
1) Keadaan Fisik : Apatis, lesu
2) Berat Badan : Obesitas, kurus
3) Otot : Flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak
mampu bekerja
4) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar
5) Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
6) Kardiovaskuler : tekanan darah tinggi/rendah
7) Rambut : kusam, kering
8) Kulit : kering, kusam, pudar, kemerahan
9) Bibir : Kering, pecah-pecah
10) Gusi : perdarahan, peradangan
11) Lidah : edema,hiperemasis
12) Gigi : karies
13) Mata : konjungtiva pucatexotalmus, tanda-tanda infeksi
14) Kuku : mudah patah
d. D (Diet)
1) Apakah makanan kesukaan, waktu makan, anggaran makan
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
3) Apakah ada penurunan atau peningkatan berat badan dan periode
waktunya
4) Adakah toleransi makanan/minuman tertentu
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh
b. Ketidakseimbangan Nutrisi : Lebih dari Kebutuhan Tubuh
3. Rencana atau Intervensi
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi

Intervensi Rasional
1. Kaji status pasien meliputi ABCD, Membantu mengkaji pasien
tanda-tanda vital, sensori dan
bising usus
2. Sajikan makanan yang mudah Meningkatkan selera makan dan intake
dicerna dalam keadaan hangat dan makan
tertutup, dan berikan sedikit-
sedikit tetapi sering
3. Bantu pasien makan jika tidak Membantu pasien makan
mampu

4. Anjurkan pasien untuk makan Meningkatkan nafsu makan


sedikit-sedikit tetapi sering

5. Ukur intake makanan dan timbang Observasi kebutuhan nutrisi


berat badan

6. Anjurkan pasien untuk Mengurangi ketidaknyamanan


menghindari makanan yang
mengandung gas
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Diet sesuai dengan kebutuhan pasien
menentukan diet yang tepat bagi
pasien
8. Monitor hasil lab, seperti glukosa, Monitor status nutrisi
elektrolit, albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter

b. Ketidak seimbangan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


Kriteria hasil :
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan BB terkontrol
2) Perencanaan BB yang akan datang
3) Tidak terjadinya BB yang berlebihan

Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian pola makan Informasi dasar untuk perencanaan awal
pasien dan validasi data
2. Ukur intake makanan Mengetahui jumlah kalori yang masuk
3. Buat program latihan olahraga Meningkatkan kebutuhan energi

4. Anjurkan pasien untuk Menghindari kegagalan program


menghindari makanan yang penurunan BB
banyak mengandung lemak

5. Berikan pengetahuan tentang Memberikan informasi untuk


program diet yang benar dan menghindari komplikasi yang timbul
akibat yang timbul akibat
kelebihan BB
6. Kolaborasi dengan ahli diet yang Menentukan makanan yang sesuai dengan
tepat pasien

B. Ibu Hamil
1. Pengkajian
a. Pola Persepsi Pemeliharaan Kesehatan
1) Riwayat kehamilan saat ini dan sebelumnya
2) Riwayat pemeliharaan kesehatan : alergi, penyakit kronis
3) Riwayat obstetrik : usia menarche, riwayat menstruasi, riwayat pms
b. Pola Nutrisi Metabolik
1) Penurunan BB
2) Kurang nafsu makan
3) Mual muntah
c. Pola eliminasi
1) Mual muntah berlebih
2) Sering buang air kecil
d. Pola Aktivitas dan latihan
1) Adanya kelelahan dan toleransi aktivitas
2) Kelemahan, kelelahan, malaise
3) Penurunan latihan
e. Pola Persepsi Kognitif
1) Adanya sakit kepala, pusing
2) Adanya rasa baal ditangan dan kaki
3) Adanya gangguan penglihatan dan pendengaran
4) Gatal-gatal
f. Pola mekanisme koping
Kecemasan b.d persiapan kehamilan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perubahan pola nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d perubahan selera makan
nausea dan vomitus
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan
c. Gangguan rasa nyaman b.d perubahan fisik
d. Kurang pengetahuan mengenai kehamilan normal
3. Rencana Keperawatan & Evaluasi

C. Ibu Post Partum


1. Pengkajian
a. Data umum pasien
b. Riwayat kehamilan
c. Riwayat persalinan
d. Riwayat ginekologi
e. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa dan Perencanaan
a. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
Kriteria hasil
1) Bunyi nafas normal
2) TTV batas normal
3) Ekspansi paru mengembang

Intervensi :

1) Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya


pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan /pelebaran nasal.
Rasional: kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan
bervariasitergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang
berhubungandengan atelektasis dan atau nyeri dada.
2) Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas sepertikrekels, wheezing.
Rasional: ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan
pernafasan
3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Rasional: duduk tinggi
memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan
4) Kolaborasi: Berikan oksigen tambahan. Rasional: memaksimalkan upaya
bernapas dan menurunkan kerja napas
b. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi urine dan edema
Kriteria Hasil
1) Bebas dari edema dan efusi
2) Hasil pemeriksaan labolatorium normal

Intervensi :
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat. Rasional: catatan intake
dan output merupakan bahan pertimbangan terhada perencanaan tindak lanjut
2) Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan(BUN,osmolalitas urin).
Rasional: hasil laboratorium dapat diketahui adanya perubahankeseimbangan
cairan
3) Monitor vital sign. Rasional: tanda-tanda vital klien berperan dalam
perkembangan kondisi klien
4) Monitor indikasi retensi /kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensivena
leher, asites). Rasional: retensi atau kelebihan cairan berefek pada terjadinya
cracles, CVP,edema, distensi vena leher dan asites
5) Kaji lokasi dan luas edema. Rasional: merupakan evaluasi seberapa besar efek
kelebihan cairan yangterjadi sehingga bisa dilakukan penanganan yang tepat
6) Monitor masukan makanan / cairan. Rasional: masukanmakanan atau cairan
yang akurat dapat mempercepatkeseimbangan volume cairan
7) Kolaborasi: Berikan diuretik sesuai instruksi. Rasional: mengurangi kelebihan
cairan
8) Monitor berat badan. Rasional: adanya kelebihan volume cairan menyebabkan
peningkatan beratbadan klien
9) Monitor elektrolit. Rasional: kelebihan cairan berefek pada
ketidakseimbangan elektrolit
c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak
cukup karena kebutuhan metabolik dan menggantikan kehilangan
Kriteria hasil
1) Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2) BB ideal
3) Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi
4) Tidak terjadi malnutrisi
5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6) Tidak ada tanda penurunan BB

Intervensi
1) Kaji alergi makanan. Rasional: agar makanan yang diberikan tidak
memberikan efek samping negatif terhadap tubuh
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yangdibutuhkan klien. Rasional: perhitungan jumlah kalori dan nutrisi yang
akurat dapat menyeimbangkan nutrisi tubuh
3) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.
Rasional: mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh
4) Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat tinggi untuk mencegah.
konstipasi. Rasional: makanan yang mengandung serat tinggi mencegah
konstipasi
5) Berikan informasi tentangkebutuhan nutrisi. Rasional: meningkatkan
pengetahuan klien tentang kebutuhan nutrisi,sehingga klien dapat berinisiatif
sendiri mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya
6) Kaji kemampuan klien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Rasional:
nutrisi yang dibutuhkan terkadang tidak dapat diperoleh karena klien tidak
mampu untuk untuk mendapatkannya

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit.

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.


Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi
yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti jenis kelamin,
usia, aktivitas, dan lain-lain.  Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

B. Saran
Memenuhi kebutuhan nutrisi sangat penting agar meltabolisme tubuh tetap terjaga.
Maka dari itu, dengan adanya makalah ini diharapkan masyarakat mampu mengontrol
intake makanan dalam tubuh dan perawat dapat menjadikan sebagai pedoman dalam
asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan masyarakat.
Jakarta : EGC

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi kedua. Jakarta : EGC

Lusa. 2010. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas Nutrisi dan Cairan.


http://www.lusa.web.id/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-nutrisi-dan-
cairan (diakses pada tanggal 01 Jan 2014)

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai