Post Partum
Mata kuliah :
Keperawatan Maternitas I
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
NADIATUL KHAIRIYAH
A 2018 1
1811112310
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Nutrisi pada Remaja, Ibu Hamil dan Postpartum”. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I pada Semester ganjil (III) Fakultas Keperawatan, jurusan Ilmu
Keperawatan tahun ajaran 2019/2020.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah........................................................................................ 1
1.3 TujuanPenulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pentingnya Pemenuhan Nutrisi..................................................................... 3
2.2 Kebutuhan Nutrisi untuk Remaja Perempuan, Ibu hamil dan Post Partum. 3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi........................................... 9
2.4 Masalah Umum Terkait Kebutuhan Nutrisi............................................... 10
2.5 Asuhan Keperawatan Nutrisi pada Remaja Perempuan, Ibu Hamil dan
Post Partum ...................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari
dalam jumlah tetentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan
dalam jangka waktu lama alan berakibat buruk terhadap kesehatan. Kebutuhan akan enegri
dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor, seperti umur, gender, berat badan, iklim
dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan
yang sesuai untuk rata-rata penduduk yang yang hidup di daerah tertentu. Angka kecukupan
gizi yang dianjurkan digunakan sebagai standar guba mencapai status gizi optimal bagi
penduduk.
2.2 Kebutuhan Nutrisi pada Remaja Perempuan, Ibu Hamil dan Postpartum
Berikut ini adalah kebutuhan nutrisi pada remaja perempuan, Ibu hamil dan
Postpartum.
A. Remaja Perempuan
Masa pubertas yang dialami remaja adalah masa dimana terjadinya perubahan
hormonal. Perubahan hormonal ini berkaitan dengan pertumbuhan pada masa remaja.
Remaja akan menambah 20% tinggi badannya dan hampir 50% dari berat orang dewasa
selama masa remaja. Karena masa inilah remaja membutuhkan banyak nutrisi karena
kebutuhan gizinya yang meningkat. Apa saja nutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh
tubuh?
1. Kalori
Remaja putri membutuhkan kira-kira 2.200 kalori perhari. Idealnya kebutuhan
kalori tersebut bersumber dari protein, susu rendah lemak, biji-bijian (kacang-
kacangan, sayuran dan buah-buahan.
2. Protein
Remaja membutuhkan protein sebesar 45 hingga 60gram perhari untuk tumbuh dan
membentuk otot. Protein sangat mudah didapat dari berbagai sumber makanan
sehat, seperti daging, telur, ikan, dan susu. Untuk vegetarian protein bisa didapat
dari makanan yang berbahan kacang-kacangan.
3. Kalsium
Saat masa pubertas, tubuh membutuhkan banyak kalsium untuk menyimpannya
sebagai tabungan untuk membentuk tulang yang kuat saat dewasa. Karena
memasuki usia 20 tahun penyerapan asupan kalsium untuk tulang akan berkurang.
Remaja membutuhkan asupan kalsium sebesar 1.200mg setiap harinya. Asupan
kalsium dapat berasal dari susu, sereal, buah dan sayur yang kaya akan kalsium.
4. Zat besi
Zat besi membantu darah membawa oksigen keseluruh otot, juga membuat fungsi
otak bekerja maksimal dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam
melawan penyakit. Remaja perempuan membutuhkan asupan zat besi sebanyak
15mg perharinya. Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih besar dibandingkan
kebutuhan zat gizi untuk laki-laki, hal ini karena perempuan mengalami menstruasi.
Saat menstruasi perempuan membutuhkan zat besi yang lebih banyak untuk
menghindari adanya resiko kekurangan darah.
5. Vitamin
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil,
yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus
didatangkan oleh makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh.
Kebutuhan vitamin thiamin, riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat.
Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolism energi. Begitu uga
dengan folat dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak
kalah pentingnya adalah vitamin D yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otot.
Vitamin A, C, dan E dibutuhkan untuk pertumbuhan dan mendukung fungsi sel
baru.
B. Ibu Hamil
Seorang ibu yang tidak memiliki asupan gizi yang cukup selama masa
kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Apabila
hal ini berlangsung terus-menerus dan tidak segera diatasi maka bayi akan lahir
dengan berat rendah (dibawah 2500 gram), sedangkan untuk ibu yang
kekurangan gizi, maka selama ia menyusui ASI yang dihasilkan sedikit.
Kebutuhan selama hamil yag berbeda-beda untuk setiap individu dan juga
dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan
salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu nutrient
terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan :
1. Energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan
dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan
yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Pada awal
kehamilan trimester I kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi sedikit
peningkatan pada trimester II dan trimester III. Kebutuhan energi pada wanita
dewasa 2500 kalori, terjadi peningkatan 300 kalori pada wanita hamil.
2. Protein
Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias membangun jaringan
tubuh janin (asupan protein yang kurang dapat menghambat pertumbuhan
janin). Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung usia
kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar
antara 350-450 g. pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai
trimester kedua, protein yang diperlukan dan asam amino yang esensial sangat
diperlukan pada trimester awal ini. Pada memasuki trimester akhir,
pertumbuhan janin sangat cepat sehingga perlu protein dalam jumlah yang
besar juga yaitu 10 gram/hari.
3. Lemak
Ibu hamil juga perlu meningkatkan asupan cairan karena dapat mencegah
konstipasi selama kehamilan. Kebutuhan asupan air ditingkatkan, sedikitnya 8 gelas
setiap hari. Dan mengkonsumsi serat yang banyak terdapat pada buah dan sayuran,
yang berguna untuk membantu kerja system ekskresi sehingga mudah buang air
besar.
C. Ibu Post Partum
Menurut Sulistyoningsih (2011: 154) Berikut ini beberapa zat gizi yang perlu
diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:
1. Energi
Kebutuhan energi ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20%
protein, dan 20-30% lemak. kebutuhan energi yang meningkat 500-700 kkal,
dengan demikian bila ibu biasa makan 3 kali dengan porsi yang ditambah.
Meningkatnya kebutuhan energi ini karena diasumsikan tiap 100cc ASI mampu
memasok 67-77 kall, sedangkan ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada
bulan pertama dan 600 cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini
menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat badan ibu
kembali normal dan menipis isu bahwa menyusui dapat menyebabkan
kegemukan.
2. Protein
3. Lemak Jenuh
Menurut Sulistyaningsih, (2011: 52), faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu
sebagai berikut :
a. Faktor Ekonomi
Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu
yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan makanan atau minuman tertentu
dari sisi agama dikarenakan makanan atau minuman tersebut membahayakan jasmani
dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi
pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.
d. Faktor Pendidikan
e. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku
makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta
adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam
keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang
terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga.
Di Indonesia batas ambang LILA sangat resiko KEK adalah 23,5 cm hal
ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi
BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan
mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan
perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum
kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya
hamil kurang dari 23,5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka
tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR.
2. Anemia
Banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status
sosial ekonomi (pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan), serta
perolehan tablet zat besi
Intervensi Rasional
1. Kaji status pasien meliputi ABCD, Membantu mengkaji pasien
tanda-tanda vital, sensori dan
bising usus
2. Sajikan makanan yang mudah Meningkatkan selera makan dan intake
dicerna dalam keadaan hangat dan makan
tertutup, dan berikan sedikit-
sedikit tetapi sering
3. Bantu pasien makan jika tidak Membantu pasien makan
mampu
Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian pola makan Informasi dasar untuk perencanaan awal
pasien dan validasi data
2. Ukur intake makanan Mengetahui jumlah kalori yang masuk
3. Buat program latihan olahraga Meningkatkan kebutuhan energi
B. Ibu Hamil
1. Pengkajian
a. Pola Persepsi Pemeliharaan Kesehatan
1) Riwayat kehamilan saat ini dan sebelumnya
2) Riwayat pemeliharaan kesehatan : alergi, penyakit kronis
3) Riwayat obstetrik : usia menarche, riwayat menstruasi, riwayat pms
b. Pola Nutrisi Metabolik
1) Penurunan BB
2) Kurang nafsu makan
3) Mual muntah
c. Pola eliminasi
1) Mual muntah berlebih
2) Sering buang air kecil
d. Pola Aktivitas dan latihan
1) Adanya kelelahan dan toleransi aktivitas
2) Kelemahan, kelelahan, malaise
3) Penurunan latihan
e. Pola Persepsi Kognitif
1) Adanya sakit kepala, pusing
2) Adanya rasa baal ditangan dan kaki
3) Adanya gangguan penglihatan dan pendengaran
4) Gatal-gatal
f. Pola mekanisme koping
Kecemasan b.d persiapan kehamilan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perubahan pola nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d perubahan selera makan
nausea dan vomitus
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan
c. Gangguan rasa nyaman b.d perubahan fisik
d. Kurang pengetahuan mengenai kehamilan normal
3. Rencana Keperawatan & Evaluasi
Intervensi :
Intervensi :
1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat. Rasional: catatan intake
dan output merupakan bahan pertimbangan terhada perencanaan tindak lanjut
2) Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan(BUN,osmolalitas urin).
Rasional: hasil laboratorium dapat diketahui adanya perubahankeseimbangan
cairan
3) Monitor vital sign. Rasional: tanda-tanda vital klien berperan dalam
perkembangan kondisi klien
4) Monitor indikasi retensi /kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensivena
leher, asites). Rasional: retensi atau kelebihan cairan berefek pada terjadinya
cracles, CVP,edema, distensi vena leher dan asites
5) Kaji lokasi dan luas edema. Rasional: merupakan evaluasi seberapa besar efek
kelebihan cairan yangterjadi sehingga bisa dilakukan penanganan yang tepat
6) Monitor masukan makanan / cairan. Rasional: masukanmakanan atau cairan
yang akurat dapat mempercepatkeseimbangan volume cairan
7) Kolaborasi: Berikan diuretik sesuai instruksi. Rasional: mengurangi kelebihan
cairan
8) Monitor berat badan. Rasional: adanya kelebihan volume cairan menyebabkan
peningkatan beratbadan klien
9) Monitor elektrolit. Rasional: kelebihan cairan berefek pada
ketidakseimbangan elektrolit
c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak
cukup karena kebutuhan metabolik dan menggantikan kehilangan
Kriteria hasil
1) Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
2) BB ideal
3) Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi
4) Tidak terjadi malnutrisi
5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6) Tidak ada tanda penurunan BB
Intervensi
1) Kaji alergi makanan. Rasional: agar makanan yang diberikan tidak
memberikan efek samping negatif terhadap tubuh
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yangdibutuhkan klien. Rasional: perhitungan jumlah kalori dan nutrisi yang
akurat dapat menyeimbangkan nutrisi tubuh
3) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe, protein dan vitamin C.
Rasional: mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh
4) Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat tinggi untuk mencegah.
konstipasi. Rasional: makanan yang mengandung serat tinggi mencegah
konstipasi
5) Berikan informasi tentangkebutuhan nutrisi. Rasional: meningkatkan
pengetahuan klien tentang kebutuhan nutrisi,sehingga klien dapat berinisiatif
sendiri mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya
6) Kaji kemampuan klien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Rasional:
nutrisi yang dibutuhkan terkadang tidak dapat diperoleh karena klien tidak
mampu untuk untuk mendapatkannya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit.
B. Saran
Memenuhi kebutuhan nutrisi sangat penting agar meltabolisme tubuh tetap terjaga.
Maka dari itu, dengan adanya makalah ini diharapkan masyarakat mampu mengontrol
intake makanan dalam tubuh dan perawat dapat menjadikan sebagai pedoman dalam
asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan masyarakat.
Jakarta : EGC