Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

STATUS GIZI TERHADAP TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Status Gizi Ibu dan Anak : Penilaian, Deteksi Dini, dan Solusi Masalah
Dosen Pengampu Prof. Dr. Yulia Lanti Retno Dewi, dr., M.Si.

Disusun oleh :

ULUL AZMI ZUHAIRA

NIM. S022102041

PROGRAM STUDI S-2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


KESEHATAN IBU DAN ANAK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul Status Gizi
terhadap Terjadinya Anemia pada Ibu Hamil mempunyai tujuan untuk menambah
pengetahuan. Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Yulia
Lanti Retno Dewi, dr., M.Si. selaku dosen mata kuliah Status Gizi Ibu dan Anak :
Penilaian, Deteksi Dini, dan Solusi Masalah yang telah memberikan kesempatan untuk
membuka kembali wawasan dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman –
teman yang telah mendukung menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman,
dosen, mahasiswa, dan pihak-pihak terkait, seperti masyarakat umum. Saya mohon
maaf dan saya juga dengan terbuka menerima setiap kritik dan saran yang membangun
dari berbagi pihak supaya isi dalam makalah semakin bermutu.

Blitar, 10 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB  I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................2
BAB  2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Status Gizi.....................................................................................3
2.2 Pengertian Anemia..........................................................................................
2.3 Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia..........................
2.4 Gejala Dan Dampak Gizi Kurang Terhadap Anemia Pada Ibu Hamil............
2.5 Upaya Pencegahan dan Penanganan Anemia pada Ibu Hamil........................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama
kehamilan berlangsung. Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan sangat
membantu ibu hamil dan janin tetap sehat. Status gizi merupakan status kesehatan
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara hubungan dan masukan nutrisi. Gizi ibu
hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi selama
kehamilan. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. (Dewi, 2017)
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari
kejadian anemia. Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai risiko kesakitan
yang lebih besar terutama pada trisemester III kehamilan dibandingkan dengan ibu
hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar melahirkan
bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, dan pasca-kehamilan
yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme
tubuh ibu. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme tinggi, misalnya untuk
mengangkat tubuh janin dan membentuknya menjadi organ. Jika zat besi di awal
kehamilan rendah, maka dapat mengakibatkan anemi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan status gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan anemia?
3. Apa hubungan status gizi dengan kejadian anemia ibu hamil?
4. Apa tanda gejala dan dampak gizi kurang terhadap anemia pada ibu hamil?
5. Bagaimana upaya pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian status gizi.
2. Untuk mengetahui pengertian anemia.
3. Untuk hubungan status gizi dengan kejadian anemia ibu hamil.
4. Untuk mengetahui tanda gejala dan dampak anemia karena kekurangan gizi pada
ibu hamil.
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini untuk memberikan informasi tentang status
gizi terhadap terjadinya anemia pada ibu hamil.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis sehingga dapat
digunakan untuk acuan sebagai salah satu promotor kesehatan.
b. Bagi Masyarakat
Makalah ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
masyarakat bahwa gizi ibu hamil sangat penting untuk dicukupi agar tidak
menimbulkan berbagai masalah pada ibu dan janin yang dikandungnya.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan
Makalah ini dapat membantu tenaga kesehatan menambah
pengetahuan untuk melakukan suatu promosi kesehatan secara preventif
dan promotif tentang status gizi kepada ibu hamil dan masyarakat dengan
tepat dan komprehensif.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Status Gizi


2.1.1 Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah faktor yang terdapat dalam level individu, faktor
yang dipengaruhi langsung oleh jumlah dan jenis asupan makanan. Diartikan
juga sebagai keadaan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan
dengan salah satu atau kombinasi ukuran-ukuran gizi tertentu (Supariasa, et
al, 2016).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan
digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja,
dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin, jika dalam
keadaan sebaliknya maka akan terjadi masalah gizi (Almatsier, 2009).

2.1.2 Pengertian Status Gizi Ibu Hamil


Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh
ibu hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam
mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh (Supariasa, 2016). Gizi dan
Nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama
kehamilan berlangsung. Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan sangat
membantu ibu hamil dan janin tetap sehat.

2.1.3 Zat Gizi yang Diperlukan Ibu Hamil


Status gizi ibu hamil yang buruk dengan defisiensi multivitamin
merupakan faktor predisposisi terbesar terjadinya anemia dalam kehamilan.
Nutrisi sangat penting untuk kesejahtraan ibu hamil dan bayi. Nutrisi yang
tidak memadai dapat menyeabapkan masalah selama kehamilan seperti
anemia, kekurangan oksigen saat melahirkan bayi, berat badan lahir rendah
dan kematian bayi. Berikut ini kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil
menurut (Maryam, 2016) :
1) Kebutuhan energi/kalori
Selama kehamilan, terjadi peningkatan kalori sejalan dengan
peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan . Ibu
membutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin. Pada awal kehamilan trimester pertama kebutuhan energi masih
sedikit dan akan terjadi peningkatan pada trimester kedua. Pada trimester
kedua, energi digunakan untuk penambahan darah, perkembangan uterus,
pertumbuhan jaringan mamae, dan penimbunan lemak. Pada trimester
ketiga energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan placenta.
2) Zat Besi
Zat besi bertanggung jawab dalam pembentukan sel darah merah
dan hemoglobin yang sangat dibutuhkan untuk memasok oksigen serta
nutrisi ke tubuh ibu hamil dan janin. Dengan mencukupi kebutuhan zat
besi per hari, ibu hamil bisa terhindar dari anemia. Makanan yang
mengandung zat besi, seperti biji-bijian, daging merah, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan hati.
3) Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat sangat penting bagi ibu hamil karena janin
memerlukan 40 gram glukosa per hari yang akan digunakan untuk sumber
energi. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan
membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Sumber
karbohidrat yang perlu dibatasi adalah gula seperti kue manis dan permen.
Sementara sumber karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah
karbohidrat yang kompleks seperti roti gandum, kentang, serealia atau
padi-padian yang tidak digiling. Kebutuhan karbohidrat untuk ibu hamil
yaitu 1.500 kalori.
4) Protein dan asam amino
Peranan protein selama kehamilan yaitu untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta pembentukan placenta dan cairan amnion untuk
pertumbuhan jaringan maternal, seperti pertumbuhan jaringan mamae ibu
dan uterus dan juga untuk penambahan volume darah. Menurut WHO
kebutuhan protein untuk ibu hamil adalah 0.75g/kg BB/hari. Secara
keseluruhan jumlah protein yang dibutuhkan 60-70 gram setiap hari.
Kekurangan asupan protein dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin, cacat bawaan, berat badan lahir rendah dan keguguran.
5) Lemak
Lemak dibutuhkan untuk membentuk energi dan perkembangan
sistem syaraf janin. Lemak yang dimaksud adalah asam lemak
Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexanoic Acid (DHA) berperan
penting untuk pertumbuhan dan pekembangan mata dan otak. Ibu hamil
dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak boleh lebih
dari 25%.
6) Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk meningkatkan proses metabolisme
tubuh, terutama yang berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,
protein maupun lemak. Vitamin yang dibutuhkan seperti:
a. Vitamin A untuk proses pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata,
rambut, kulit, organ dalam dan fungsi rahim. Vitamin A terdapat pada
kuning telur, ikan, hati, wortel, labu kuning, bayam, kangkung, buah-
buahan berwarna.
b. Vitamin D untuk metabolisme kalsiumdan fosfor. Kebutuhan vitamin D
selama kehamilan belum diketahui secara pasti tapi diperkirakan 10
mg/hari. Paparan sinar matahari pagi meningkatkan kadar vitamin E.
c. Vitamin E diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus.
Kebutuhan vitamin E untuk ibu hamil sekitar 15 mg. Sumber vitamin E
seperti almond, kacang, zaitun, minyak matahari, susu, sereal gandum,
brokoli, wortel, apel dan alpukat.
d. Vitamin C diperlukan untuk memperkuat pembuluh darah, mengurangi
resiko infeksi setelah melahirkan, membantu pertumbuhan tulang dan
gigi, mencegah anemia, mempercepat penyembuhan luka dan
membantu penyerapan zat besi. Sumber makanan vitamin C seperti
buah, sayuran segar, jeruk, kiwi, pepaya, bayam, kol, brokoli dan tomat.
e. Vitamin B6 diperlukan untuk metabolisme asam amino, mengatasi rasa
mual dan muntah.
f. Asam folat merupakan kelompok vitamin B paling utama untuk
mencegah cacat tabung syaraf, perkembangan tulang, jaringan dan
darah serta mencegah bayi mengalami kelainan.
7) Mineral
Terdapat berbagai macam mineral yang sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil seperti:
a. Kalsium
Kalsium pada fetus digunakan untuk pembentukan tulang dan gigi.
Sumber kalsium seperti keju, yoghurt, teri, udang kecil, dan
kacangkacangan.
b. Magnesium
Magnesium dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan
lunak. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan keguguran dan
kelahiran prematur. Sumber magnesium seperti kenari, daging, telur,
susu, kacang almond, sayuran berdaun hijau, dan biji-bijian.
c. Seng
Seng dibutuhkan untuk perkembangan jaringan terutama otak dan jenis
kelamin. Sumber seng seperti keju, kerang, ayam, daging, telur, kacang,
wortel, jagung manis, makanan laut.
d. Yodium
Defisiensi yodium mengakibatkan kretinisme. Jika kekurangan terjadi
kemudian, pertumbuhan anak akan terhambat. Tambahan yodium yang
diperlukan oleh ibu hamil sebanyak 25 ug/hari.
e. Fosfor
Fosfor berhubungan erat dengan kalsium. Fosfor berfungsi pada
pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metaolisme kalsium
ibu. Jika jumlah didalam tubuh tidak seimbang sering mengakibatkan
kram pada tungkai.
8) Elemen lain
Zat besi dianjurkan untuk ibu hamil yaitu minimal 90 tablet selama
masa kehamilan. Zat besi digunakan untuk membentuk sel darah merah,
pertumbuhan dan metabolisme energi, dan mencegah terjadinya anemia.
Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan ibu menderita
anemia. Ibu hamil membutuhkan rata-rata 800 mg. Kebutuhan ini terdiri
300 mg digunakan janin dan plasenta dan 500 mg digunakan untuk
meningkatkan masa hemoglobin maternal. Sumber zat besi seperti daging
berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, tempe,
roti dan sereal.

2.2 Anemia
2.2.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah kekurangan sel darah merah (eritrosit), umumnya
sebagai akibat kekurangan zat besi dari konsumsi makanan atau kehilangan
darah yang berlebihan (Sandjaja, 2009).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah
di bawah normal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk
pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat, ataupun vitamin
B12. Anemia yang sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia
karena kekurangan zat besi (Fe), sehingga lebih dikenal dengan istilah anemia
gizi besi (Sulistyoningsih, 2011).

2.2.2 Pengertian Anemia pada Ibu Hamil


Anemia dalam kehamilan adalah penurunan kadar hemoglobin kurang
dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester I dan ke III dan kurang
dari 10 g/dl selama masa post partum dan trimester II (Atikah dan Asfuah,
2009).

2.2.3 Jenis Anemia pada Kehamilan


Beberapa jenis anemia yang dapat terjadi selama kehamilan menurut
(Sarwono, 2010) adalah:
1) Anemia defesiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Diagnosa anemia defisiensi besi dapat
dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat
lelah, sering pusing, mata berkunangkunang dan keluhan mual muntah
pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sachili, dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III.
2) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik dimana anemia disebabkan karena defisiensi
asam folat (Pterylgutamic Acid) dan defisiensi vitamin B12
(Cyanocobalamin) walaupun jarang. Pada kehamilan, kebutuhan folat dan
vitamin B12 meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena transfer
folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepaskannya cadangan folat
maternal. Gejala defesiensi folat defesiensi vitamin B sama dengan
anemia secara umum seperti kulit yang kasar dan glositis. Anemia ini
sering ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau
segar atau makanan dengan protein hewani tinggi.
3) Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang
dalam membentuk sel-sel darah merah baru. Untuk diagnosis memerlukan
pemeriksaan darah fungsi lengkap, pemeriksaan fungsi eksternal, dan
pemeriksaan retikulosit.
4) Anemia Hemolitik
Gejala anemia hemolitik anatara lain adalah kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, dampak organ vital. Anemia hemolitik
disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya.

2.2.4 Penyebab Anemia pada Kehamilan


Menurut (Atikah and Asfuah, 2009) penyebab anemia selama
kehamilan yaitu:
1) Makanan yang kurang bergizi.
2) Gangguan pencernaan dan malabsorbsi.
3) Kurangnya zat besi dalam makanan.
4) Kebutuhan zat besi yang meningkat.
Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin dan plasenta
sehingga cadangan zat besi dalam diri ibu habis (Cantor et al., 2015).
5) Kehilangan darah yang banyak seperti riwayat persalinan sebelumnya,
haid dll.
6) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria.

2.3 Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia


Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia, dimana ibu
hamil dengan status gizi baik cenderung berisiko tidak anemia sebanyak 6.500 kali
dibandingkan status gizi yang kurang. Penyebab anemia adalah kurang gizi, kurang
zat besi, kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit
kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai selama
kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan
bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam darah, seperti penambahan
volume plasma yang relatif lebih besar dari pada penambahan massa hemoglobin
dan volume sel darah merah. Maka dari itu, ibu hamil diharuskan mengonsumsi
makanan yang memiliki gizi yang dibutuhkan oleh tubuh selama masa kehamilan.
Menurut (Maryam, 2016) beberapa faktor yang menentukan status gizi ibu hamil
adalah :
1) Kebiasaan dan pandangan ibu hamil terhadap makanan
Ibu yang sedang hamil atau yang sudah berkeluarga biasanya lebih
memperhatikan gizi anggota keluarganya daripada dirinya sendiri. Seharunya
ibu hamil memperhatikan konsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan
dan perkembangan janin juga kesehtan ibu sendiri.
2) Status ekonomi
Pendapatan ekonomi seseorang sangat mempengaruhi dalam pemilihan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Seseorang dengan ekonomi tinggi
kemudian hamil kemungkinan besar gizi yang diperlukan akan tercukupi.
3) Pengetahuan zat gizi dan makanan
Pengetahuan yang dimiliki seorang ibu hamil akan mempengaruhi
pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada perilaku ibu hamil. Ibu
hamil dengan pengetahuan gizi yang baik akan memberikan gizi yang cukup
untuk janin yang dikandungnya.
4) Status kesehatan
Status kesehatan yang tidak optimal menunjukan gejala nafsu makan
yang menurun dan jika dibiarkan akan memperberat kondisi ibu hamil.
5) Aktivitas
Aktivitas masing-masing ibu hamil berbeda-beda. Ibu dengan aktivitas
yang aktif otomatis memerlukan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan
ibu yang hanya duduk/diam saja. Setiap aktivitas memerlukan energi. Ibu hamil
dengan aktivitas yang tinggimembutuhkan gizi sesuai dengan aktivitas sehari-
harinya.
6) Pantang makanan karena budaya
Kepercayaan terhadap makanan juga dapat mempengaruhi asupan
makanan ibu hamil. Misalnya, kepercayaan bahwa pada waktu hamil ibu
dilarang makan ikan karena karena dikhawatirkan bayinya lahir berbau amis.
Padahal konsumsi ikan terutama ikan laut justru sangat dianjurkan karena
kandungan lemaknya rendah, proteinnya tinggi, serta mengandung omega 3 dan
6 yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak janin dalam kandungannya.
7) Berat badan
Penambahan berat badan ibu hamil akan menentukan zat makanan yang
lebih dibutuhkan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar. Menurut
Wibisono (2009) dalam kenaikan berat badan pada ibu hamil berbeda-beda
tergantung dari berat badan sebelum hamil.
8) Umur
Umur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ibu
dan janin. Semkin tua umur ibu hamil, energi yang dibutuhkan ibu juga
semakin tinggi.

2.4 Tanda Gejala dan Dampak Anemia karena Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil
2.4.1 Gejala Anemia pada Ibu Hamil
Menurut (Atikah dan Asfuah, 2009) tanda dan gejala anemia pada
kehamilan yaitu:
1) Badan lemah
2) Warna kulit cenderung pucat
3) Mudah mengantuk
4) Mengalami malnutrisi
5) Cepat lelah
6) Sering pusing dan sakit kepala
7) Warna kulit pucat
8) Mata berkunang-kunang
9) Nafsu makan menurun

10) Nyeri dada dan sesak napas

2.4.2 Dampak dari Anemia karena Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil
Pada anemia yang disebabkan karena kekurangan zat gizi ditandai
dengan adanya gangguan dalam sintesis hemoglobin karena kekurangan zat
gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan
konsumsi zat besi atau karena gangguan absorbsi. Zat gizi yang bersangkutan
adalah besi, protein, piridoksin (vitamin B6) yang mempunyai peran sebagai
katalisator dalam sintesis hem di dalam molekul hemoglobin, zat gizi tersebut
terutama zat besi (Fe) merupakan salah satu unsur gizi sebagai komponen
pembentukan hemoglobin atau membentuk sel darah merah. Kekurangan zat
besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan sel-sel
tubuh termasuk sel-sel otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran,
lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan
selama peralinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan
janinnya. Ibu hamil dengan anemia zat besi tidak mampu memenuhi
kebutuhan zat besi pada janinnya secara optimal sehingga janin sangat resiko
terjadinya gangguan kematangan atau kematuran organ-organ tubuh janin dan
resiko terjadinya prematur. Perdarahan saat melahirkan pada keadaan anemia
akan sangat beresiko mudahnya terjadi syok hipovolemik dan kematian akan
lebih besar.
Menurut (Proverawati, 2009) dampak anemia pada kehamilan adalah:
1) Trimester Pertama Abortus, missed abortus, dan kelainan congenital.
2) Trimester Kedua dan Trimester III Persalinan premature, perdarahan
antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam Rahim, Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR), mudah terkena infeksi, Intetlligence Guotient (IQ)
rendah (Proverawati, 2009)
2.5 Upaya Pencegahan dan Penanganan Anemia pada Ibu Hamil
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk mengatasi
anemia dan awal untuk mencegah dan meminimalkan konsekuensi serius
perdarahan antara lain:
1) Pengobatan yang aman dan efektif dapat memastikan ibu hamil memiliki kadar
Hb yang normal. WHO merekomendasikan pemberian sumplemen zat besi
secara umum dengan dosis 60 mg zat besi oral harian selama 6 bulan (Evi,
2016).
2) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil tentang anemia, nutrisi
yang sehat selama kehamilan dan mengkonsumsi tablet besi (Aisyah dan
Fitriyani, 2016).
3) Mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi misalnya sayuran berdaun
hijau,bayam, daging merah dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin
misalnya tomat, jeruk, kiwi selama kehamilan dapat memastikan ibu hamil
terhindar dari anemia (Proverawati, 2011).
4) Menjaga pola makan yang baik dan memenuhi gizi seimbang serta banyak
mengkonsumsi pangan hewani yang mengandung sumber Fe misalnya daging
merah, ikan dan hati (Maryam, 2016).
5) Biasakan untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang memudahkan
penyerapan zat besi seperti, vitamin C, air jeruk, jus jambu, ikan dll.
6) Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang menghambat penyerapan
zat besi, seperti teh dan kopi (Syafrudin, 2011).
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Memperhatikan kecukupan gizi sangatlah penting bagi ibu hamil, mulai dari
permulaan kehamilan, sampai menjelang persalinan dan menyusi. Apabila pada
awal kehamilan terjadi malnutrisi, maka akan sangat mempengaruhi perkembangan
ibu dan janin dalam rahim untuk mempertahankan hidupnya. Nutrisi sangat penting
untuk kesejahtraan ibu hamil dan bayi. Nutrisi yang tidak memadai dapat
menyeabapkan masalah selama kehamilan seperti anemia. Seorang wanita hamil
akan mengalami peningkatan volume darah, hal ini menyebabkan kebutuhan akan
zat besijuga meningkat. Jumlah zat besi yang dibutuhkan selama hamil sekitar 800-
1000 mg diantaranya untuk mencukupi kebutuhan peningkatan sel darah merah
yang membutuhkan zat besi 300-400 mg zat besi hingga usmur kehamilan 32
minggu, untuk memenuhi kebutuhan janin sekitar 100-200 mg zat besi dan untuk
memenuhi pertumbuhan plasenta sekitar 100-200 mg zat besi. Jadi selama masa
kehamilan, kecukupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil harus benar-
benar tercukupi agar tidak membahayakan bagi ibu dan juga janin yang
dikandungnya.

3.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca
mengenai status gizi terhadap terjadinya anemia pada ibu hamil. Kesehatan ibu dan
janin yang dikandung merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh
siapapun maka dari itu dengan adanya makalah ini, penulis berharap kasus anemia
pada ibu hamil dapat berkurang dan sebelum melaksanakan program hamil
diharapkan untuk selalu mengupayakan upaya preventif terhadap terjadinya anemia
dengan cara mengatur dan juga merubah pola kebiasaan konsumsi makanan yang
buruk karena apabila kurang konsumsi makanan yang bergizi akan sangat
berdampak saat masa kehamilan tiba.
Daftar Pustaka

Aisyah, R. D. dan Fitriyani. 2016. Faktor Internal dan Eksternal yang Berhubungan
dengan Kejadian Anemia Di Wilayah Kabupaten Pekalongan.
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasdr Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Atikah dan Asfuah. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Muha Medika.

Dewi, Arlina. 2017. Gizi pada Ibu Hamil. Yogyakarta : UMY.

Evi, P. 2016. Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta: ECG.

Maryam, S. 2016. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika.

Proverawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Penerbit
Kompas.
Sarwono, Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Supariasa. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.

Syafrudin. 2011. Penyuluhan Kesehatan pada Remaja, Keluarga, Lansia dan


Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai