Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIK


(KEK)
Di Ajukan untuk memenuhi uji kompetensi kenaikan pangkat tahun 2023

Disusun Oleh :

LIDYA INDRA WAHYUNI, STr., Keb.


NIP. 19790708 200801 2 009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ibu hamil KEK (Kurang
Energi Kronis)
Dengan hati yang bahagia penyusun makalah ibu hamil KEK (Kurang Energi
Kronis) disusun untuk memenuhi kenaikan pengkat ini dapat penulis selesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ibu hamil KEK (Kurang
Energi Kronis ) ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik konstruktif
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan penyusunan laporan
kesehatan selanjutnya. Tidak lupa saya mengucapakan terim kasih kepada semua
pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi kepada saya selama
penyusunan makalah kesehatan ibu dan anak ini.
Akhir kata, saya berharap semoga ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis)
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Losarang, September 2023

Lidya Indra Wahyuni, STr.,Keb

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................4
1.4 Manfaat............................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................6
2.1 Kekurangan Energi Kronik (KEK)....................................................................6
2.2 Etiologi.............................................................................................................7
2.3 Lingkar Lengan Antas.....................................................................................7
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis (KEK).......8
2.5 Gizi pada ibu hamil........................................................................................11
2.6 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil.....................................................................12
2.7 Gizi Untuk Tumbuh Kembang Janin.............................................................13
2.8 Gizi Penting saat Hamil.................................................................................15
2.9 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEK.........................17
2.9.1 Pengetahuan..........................................................................................17
2.9.2 Pendapatan............................................................................................20
2.9.3 Pemeriksaan Kehamilan (ANC)..............................................................22
BAB III.........................................................................................................................26
PENUTUP...................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan....................................................................................................26
3.2 Saran.............................................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya meningkatkan kualitas SDM seharusnya dimulai sedini mungkin sejak
janin dalam kandungan. Masa Kehamilan merupakan periode yang sangat
menentukan kualitas SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak
sangat ditentukan sejak masa janin dalam kandungan, Bila keadaan kesehatan
dan status gizi ibu hamil baik, maka besar peluang janin yang dikandungnya
akan baik dan keselamatan ibu sewatu melahirkan dkan terjamin. Ibu hamil
adalah selah satu kelompok yang paling rawan terhadap masalah gizi. Masalah
gizi yang di alami ibu hamil sebelum atau selama kehamilan dapat
mempengaruhi pertumbuhan jain yang sedang dikandung. Masalah gizi yang
dialami ibu hamil seperti kekurangan energi kronis (KEK), anemia, dan kurang
yodium (Mawaddah dan Hardiansyah, 2008)
Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru suatu periode
pertumbuhan. Kondisi kesehatan di masa lampau sekaligus keadaan kesehatan
ibu saat ini merupakan landasan suatu kehidupan baru (Bobak et al, 2004).
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu,
kebutuhan energi dan zat lainnya akan meningkat dari sebelumnya. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin. Pertambahan besarnya organ kandungan,serta gizi tertentu yang
diperlukan saaat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna
(Rahmaniar, 2003)
Kebutuhan nutrisi selama kehamilan meningkatkan untuk nutrisi tertentu.
Untuk memenuhi tuntuan gizi yang tinggi selama kehamilan, sesorang wanita
harus hati-hati dalam membuat pilihan makanan. Kebutuhan energi bervariasi
dengan perkembangan kehamilan. Dalam trimester pertama, wanita hamil tidak
memerlukan energi tambahan, tetapi saat kehamilan berlanjut, kebutuhan
energinya meningkat. Wanita hamil membutuhkan tambahan 340 kalori setiap
hari selama trimester kedua dan tambahan 450 kalori setiap selama trimester
ketiga (DeBruyne et al, 2008)

1
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu
sebelum dan selama mengandung. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum
dan selama kehamilan akan menyebabkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR). Selain itu akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir muda terinfeksi, abortus dan
sebagainya (Supariasa, 2002)
Kekurangan energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status
gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangya konsumsi pangan sumber
energi yang mengandung zat gizi makro yang berlangsung lama atau menahun
(Rahmaniar et al, 2011). Selanjutnya, Depkes (2002) menyatakan bahwa kurang
energi kronis pada kehamilan telah banyak diketahui memberikan dapak negatif
pada ibu hamil serta kepada janin yang dikandungnya. Salah satu dampak
negatif yang sangat menonjol dalah resiko kematian ibu saat melahirkan dan
batu lahir dengan berat badan rendah. Ibu hamil yang menderita KEK dan
anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya merka mempunyai
risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat
persalinan, pendarahan, dan pasca persalinan yang sulit karena lemah dan
mudah mengalami gangguan kesakitan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga
dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat menanggung kelangsungan hidupnya (Adriani dan Wirjatmadi, 2012)
Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut mempengaruhi hasil akhir
kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang
membuat nutrisi sesorang wanita berisiko, seperti kemiskinan, kurang
pendidikan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makanan yang aneh, dan kondisi
kesehatan yang buruk akan terus berpengaruh pada status gizi dan
pertumbuhan serta perkembangan janin. Ibu hamil dengan status gizi buruk
perlu mendapatkan perawatan khusus (Bobak et al, 2004)
Pendidikan merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam status sosial
ekonomi. Pada perempuan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah
angka kematian bayi dan ibu (Timmreck, 2005). Dalam penelitian kartikasari
(2012) menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin
mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri. Kreatif dan
2
berkesinambungan. Lebih lanjut dikatakan bahwa pendidikan ibu mempengaruhi
status gizi ibu hamil karena tingginya tingkat pendidikan akan ikut menentukan
atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima informasi tentang
gizi. Orang dengan pendidikan yang tinggi semakin besar peluangnya untuk
mendapatkan penghasilan yang cukup dan pada gilirannya nanti
berkesempatakan untuk hidup dalam lingkungan yang baik dan sehat
(Khomsan, 2006)
Selanjutnya Khomsan (2006) mengatakan bahwa perempuan yang bekerja
diluar rumah dan mendapatkan penghasilan akan meningkatakan pengaruhnya
dalam alokasi pendpatan keluarga.Pendapatan yang berasal dari perempuan
berkorelasi erat dengan semakin membaiknya derajat kesehatan keluarga.
Dalam penelitian Hermawan (2002) menunjukan bahwa tingkat pendapatan
mempunyai hubungan yang nyata positif dengan status gizi ibu hamil. Hal ini
berat semakin tinggi tingkat pendapatan, maka status gizi ibu hamil. Hal ini
berarti semakin tinggi pendapatan, maka status gizi ibu hamil semakin baik.
Kekurangan gizi bisa terjadi ketidaktahuan. Seseorang mudah akses pangannya
bisa saja memilih makanan yang kurang atau tidak bergizi karena
ketidaktahuannya. Tingkat pengetahuan gizi seseorang akan berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan. Oleh karen itu,
diperlukan pengetahuan ibu yang baik mengenai gizi dan kesehatan agar
kebutuhan gizi selama hamil bisa terpenuhi (Mawaddah dan Herdiansyah,
2008).
Prevalensi wanita yang mengalami KEK adalah 15-47 % di hampir semua
negara khususnya negara-negara berkebang seperti Bangladesh, India,
Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilangka dan Thailand. Hal ini terjadi karena
sebagai besar wanita yang mengalami kekuarangan energi disebabkan
kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan
mereka (WHO, 1997). Jika dipertimbangkan dalam perspektif global.
Pencegahan kekurangan energi kronis di kalangan perempuan di Negara-
negara berkembang harus diberi prioritas tinggi (Shaheen dan Lindholm, 2006).
Di Indonesia berdasarkan data Riskesdas (Kemenkes, 2013) prevalensi ibu
hamil yang mengalami KEK sebesar 24,2 %

3
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
melihat hubungan tingkat sosial ekonomi dengan kejadian kurang energi kronis
pada ibu hamil di kebupaten Indramayu, kecamatan Losarang.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permaslaahan
sebagai berikut :
a. Apa itu kekurangan energi kronis (KEK) ?
b. Apa itu etiologi KEK ?
c. Apa itu lingkar lengkar atas ?
d. Apa itu faktor – faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik (KEK) ?
e. Bagaimana gizi pada ibu hamil ?
f. Bagaimana cara penilaian status gizi ibu hamil ?
g. Bagaimana gizi untuk tumbuh kembang janin ?
h. Apa Gizi Penting Saat Hamil ?
i. Apa fakto – faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK ?
j. Bagaimana tinjauan kasus dan pembahasan pada pasien KEK ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan kejadian
Kurang Energi Kronis (KEK) ibu hamil
2. Tujuan Khusus
a. Pengertian kekurangan energi kronik (KEK)
b. Pengertian etiologi KEK
c. Pengertian Lengkar atas
d. faktor – faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik (KEK)
e. Pemberian gizi pada ibu hamil
f. Cara penilaian status gizi ibu hamil
g. Pengertian gizi untuk tumbuh kembang janin
h. Kepentingan gizi saat hamil
i. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK
j. Tinjauan kasus dan permasalahan pada pasien KEK
1.4 Manfaat
1. Bagi Dinas Kesehatan Indramayu
Memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat sosial ekonomi
dengan kejadian KEK ibu hamil berdasarkan pengukuran LILA sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penanggulangan masalah gizi
ibu hamil serta sebagai masukan bagi perencanaan program gizi dalam
penyusunan kebijakan program gizi yang akan datang.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tetang hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan
kejadian KEK ibu hamil. Khususnya kepada ibu hamil itu sendiri serta pada

4
perempuan seluruhnya untuk bisa lebih memperhatikan kesehatannya pada
masa kehamilan nanti
3. Bagi peneliti lain
Menambah wacana dan keilmuan gizi bagi mahasiswa gizi pada umumnya
dan bagi peneliti pada khususnya serta dapat dijadikan salah satu referensi
untuk studi lebih lanjut bagi para peneliti lain yang tertarik pada maslah KEK
pada ibu hamil yang akan datang.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kekurangan Energi Kronik (KEK)


Kekurangan Energi Kronik (KEK) adlah salah satu keadaan malnutrisi.
Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangksung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu
secara relativ atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena,2013).
Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis
merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Keurangan gizi
akut disebabkan oleh tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup
atau makanan yang baik 9dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu
untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan
mencret (muntahber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena
tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatakan kalori dan
protein dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau
penyakit kronis lainnya.
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita
mengalami kekurangan gizi (kalori/protein) yang berlangsung lama atau
menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana rmaja
putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK
Menurut Depkes RI (1994) pengkukuran LILA pada kelompok wanita usia
subur adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksnakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok berisiko
kekurangan energi kronis (KEK) . Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil
adalah kekurangan gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama /9bebrapa bulan
atau tahun ) (DepKes RI, 1999)
Risiko Kekurangan Enegi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK (Arismas, 2009)

6
Ibu KEK adalah yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu atau
beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
b. Tinggi Badan ibu < 145 cm
c. Berat badan ibu pada kehamilan trimester III
d. Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00
e. Ibu menderita anemia (HB < 11 gr %) (Weni, 2010).

2.2 Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekuarangan satu atau beberapa jenis cat
gizi ang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekuranagn
zat gixi antara lain : jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah,
atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan
digunakan utnuk tubuh (Helena, 2013).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupaun janin yang
dikandungnya yaitu meliputi :
a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Kesulitan sewaktu melahirkan
5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,
sehingga akan kekurangan air susu itu pada waktu menyususi.
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Petumbuhan janin tetganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir endah
(BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat,hingga kemungkinan nantinya
kecerdasan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi (Helena, 2013)

2.3 Lingkar Lengkar Antas


Jenis antropometri yang digunakan utnuk mengukur resiko KEK kronis pada
wanita usia subur (WUS) / Ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA).

7
Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari
remaja, ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas
LILA WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 c. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm
artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan
BBLR (Supsia, 2002). Cara mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)
dengan menggunakan pengukuran LILA adalah :
1. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui
resiko
Kekuranan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri.
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status
gizi dalam jangka pendek
2. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter,

dengan abatas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila

tidak tersedia pita LILA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang bisa

dipakai paenjahir pakaian. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau

dibagian merah pita LILA, artinya remaja putri mempunyai resiko KEK. Bila

remaja putri menderita resiko KEK segera dirujuk ke Puskesmas/sarana

kesehtan lain untuk mengetahui apakah remaja putri tersebut menderita KEK

dengan mengatur IMT. Selain itu remaja putri tersebut jarus mengingatkan

konsumsi makanan yang beraneka ragam (Supriasa, 2002)

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Faktor – faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan gizi energi, umur, beban

kerja ibu hamil, penyakit / infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan

keluarga. Adapun penjelasannya :

1) Jumlah Asupan makanan

8
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan

wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masayarakat yang baikatau

optimal dimulai dengan penyedia pangan yang cukup. Penyediaan pangan

dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan

pokok, lauk – pauk , sayuran dan buah-buahan. Pengukuran konsumsi

makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan

oleh masayarkat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan

menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.

2) Usia Ibu hamil

Semakin muda dan semakin tua umur sesorang ibu yang sedang hamil akan

berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu

tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan

perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang

dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena

fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka

memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang

sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20

tahun dan kurang dari 35 tahun , dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih

baik.

3) Beban kerja / Aktifitas

Aktifitas dan gerakan seseorang berdeda-beda, sesorang dengan gerak yang

otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya

duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin

banyak aktifitas dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.

Namun pada sesorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karna zat-zat

9
yang dikonsumsi selain untuk aktifitas / kerja zat – zat gizi juga digunakan

untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut.

Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203

sampai 263 kali/hari, yang mengansumsikan pertanbahan berat badan 10 –

12 kg dan tidak ada perubahan tingakat kegiatan.

4) Penyakit/infeksi

Malnutrisi dapat mempermudah tumbuh terkena penyakit infeksi dan

juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat status gizi dan

memperepat malnutrisi ekanismenya yaitu :

a. Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya

absorbasi dan kebiasaan mengurani makanan pada waktu sakit

b. Peningkatan kehilangan cairan atau zat akibat diare, mual, muntah dan

pendarahan yang terus menerus

c. Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit

atau parasit yang terdapat pada tubuh

5) Pengetahuan ibu tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengarhi oleh pengetahuan,

sikap terhadap makanan dan praktek/perilaku pengetahuan tentang nutrisi

melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga

sering kali mempunyai asosiasi dan positif dengan pengembangan pola –

pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukan bahwa

jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan

praktek nutrisi bertambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang

bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai

10
pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang

kurang bergizi.

6) Pendapatan keluarga

Pedapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas

makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen

hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli

makanan. Artinya pendapatan 70 – 80 persen energi dipenuhi oleh sumber

energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan

menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya

pengeluaran untuk pangan.

7) Pemerkaan kehamilan (Perawatan Ante Natal)

Dalam mementau status gizi ibu hamil, seseorang ibu harus melakukan
kunjungan ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan berat badan
perlu dilakukan dengan teliti, jangan sampai wanita hamil terlalu gemuk untuk
mngehindarkan kesulitan melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena
dapat membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang dikandungannya
(Sjahmien Moehji, 2003)

2.5 Gizi pada ibu hamil


Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemaiakan asam folat pada masa
pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural,
spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun yang
beresiko. Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum
konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.
b. Energy
Diet pada ibu hamil tidak hanya di fokuskan pada tinggi protein saja
tetapi pada susunan gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif
untuk menurunakan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan

11
energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan
perubahan pada tubuh ibu.

c. Protein
Pembentukan jringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhakan protein
sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhakan tambah 12
gram protein sehari utnuk ibu hamil.
d. Zat Besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah
otot. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatakan
kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan ibu untuk mencegah
anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin
Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di negara
dalam musim dingin yang panjang
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme
(Kusmiyati,2008)

2.6 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil


a. Berat badan dilihat dari quatelet atau body massa index (Indek masa tubuh =
IMT)
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan
abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan
overweight meningkatakan resioko atau komplikasi dalam kehamilan seperti
hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.
b. Ukuran Lingkar Lengkan Atas (LILA)
Standar minimal untuk ukuan lingkar lengan atas pada wanita dewasa adalah
23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interprestasinya adalah
kurang energi kronis (KEK)
c. Kadar Hemoglobin (HB)
Ibu hamil yang mempunyai HB kurang dari 10,0 akan mengalami anemia,
(Kusmiyati, 2008)

12
2.7 Gizi Untuk Tumbuh Kembang Janin
Pada kehamilan trimester pertama pertumbuhan janin lambat, mulai trimester
dua dan seterusnya, pertumbuhan janin terjadi dengan laju lebih cepat. Sejak
menginjak bulan keempat, umunya ibu hamil sudah bebas dari gangguan
morning sicknes, sehingga ibu merasakan nafsu makan kembali. Sekalipun
demikian pada trimester ini anda harus mulai memperhatikan komposisi maka
yang dikonsumsi (Musbikin, 2008)
Selama hamil, memperhatikan kulaitas makanan dalam mutlak dibutuhkan.
Karena makanan yang masuk kedalam tubuh menjadi bahan baku tumbuh
kembang janin. Apalagi setelah masa-masa rasa mual hilang, selera makan ibu
hamil akan kembali normal dan menginginkan semua makanan yang enak serta
lezat. Padahal belum tentu makanan tersebut baik dan dibutuhkan janin. Jadi,
sebaiknya makanan seperti apa yang baik untuk pertumbuhan janin?. Makanan
mengandung omega 3
Pada trimester ke-2 dan seterusnya, proses pembentukan otak janin
sebaiknya pilihan pertama masih tetap mengkonsumsi makanan dari laut. Seperti
Udang dan kepiting atau ikan laut yang tidak membuat alergi. Misal alergi ikan
tongkol, bisa diganti ikan tuna atau aneka makanan seefood bisa menjadi
alternatif. Karena kandungan makanan dari laut mempunyai protein yang tinggi,
bagus untuk otak janin. Tapi jika benar-benar alergi makanan laut, bisa dengan
makan putih telur yang juga kaya protein. Atau juga protein nabati segar lain
seperti Kacang Hijau, kacang kedelai, tahu , tempe, kacang merah lain dan
sayuran yang tinggi protein.
Pilih Ikan segar
Sebelum memutusakan untuk tidak mengkonsumsi makanan laut karena alergi,
sebaiknya lihat dulu penyebabnya. Misalnya biasanya tidak punya riwayat alergi
ikan tapi tiba-tiba setelah makan alergi. Hal ini bisa karena ikan yang sedah
terkontaminasi atau kandungan proteinnya jelek. Sehingga sangat penting untuk
mengkonsumsi ikan segar. Caranya perhatikan mata dan insang ikan apakah
masih segar atau tidak.

13
Banyak Makana Sayur dan Buah serta Mimum Susu

Selain protein, kehamilan membutukan vitamin dan mineral. Seperti vitamin B


Kompleks, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin D dan Vitamin E yang berfungsi untuk
meningkatkan kebugaran Bumil. Serta sebagai pelengkap nutrisi yang
dibutuhkan oleh janin dalam masa perkembangan sel-sel tubuh didalam
kendungan.
Vitamin B Kompleks, berguna menjaga sistem saraf, otot dan jantung
berfungsi baik. Dapat diperoleh dari serealia, biji-biji, kacang – kacangan,
sayuran hijau, tagi, telur dan produk susu, Vitamin D , berguna untuk
pertumbuhan dan pembentukan tulang janin. Bisa dari minyak hati ikan, kuning
telur, dan susu. Vitamin E , berguna bagi pembentukan sel darah merah yang
sehat dan juga sebagai antikosidan penangkal radikal bebas. Bisa di peroleh
dari biji-bijian tertama gandum, kacang-kacangan seperti kacang hijau, minyak
sayur, sayuran hijau.
Vitamin A dan C, banyak diperoleh dari buah-buahan, dan sayur-satyran seperti
wortel. Karena itu untuk pemenuhan vitamin dan mineral yang optimal bumil bisa
menkonsumsi mixed jus, seperti jus pisang dan jeruk.
Sedangkan untuk konsumsi susu adalah utamanya untuk pemenuhan
kebutuhan kalsium bagi ibu hamil. Susu ibu hamil yang dijual dalam kemasan
yang memenuhi nutrisi janin terutama Asam Folat . Jika tidak suka susu yang
berdasar susu sapi bisa susu soya.
Kurangi Minyak
Dalam kenyataaanya, ibu hamil sering tidak memperhatikan pola makan yang
sehat dan benar. Karena mungkin mitos hamil hahwa ibu hamil makan untuk 2
orang maka, bumil makan banyak tanpa melihat kulitas gizi. Sebaiknya ibu hamil
mengurangi penggunaan minyak saat mengolah makanan. Ibu hamil hanya
butuh 12,5 – 15 gram minyak secara keseluruhan. Jangan gabungkan makanan
yang banyak santan dengan goreng. Sebaiknya dalam satu piring ada variasi
lauk. Seperti pepes iakan dengan sayur tumis, atau tahu tempe bacem dengan
sayur lodeh dan sebagainya (dr. Inayah.B/m&k)

14
2.8 Gizi Penting saat Hamil
Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setalah memasuki kehamilan
trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan berlangsung sangat cepat.
Hal ini yang perlu diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah
berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang.
Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus mengalami
kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. Yitu pada trimester pertama kenaikan
kurang lebih dari 1 kg, sedangakan pada trimester kedua kurang lebih 3 kg dan
pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg.
Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi. Makanan dengan
gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat, dan lemak sebagai sumber
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral
sebagai zat pengatur (Maulana, 2008)
Kebutuhan gizi nutrisi ibu hamil wajib dicukupi karena kebutuhan ibu hamil
harus bisa menutrisi janin yang ada di dalam kandungannya. Jangan sampai ibu
hamil kekurangan nutrisi sebab jika sampai kekuarangan nutrisi janin yang di
kandungan tidak sehat dan juga terkena komplikasi. Oleh sebab itu sangatlah
penting bagi ibu hamil menjaga asupan nutrisinya.
Asupan nutrisi banyak didominasi oleh makanan. Jika ingin mencukupi
kebutuhan nutrisi, ada baiknya menjaga jenis makanan yang akan
dikonsumsinya. Mungkin hal ini akan sulit bagi ibu hamil yang mengalami masa
ngidam. Namun yang namanya nutrisi haruslah dipaksakan. Agar kondidi ibu
hamil tetap sehat dan terjaga. Mari kita mengenal lebih jauh tentang apa itu
nutrisi.
Mungkin banyak ibu hamil yang bertanya-tanya, mengapa nutrisi begitu
penting bagi kehidupannya. Banyak pengetahuan ibu hamil yang masih sedikit
sekali tentang nutrisi ini dan sedikit sekali kesadaran ibu hamil dalam
mengkonsusmi nutrisi yang cukup dalam masa kehamilannya. Hal tersebut
banyak disebebkan banyak ibu hamil yang tidak mengetahui apa fungsi dan
peran dari nutrisi yang dikonsumsinya. Jika ibu hamil tahu manfaat dan fungsi
dari nutrisi tersebut, maka kesadaran ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan
bernutrisi semakin meningkat. Berikut ini peran / fungsi dari nutrisi yang
dikonsumsi oleh ibu hamil :

15
 Nutrisi sangat dibutuhakan utnuk kesehatan ibu hamil dan juga janinnya.
Terutama nutrisi yang ada pada vitamin dan juga mineral
 Nutrisi yang ada pada protein berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah
merah bagi janin dan ibu hamil. Ibu hamil yang kekuarangan nutrisi terutama
nutrisi protein akan mengalami anemia. Darah merah dalam ibu hamil dibagi
menjadi dua yaitu untuk janin yang dikandunganya dan juga dirinya sendiri.
Jika kekurangan protein tentu ibu hamil akan mengalami anemia.
 Nutrisi bermanfaat dalam pembentukan energi bagi ibu hamil . Dalam masa –
masa ngidam, ibu hamil selalu menolak makanan yang masuk ke dalam
tubuhnya. Oleh sebab itu, ibu hamil yang ngidam akan terasa lemas
sepanjang hari. Hal itu dikarenakan ibu hamil kekurangan nutrisi berupa
kerbohidrat/zat energi. Agar tetap memiliki energi ibu hamil tetap dipaksa
untuk makan makanan yang bernutrisi agar tidak lemas dan lesu.
 Nutrisi bermanfaat dalam membentukan cadangan energi di dalam tubuh ibu
hamil. Sehingga ibu hamil yang tidak mengkonsumsi karbohidrat sekalipun
jika memiliki cadangan energi utnuk melakukan aktivitas.
 Nutrisi bermanfaat dalam pembentukan dan penyempurnaan kulit janin.
Fungsi tersebut akan ditemukan pada nutrisi vitamin A, vitamin A juga sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan tulang janin.
 Nutrisi yang ada pada vitamin C bermanfaat dalam mempercepat penyerapan
zat besi dalam tubuh. Zat besi bermanfaaat dalam memproduksi sel-sel darah
merah. Sehingga sel darah merah atau hemoglobin ibu hamil dalam jumlah yang
cukup. Batas HB bagi ibu hamil minimal adalah 11,5
 Nutrisi yang ditemukan dalam vitamin D sangat bermanfaat bagi penyerapan
kalsium bagi ibu hamil dan janin. Manfaat kalsium bagi ibu hamil dalam
memperkuat tulang ibu hamil dan pembentukan tulang bagi janin. Ibu hamil akan
menanggung kendungan yang semakin berat, oleh sebab itu diperlukan tulang
yang kuat dan kokoh untuk menanggung kandungannya tersebut.
 Nutrisi berfungsi sebagai pembentukan saraf pusat pada janin, membentuk
migrasi dari sel – sel otak, pembentukan sistem pembuluh darah dan juga
pembentukan arteri.
 Nutrisi bermanfaat bagi pembentukan gigi janin. Sehingga ketika bayi lahir nanti
pertumbuhan giginya tidak akan terganggu atau tumbuh dengan kembat

16
 Nutrisi yang ditemukan pada vitamin B sangat bermanfaat bagi pembentukan
sistem jantung agar dapat berfungsi secara normal
 Nutrisi yang ada pada asam folat sangat diperlukan oleh janin dikarenakan
dengan asam folat tersebut ibu hamil akan terhindar dari anemia megaloblastik
dan juga bermanfaat dalam menurunan kadar bernama homosistein dalam
darah ibu hamil. Ibu hamil rentan untuk terkena gejala eklamsia dan juga
preeklamsia, sehingga diperlukan asam folat untuk menghindari gejala tersebut.
Gejala tersebut banyakyang menyebabkan ibu hamil mengalami kematian
setelah melahirkan. Untuk janin, manfaat asam folat berfungsi sebagai
pembentukan sumsum di bagi tulang belakang serta tabung otak janin. Asalm
folat juga bermanfaat untuk mengurangi resiko bayi lahir dengan kecacatan otak
dan juga kecacatan tulang belakang. Tidak hanya itu saja asam folat juga
bermanfaat untuk menghindari bayi dengan bibir sumbing, keterbelakangan
mental atau down sindrome dan bayi lahir dengan cacat fisik.

2.9 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEK


2.9.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu : Pengelihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba pengetahuan yang dicakup di
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk meningkat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah
meningat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang di pelajarai atau rangsangan yang telah diterima kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tau apa yang telah dipelajarai
anatara lain, menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan,
menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelasakan secara benar tentang objek yang diktahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar orang telah paham
17
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskaan menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
matri yang telah dipelajari pada situasi atau kondidi sebenarnya
aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan atau aplikasi hukum-
hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan
situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menyebarkan
materi untuk suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada keitannya satu
sama kalin kemampuan anlisis dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusu suatu
formulasi baru dari formula-formula yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu atau objek penelitian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah
ada.
Apabila penerimaanperilaku baru disasari oleh pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (long lasting), sebaiknya apabila perlaku tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan dan kognitif merupakan hal yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang tindakan seseorang,
meningkatnya pengetahuan (Notoadmodjo, 2010).
18
Notoatmodjo (2010) mengatakan pengetahuan adalah hasil dari
tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu
indra diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan yang baik tentang gizi pada seseorang membuat
orang tersebut akan semakin memperhitungkan jumlah dan jenis
makan yang dipilihnya untuk di konsumsi. Orang yang pengetahuan
gizinya rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik
panca indra dan tindak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi
makanan tersebut. Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan gizi
tinggi cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional
dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut (Helena, 2013)
Pilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/perilaku
pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai
asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
makanan dalam keluarga (Djamilah, 2008)
Ketersediaan (food availability) yaitu ketersediaan pangan
dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang baik
yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun
bantuan pangan. Ketersediaan oangan ini diharapakan mampu
mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang
dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat (Hanani, 2012).
Hasil penelitian Nora (2013) Tentang gambaran karakteristik ibu
hamil yang menderita kekurangan energi konis (KEK) di kecamatan
wonosalam kabupaten demak menunjukkan bahwa responden
memiliki pengetahuan cukup tentang kekurangan energi kronis (KEK)
sebanyak 15 orang (50%), sebagian besar responden meiliki status
ekonomi yang tinggi yaitu sebanyak 18 orang (60%). Responden yang
menderita kekurangan energi kronik (KEK) mempunyai pengetahuan
cukup tentang kekurangan energi kronis dengan tingkat pendidikan
tamat SMA dan mempunyai status ekonomi yang tinggi. Tidak semua
ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis (KEK) mempunyai
19
pendidikan rendah dan status ekonomi yang rendah juga, Pendidikan
adalah upaya persuatif atau pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk
memelihara (mengatasi masalah-masalah) dan meningkatkan
kesehatannya. Sehingga perilaku tersebut diharapakan akan
berlangsung lama dan menetap, karena didasari oleh kesadaran
(Notoatmodjo, 2010).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlaq mulai, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masayarakat (UU
No.20/2003)
Pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadap perilaku anak
khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan. Ibu yang
berperilaku tinggi tidak akan membiasakan diri untuk berpantang atau
tabu terhadap bahan makan yang ada ( Helena, 2013)
Tingkat pendidikan yang rendah memengaruhi penerimaan
informasi, seningga pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat
dengan pendidikan rendah akan lebih kuat mempertahankan tradisi-
tradisi yang berhubungan dengan makanan, sehingga sulit untuk
menerima pembaharuan di bidang gizi (Helena, 2013)
Dalam arti sederhana pendidikan gizi merupakan suatu proses
belajar tentang pangan, bagaimana tubuh dapat menggunakannya
dan mengapa diperlukan untuk kesehatan. Pendidikan gizi mengarah
pada perubahan perilaku perbaikan konsumsi pangan dan status gizi.
Perilaku konsumsi memilih dan menggunakan pangan. Perilaku
konsumsi pangan berasal dari proses sosialisasi dalam sistem
keluarga melalui proses pendidikan maupun sebagai dampak dari
peyebaran informasi (Helena, 2013).
2.9.2 Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor yang menetukan kulaitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60
persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk
20
membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi
dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen
dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein.
Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total
pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan (Djmailah,
2008)
Hasil penelitian Sadli (2011) tentang hubungan pengetahuan,
peghasilan keluarga dan budaya dengan kejadian kekurangan energi
kronis . Pada ibu hamil didapatkan bahwa 67,2% responden mempunyai
pengetahuan yang baik, 67,2% berpenghasilan < Rp. 450.000,- , 50,7%
budaya responden baik dan 37,3% mengalami KEK. Didapatkan
kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan, penghasilan, dan budaya
dengan kejadian KEK.
Ketersediaan pangan artinya pangan tersedia dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga baik jumlah,
mutu, dan keamanannya. Ketersediaan pangan mencakup kulaitas dan
kuantitas bahan pangan untuk memenuhi standar energy bagi individu
agar mempu menjalankan aktifitas sehari-hari (Dinkes Propsu, 2006)
Upah Minimum Provinsi (disingkat UMP) adalah supah minumum yang
berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Dahulu Upah
minimum Provinsi dikenal dengan istilah Upah Minimum Regional Tingkat
1. Dasar hukum penetapan UMP adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum. UMP
ditetapkan oleh gubernur dengan Provinsi Aceh upah minimum tahun
2014 sebanyak Rp. 1.750. 000 (UMP, 2014)
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan
yang sehat, Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga
kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun
dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan
persalinan, kehamilan dan proses persalinan pun dapat berjalan dengan
baik (Maulana, 2008)

21
2.9.3 Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
1. Pengerian ANC
Pelayanan kesehatan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar
(Manuaba, 1998). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan
ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pelayanan antenatak ialah untuk mencegah adanya komplikasi
obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi
sedini mungkin serta ditangani secara memadai ( Saifuddin, dkk.,
2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaaan
ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatakan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga
mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi
merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa
program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai priotitas
Departemen Kesehatan, yang diperlukan untuk meningkatakan
kulaitas pelayanan antenatal.
2. Tujuan ANC
Tujuan Antenatal Care Baru dalam setengah abad ini diadakan
pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha
intu ternyata angka moralitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas
nenurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapakan sebaik-
baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan msa nifas, sehingga keadaan mereka post
partum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini
berarti dalam antental care harus di usahakan agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus
sama sehatnya atau lebih sehat.
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan
diobati
22
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat
pula fisik dan mental (Wiknjosastro, 2005)
Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan
4) Mempersiapakan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5) Memperiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2002)
Keuntungan Antenatal Care dapat mengetahui berbagai resiko
dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk
melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba, 1998)
Fungsi Antenatal Care adalah :
a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan antifitas
pendidikan
b. Melaukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan
resiko tinggi dan merujuk belia perlu.
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi. Cara pelayanan antenatal Care cara
pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a) Kunjungan Depkes RI yang terdiri dari:
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
23
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin,
dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling
b) Jadwal kunjungan ibu hamil setiap wanita hamil menghadapi resiko
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita
hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal:
1. Satu kali kunjungan selama trimester satu (<14 minggu)
2. Satu klai kunjungan selama trimester selama trimester kedua
(antara minggu 14-28)
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 –
36 dan sesudah minggu ke 36 ) ( Saifudin, dkk., 2002)
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu di dapatakan informasi
yang sangat penting.
a. Trimester pertama selama minggu ke 14
1) Membangun hubungan pencegahan antara petugas
kesehatan dan ibu hamil
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum anemia kekurangan zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan an
kebersihan, istirahat dan sebagainya
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 sama seperti diatas,
ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia
(tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada
kehamilan ganda.
c. Trimester ketiga anatar minggu 28-36 sama seperti diatas,
ditambah palpasi abdominal untuk mengatahui apakah ada
kehamilan ganda.

24
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu sama seperti diatas,
ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi
lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit (Saifuddin,
dkk., 2012)
Tinjauan Tentang kunjungan ibu hamil kontak ibu hamil dan
petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung
arti bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga
sebaliknya, yitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas
kesehatan (Depkes RI, 1997:57)
Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “7T”
a. (Timbang ) berat badan
b. Ukur ( Tekanan) DARAH
c. Ukur (Tinggi ) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian (Tablet) zat besi, minum 90 tablet selama
kehamilan
f. (Tes) terhadap penyakit menular sexual
g. (Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin,
2002)

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang menyebabkan KEK pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor
langsung dan faktor tidak lalngsung. Faktor langsung yang meliputi penyakit
infeksi dan asupan makanan, sedangkan faktor tidak langsung meliputi
persediaan pangan keluarga, pendidikan, pengetahuan ibu, pendapatan
keluarga, dan pelayanan kesehatan (Soekirma, 2000)

1. Faktor langsung
a. Penyakit infeksi
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan akibat interaksi antara
berbagai faktor, tetapi yang paling utama adalah akibat konsumsi
makanan yang kurang memadai, baik kulaitas maupun kuantitas dan
adanya penyakit yang sering diderita. Antara status gizi dan infeksi
terdapat interaksi yang bolak balik. Infeksi dapat mengakibatakan gizi
kurang melalui berbagai mekanisme. Infeksi yang akut mengakibatakan
kurangnya nafsu makan dan toleransi terhadap makanan. Orang yang
mengalami gizi kurang mudah terserang penyakit infeksi (Suhardjo, 2002)
Menurut Padjiaji (2000) terdapat interaksi sinergis antara malnutrisi
dan infeksi. Sebab malnutrisi disertai infeksi, pada umunya mempunyai
konsekuensi yang lebih besar dari pada malnutrisi itu sendiri. Infeksi
derajat adapun dapat memperburuk keadaan gizi. Malnutrisi, walaupun
masih ringan mempuanyai pengaruh negativ pada daya tahan terhadap
infeksi.
Dampak infeksi terhadap pertumbuhan, seperti menurunnya telah lama
diketahui. Keadaan demikan ini disebabkan oleh hilangnya nafsu makan
penderita infeksi. Sehingga masukan (intake) zat gizi kurang dari
kebutuhan.
b. Asupan makanan
Asupan makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang dimakan
seseorang yang dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau energi
atau zat gizi. Asupan makanan seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan

26
dan ketersediaan pangan dalam keluarga. Lebiasaan makan adalah
kehiatan yang berkaitan dengan makanan menurut tradisi setempat.
Kegiatan itu meliputi hal-hal seperti : bagaiamana pangan dipengaruhi,
apa yang dipilih, bagaimana menyiapkan dan berapa banyak yang
dimakan (Suhardjo.2002)
2. Faktor tindak langsung
a. Ketersediaan pangan
Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah
yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya (Depkes, 2010)
b. Pendidikan
Pendidikan ibu memberi pengaruh terhadap prilaku kepercayaan diri dan
tanggung jawab dalam memilih makanan. Seseorang yang berpendidikan
tinggi tidak akan memperhatikan tetang pentangan atau makanan tabu
terhadap konsumsi makanan yang ada. Tingkat pendidikan yang rendah
mempengaruhi penerimaan informasi, sehingga pengetahuan akan
terbatas. Pada masyarakat dengan pendidikan yang rendah akan lebih
kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan,
sehingga sulit untuk menerima pembaharuan dibidang gizi.
c. Pendapatan keluarga
Tingkat pendapatan keluarga menentukan bahan makanan yang
dikonsumsi oleh keluarga tersebut. Pola pembelajaan makanan antara
kelompok miksin dan kaya tercermin dalam kebiasaan pengeluaran.
Pendapat merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan.
d. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah askes atau jangkauan anak dan keluarga
terhadap upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.
Ketidakterjangakauan pelayanan kesehatan pendapatan jumlah asupan
makanan penyakit infeksi pelayanan kesehatan yang tidak memadap
status gizi ibu hamil (KEK) krisis ekonomi, politik dan sosial ketersediaan
pangan keluarga kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang
pemanfaatan sumber daya. Masyarakat kurang pengetahuan, pendidikan,
dan ketrampilan masyarakat (karena jauh atau tidak mampu membeyar),
27
kurangnya pendidikan dan pengetahuan merupakan kendala masyarakat
dan keluarga memanfaatkan secara baik pelayanan kesehatan yang
tersedia. Hal ini dapat berdampak juga pada status gizi kesehatan ibu dan
anak (soekirman, 2000)

3.2 Saran
 Diharapakan bagi masyarakat agar tidak tinggal diamjika melihat ada tanda-
tanda ibu hamil KEK, dan sekiranya dapat di laporkan ke posyandu atau
puskesmas terdekat agar dapat segera di tangani.
 Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus tanda-
tanda ibu hamil KEK. Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan
dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan.
Setelah kasus tanda – tanda ibuhamil KEK merebak barulah pemerintah
melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya
apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri.
 Dapat dijadikan referensi bagi penulis lain yang akan melulis tentang hal
yang sama dengan objek penulisan ini.

28

Anda mungkin juga menyukai