Alhamdullilahirrabbil’alamin kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
jasmani dan rohani kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kebidanan yang
berjudul “Bayi Berat Lahir Rendah ”. Makalah ini bertujuan untuk membantu dan menjelaskan tentang
Bayi Berat Lahir Rendah. Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
persyaratan dalam kenaikan pangkat golongan IVa ke golongan IVb di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Indramayu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada :
1. Bapak dr. H. Deden Boni Koswara,MM selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu
2. Bapak dr. H. Andri selaku Kepala Puskesmas Losarang Kecamatan Losarang
3. Rekan-rekan karyawan Puskesmas Losarang yang telah membantu dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari apa yang
diharapkan, untuk itu sumbangan saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan untuk dunia kesehatan pada
umumnya.
Indramayu…………………
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas maternal
dan janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam kehamilanmerupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kahamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Penyakit ini
sering dijumpai dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari
kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan tiga tahunan mengenai kematian ibu di Inggris
pada tahun 1997-1999 ( Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi bahwa gangguan hipertensi pada
kehamilan merupakan penyebab tersering kedua kematian maternal dengan 5,2 kematian per satu
juta ibu yang menderita pre-eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi
merupakan penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira 10%
dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini mengidentifikasi bahwa
insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan ras.
B. Rumusan masalah
a. Apa definisi hipertensi dalam kehamilan?
b. Bagaimana etiologi hipertensi dalam kehamilan?
c. Bagaimana manifestasi klinis hipertensi dalam kehamilan?
d. Bagaimana klisikasi penyakit hipertensi?
e. Bagaimana pencegahan penyakit hipertensi dalam kehamilan?
f. Bagaimana penatalaksanaan dan pendidikan pasien ?
g. Bagaimana peran bidan terhadap hipertensi dalam kehamilan?
C. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi Hipertensi dalam kehamilan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi hipertensi dalam kehamilan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis hipertensi dalam kehamilan.
d. Mahasiswa dapat mengetahui klasifiksi penyakit hipertensi.
e.Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan penyakit hipertensi dalam kehamilan.
f. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan dan pendidikan pasien dengan
hipertensi.
g. Mahasiswa dapat mengetahui peran bidan terhadap hipertensi dalam kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg
yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan
serius pada kehamilan. (Sumber: SANFORD,MD tahun 2006).
Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat aktifitas dan keseatan
secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah
menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang
berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang
lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan mendetita
tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan
diastolik >90 mmHg. (sumber : FK UI 2006)
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau pada saat
kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan
memasuki 20 minggu (sumber: kebidanan). (Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi.
Hal: 167-168)
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan sistolik sekurang- kurangnya 30 mmHg atau
peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg, atau adanya tekanan sistolik
sekurang-kurangnya 140 mmHg dan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg.
Hipertensi juga dapat ditentukan dengan tekanan arteri rata-rata 105 mm Hg atau lebihatau
dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih nilai-nilai yang disebutkan diatas harus bermanifesti
sekurang-kurangnya dua kesempatan dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih dan harus
didasarkan pada nilai tekanan darah sebelumnya yang diketahui.
Hipertensi kehamilan berkembangnya hipertensi selama kehamilan atau 24 jam pertama
postpartum pada seseorang yang sebelumnya normotensi. Tak ada petunjuk-petunjuk lain dari
pre-eklamsia atau penyakit vaskuler hipertensi. Teknan darah kembali dalam batas normal dalm
sepuluh hari setelah persalinan. Beberapa pasien dengan hipertensi kehamilan sebenarnya
mungkin mengidap preeklamsia atau penyakit vaskuler hipertensi, tetapi mereka tidak
mempunyai criteria untuk diagnosis ini.
Proteinuria yaitu adanya protein dalam urine dalam jumlah lebih besar dari 0,3 g per liter
urine 24 jam atau dalam konsentrasi lebih besar dari 1 gram per liter (1+ sampai 2+ dengan
metode turbidimetrik standard) pada kumpulan urine sacara acak pada dua atau lebih kesempatan
sekurang-kurangnya dengan beda waktu 6 jam. Contoh urin harus bersih—sebaiknya urine
midstream atau yang diambil melalui kateter.
Edema yaitu akumulasi cairan yang menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan
umumnya ditampakan dengan adanya pembengkakan ekstremitas dan bawah.
Pre-eklamsia yaitu berkembangnya hipertensi dengan pre-eklamsia atau edema atau
keduanya yang disebabkan oleh kehamilan atau dipengaruhi oleh kehamilan yang sekarang.
Biasanya keadaan ini timbul setelah usia kehamilan 20 minggu tetapi dapat pula berkembang
sebelum saat tersebut pada penyakkit trofoblastik. Pre-eklamsia merupakan gangguan
yang terutama terjadi pada primigravida.
Eklamsia yaitu terjadinya satu atau beberapa kejang yang bukan diakibatkan oleh
keadaan serebral lain seperti epilepsi, atau perdarahan otak pada pasien dengan pre-eklamsia.
Pre-eklamsia atau eklamsia penyerta: berkembangnya pre-eklamsia atau eklamsia pada
pasien dengan penyakit vascular hipertensi kronik atau penyakit ginjal. Bila hipertensi
mendahului kehamilan , seperti yang diperlibatkan oleh catatan tekanan darah
sebelumnya, suatu peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg atau peningkatan tekanan diastolic 15
mmHg dan berkembangnya proteinuria, edema atau keduanya harus terjadi selama kehamilan
untuk menetapkan diagnostik. (Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal :
236)
B. Etiologi
Keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah, emosioal, wanita yang
mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta,
gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar parathyroid. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan
Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168)
C. Manifestasi klinis
Gejala yang biasanya timbul pada ibu yang mengalami hipertensi pada kehamilan harus
diwaspadai jika ibu megeluh : nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual, muntah
akibat peningkatan tekanan intrakranium, penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap,
nokturia, oadema dependem dan pembengkakan.
D. Klasifikasi Hipertensi
Kelainan yang menyebabkan hipertensi yang timbul sebagian akibat kehamilan dan akan
menghilang pada masa nifas seperti: hipertensi tanpa protein urin atau oadema, preeklamsia
ringan atau berat, eklamsia, hipertensi kronis, kehamilan yang memperburuk hipertensi,
hipertensi sementara (transient hypertension). ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4
Patologi. Hal : 168).
Data Objektif :
Pemeriksaan umum : tekanan darah meningkat.
Edema menunjukan retensi cairan.edema yang dependen merupakan kejadian yang
normal selama kehamilan lanjut. Edema pada muka dan tangan tampaknya lebih menunjukan
retensi cairan yang patologik.
Kenaikan berat badan : kenaikan berat badan yang cepat merupakan suatu petunjuk dari
retensi cairan ekstravaskuler.
Pemeriksaan retina : spasme arteriolar dan kilauan retina dapat terlihat.
Pemeriksaan toraks: karena edema paru merupakan suatu komplikasi dari preeklamsia berat ,
paru-paru harus diperiksa secara teliti.
Reflek tendon profunda (lutut dan kaki): hiperefleksia dan klonus merupakan penunjuk dari
peningkatan irtabilitas susunan syaraf pusat dan mungkin meramalkan suatu kejang eklamsia
Pemeriksaan abdomen : rasa sakit daerah hepar merupakan suatu pertanda potensial yang
tidak menyenangkan dari preeklamsia berat dan dapat meramalkan rupture dari hepar
Pemeriksaan uterus penting untuk menilai usia kehamilan, adanya kontraksi uterus
dan presentasi janin.
Pemeriksaan pelvis : keadaan pelviks dan stasi dari bagian terbawah merupakan
pertimbangan yang penting dalam merencanakan kelahiran pervaginam atau per abdominan.
(Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 237)
Tes Laboratorium :
Pemeriksaan Darah Lengkap dengan Apusan Darah : peningkatan hematokrit
dibandingkan nilai yang diketahui sebelumnya memberi kesan hemokonsentrasi, atau
menurunnya volume plasma. Jika hematokrit lebih rendah dari yang diperkirakan,
kemungkinan hemolisis intravaskuler akibat proses hemolisis mikroangiopatik
perlu dipertimbangkan. Analisa apusan darah tepi dapat mengungkapkan sel-sel darah merah
yang mengalami distorsi dan skitosit.
Urinalisis : proteinuria merupakan kelainan yang khas pada pasien dengan
preeklamsia. Jika contoh urin yang diambil secara acak mengandung protein 3+ atau 4+ atau
urin 24 jam mengandung 5 g protein atau lebih , preeklamsia dikatakan ‘berat’. (Kapita Selekta,
Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 238)
Pasien-pasien dengan tekanan darah yang meningkat diatas 140/90 mm Hg harus dirawat
inapkan untuk evaluasi. Perencanaan kelahiran tergantung pada :
a) Umur kehamilan.
b) Beratnya proses penyakit.
c) Keadaan serviks.
Preeklamsia Ringan : bila aterm, kelahiran dianjurkan untuk mencegah komplikasi ibu
dan janin. Sebelum aterm, tirah baring dirumah sakit biasanya dianjurkan sebagai usaha untuk
mempertahankan pasien dalam pengawasan yang cermat. Tekanan darah diperiksa 4x/ hari.
berat badan, protein urin dan keluaran urin diperiksa setiap hari. sebagai tambahan, jumlah
trombosit, pengeluaran estriol, nonstress test dan sonografi membantu evaluasi kesehatan ibu dan
janin.
Preeklamsia berat : pasien dirawat inapkan dengan posisi tidur miring (rateral combent
position) untuk meningkatkan filtrasi glomerulus. Ttekanan darah, berat badan, protein urin,
masukan dan keluaran dipantau dengan ketat. Tes-tes diagnostik dasar mengevaluasi beratnya
proses penyakit dan keadaan janin.
Terapi anti kejang : biasanya magnesium sulfat dinjurkan untuk mencegah kejang
terutama selama persalinan. Dosis awal 4 grm dilarutkan dalam 100 ml dekstrosa 5% dan
diberikan intravena dalam waktu 10 sampai 30 menit. Kemudian diikuti dengan 1 sampai 2 g
perjam dalam infuse intravena yang diencerkan. Efek terapi magnesium sulfat dapat diperiksa
secara klinis dengan aktifitas reflex patella. Reflex dan klonus kaki yang hiperaktif memberi
kesan kebutuhan pengobatan yang meningkat . tidak adanya reflex menunjukan bahwa
kecepatan infuse harus dilambatkan atau dihentikan, karena hilangnya reflek patella merupakan
tanda pertama dari keracunan magnesium. Aliran urin dan pernafasan harus dipantau secara
ketat. (Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 239-240)
Komplikasi-komplikasi maternal meliputi eklamsia, solution plasenta, gagal ginjal,
nekrosis hepar, rupture hepar, DIK, anemia hemolitik mikroanglopatik, perdarahan otak, edema
paru dan pelepasan retina.
Komplikasi-komplikasi janin meliputi prematuritas, insufiensi utero-plasental, retardasi
pertumbuhan intrauterine dan kematian janin intrauterine.
j. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg:
a) Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-tanda
eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati dan
pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
b) Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit
k. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.
A. Kesimpulan
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg
yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan
serius pada kehamilan. (Sumber: SANFORD,MD tahun 2006).
Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat aktifitas dan keseatan
secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah
menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga
B. Saran
a. Saran Untuk Tenaga Kesehatan :
Penyusun berharap hendaknya kita sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang
macam-macam penyakit yang terjadi pada ibu hamil terutama Hipertensi pada
kehamilan. Serta bagaiman tindakan kita untuk mengatasinya.
b. Saran Untuk Institusi :
Penyusun berharap agar makalah tentang Hipertensi pada Kehamilanini dapat dijadikan
referensi buku di perpustakaan Institusi STIKes Indramayu.
c. Saran Untuk Mahasiswa :
Penyusun berharap agar mahasiswa prodi DIII Kebidanan lebih mengetahui
tentang penyakit yang terjadi pada ibu hamil. Serta dapat menerapkan saat praktek di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh Rukiyah.2010. Asuhan kebidanan 4 Patologi. Jakarta: Tim
Kapita Selekta. Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
http://chiiviolet.blogspot.com/2013/12/makalah-kehamilan-dengan-hipertensi.html