Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di
Indonesia mortalitas dan morbidotas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup
tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas , jiiga oleh perawatan dalam
persalinan masih dtangani oleh petugas nonmedik dan system rujukan yang belum
sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh setiap lapisan ibu hamil
sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus banar-benar
dipahami oleh semua tenaga medic baik pusat maupun daerah.
Apapun yang seorang wanita hamil makan atau minum dapat memberikan
pengaruh pada janinnya. Seberapa banyak jumlah obat yang akan terpapar ke janin
tergantung dari bagaimana obat tersebut diabsorpsi (diserap), volume distribusi,
metabolisme, dan ekskresi (pengeluaran sisa obat). Penyerapan obat dapat melalui
saluran cerna, saluran napas, kulit, atau melalui pembuluh darah (suntikan intravena).
Kehamilan sendiri mengganggu penyerapan obat karena lebih lamanya pengisian
lambung yang dikarenakan peningkatan hormon progesteron.
Volume distribusi juga meningkat selama kehamilan, estrogen dan progesteron
mengganggu aktivitas enzim dalm hati sehingga berpengaruh dalam metabolisme obat.
Ekskresi oleh ginjal juga meningkat selama kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan
dapat dialami oleh setiap lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan
hipertensi dalam kehamilan harus banar-benar dipahami oleh semua tenaga medic baik
pusat maupun daerah.
Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai
antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein
racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai
reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat
tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil

1
tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti
yang dibentuk.

Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat.
Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal
oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin
terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk
mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah
pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh
anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti
bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari
ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.

Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi
perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia)
yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar.
Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang,
sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan
kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi?
2. Apa saja obat antihipertensi?
3. Apa pengertian imunologi?
4. Apa saja obat-obat imunologi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui apa saja obat antihipertensi
3. Untuk mengetahui apa pengertian dari imunologi
4. Untuk mengetahui apa saja obat-obat dalam imunologi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anti Hipertensi
1. Definisi
Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hipertensi
adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi
normal.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka
systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat Referensi lain megatakan bahwa hipertensi adalah
tekanan darah sistolik dan diastolic ≥ 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan dua kali selang empat jam. Kenaikan tekanan darah
sistolik ≤30 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang bisa dikatakan
penderita hipertensi apabila tekanan darah sistolik sama atau lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik sama atau lebih tinggi dari 90 mmHg. Resiko hipertensi semakin
meningkat pada usia 50-an keatas, hampir 90% kasus hipertensi tidak diketahui
penyebabnya sebenarnya, sebagian besar hipertensi tidak memberikan gejala ( asistomatis
)Hipertensi biasanya tidak menunjukkan gejala dan tanda. Hal inilah mengapa sangat
penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

3
2. Klasifikasi Hipertensi
Untuk mempermudah pembelajaran dan penanganan, hipertensi dapat
diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan darah dan etiologinya

Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-100
Hipertensi tingkat 2 >160 >100
(Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC VII, 2003)

3. Jenis Hipertensi
1) hipertentensi kronis
Jika tekanan darah selama kehamilan tetapi sebelum 20 minggu atau berlangsung
lebih dari 12 minggu setelah melahirkan,hal ini dikenal sebagai hipertensi kronis.
2) Hipertnsi Gestasional
Jika TD tinggi berkembang setelah 20 minggu kehamilan,ini dinamakan hipertensi
gestasional.hiprtensi gastasional biasanya hilang setelah kehamilan.
3) Preeklamsi.
Kadang hipertensi kronis atau hipertensi kehamilan menunjukkan preeklamsi,suatu
kondisi serius yg d tandai dengan TD tinggi dan protein dalam urine setelah 20
minggu kehamilan.Jika tidak di obati,preeklamsi dpt menyebabkan masalah serius
bahkan fatal-komplikasi bagi ibu dan bayi.

4. Penyebab Dan Dampak Hipertensi


Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas.
Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan tapi tidak
satupun teori yang dianggap mutlak dikatakan benar seperti teori genetik dan adaptasi
kardiovaskular, teori defisiensi gizi dan lain-lain.
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa
obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus

4
(sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah
satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau
yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor
yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.

5. Patofisiologi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perjalanan
penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya
nonspesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi tetap tidak diketahui dan
tidak dirawat, maka akan mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokard,
stroke atau payah ginjal.
Mekanisme bagaimana hipertensi dapat mengakibatkan kelumpuhan atau
kematian berkaitan langsung dengan pengaruh pada jantung dan pembuluh darah.
Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah
dari ventrikel kiri; akibatnya beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi
hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kontraksi. Akan tetapi kemampuan ventrikel
untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertropi kompensasi akhirnya terlampaui,
dan terjadi dilatasi dan payah jantung.
Jantung semakin terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner . bila
proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen miokar berkurang. Kebutuhan
miokardium akan meningkat akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan beban kerja
jantung, akhirnya menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar separuh
kematian karena hipertensi adalah akibat infark miokard atau payah jantung.

6. Obat Antihipertensi Yang Aman Bagi Ibu Hamil


1) α-Metildopa
Metildopa merupakan obat pilihan utama untuk hipertensi kronik pada kehamilan
(tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat menstabilkan aliran darah
uteroplasenta dan hemodinamik janin. Obat ini termasuk golongan α2-agonis sentral

5
yang mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di
otak.
Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik dari pusat vasomotor di otak.
Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan
denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks
baroreseptor. Metildopa aman bagi ibu dan anak, dimana telah digunakan dalam
jangka waktu yang lama dan belum ada laporan efek samping pada pertumbuhan dan
perkembangan anak. Metildopa memiliki faktor resiko B pada kehamilan.
Metildopa
Nama Dagang : Dopamet (Alpharma) tablet salut selaput 250 mg, Medopa
(Armoxindo) tablet salut selaput 250 mg, Tensipas (Kalbe Farma) tablet salut
selaput 125 mg, 250 mg, Hyperpax (Soho) tablet salut selaput 100 mg
Indikasi : Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis hipertensi jika tidak
diperlukan efek segera.
Kontraindikasi : Depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria, dan
hipersensitifitas.
Efek samping : mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan,
kerusakan hati, anemia hemolitika, sindrom mirip lupus eritematosus,
parkinsonismus, ruam kulit, dan hidung tersumbat.
Peringatan : mempengaruhi hasil uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada
gagal ginjal, disarankan untuk melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati, riwayat
depresi.
Dosis dan aturan pakai : oral 250mg 2 kali sehari setelah makan, dosis maksimal
4g/hari, infus intravena 250-500 mg diulangi setelah enam jam jika diperlukan.

2) Labetalol
Labetalol merupakan antihipertensi non kardioselektif yang memiliki kerja
penghambat beta lebih dominan dibandingkan antagonis alfa. Melalui penggunaan
labetalol, tekanan darah dapat diturunkan dengan pengurangan tahanan sistemik
vaskular tanpa perubahan curah jantung maupun frekuensi jantung yang nyata
sehingga hipotensi yang terjadi kurang disertai efek takikardia. Selain itu, labetalol

6
juga dapat melakukan blokade terhadap efek takikardia neonates yang disebabkan
oleh terapi beta bloker pada ibu . Sehingga labetalol dapat dikatakan sebagai obat
alternative yang lebih aman dan efektif diberikan pada kehamilan.
Pemberian labetalol dapat secara oral maupun injeksi bolus intravena. Dosis oral
harian labetalol berkisar dari 200-2400 mg/hari dengan dosis awal 2 x 100 mg. Dosis
pemeliharaan biasanya 2 x 200-400 mg/hari. Akan tetapi pada pasien dengan
hipertensi gawat, dosis dapat mencapai 1,2 hingga 2,4 gram/hari.
Labetalol sebagai suntikan bolus intravena secara berulang-ulang 20-80 mg untuk
mengobati hipertensi gawat. Mabie, dkk (1987) memberikan labetalol 10 mg IV
sebagai dosis awal. Apabila tekanan darah tidak berkurang dalam waktu 10 menit,
pasien diberi 20 mg. Dalam 10 menit berikutnya adalah 40 mg yang diikuti 40 mg
dan kemudian 80 mg apabila belum tercapai respon yang bermanfaat. Sedangkan The
Working Group (2000)merekomendasikan bolus 20 mg IV sebagai dosis awal.
Apabila tidak efektif dalam 10 menit, dosis dilanjutkan dengan 40 mg, kemudian 80
mg setiap 10 menit, hingga dosis total sebanyak 220 mg.
Efek samping yang sering timbul adalah kelelahan, lemah, sakit kepala, diare, edema,
mata kering, gatal pada kulit kepala dan seluruh tubuh serta susah tidur. Hipotensi
postural juga dapat terjadi akan tetapi sangat jarang.

7. Pengobatan Hipertensi Pada Ibu Hamil


Banyak sekali tipe obat berbeda yang dapat digunakan untuk pengobatan
tekanan darah tinggi (hipertensi) yang disebut dengan antihypertensive medicines
(obat-obat anti hipertensi). Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi tekanan
darah dan mengembalikannya pada ukuran normal dengan obat-obat yang mudah di
konsumsi, tersedia, jumlahnya sedikit mungkin, jika memungkinkan tanpa ada efek
samping. Tujuan pengobatan tersebut hampir selalu tercapai pada pengobatan
hipertensi. Jika tekanan darah tinggi hanya bisa di kendalikan dengan obat-obatan
medis, maka perlu mengkonsumsi obat-obatan itu untuk sisa hidup.
Apapun yang seorang wanita hamil makan atau minum dapat memberikan
pengaruh pada janinnya. Seberapa banyak jumlah obat yang akan terpapar ke janin

7
tergantung dari bagaimana obat tersebut diabsorpsi (diserap), volume distribusi,
metabolisme, dan ekskresi (pengeluaran sisa obat).
Penyerapan obat dapat melalui saluran cerna, saluran napas, kulit, atau
melalui pembuluh darah (suntikan intravena). Kehamilan sendiri mengganggu
penyerapan obat karena lebih lamanya pengisian lambung yang dikarenakan
peningkatan hormon progesteron. Volume distribusi juga meningkat selama
kehamilan, estrogen dan progesteron mengganggu aktivitas enzim dalam hati
sehingga berpengaruh dalam metabolisme obat. Ekskresi oleh ginjal juga meningkat
selama kehamilan.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengobatan hipertensi kehamilan
maka perlu diketahui mekanisme pengobatan hipertensi secara umum, sebab
pengobatan hipertensi secara umum tidak jauh beda dengan pengobata hipertensi
pada kehamilan, tapi pada absorpsi obat dan dampak pengobatan dan hipertensi itu
sendiri pada janinnya.

Jenis-jenis obat anti hipertensi (tekanan darah tinggi)

1) Diuretics obat-obat jenis ini membantu tubuh untuk meniadakan tubuh dari cairan
dan sodium yang berlebihan sehingga pembuluh darah tidak terlalu berat bekerja
karena terlalu banyaknya cairan dalam tubuh.
2) ACE inhibitor bekerja dengan mencegah suatu bahan kimia dalam darah,
angiotensin I, dari yang diubah menjadi suatu zat yang meningkatkan retensi
garam dan air dalam tubuh. Obat ini juga membuat pembuluh darah rileks, yang
selanjutnya mengurangi tekanan darah.
Obat ini bertindak pada langkah selanjutnya dalam proses yang sama yang ACE
inhibitor mempengaruhi. Seperti inhibitor ACE, mereka menurunkan tekanan
darah dengan pembuluh relaxingblood.
3) Beta blockers mempengaruhi respon tubuh terhadap impuls saraf tertentu. Hal ini,
pada gilirannya, menurunkan tingkat kekuatan dan kontraksi jantung, yang
menurunkan tekanan darah.

8
4) Dilator Pembuluh darah (vasodilator), seperti hydralazine (Apresoline) dan
minoxidil (Loniten). Obat ini menurunkan tekanan darah dengan relaksasi otot-
otot di dinding pembuluh darah.
5) Kalsium channel blockers, seperti amlopidine (Norvasc), diltiazem (Cardizem),
isradipine (DynaCirc), nifedipin (Adalat, Procardia), dan Obat verapamil (Calan,
Isoptin, Verelan). di grup ini memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel
pembuluh darah. This relaxes the blood vessels and lowers blood pressure. Hal ini
menenangkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
Obat ini mengontrol tekanan darah dengan menghilangkan kelebihan garam dan
air dari tubuh.
6) Saraf blocker, seperti methyldopa alpha (Aldomet), clonidine (Catapres),
guanabenz (Wytensin), guanadrel (Hylorel), guanethidine (Ismelin), prazosin
(Minipress), derivatif rauwolfia (reserpin), dan terazosin (Hytrin).. Obat ini
kontrol impuls saraf di sepanjang jalur saraf tertentu. Hal ini memungkinkan
vesselsto darah rileks dan menurunkan tekanan darah.

Prinsip pengobatan Hipertensi


Mengurangi besarnya desakan isi pembuluh terhadap dinding arteri dengan cara:
a. mengurangi besarnya isi volume darah
b. membuat pembuluh darah lebih rileks, tidak spasme/kejang
c. melebarkan pembuluh darah.

Akibat yang ditimbulkan oleh hipertensi


a. hipertropi otot jantung akibat dari hiperfungsi
b. penebalan dinding pembuluh darah, (arteriosklerosis) karena usaha menahan
naiknya tekanan pada dinding pembuluh.
c. Meningkatnya fragilitas pembuluh darah, sehingga rentang terjadi rupture dan
perdarahan pada otak maupun organ lain.

Uraian diatas merupakan jenis obat yang digunakan pada pengidap hipertensi
secara umum, namun tidak semua dari jenis obat diatas dapat digunakan pada ibu
hamil, karena memikirkan keadaan janin yang dikandung.

9
B. Obat Imunologi
1. Pengertian Imunologi
Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem
imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan
pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin
seperti : malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit
autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik,
kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan
sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan
klinis , membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel
terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik yang
bersifat hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan asing.

2. Sistem Imun
Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat
di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah
sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap
pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta
sel tumor. Imunitas atau sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami
atau system imunnon spesifik dan imunitas adaptif atau system imun spesifik.
Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik.Sistem imun
non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan dalam sistem
imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level
larut seperti pada asam lambung atau enzim.
Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T
yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed
hypersensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan sistem imun berada dalam
kondisi optimal adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang.Kedua sistem
imun ini bekerja sama dengan saling melengkapi secara humoral, seluler, dan sitokin
dalam mekanisme yang kompleks dan rumit.

10
1) Imunitas Alami atau Non spesifik
Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan
inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing
atau abnormal dari jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui kontak
dengan suatu antigen. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan
terhadap mikroorganisme tertentu. Selain itu sistem imun ini memiliki respon
yang cepat terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori
immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat.
Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti
kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah masuknya
berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen serum yang
disekresikan tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin tertentu, dan antibody
alamiah; serta komponen seluler,seperti sel natural killer (NK).
a. Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang
penting. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia yang
akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi,
komponen dari sistem komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan
tubuh.
b. Sitokin dan Kemokin (Cytokine and chemokine) adalah polipeptida yang
memiliki fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin dan
kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan atau
menekan respon inflamasi. Contoh sitokin yang berperan penting dalam
merespon infeksi bakteri yaitu :Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-
a (TNF-a).
c. Antibodi alamiah (immunoglobulin) didefinisikan sebagai antibodi pada
individu normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen
eksogen.Antibodi alamiah berperan penting sebagai pertahanan lini pertama
terhadap patogen dan beberapa tipe sel, termasuk prakanker, kanker, sisa
pecahan sel, dan beberapa antigen.
d. Natural Killer Cells (Sel Natural Killer) diketahui secara morfologi mirip
dengan limfosit ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit granular besar.

11
Sekitar 10–15% limfosit yang beredar pembuluh darah tepi adalah sel NK. Sel
NK berperan penting pada respon dan pengaturan imun bawaan. Sel NK
mengenal dan melisiskan sel terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK
melisiskan sel dengan melepaskan sejumlah granul sitolitik di sisi interaksi
dengan target. Komponen utama granul sitolitik adalah perforin. Sel NK juga
menghasilkan sitokin dan kemokin yang digunakan untuk membunuh sel
target, termasuk IFN-γ, TNF-a, IL-5, dan IL-13. Sistem imun yang ada pada
tubuh dapat kita lihat dari sel darah kita.
2) Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system)
Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit infeksi,
bersifat khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel limfoid. Imunitas ini
bisa bersifat pasif dan aktif.
a. Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya
dalam inang lain.
b. Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif denga
antigen asing yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis, imunisasi,
pemaparan terhadap produk mikroba atau transplantasi se lasing.

Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai


kemampaun untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem
imun adaptif memiliki beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk
merespon berbagai antigen, masing-masing dengan pola yang spesifik;
kemampuan untuk membedakan antara antigen asing dan antigen sendiri; dan
kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan sebelumnya dengan
memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas respon imun spesifik :

a. Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral ditengahi oleh


sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid
sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang
terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital.
b. Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan
pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan

12
memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi tertentu.
Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa
subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan
sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel
tersebut. Untuk mengetahui cara kerja sel T penindas atau sel T pembunhuh
dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Perbedaan sifat sistem imun non spesifik dan spesifik

Non spesifik Spesifik

Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang

Spesifitas Umumnya efektif terhadap semua Spesifik untuk mikroorganisme yang


mikroorganisme. sudah mensintesis sebelumnya

Sel yang penting Fagosit Limfosit

Sel NK

Sel K

Molekul yang Lizosim Antibody sitokin


penting
Komplemen

Protein fase akut

Interferon ( sitokin )

Sel yang berada didominasi sel polimorfonuklear didominasi selT dan sel B
di dalamnya

Sifat bersifat general/ umum bersifat memori / diperlukan pajan


pertama dan efektik untuk pajanan
berikutnya dengan antigen yang sama

13
Cara kerja cara kerja cepat cara kerja kualitas meningkat karna
memiliki sifat memory

3. Antigen & Antibodi


1) Antigen
Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan
dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan
seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak
bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan
sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun. Antigen biasanya
berbentuk protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah
sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh sel dan organkhusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksibakteri dan virus,
serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap
sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko
terkena beberapa jenis kanker.
Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis
utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen adalah
antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk
mikroorganisme,tepung sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini
bertanggungjawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit
infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada
asma.Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi
antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan
antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah

14
antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak
ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit.
Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai arti klinik
adalah kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu
individu spesies dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan
antigen semacam ini terdapat pada sel darah merah,sel darah putih trombosit,
protein serum, dan permukaan sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh,
termaksud antigen-antigen histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen
polomorfik, karena adanya dua atau lebih bentuk-bentuk yang berbeda secara
genetik didalam populasi.ciri – ciri antigen yang menentukan imunogenitas dalam
respon imun :
a. Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing
terhadap hospes
b. Ukuran molekul
c. Kekompleksian kimia dan structural
d. Penentu antigen ( epilop )
e. Konstitusi genetik inang
f. Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen.

Pembagian antigen
a. Berdasarkan epitop
 Unditerminan ( univalent )
 Unideterminan ( multivalent )
 Multideterminan ( univalent )
 Multideterminan ( multivalent )
b. Berdasarkan spesifitas
 Heteroantigen 4.Antigen organ spesifik
 Xenoantigen 5.Autoantigen
 Alloantigen
c. Berdasarkan ketergantungan terhadap sel T
 T dependen

15
 T independen
2) Antibodi

Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar
tubuhvertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.
Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi
memiliki dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh
tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai
berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan
kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki.

Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia,
yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun
yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui. Antibodi
adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang
menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut
cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin.
Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan
antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya
menjadi Ab.(Dorlan).

Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut


sebagai immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai
dua tempat pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan
antigenik) yang menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing
molekul antibody terdiri atas empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat
(heavy chain)yang identik dan dan dua rantai ringan (light chain) yang identik,
yang dihubungkan oleh jembatan disulfida untuk membentuk suatu molekul
berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat daerah variabel
(V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan asam amino pada
bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain.Daerah V
rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk suatu

16
kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi.Interaksi antara tempat
pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan
substratnya: ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia
pada masing-masing molekul(Campbell).

3) Interaksi Antigen dan Antibodi


Interaksi Antigen dan Antibodi adalah sebagai berikut :
a. Reaksi ini pada umunya spesifik,biarpun ada beberapa ditemukan reaksi
silang (cross – reaction)
b. Pengabunggan antara antigen – antibodi adalah erat sekali, tetapi seringkali
reversible.
c. Antigen dan antibodi bergabung dalam jumlah yang variabel ( Danysz
phenomenon )
d. Antigen dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena yang bergabung
adalah gugus – gugus spesifik dari kedua regens.
e. Dari suatu antigen dengan antiserumnya dapat diperihatkan tipe – tipe reaksi
serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh molekul – molekul antibodi
yang sama sering merefleksikan yang berbeda.
4) Komplemen
Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang
penting. Sistem ini terdiri dari 30 protein-protein dalam serum atau di permukaan
sel-sel tertentu. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia
yang akan melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi,
komponen dari sistem komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan
tubuh. Ketika diaktivasi, akan menghasilkan sejumlah fragmen komplemen
reaktif secara biologis. Fragmen komplemen tersebut akan memodulasi bagian
lain dari sistem imun dengan cara terikat secara langsung pada T limfosit dan
sumsum tulang penghasil limfosit (B limfosit) pada sistem imun adaptif dan juga
menstimulasi sintesis dan pelepasan sitokin. Komponen komplemen juga dapat
meningkatkan fagositosis makrofag dan neutrofil dengan bekerja sebagai
opsionin.

17
Umumnya komplemen mempunyai efek utama , yakni :

a. Lisis sel ( misalnya bakteri dan sel tumor )


b. Menghasilkan perantara yang ikut serta dalam peradangan dan menarik
fagositosis.
c. Opsinosasi organisme dan kompleks imun untuk pembersihan fagositosis.
d. Peningkatan respon imun berperantara antibody.

Protein komplemen terutama disintesis oleh hati dan sel fagositik. Karena
tidak tahan panas , komplemen dinonaktifkan pada suhu 56 0 c selama 30
menit.Efek – efek biologik utama komplemen yakni opsonisasi, anafilaktosin,
sitolisis.
Akibat klinik dari defisiensi komplemen secara umum mengakibatkan
peningkatan kepekaan terhadap penyakit infeksi , misalnya defisiensi C2 sering
menimbulkan infeksi bakteri piogenik yang serius. Defisiensi komponen
kompleks penyerang selaput sangat meningkatkan kepekaan terhadap
infeksi Neisseria . defisiensi pada komponen jalur alternative juga telah diketahui
, misalnya defisiensi properdin membuat orang lebih peka terhadap penyakit
meningokokus.
5) Sitokin dan Kemokin
a. Pengertian sitokin dan kemokin
Sitokin dan kemokin adalah polipeptida yang memiliki fungsi penting
dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin berperan dalam menentukan
respon imun alamiah dengan cara mengatur atau mengontrol perkembangan,
differensiasi, aktifasi, lalulintas sel imun, dan lokasi sel imun dalam organ
limfoid. Sitokin merupakan suatu kelompok“messenger intrasel” yang
berperan dalam proses inflamasi melalui aktifasi sel imun inang. Sitokin Juga
memainkan peran mediator poten untuk inflamasi sel.
Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan kompleks yang dapat
mengaktifkan atau menekan respon inflamasi. Telah dikenal lebih 30 sitokin.
Sebagian besar sel sistem imun dan beberapa sel lainnya melepaskan sitokin.
Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a) contoh sitokin yang

18
berperan penting dalam merespon infeksi bakteri, keduanya merupakan
polipeptida berbobotmolekul kecil yang memiliki efek yang luas dalam
berbagai reaksi dalam tubuh, termasuk respon imunologi, inflamasi, dan
hematopoiesis.
b. peranan sitokin
Sitokin bekerja seperti hormin , yaitu tidak melalui reseptor pada permukaan
sel sasaran sebagai berikut :
 Langsung :
 Lebih dari satu efek terhadap berbagai jenis sel ( pleitropi )
 Autoregulasi ( fungsi autokrin )
 Terhadap sel yang letaknya tidak jauh ( fungsi parakrin )
 tidak langsung :
 Menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau bekerja sama
dengan sitokoin lain dalam merangsang sel ( sinergisme ).
 Mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin (antagonisme)
c. Aktivasi sel
 Aktivasi sel T
Antigen yang semula ditangkap dan diproses APC, dipersentasikan
ke reseptor pada sel Tc dan Th masing – masing dalam hubungan dengan
MHC kelas I dan II. APC tersebut memproduksi dan melepas sitokin
seperti IL – 1 yang merangsang sel T untuk berpoliferasi dan
berdeferensiasi. Sel T tersebut memproduksi sitokin. Untuk mengetahui
hubungan sel T dengan Major histocompatibility complexkelas I atau
Major histocompatibility complex kelas II, dan antigen (merah).
 Aktivasi sel B
Sel Th dirangsang melepas sitokin yang mengaktifkan sel B dalam
3 tingkat, yakni aktivasi, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma
yang memproduksi Ig.

19
 Sitokin dan inflamasi
Endotoksin dan trauma fisik dapat pula menimbulkan pelepasan
sitokin yang berperan pada inflamasi akut, yang lokal maupun yang
sistematik.
 Sitokin dan pengobatan
Sitokin dapat digunakan sebagai pengganti komponen sistem imun
yang defesiensi atau untuk menggerahkan sel – sel yang diperlukan dalam
menanggulangi defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sistem
sel imun dalam respons terhadap tumor infeksi bakteri atau virus yang
berlebihan. Antisitokin telah digunakan untuk mengontrol penyakit
autoimun dan pada keadaan dengan sistem imun yang terlalu aktif /
patologik.

4. Imunitas

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi
adalah pemberian kekebalaan tubuh terhadaap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan
memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan pada anak-anak karena sistem


kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,sehingga rentang terhadap
serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali tetapi
harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan dan hidup anak. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas
dari immunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti Hepatitis B,
campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, dan TBC. Imunisasi

20
pada balita atau anak – anak dapat kita lakukan untuk membuat system imun dalam
tubuh anak menjadi lebih baik.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan
melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang
dengan cara suntik atau minum. Telah bibit penyakit masuk pada tubuh kita maka
tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membentuk
antibodi.Imunisasi dapat dibagi jadi 2 jenis, yakni imunisasi pasif dan imunisasi aktif.
1) imunisasi pasif
Imunisasi ini terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel lainnya
dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif atau dengan kata lain
merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.
2) imunisasi aktif
Pada imunisasi aktif, respon imun dapat terjadi setelah seseorang terpasang
dengan antigen. Imunisasi aktif kekebalanya didapat dari pemberian bibit
penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasaa guna
membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang
kuat.Transfer sel yang imunokompeten kepala pejamu yang sebelumnya
imuninkompeten, disebut transfer adaptif Imunisasi dapat terjadi.

5. Penyakit Imunitas
Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim pertahanan tubuh yang
terintegrasi sejak awal konsepsi (pembuahan).merupakan sistim pertahanan tubuh
yang sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut dapat juga
berubah menjadi suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak
bisadisembuhkan.Contoh : Saat udara dingin, sering kita mengalami hidung
tersumbat, bersin2 pada saluran nafas kita (hidung), ini merupakan mekanisme untuk
menghangatkan dan melembabkan udara luar yang kita hirup kedalam paru-paru,
tetapi pada orang – orang tertentu, justru udara dingin tersebut akan memicu
timbulnya reaksi yang berlebihan, yaitu timbulnya serangan sesak nafas (astma), bisa
juga timbulnya gatal - gatal di sekujur tubuh (biduren/urtikaria). Berikut ini
merupakan penyakit akibat merendahnya sistem imun.

21
1) Hipersensivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respons
imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan jaringan tubuh. Reaksi
tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan
dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi itu dapat
terjadi sendiri – sendiri, tetapi klinik sering dua atau lebih jenis tersebut terjadi
bersama.
2) Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun terhadap
antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen sedangkan antibodi
yang dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit autoimun dapat dibagi atas beberapa
golongan, yaitu :
a. Berdasarkan organ ; terdiri atas penyakit autoimun organ spesifik dan non
organ spesifik.
b. Berdasarkan mekanisme ; penykit autoimun melalui antibodi ( anemia
hemolitik autoimun, miastenia gravis dan tirotoksikosis ), penyakit autoimun
melalui kompleks imun ( LES, AR ), penyakit autoimun melalui sel T dan
penyakit autoimun melalui komplemen.
3) HIV AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency syndrome,
merupakan sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV disertai
gejala infeksi yang oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan
tubuh akibat kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan
dari Human Immunodeficiency Virus.
a. Gejala Infeksi HIV/ AIDS
 Infeksi akut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah
selama 1-2 minggu. Bisa disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul
dengan bercak kemerahan (biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal.
Sakit kepala, sakit pada otot-otot, sakit tenggorokan, pembengkakan
kelenjar, diare (mencret), mual-mual, maupun muntah-muntah.

22
 Infeksi kronik : tidak menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi
sampai 10 tahun.
 Sistem imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah
200/ml dan penderita masuk dalam fase AIDS.
 AIDS merupakan kumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Gejala yang
tampak tergantung jenis infeksi yang menyertainya. Gejala-gejala AIDS
diantaranya : selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar pada leher atau
lipatan paha, panas yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat malam,
penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bercak
keunguan pada kulit yang tidak hilang-hilang, pernafasan pendek, diare
berat yang berlangsung lama, infeksi jamur (candida) pada mulut,
tenggorokan, atau vagina dan mudah memar/perdarahan yang tidak bisa
dijelaskan penyebabnya.dan berat badan berangsur – angsur menurun.
Berdasarkan penjelasan diatas untuk lebih mengetahui
b. Epidemiologi
Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain (misal GO, klamidia),
dapat meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi sel-sel
darah sistem imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh menurun
dan sering berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas
kering (open) dengan suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak dapat
hidup dalam darah yang kering lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan hidup
dalam darah yang tertinggal di spuit/ siring/ tabung suntik selama 4 minggu.
Selain itu, HIV juga tidak tahan terhadap beberapa bahan kimia
seperti Nonoxynol-9, sodium klorida dan sodium hidroksida.
c. Dampak HIV/ AIDS
Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam masyarakat adalah
menurunnya kualitas dan produktivitas SDM (usia produktif=84%); angka
kematian tinggi dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS pada bayi, anak dan
orang tua; serta adanya ketimpangan sosial karena stigmatisasi terhadap
penderita HIV/ AIDS masih kuat.

23
d. Cara Penularan
HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti : darah, cairan air mani
(semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun cairan dalam otak.
Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang mengandung virus dalam
jumlah kecil tidak berpotensi menularkan HIV.Cara penularan HIV AIDS
antara lain :
 Hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, berhubungan
seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat
pelindung (kondom).
 Kontak darah/luka dan transfusi darah – Kontak darah/luka dan transfusi
darah yang sudah tercemar virus HIV.
 Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik – Penggunaan jarum suntik atau
jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi
HIV.
 Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya.
 HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang bersalaman, berciuman,
berpelukan, tinggal serumah, makan dam minum dengan piring-gelas yang
sama.
e. Cara Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan ditujukan kepada seseorang yang mempunyai
perilaku beresiko, sehingga diharapkan pasangan seksual dapat melindungi
dirinya sendiri maupun pasangannya. Adapun caranya adalah dengan tidak
berganti-ganti pasangan seksual (monogami), penggunaan kondom untuk
mengurangi resiko penularan HIV secara oral dan vaginal. Pencegahan pada
pengguna narkoba dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunaan
jarum suntik bersamaan dan jangan melakukan hubungan seksual pada
saat high (lupa dengan hubungan seksual aman). Sedangkan pencegahan pada
ibu hamil yaitu dengan mengkonsumsi obat anti HIV selama hamil (untuk
menurunkan resiko penularan pada bayi) dan pemberian susu formula pada

24
bayi bila ibu terinfeksi HIV. Serta menghindari darah penderita HIV mengenai
luka pada kulit, mulut ataupun mata.
f. Pengobatan HIV/ AIDS
Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah dengan pengobatan
ARV (antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap
penelitian.Jenis obat-obat antiretroviral :
 Attachment inhibitors(mencegah perlekatan virus pada sel host)
dan fusioninhibitors(mencegah fusi membran luar virus dengan membran
sel hos). Obat ini adalah obat baru yang sedang diteliti pada manusia.
 Reverse transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah salinan RNA virus ke
dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan saat ini
adalah golongan Nukes dan Non-Nukes.
 Integrase inhibitors,menghalangi kerja enzim integrase yang berfungsi
menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus
 Protease inhibitors (PIs), menghalangi enzim protease yang berfungsi
memotong DNA menjadi potongan-potongan yang tepat. Golongan obat ini
sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir, Lopinavir, dll.).
 Immune stimulators (perangsang imunitas) tubuh melalui kurir (messenger)
kimia, termasuk interleukin-2 (IL-2), Reticulose, HRG214. Obat ini masih
dalam penelitian tahap lanjut pada manusia.
 Obat antisense, merupakan “bayangan cermin” kode genetik HIV yang
mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya (HGTV43).
4) Lupus
Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya dikenal sebagai systemic
lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang menyerang banyak
sistem dalam tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai
adanya antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri. Penyakit lupus atau systemic
lupus erythematosus (SLE) lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti ras
kulit hitam, Cina, dan Filipina. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda
dengan puncak kejadian pada usia 15-40 tahun (selama masa reproduktif) dengan

25
perbandingan wanita dan laki-laki 5:1. Penyakit ini sering ditemukan pada
beberapa orang dalam satu keluarga.
Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum diketahui dengan jelas.
Namun diduga mekanisme terjadinya penyakit ini melibatkan banyak faktor
seperti genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan humoral. Faktor genetik yang
abnormal menyebabkan seseorang menjadi rentan menderita SLE, sedangkan
lingkungan berperan sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya
sudah memiliki gen abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum
jelas, namun diduga kontak sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat golongan
sulfa, penghentian kehamilan, dan trauma psikis maupun fisik.
Gejala Klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat
timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh.
Munculnya penyakit dapat spontan atau didahului faktor pemicu. Setiap serangan
biasanya disertai gejala umum, seperti demam, badan lemah, nafsu makan
berkurang dan berat badan menurun.Infeksi juga lebih mudah terjadi pada
penderita SLE, sehingga penderita dianjurkan mendapat terapi pencegahan dengan
antibiotika bila akan menjalani operasi gigi, saluran kencing, atau tindakan bedan
lainnya. Salah satu bagian dari pengobatan SLE yang tidak boleh terlupakan
adalah memberikan penjelasan kepada penderita mengenai penyakit yang
dideritanya, sehingga penderita dapat bersikap positif terhadap terapi yang akan
dijalaninya.

6. Obat-obat Imunologi
Dalam bidang imunologi, kuman dan racun kuman (toksi) disebut sebagai anti
gen. Antigen merupakan bagian protein kuman atau protein racun. Bila antigen untuk
masuk kedalam tubuh manusia, maka sebagai reaksi tubuh akan membentuk zat anti.
Anti dalam tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut toksin.
Pada umunya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen
yang kuat adalah jenis kuman ganas/virulen. Karena itu anak akan menjadi sakit bila
terjangkit kuman ganas.

26
a. Vaksin
Vaksin adalah bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun
kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan. Pemberian vaksin merangsang
tubuh anak membuat antibodi. Adapun jenis penyakit yang pencegahannya dapat
dilakukan dengan imunisasi :
1) TBC
2) Difteri
3) Tetanus
4) Polio
5) Campak
6) Hepatitis

27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka
systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat Referensi lain megatakan bahwa hipertensi adalah
tekanan darah sistolik dan diastolic ≥ 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan dua kali selang empat jam. Kenaikan tekanan darah
sistolik ≤30 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi.
Imunologi adalah ilmuyang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem
imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada
berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti :
malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit
autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik,
kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan
sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis ,
membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel terutama yang
berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik yang bersifat
hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan asing.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi para pembaca,
khususnya mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Semoga kedepannya
dapat dibuat lebih banyak informasi mengenai obat-obat antijamur dalam kebidanan yang
akan dapat berguna.

28

Anda mungkin juga menyukai