SRI WAHYUNI
Nim : N.20.034
CI LAHAN CI INSTITUSI
_______________ _______________
POLEWALI MANDAR
TAHUN 2020/2021
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
koroner) dan otak (menyebabkan) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
2. Penyebab Hipertensi
adalah hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus
essensial adalah multifactor, terdiri dari factor genetic dan lingkunga. Factor
keadaan dari system organ lain seperti ginjal (gagal ginjal kronik, glomerulus
3. Jenis Hipertensi
a. Berdasarkan Penyebabnya
dijumpai lebih kurang 90% dan hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh
dikatakan telah pasti yaitu 10% dari seluruh hipertensi. Menurut Sunarta
1) Hipertensi Primer
natrium (Na) dan kaliun (K) didalam tubuh dan dehidrasi (Panjaitan,
2015).
2) Hipertensi Sekunder
b. Berdasarkan Bentuknya
anak atauk dewasa muda. Hipertensi ini disebut diastolik karena terjadi
c. Jenis hipertensi lain yang perlu diketahui menurut Sari (2017) adalah
sebagai berikut:
pingsan.
atau lebih dari 25 mmHg saat keadaan istirahat atau lebih dari 30 mmHg
saat beraktivitas serta tidak ditemukan kelainan katup pada jantung kiri,
2) Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi pada ibu yang
ini hipertensi pada kehamilan tidak boleh dibiarkan dan harus diberikan
protein pada urine (proteinuria) > 300 mg/24 jam setelah usia
setelah persalinan.
4. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan peningkatan tekanan darah sistol dan
diastol.
Tabel 1. 2
Stage 1
Hipertensi 160 atau >160 100 atau >100
Stage 2
Sumber : Kemenkes RI, 2014
darah berupa dua angka yang menunjukkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Contohnya tekanan darah 120/80, angka yang di atas menunjukkan tekanan darah
sistolik yaitu tekanan diarteri ssaat jantung berdenyut atau berkontraksi memompa
darah melalui pembuluh tersebut dan angka yang di bawah menunjukkan tekanan
diastolik yaitu tekanan diarteri saat jantung berelaksasi diatara dua denyutan
symbol kimia untuk merkuri). Satuan ini menunjukkan cara pengukuran tekanan
darah sejak pertama kali ditemukan (Palmer dan William, 2007; dalam Ina Eriana,
2017).
Saat ini terdapat dua jenis tensimeter yaitu :
a. Tensimeter digital
dan hasil pengukuran dapat dilihat pada layar. Beberapa alat tensimeter digital
b. Tensimeter manual
tensimeter air raksa. Cara mengoperasikan kedua jenis tensimeter ini sama.
Perbedaan kedua jenis tensimeter ini adalah pada alat untuk membaca hasil
melalui angka yang ditunjukkan oleh jarum pada cakram angka sedangkan
pada tensimeter raksa hasil pengukuran dapat dilihat melalui nilai yang
ditunjukkan oleh air raksa pada skala yang ada (Medicalogy, 2017; dalam Ina
Eriana, 2017).
Menurut Benson dan Casey (2006) ada beberapa hal yang harus
pengukuran
kedua lengan bertumpu sehingga siku berada pada posisi yang sama
lengan, dan manset harus ditempatkan pada kulit yang telanjang, bukan
pada baju
6. Patofisiologi
gambaran peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi (Bustan, 2007; dalam
7. Gejala
hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah. Gejala yang
timbul berbeda-beda. Kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru
timbul keluhan setelah terjadi kompilasi yang spesifik pada organ tertentucseperti
organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik,
misalnya sakit kepala atau pusing. Akan tetapi, pada penderita hipertensi berat
biasanya akan timbul gejala antara lain : Sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah,
marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat ditengkuk, nyeri di daerah
bagian belakang, nyeri di dada, otot lemah, pembekakan pada kaki dan pergelangan
kaki, keringat berlebihan, kulit tampak pucat atau kemerahan, denyut jantung
menjadi kuat, cepat atau tidak teratur, impotensi, darah diurin, dan mimisan (jarang
Faktor risiko terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor
1) Genetik
anak akan lebih mendekati tekanan darah orang tuanya bila mereka
Eriana, 2017).
2) Usia
sekitar 20% dan meningkat lebih dari 50% pada usia di atas 60 tahun.
juga dapat terjadi pada usia muda, namun prevalensinya rendah (kurang
dari 20%) (Palmer dan Williams, 2007; ; dalam Ina Eriana, 2017).
3) Jenis kelamin
2) Alkohol
tinggi. Alkohol juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbon
alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam sehari
dalam klorida yang terdapat dalam garam dapur dalam jumlah normal
5) Stres
Stress adalah suatu hal yang membuat anda tegang, marah, frustasi
dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga
Eriana, 2017).
9. Komplikasi Hipertensi
berikut, yaitu:
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
pembesaran jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan
tidak mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga
banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung
(Panjaitan, 2015)
b. Otak
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke
iskemik dan stoke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering (sekitar 80%
kasus) adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri
hemoragik (sekitar 20% kasus) timbul saat pembuluh darah di otak atau di
dektat otak pecah. Penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang
c. Ginjal
d. Mata
e. Stroke
dapat menyebabkan stroke yang dapat menjurus pada kerusakan otak dan
10. Penatalaksanaan
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
Menghentikan merokok
b) Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
prinsip yaitu :
zona latihan
latihan
perminggu.
c) Edukasi Psikologis
Teknik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk
Teknik relaksasi
Pengobatannya meliputi :
a) Step 1
inhibitor.
b) Step 2
vasodilator.
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter)
1. Pengkajian
c. Riwayat di panti wredha ( jika klien di panti wredha ) Nama panti, alamat
d. Genogram
- Penerangan
- Pembuangan sampah
- Sumber pencernaan
- Privasi
- Resiko injury
f. Status kesehatan saat
a) Aktivitas / istirahat
takipnea
b) Sirkulasi
c) Integritas ego
stress multiple
d) Eliminasi
e) Makanan / cairan
f. Neurosensori
retinal optic.
g. Gangguan Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
h. Pernapasan
merokok
i. Keamanan
j. Pembelajaran / peyuluhan
jantung, DM, penyakit ginjal. Factor resiko etnik : penggunaan pil KB atau
hormone.
2. Diagnosa keperawatan
kebutuhan oksigen
c. Nyeri (akut) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
3. Perencanaan / intervensi
Tujuan :
diterima
pasien
Intervensi :
a) Pantau TD Ukur pada kedua tangan / paha umtuk evaluasi awal. Gunakan
vena.
R: Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat
relaksasi.
simpatia.
- ADL mandiri
Intervensi :
fisiologis terhdap stress aktivitas dan bila ada merupakan indicator dari
dengan perlahan.
serebral.
Intervensi :
mis; kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang,
saraf simpatis
oleh stress.
pencengahan.
Intervensi :
dapat dimengerti:
- Nilai normal
individu
- Pengertian
- Penyebab
- Pengobatan/penanganan
- Pencengahan
mereka sehat.
DAFTAR PUSTAKA