Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

LANSIA

1. Defenisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia (Keliat, 1999 dalam Maryam, 2015). Menurut pasal 1 ayat
(2), (3), (4) UU No 13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia
lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Dan
masa dewasa tua (lansia) di mulai setelah pensiun, biasanya antara usia 61 dan
75 tahun (Nursalam 2010). Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO
seseorang disebut lanjut usia (elderly) jika berumur 60-74 tahun. Menurut
Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad, Guru Besar Universitas Gajah
Mada Fakultas Kedokteran usia 65 tahun keatas disebut masa lanjut usia atau
senium. Kehidupan manusia (WHO 2015).
Menjadi Tua (menua) adalag suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang
tidak hanya dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupan
yaitu neonatus, toddler, pra school, remaja, dewasa, lansia, lanjut usia
merupakan kelanjutan usia dewasa antara usia 65 tahun hingga tutup usia
(Padila 2013).
Usia Lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang
dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana
diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang
akan kelihangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah
siap menerima keadaan baru dalam setap fase hidupnya, dan mencoba
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya (darmojo,dkk 2014).
2. Batasan Umur Lanjut Usia
Batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur lansia adalah
sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam bab I pasal I ayat
2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
(enam puluh tahun) ke atas”. (padila 2013).
b. Menurut Worl Healt Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi 4
kriteria berikut : Usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut
usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun,
dan WHO tebaru adalah menetapkan kriteria baru yang membagi
kehidupan manusia kedalam 5 kelompok usia, anak-anak dibawah umur
(0-17 tahun), pemuda 18-655 tahun, setengah baya adalah usia 66-79
tahun, orang tua 80-99 tahun dan 100 tahun keatas orang tua usia panjang.
c. Young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), da very old (>80 tahun)
(padila 2013).
3. Klasifikasi Lansia
a. Pralansia (presinilis)
Pralansia adalah seseorang yang berusia 45-59 tahun.
b. Lansia
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi
Lansia resiko adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
d. Lansia potensial
Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan kegiatan
atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
e. Lansia tidak potensial
Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
4. Karakteristik Lansia
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan)
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
dan kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif
hingga kondisi maladaptive.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (fadila 2013)
5. Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman
hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonomimya.
Tipe tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a. Tipe arif bijaksana adalah kaya dengan hikmah, pengalaman,
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan,
bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan,
dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri adalah mengganti kegiatan yang yang hilang dengan yang
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan
memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas adalah konflik lahir batin menentang proses penuaan
sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani,
pengkritik dan banyak menuntut.
d. Tipe pasrah adalah menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti
kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.
e. Tipe bingung adalah kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,
menyesal, pasif, dan acuh tak acuh. Tipe lain dari lansia adalah tipe
optimis, tipe konstruktif. Tipe independen (ketergantungan), tipe defensife
(bertahan), tipe militan dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat
kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (padila 2013).
6. Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
a. Perubahan fisik
- Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,
berkurangnya cairan intra dan extra seluler.
- Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat
dalam respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf punca indra
system pendengaran, presbiakusis, atrofi membrane timpani,
terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin.
- Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hilangnya
respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, hilangnya daya
akomodasi, menurunnya lapang pandang.
- Sistem kardiavaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meninggi.
- Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sihingga
menyebabkan menurunnya aktivitas silia. Paru kehilangan
elastisitasnya sehingga kapasitas residu meningkat, nafas berat.
Kedalaman pernafasan menurun.
- Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi, sehingga menyebabkan
gizi buruk, indera pengecap menurun karena adanya iritasi selaput
lender dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian
hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dana sin.
- Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi
sihingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR
menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa
menjadi meningkat, vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika
urinaria sulit di turunkan pada vpria lansia yang akan berakibat
retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % dialami oleh pria diatas
55 tahun, pada vulva terjadi atripi sedang vagina terjadi
selaputlendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi
berkurang dan menjadi alkali.
- Sistem endokrin : pada system endokrin hampir semua produksi
hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya
tidak berubah, aktivitas tiroid menurun sehingga menurunkan
basal metabolism rate (BMR). Produksi sel kelamin menurun
seperti : progesterone, estrogen dan testosterone.
- Sistem integument : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan
jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menipis menjadi kelabu,
sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku
menjadi keras dan rapuh.
- Sistem musculoskeletal : tulang kehilangan destensinya dan makin
rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang
disebut discuisine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan
atropi serabut erabit otot, sehingga lansia menjadi lamban
bergerak, otot kam dan tremor.
b. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
- Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
- Kesehatan umum
- Tingkat pendidikan
- Keturunan
- Lingkungan
- Kenangan (memori) ada 2 :
- Kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari
yang lalu
- Kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
- Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal
- Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan
psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan,
karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
c. Perubahan-Perubahan Psikososial
- Pensiun : nilai seseorang dukur oleh produktifitasnya, identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.
- Merasakan atau sadar akan kematian
- Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah
perawatan bergerak lebih sempit.

Anda mungkin juga menyukai