Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kiblat menjadi salah satu hal yang sangat penting oleh umat muslim karna ia

menjadi salah satu syarat sahnya dalam menunaikan ibadah sholat, akurasi dalam

penentuan arah kiblat juga harus benar-benar akurat sehingga tidak terjadi keraguan

didalamnya, arah kiblat yang selama ini kita gunakan boleh saja sewaktu-waktu dapat

berubah disebabkan oleh faktor alami yaitu pergeseran lapisan tanah yang terjadi

akibat gempa bumi.

Ditinjau dari segi meteorologis Indonesia adalah negara yang kaya dengan

sumber daya alamnya, sementara itu Indonesia terletak pada daerah monsun atau

angin musim di daerah tropis, dan dari oseanografi dan oseanologi, Indonesia hanya

terdiri dari 30% daratan dan 70% perairan. ditinjau dari seismologi Indonesia sering

mengalami gempa bumi dan dari segi vulkanologi Indonesia mempunyai banyak

gunung berapi yang masih aktif.1

Pulau sulawesi terbentuk melalui proses tektonik yang rumit. Istilah suture

digunakan oleh para ahli untuk menggambarkan rumitnya tektonik yang terjadi di

Indonesia, termasuk pulau Sulawesi. Suture tersebut yaitu suture Sulawesi, suture

Maluku, suture Sorong, suture Banda dan suture Kalimantan diakibatkan oleh

1
Ahmad Wahidi ,Evi Dahliyatin Nuraini ,Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Malang:UIN Maliki Press,2014) h.3.
tumbukan antara lempeng indo-australia, eurasia, Pasifik dan laut Philipina.

Tumbukan antara paparan Sunda dan Australia yang mengakibatkan susunan geologi

Sulawesi terbentuk menjadi daerah ekresi yang kompleks. Diperkirakan pembentukan

suture Sulawesi terjadi pada masa Oligosen akhir kemudian berlanjut sampai awal

Miosen yang mana sampai sekarang deformasi itu masih berlangsung. aktifitas

tektonik itu telah mengakibatkan aktifnya kembali sesar-sesar di Sulawesi dan

terangkatnya batuan iolit di Sulawesi bagian timur,jalur batuan metamor di Sulawesi

bagian tengah dan batuan berumur pra tersier di Sulawesi bagian barat. disamping itu,

aktifitas tektonik di wilayah sulawesi Utara terbentuknya punggung mayu bagian

timur Sulawesi Utara dan timur pulau Sangihe Talaud,banyak dipengaruhi oleh

tumbukan ganda dari busur kepulauan.struktur geologi di Sulawesi berarah utara-

selatan,barat laut-tenggara, dan barat daya-, Timur laut, sesar palu koro merupakan

struktur utama di Sulawesi. Sesar palu koro tergolong sesar aktif yang mendatar

mengiri dan berarah barat laut-tenggara yang terbentang dari teluk palu melewati

lembah palu koro hingga teluk Bone yang sebagian besar gempa bumi di wilayah

Sulawesi tengah berasal dari gerakan sesar ini. Selain itu,masih ada sesar aktif yang

bergerak dan belum teridentifikasi oleh para ahli yaitu Sulawesi barat, Gorontalo,

Poso, Sulawesi Utara dan kepulauan Sangir yang pada umumnya berasal dari

pergerakan punggungan Mayu, interaksi tunjaman Palung Philipina.2

2
Analisis sejarah,dampak dan penanggulangan bencana gempa bumi pada saat pandemi covid-19 di
Sulawesi Barat
PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)di tahun 2014

mengungkapkan bahwa pulau Sulawesi sering terjadi gempa bumi, yang beberapa

tercatat terjadi setiap satu tahun yang memakan korban jiwa dan sejumlah

infrastruktur bangunan akibat gempa bumi merusak ini.3

Gempa Bumi yang terjadi pada 15 Januari 2021 di Sulawesi barat bukanlah yang

pertama kali terjadi.pada tahun 1820,1969, 1976, dan 1984 pernah terjadi gempa

dengan kekuatan Magnitude>6 SR. Tahun 1820 pernah terjadi gempa bumi disertai

tsunami di wilayah Makassar, sementara itu pada tanggal 23 Februari 1969 terjadi

gempa 6,3SR dengan kedalaman 13km yang juga menimbulkan tsunami dan

mengakibatkan 64 orang meninggal dan hilang, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah

rusak di Kecamatan Malunda dengan ketinggian tsunami 4 meter, 11 April 1976

gempa bumi kembali mengguncang dengan magnitude 6,3SR dan menimbulkan

tsunami yang menyebabkan 13 orang meninggal di Polewali Mandar,15 Januari 2021

dengan M 6,2SR gempa Kembali mengguncang daerah Sulawesi barat Di Kabupaten

Majene dan Mamuju dan mengakibatkan 64 korban jiwa, 826 orang luka-luka dan

sekitar 15.000 ribu korban mengungsi.4

Namun harus di akui bahwa realitas menunjukkan masih ada beberapa masjid

yang diperkirakan arah kiblatnya kurang tepat, sebagaimana yang telah diungkapkan

Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding di Gedung DPR,Senayan, Jakarta,

bahwa beberapa tahun lalu terungkap adanya pergeseran arah kiblat dibeberapa
3
https://sejarah.bidi.bnpb.go.id/articles/sejarah-gempabumi-merusak-di-sulawesi. Diakses pada tanggal
7 Juni 2022, pukul11:49.
4
Analisis sejarah,dampak dan penanggulangan bencana gempa bumi pada saat pandemic covid-19 di
Sulawesi Barat
masjid dari 193 ribu masjid di Indonesia, rata-rata pergeseran ya terjadi mulai dari

0,7° - 1°. Serta adanya isu-isu yang beredar bahwa arah kiblat berubah karena

pergeseran lempeng Bumi yang menyebabkan banyak masyarakat resah dengan arah

kiblat yang mereka gunakan selama ini. sehingga Komisi VIII DPR meminta kepada

Dirgen Bima Islam, agar tidak menimbulkan keragu-raguan di masyarakat perlu

dilakukan langkah-langkah pendataan dan perbaikan5

Kronologi kejadian gempa bumi berskala besar di Kecamatan Tapalang telah

terjadi sebanyak 2 kali dengan guncangan yang cukup besar pada hari kamis sekitar

pukul 14:35 14 januari 2021 dengan kekuatan M 5,9 SR dengan kedalaman 10 Km

disusul keesokan harinya jumat 15 januari dengan kekuatan 6,2 SR pada pukul 02:28

WITA dengan kedalaman yang sama yaitu 10 km.

Kecamatan Tapalang kabupaten Mamuju merupakan salah satu daerah yang

terdampak gempa bumi yang berskala 6,2 SR Pada awal tahun 2021.hal itu tentunya

mempengaruhi sebagian infrastruktur bangunan salah satunya adalah masjid yang ada

di kecamatan Tapalang.

Posisi Masjid pada umumnya akan dijadikan pedoman oleh para jamaah untuk

beribadah shalat dirumahnya masing-masing jika melakukan shalat sunnah atau bagi

keluarga yang tidak memungkinkan shalat berjamaah di masjid.Apabila yang

dipedomani adalah masjid yang arah kiblatnya keliru,maka tidak menutup

kemungkinan arah kiblat yang rumah-rumah masyarakat pun ikut keliru.

5
Muliani, Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene,
( Skripsi,2021)h.3
Salah satu syarat sah nya shalat adalah menghadap kiblat, sesuai firman Allah

dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2) ayat: 144 yang berbunyi:

ُ ‫ َر ِام ۗ َو َحي‬J‫ ِج ِد ْال َح‬J‫ط َر ْال َم ْس‬


‫ا ُك ْنتُ ْم‬JJ‫ْث َم‬ ْ J‫كَ َش‬JJَ‫ َولِّ َوجْ ه‬Jَ‫ضىهَا ۖ ف‬ ٰ ْ‫ك قِ ْبلَةً تَر‬ َ َّ‫ب َوجْ ِهكَ فِى ال َّس َم ۤا ۚ ِء فَلَنُ َولِّيَن‬ َ ‫قَ ْد ن َٰرى تَقَ ُّل‬
َ‫ق ِم ْن َّربِّ ِه ْم ۗ َو َما هّٰللا ُ بِغَافِ ٍل َع َّما يَ ْع َملُوْ ن‬
ُّ ‫ب لَيَ ْعلَ ُموْ نَ اَنَّهُ ْال َح‬ ْ ‫فَ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم َش‬
َ ‫ط َر ٗه ۗ َواِ َّن الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬

Artinya:"Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah

kelangit,maka kami akan palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka

hadapkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram.dan dimana saja engkau berada,

hadapkanlah wajahmu kearah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al-

kitab( Taurat dan Injil)tahu bahwa (Pemindahan kiblat)itu adalah kebenaran dari

Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan” (QS.Al-

Baqarah:144)6

kebanyakan masyarakat di Kecamatan Tapalang beranggapan bahwa arah kiblat

adalah tempat terbenamnya matahari yang mengarah ke Barat,oleh karena itu

kebanyakan masjid mengarah ke barat atau arah terbenamnya matahari.Pergeseran

lempeng bumi dapat mempengaruhi arah kiblat,dengan perubahan lintang dan bujur

tempat,yang juga dapat mempengaruhi Azimuth Kiblat.

Dengan jumlah 69 masjid dan 4 musholla yang ada di Kecamatan Tapalang

Kabupaten Mamuju, tidak menutup kemungkinan terjadinya pergeseran arah kiblat

akibat gempa bumi,maka dari itu pentingnya kembali melihat keakuratan arah kiblat

setelah terjadinya gempa bumi.

6
Kementrian Agama RI,Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita Hafsah.h.22
Oleh karena itu sudah seharusnya masjid yang ada dikecamatan Tapalang

dilakukan pengukuran keakuratan arah kiblat agar proses ibadahnya juga lebih

sempurna.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju

dengan menfokuskan bagaimana analisis terhadap keakurasian arah

kiblat masjid yang ada di Kecamatan Tapalang pasca gempa

2. Deskripsi Fokus

• Akurasi adalah Kecermatan,ketelitian,ketepatan7

• Kiblat adalah arah yang dituju kaum muslimin dalam

melaksanakan sebagian ibadah8.

• Masjid merupakan tempat ibadah kaum muslimin seperti sholat

wajib, sholat hari raya dan tempat yang digunakan untuk

memperingati hari-hari istimewa dalam agama Islam yang berupa

bangunan9

• Gempa adalah peristiwa alam yang berasal dari dalam bumi

sehingga mengakibatkan gerakan yang bergelombang pada kulit

bumi 10.
7
Muliani, Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene,
(Skripsi,2021)h.5.
8
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2015),h.103
9
https://kemahasiswaan.uui.ac.id/masjid-dalam-fungsi-arti-dan-tonggak-sejarah/ diakses pada tanggal
30 mei 2022,pukul17:14.
10
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gempa diakses pada tanggal 30 mei 2022 pukul 17:23
C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Akurasi Arah Kiblat Masjid Di Kecamatan Tapalang

sebelum Gempa Bumi?

2. Bagaimana Posisi arah kiblat masjid di Kecamatan Tapalang

Kabupaten Mamuju Pasca gempa?

D. Kajian Pustaka

Pandangan para Ahli tentang definisi arah kiblat

1. Menurut Fachruddin dalam Ensiklopedia al-quran kiblat merupakan satu arah

yang dimana pun kaum muslimin berada ketika hendak melaksanakan Sholat

wajib maupun Sunnah mereka wajib menghadap kearah tersebut yaitu Ka'bah

yang ada di Makkah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail.11.

2. Menurut Harun Nasution, kiblat adalah arah untuk mengahadap ketika sholat 12

3. Menurut Mochtar Effendi, kiblat adalah Arah Ka'bah di Makkah sebagai arah

untuk sholat.13

4. Menurut Slamet Hambali Arah Kiblat adalah arah menuju Ka'bah lewat jalur

terdekat yang dimana setiap muslim yang mengerjakan shalat harus menghadap

ke arah itu.

5. Muhyiddin Khazin adalah arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar

yang melewati Ka'bah (Makkah) dengan tempat kota yang bersangkutan.

11
Muhammad Hadi Bashori,Pengantar Ilmu Falak(Cet.1;Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2015), h.112-113.
12
Muhammad Hadi Bashori,Pengantar Ilmu Falak, h. 113
13
Muhammad Hadi Bashori,Pengantar Ilmu Falak, h. 113
6. Menurut Suksinan Azhari, Kiblat adalah arah untuk menghadap ke Ka'bah

ketika seorang muslim hendak melaksanakan shalat14

Dari beberapa definisi mengenai arah kiblat, maka dapat disimpulkan

bahwa arah kiblat adalah arah menuju Ka’bah yang wajib dituju oleh umat

Muslim dalam mengerjakan shalat dan melaksanakan ibadah lainnya yang

letaknya berada di tengah-tengah Masjidil Haram.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui keakurasian arah kiblat masjid yang ada di

kecamatan tapalang pasca gempa

b. Untuk mengetahui posisi arah kiblat masjid di Kecamatan Tapalang

pasca gempa

2. Kegunaan Penelitian

a. Peneliti dapat menambah keilmuan dibidang Ilmu Falak terutama

tentang pentingnya akurasi arah kiblat ketika beribadah.

b. Bagi Masyarakat luas, khususnya di Kecamatan Tapalang, dapat

menjadikan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya

14
Muhammad Hadi Bashori,Pengantar Ilmu Falak, h. 113
arah kiblat secara akurat dalam melaksanakan ibadah dan juga dapat

menjadi tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

c. Dapat digunakan sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan akurasi arah kiblat, baik bagi pembaca maupun

masyarakat. Dan juga untuk menambah Khazanah keilmuan khususnya

dibidang Ilmu Falak15

d. Dapat memberikan pijakan baru bagi masyarakat Khususnya di

Kecamatan Tapalang dalam mengahadapi kiblat ketika beribadah

dengan posisi arah kiblat yang telah di hitung kembali.16

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

3. Pengertian Arah Kiblat

Dalam Bahasa Arab, istilah arah disebut dengan istilah jihah,syatrah atau qiblah

dalam bahasa latin, jihah atau syatrah yang berarti arah yang menghadap atau disebut

dengan azimuth. sedangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam karya Abdul Aziz

Dahlan menyebutkan bahwa kiblat diartikan sebagai bangunan Ka'bah atau arah yang

dituju kaum muslimin dalam melaksanakan sebagian ibadah.kiblat pada dasarnya

diambil dari bahasa arab yang berarti suatu arah yang menunjukkan ke suatu tempat
15
.Evi Dahliyatin Nuroini, Pengaruh pergeseran lempeng Bumi Terhadap penentuan Arah Kiblat
Masjid-masjid di Kota Yogyakarta(Skripsi 2010),h.26
16
.Evi Dahliyatin Nuroini, Pengaruh pergeseran lempeng Bumi Terhadap penentuan Arah Kiblat
Masjid-masjid di Kota Yogyakarta, (Skripsi 2010),h.26
dimana ka’bah berada di Masjidil haram, makkah, Arab Saudi. Kiblat adalah arah

yang dihadap oleh umat islam ketika melaksanakan ibadah Shalat.17

Masalah Kiblat, tidak lain dari masalah tentang azimut,yaitu jarak dari titik utara

ke lingkaran vertikal melalui benda langit atau melalui suatu tempat diukur sepanjang

lingkaran horizon menurut arah perputaran jarum jam. Menghadap kiblat adalah

syarat sahnya shalat, sehingga tidak sah shalat tanpa menghadap kiblat,kecuali shalat
khauf, shalat sunnah diatas kendaraan atau perahu,yang diperkenankan kearah mana

saja kendaraan itu menghadap.18

Dalam penguburan dan pemotongan hewan qurban arah kiblat juga digunakan

sebagai pedoman arah.dalam sebuah masjid,kiblat ditandai dengan mihrab,yakni

bagian interior masjid kearah Makkah.19

4. Sejarah Kiblat

Ka'bah adalah tempat peribadatan paling terkenal dalam kalangan kaum muslim

dengan sebutan Baitullah yang dibuat dari batu-batu lalu dibangun menjadi bangunan

berbentuk kubus dengan ukuran ketinggian 16 meter, lebar 11 meter dan panjang 23

meter. Nabi Adam AS adalah orang pertama yang diyakini sebagai peletak dasar
bangunan Ka'bah di bumi karena menurut Yaqut al-Hamawi,(575 H/1179 M-626

H/1229 M. ahli sejarah dari Irak) menyatakan bahwa Ka'bah berada di lokasi kemah

Nabi Adam AS setelah diturunkan Allah SWT dari surga. setelah nabi Adam AS

wafat, bangunan itu di angkat ke langit. Lokasi itu dari masa ke masa diagungkan dan

disucikan oleh umat para nabi.lalu pada masa Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As,

17
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,2015)h.103.
18
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014),h.11
19
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014), h.13
lokasi tersebut digunakan untuk membangun rumah ibadah yang menjadi rumah

ibadah pertama sesuai ayat dalam QS. Ali Imran (3) Ayat 96.20

َ‫ي بِبَ َّكةَ ُم ٰب َر ًكا َّو ُهدًى لِّ ْل ٰعلَ ِمي ْۚن‬
ْ ‫س لَلَّ ِذ‬
ِ ‫ض َع لِلنَّا‬ ٍ ‫اِنَّ اَ َّو َل بَ ْي‬
ِ ‫ت ُّو‬

Artinya "Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah

(Baitullah) yang adadi Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi
seluruh alam. (QS. Ali Imran (3) Ayat 96).21

Sebagaimana yang terdapat dalam QS.al-Baqarah(2) ayat 125.

ْ ِ‫صلًّىۗ َو َع ِه ْدنَٓا اِ ٰلٓى اِ ْب ٰر ٖه َم َوا‬


‫مٰ ِع ْي َل‬PP‫س‬ َ ‫س َواَ ْمنً ۗا َواتَّ ِخ ُذ ْوا ِمنْ َّمقَ ِام اِ ْب ٰر ٖه َم ُم‬
ِ ‫َواِ ْذ َج َع ْلنَا ا ْلبَيْتَ َمثَابَةً لِّلنَّا‬
ُّ ‫اَنْ طَ ِّه َرا بَ ْيتِ َي لِلطَّ ۤا ِٕىفِيْنَ َوا ْل ٰع ِكفِيْنَ َو‬
ُّ ‫الر َّك ِع ال‬
‫س ُج ْو ِد‬

Artinya " Dan ( ingatlah), ketika kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul

dan tempat yang aman bagi manusia. dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat

shalat. dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail,” Bersihkanlah

rumahKu untuk orang-orang yang tawaf, orang yang i’tikaf, orang yang ruku’ dan

orang yang sujud” (QS.al-Baqarah(2) ayat 125.)22

Pada masa pembangunan, Nabi Ismail as menerima Hajar Aswad ( Batu hitam)

dari malaikat Jibril di Jabal Qubais,dan meletakkannya di sudut tenggara bangunan.

Bentuk dari bangunan ini adalah kubus yang dalam bahasa Arab disebut muka'ab lalu

muncullah sebutan Ka'bah dan belum memiliki daun pintu kemudian menggunakan
20

21
Kementrian Agama RI,Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita Hafsah.h.62
22
Kementrian Agama RI,Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita Hafsah.h.19
penutup dari kain oleh raja Tubba' dari Dinasti Himyar(pra Islam) di Najran (daerah

Yaman). Pemeliharaan Ka'bah setelah wafatnya nabi Ismail as. dipegang oleh

keturunannya, lalu Bani Jurhum, lalu Bani Khuza'ah yang dari situlah penyembahan

berhala diperkenalkan, lalu di pegang oleh kabilah-kabilah Quraisy yang merupakan

generasi penerus garis keturunan Nabi Ismail as.23

Ka'bah sebagai bangunan pusaka purbakala semakin rapuh dimakan

waktu,sehingga banyak bagian-bagian tembok nya yang retak dan bengkok.selain itu,

Makkah juga pernah dilanda banjir hingga menggenangi Ka'bah dan meretakkan

dinding-dinding Ka'bah yang memang sudah rusak. Pada saat itu orang-orang

Quraisy berpendapat bahwa perlunya diadakan renovasi untuk memelihara

kedudukannya sebagai tempat suci. Ketika sampai pada tahap peletakan Hajar Aswad

mereka berselisih tentang siapa yang akan meletakkannya. Kemudian pilihan mereka

jatuh ke tangan seseorang yang dikenal sebagai al-Amin ( yang jujur atau terpercaya)

yaitu Muhammad bin Abdullah. Setelah penaklukan kota Makkah, pemeliharaan

Ka'bah dipegang oleh kaum muslimin dan berhala-berhala sebagai lambang

kemusyrikan yang terdapat di sekitarnya dihancurkan oleh kaum muslimin.24

C. Dasar Hukum Menghadap Kiblat

1. Dasar Hukum dari al-Qur’an

Dalam menghadap arah kiblat,banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan

tentang ayat ini,antara lain:

23
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis,(cet III,Semarang:PT Pustaka Rizki Putra, 2017), h.27
24
Dr.H Ahmad Izzuddin,M.Ag. Ilmu Falak Praktis,( cet III,:PT Pustaka Rizki Putra, 2017),h.29
a. Firman Allah dalam surah al-Baqarah:115
‫ق َو ْال َم ْغ ِربُ فَا َ ْينَ َما تُ َولُّوْ ا فَثَ َّم َوجْ هُ هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ َوا ِس ٌع َعلِ ْي ٌم‬
ُ ‫َوهّٰلِل ِ ْال َم ْش ِر‬

“Dan milik Allah timur dan barat, kemanapun kamu menghadap disanalah
wajah Allah.Sungguh Allah Maha Luas Maha Mengetahui” (QS.al-
Baqarah).25

Ayat diatas menjelaskan bahwa kemana saja kamu berpaling menghadap

Allah, maka semuanya itu diridhainya, yaitu sama saja bagimu ketika datang

perintah untuk menghadap kearah kiblat.

b. Firman Allah dalam surah al-Baqarah:144

ۗ ‫ط َر ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام‬ ْ ‫ك َش‬ َ َ‫ضىهَا ۖ فَ َولِّ َوجْ ه‬ ٰ ْ‫ك قِ ْبلَةً تَر‬ َ َّ‫ك فِى ال َّس َم ۤا ۚ ِء فَلَنُ َولِّيَن‬َ ‫ب َوجْ ِه‬ َ ُّ‫قَ ْد ن َٰرى تَقَل‬
‫ق ِم ْن َّربِّ ِه ْم ۗ َو َما‬ُّ ‫ب لَيَ ْعلَ ُموْ نَ اَنَّهُ ْال َح‬
َ ‫ط َر ٗه ۗ َواِ َّن الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬ ْ ‫ْث َما ُك ْنتُ ْم فَ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم َش‬ ُ ‫َو َحي‬
َ‫هّٰللا ُ بِغَافِ ٍل َع َّما يَ ْع َملوْ ن‬
ُ

“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah kelangit, maka


kami akan palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. maka
hadapkanlah wajahmu kearah Masidil Haram.Dan dimana saja engkau
berada,hadapkanlah wajahmu kearah itu.Dan sesungguhnya orang-orang
yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,bahwa
(pemindahan kiblat) itu adalah benar dari Tuhan mereka dan Allah tidak
lengah terhadap apa yang mereka kerakan”(QS.al-Baqarah:144)26

c. Firman AllahDalam surah al-Baqarah:149


‫ق ِم ْن َّربِّكَ ۗ َو َما هّٰللا ُ بِغَافِ ٍل‬
ُّ ‫ْج ِد ْال َح َر ِام ۗ َواِنَّهٗ لَ ْل َح‬ ْ ‫ك َش‬
ِ ‫ط َر ْال َمس‬ َ َ‫ْث خَ َرجْ تَ فَ َولِّ َوجْ ه‬ ُ ‫َو ِم ْن َحي‬
َ‫َع َّما تَ ْع َملُوْ ن‬
“Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu
ke Masidil Haram,sesunggunya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu.
Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan”(QS.al-Baqarah:149).27

d. Firman Allah Dalam surah al-Baqarah:150


ُ ‫ْج ِد ْال َح َر ِام ۗ َو َحي‬
‫ ُوجُوْ هَ ُك ْم‬J‫ْث َما ُك ْنتُ ْم فَ َولُّوْ ا‬ ِ ‫ط َر ْال َمس‬ ْ ‫ك َش‬ َ َ‫ْث خَ َرجْ تَ فَ َولِّ َوجْ ه‬ ُ ‫َو ِم ْن َحي‬
ْ ‫اس َعلَ ْي ُك ْم ُح َّجةٌ اِاَّل الَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُموْ ا ِم ْنهُ ْم فَاَل ت َْخ َشوْ هُ ْم َو‬
‫اخ َشوْ نِ ْي وَاِل ُتِ َّم‬ ِ َّ‫ط َر ٗه ۙ لَِئاَّل يَ ُكوْ نَ لِلن‬ ْ ‫َش‬
َ‫نِ ْع َمتِ ْي َعلَ ْي ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدوْ ۙن‬
25
Kementrian Agama RI,Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita Hafsah.h.18
26
Kementrian Agama RI,Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita Hafsah.h.22
27
Kementrian Agama RI,Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita Hafsah.h.23
“Dan dari manapun engkau(Muhammad) keluar,maka hadapkanlah wajahmu
ke Masidil Haram.Dan dimana saja kamu berada,maka hadapkanlah
wajahmu kearah itu agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentang
mu) kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. janganlah kamu
takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku. agar Aku sempurnakan
nikamat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk”(QS. Al-
Baqarah:150)28

2.Dasar Hukum dari Hadits

a. Hadits riwayat Imam Muslim

‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َوس لّم َ َك ا َن‬ ِ َ ‫َأن رس‬


َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫س‬ ِ َ‫ت َع ْن َأن‬ ٍ ِ‫ح َّدثَنَا َأب وب ْك ِر بن َأيِب َش يبةَ ح َّدثَنَا عفَّا ُن ح َّدثَنَا مَحَّاد بن س لَمةَ عن ثَ اب‬
َْ َ َ ُْ ُ َ َ َ َْ ُْ َ ُ َ
‫ك َش طَْر الْ َم ْس ِج ِد‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫ل‬ِّ ‫و‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫اه‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫ت‬ ‫ة‬ ‫ل‬
َ ‫ب‬ِ
‫ق‬ ‫َّك‬ ‫ن‬ِ
‫ي‬ِّ
‫ل‬ ‫و‬‫ن‬‫ل‬
َ ‫ف‬ ِ
‫اء‬ ‫م‬ ‫الس‬ ‫يِف‬ ‫ك‬ ‫ه‬ِ ‫ج‬ ‫و‬ ‫ب‬ ُّ
‫ل‬ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ى‬ ‫ر‬ ‫ن‬‫د‬ ‫ق‬ { ‫ت‬ ‫ل‬
َ ‫ز‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ِ
‫س‬ ‫د‬ِ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ِ
‫ت‬ ‫ي‬
ْ َ َْ َ ْ َ‫ب‬ ‫و‬ ‫حَن‬ ‫ي‬
ِ ‫ل‬
ّ ‫يص‬
َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ً ْ َ َ ُ َ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ََ
ِ ‫ِإ‬ َّ ِ ِ ‫يِف‬ ِ ‫يِن‬ ِ ِ
‫ت فَ َم الُوا َك َم ا ُه ْم‬ْ َ‫ص ل ْوا َر ْك َع ةً َفنَ َدى َأال َّن الْقْبلَ ةَ قَ ْد ُح ِّول‬ َ ‫ص الَة الََف ْج ر َوقَ ْد‬
َ ٌ‫احْلَ َرام} فَ َمَّر َر ُج ٌل م ْن بَ َس ل َمةَ َو ُه ْم ُر ُك وع‬
‫حَنْ َو الْ ِقْب َل‬
Artinya:

“Bercerita Abu Bakar bin Abi Saibah, bercerita ‘Affan, bercerita Hammad bin
Salamah, dari Tsabit dari Anas: “Bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw (pada
suatu hari) sedang salat dengan menghadap Baitul Maqdis, kemudian turunlah
ayat “Sesungguhnya aku melihat mukamu sering menengadah ke langit, maka
sungguh kami palingkan mukamu ke kiblat yang kamu kehendaki. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram”. Kemudian ada seseorang dari Bani Salamah
bepergian, menjumpai sekelompok sahabat sedang ruku’ pada shalat fajar. Lalu
ia menyeru “Sesungguhnya kiblat telah berubah”. Lalu mereka berpaling seperti
kelompok Nabi, yakni ke arah kiblat”. (HR. Muslim).29

b. Hadits riwayat Imam Bukhari:

‫د‬Jِ J ‫ن َع ْب‬Jِ ‫َن ُم َح َّم ِد ْب‬Jْ ‫د الل َّ ِة قَا َل َح َّدثَنَا يَحْ َي بْنُ َأبِي َكثِيرع‬Jِ ‫ْن َأبِي َع ْب‬Jُ ‫ ُم ْسلِ ُم بْنُ ِإ ْب َرا ِهي َم قَا َل َح َّدثَنَا ِه َشا ُم ب‬J‫َح َّدثَنَا‬
‫ْث‬ُ ‫ه َحي‬Jِ Jِ‫لِّي َعلَى َرا ِحلَت‬J‫ُص‬ َ ‫ل َّ َم ي‬J‫ ِه فَ َس‬J‫ل َّى اللَّةُ َعلَ ْي‬J‫ص‬
َ ‫و ُل الل َّ ِة‬J‫انَ َر ُس‬JJ‫د الل َّ ِة قَا َل َك‬Jِ ‫ن َع ْب‬Jِ ‫ال َّرحْ َم ِن ع َْن َجابِ ِر ْب‬
ْ
َ‫ضةَ نَ َز َل فَا ْستَ ْقبَ َل القِ ْبلَة‬ ْ ‫َأ‬
َ ‫ت فَِإ َذا َرا َد الفَ ِري‬ ْ َ‫تَ َو َّجه‬

28
Kementrian Agama RI,Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat tentang Wanita Hafsah.h.23
29
Muliani,Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.(Skripsi
2021)h.37
Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah


menceritakan kepada kami Hisyam bin Abu ‘Abdullah berkata, telah
menceritakan kepada jami Yahya bin Abu Katsir dari Muhammad bin
‘Abdurrahman dari Jabir bin ‘Abdullah berkata: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam shalat diatas tunggangannya menghadap kemana arah
tunggangannya menghadap. Jika beliau hendak melaksanakan salat fardhu,
maka beliau turun lalu shalat menghadap kiblat”. (HR. Bukhari).30

c. Hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari

Berdasarkan ayat al-Qur’an dan al-Hadits sebagaimana diatas maka

jelaslah bahwa menghadap arah kiblat itu merupakan satu kewajiban yang

telah ditetapkan dalam hukum atau syariat Islam. Maka tiadalah kiblat yang

lain bagi umat Islam melainkan Ka'bah di Masjid al-Ḥaram. Hal ini Sesuai

dengan pendapat para ulama-ulama yang bersepakat bahwa orang yang

menjalankan atau mendirikan shalat harus mengahadap ke arah Masjid al-

Haram ketika shalat.31

3. Pendapat Imam Mazhab tentang hukum menghadap arah kiblat


Semua ulama mazhab sepakat bahwa ka’bah itu adalah kiblat bagi orang yang

dekat dan dapat melihatnya. tetapi mereka berbeda pendapat tentang kiblat bagi

orang yang jauh yang tidak dapat melihatnya.

30
Muliani,Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.(Skripsi
2021)h.37
31
Dinda Tiara,Ikhtilaf Ulama Klasik dan Ulama Kontemporer tentang Arah Kiblat dan
Implementasinya dengan Arah Kiblat Di Rejang Lebong(Skripsi,2019)h.6
c. Imam Hanafi

Imam Hanafi dalam kitabnya Bada’I Sana’I Tatib Asy-Syara’I

menetapkan bahwa orang shalat tidak lepas dari dua keadaan, yaitu

melakukan shalat dengan kadaan mampu menghadap arah kiblat dan

melakukan shalat dalam keadaan tidak mampu menghadap arah kiblat. Jika

seseorang yang shalat mampu melakukan shalat untuk menghadap arah kiblat,

atau dalam keadaan mampu melihat ka’bah maka wajib baginya untuk

menghadap tepat ke bangunan ka’bah, apabila tidak melakukannya maka

shalatnya tidak sah. Sedangkan bagi orang shalat yang tidak mampu

menghadap dan melihat ka’bah, maka ia wajib mengarahkan hadapannya

kearah ka’bah(Jihatul Ka’bah), yaitu tanda-tanda yang menunjukkan kearah

ka’bah. Akan tetapi selama ada kemampuan untuk memalingkan wajahnya

kearah bangunan ka’bah, maka ia wajib melakukannya.32

Lebih lanjut mazhab Hanafi berpendapat bahwa jika ada seseorang yang

hendak melakukan shalat dan ia tidak tahu arah kiblat, sedangkan ia berada

dinegara muslim maka ada beberapa kriteria:

1. Apabila Negara tersebut terdapat mihrab masjid yang tergolong kuno yang

dibuat oleh para sahabat, tabi’in dan sebagainya, maka ia wajib mengikuti

arah mihrab tersebut.

2. Apabila tidak ada maka ia wajib bertanya dengan tiga syarat:

- Ia tidak bertanya pada orang tuli dan buta


32
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,2015)h.92
- Orang yang bias diterima kesaksiannya

- Apabila tidak mendapatkan jawaban, maka wajib mengadakan

penelitian atau menurut ijtihadnya yang semaksimal mungkin33

d. Imam Hambali

Imam Hambali berpendapat bahwa keadaan orang yang dalam

menghadap ka’bah terbagi menjadi empat,pertama, orang yang sangat yakin,

yaitu orang yang mampu melihat bangunan ka’bah secara langsung atau

merupakan warga sekitar sehungga yakin menghadap ke ka’bah meski

tertutup pagar atau dinding, kelompok ini wajib hukumnya menghadap tepat

ke babngunan ka’bah. Kedua, orang yang mungkin berada didekat ka’bah

tetapi tidak melihat ka’bah dan tidak mengetahui arah bangunan ka’bah

misalnya dia orang asing tetapi dia mendapat kabar dari orang lain tentang

arah kiblat, bagi orang ini wajib mengikuti orang tersebut karena memang ia

tidak tahu. Ketiga, orang yang harus berijtihad dalam menentukan kiblat

dimana ia tidak dalam keadaan dua kondisi sebelumnya tersebut serta dia

memiliki tanda-tanda untuk mengetahui kiblat, maka ia wajib berijtihad.

Keempat, orang yang buta atau tidak memiliki kemampuan untuk berijtihad

menentukan kiblat tetapi berbeda kondisi dengan kondisi pertama dan kedua,

maka wajaib baginya taklid kepada para mujtahid.34

33
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014), h.22
34
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,2015)h.93
e. Imam Malik

Mazhab Maliki berpendapat bahwa seandainya menghadap

kebangunan ka’bah adalah suatu kewajiban, maka tentunya akan menyulitkan,

padahal Allah tidak pernah mempersulit hambanya dalam beribadah. 35

Menurut mazhab maliki, arah kiblat bagi orang yang tinggal di Makkah atau

sekitarnya, maka kiblatnya wajib menghadap kearah bangunan ka’bah atau

‘ainul ka’bah secara tepat dengan meluruskan seluruh badannya pada ka’bah,

tetapi bagi mereka yang sedang shalat yang tidak melihat bangunan ka’bah

maka mereka wajib menghadap kearah ka’bah.36

f. Imam Syafi’i

Imam Syafi’I berpendapat bahwa, wajib menghadap Ka’bah itu

sendiri, baik bagi orang yang dekat maupun bagi orang yang jauh. Kalau

dapat mengetahui arah Ka’bah itu sendiri secara pasti (tepat), maka ia harus

menghadapinya ke arah tersebut. Tapi bila tidak, maka cukup dengan

perkiraan saja. Yang jelas bahwa orang yang jauh pasti tidak dapat

membuktikan kebenaran pendapat ini dengan tepat, karena ia merupakan

perintah yang mustahil untuk dilakukannya selama bentuk bumi ini bulat.

35
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar,2015)h.92
36
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014), h.23
Maka dari itu, kiblat bagi orang yang jauh harus menghadap ke arahnya,

bukan kepada Ka’bah itu sendiri.37

D. Metode Penentuan Arah Kiblat

Di Indonesia penentuan arah kiblat yang dilakukan oleh umat islam

mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan yang ada. Pertama kali mereka menentukan arah kibatnya

kebarat dengan alasan Saudi Arabia tempat dimana ka’bah berada terletak

disebelah barat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan kira-kira saja tanpa

perhitungan dan pengukuran terlebih dahulu. Oleh karena itu, arah kiblat sama

persis dengan tempat matahari terbenam. Dengan demikian arah kiblat identik

dengan arah barat. Perkembangan dalam penentuan arah kiblat ini dapat dilihat

dari perubahan besar dimasa K.H. Ahmad Dahlan atau dapat pula dari alat-alat

yang digunakan untuk mengukurnya, seperti miqyas,tongkat

istiwa’,rubu’mujayyab,kompas, theodolite, dan GPS(Global Positioning system).

dengan makin canggihnya alat-alat bantuan tersebut, data azimuth semakin tinggi

tingkat akurasinya.38

37
Dinda Tiara,Ikhtilaf Ulama Klasik dan Ulama Kontemporer tentang Arah Kiblat dan
Implementasinya dengan Arah Kiblat Di Rejang Lebong(Skripsi,2019)h.52
38
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014), h.28
Pada saat ini metode yang sering digunakan untuk menentukan arah kiblat

ada dua macam yaitu Azimuth Kiblat dan Rasdhul Kiblat.

1. Azimuth Kiblat

Azimuth kiblat adalah arah atau garis yang menunjuk ke kiblat (Ka,bah).

Untuk menentukan azimuth kiblat ini diperlukan beberapa data, antara lain:

a. Lintang Tempat/ ‘Ardlul Balad daerah yang kita kehendaki

Adalah jarak dari daerah yang kita kehendaki sampai dengan khatulistiwa
diukur sepanjang garis bujur. Khatulistiwa adalah lintang 0° dan titik kutub

bumi adalah 90°. Jadi nilai lintang berkisar antara 0° sampai dengan 90°. Di

sebelah Selatan khatulistiwa disebut Lintang Selatan (LS) dengan tanda

negatif (-) dan di sebelah Utara khatulistiwa disebut Lintang Utara (LU) diberi

tanda positif (+).

b. Bujur Tempat/ Thulul Balad daerah yang kita kehendaki

Adalah jarak dari tempat yang dikehendaki ke garis bujur yang melalui kota

Greenwich dekat London, berada di seblah barat kota Greenwich sampai 180°

disebut Bujur Barat (BB) dan di sebelah timur kota Greenwich sampai 180°

disebut Bujur Timur (BT).

c. Lintang dan Bujur Kota Makkah (Ka’bah)

Besarnya data Lintang Makkah adalah 21°25ʹ21.17ʺ LU dan Bujur Makkah

39°49ʹ34.56ʺ BT.

Untuk mengetahui dan menentukan lintang dan bujur tempat di Bumi ini,

sekurang-kurangnya ada 5 cara, yaitu dengan:

1) Menggunakan daftar lintang dan bujur tempat yang terdapat di buku-buku

falak
2) Menggunakan peta

3) Menggunakan tongkat istiwa’

4) Menggunakan theodolite

5) Menggunakan GPS (Global Positioning System).39

Secara garis besar langkah-langkah menentukan atau menghitung arah kiblat

adalah Menghitung lokasi atau tempat yang akan dihitung arah kiblatnya.data yang

diperlukan adalah lintang dan bujur ka’bah serta lintang dan bujur tempat. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Izzuddin data ka’bah dalam koordinat

geografisnya adalah φ = +21°25ʹ21,14” dan λ: 39°49’34,5” BT

Menghitung selisih bujur Mekah dan daerah, diperoleh dengan rumus:

SBMD=BT – BM
Menghitung azimuth kiblat dengan pendekatan rumus :

Tan Q = tan LM x cos LT : sin SBMD – sin LT : tan SBMD

2. Dengan bayangan Matahari

Rashdul Qiblah adalah penentuan waktu dimana bayangan benda yang terkena

sinar matahari menunjukkan arah kiblat. Rasdhul Qiblah akan terjadi apabila

posisi matahari berada diatas Ka’bah dan pada saat matahari berada dijalur ka’bah.

Rasdhul Qiblah tidak akan terjadi apabila matahari berada diatas lokasi

setempat.40

a. Rasdhul Qiblah Global/Tahunan

39
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis,(cet III,Semarang:PT Pustaka Rizki Putra, 2017), h. 29-38
40
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2015),h.123
Disuatu hari tertentu, matahari akan berkulminasi tepat diatas ka’bah

yang kemuadian dijadikan sebagai patokan pengukuran arah kiblat.

Inilah yang disebut Rasdhul Qiblat. Rasdhul Qiblat terjadi saat-saat

waktu zuhur, dimana matahari tengah melewati garis meridian,

sehingga memiliki altitude maksimum atau berkulminasi atas dengan

perhitungan yang mempertimbangkan tiga parameter: koordinat bujur

setempat, koordinat waktu referensi, serta equation of time.41


Rasdhul Kiblat Global terjadi dalam satu tahun sebanyak dua

kali, yaitu pada tanggal 27 atau 28 Mei, pukul 11:57 LMT (Local

Mean Time) dan pada tanggal 15 atau 16 Juli pada pukul 12:06 LMT

(Local Mean Time). Karena pada kedua tanggal dan jam tersebut nilai

deklinasi matahari hampir sama dengan lintang Ka’bah tersebut.

Dengan demikian apabila waktu Makkah (LMT) tersebut dikonversi

menjadi waktu Indonesia bagian Barat (WIB), maka harus ditambah

dengan 4 jam 21 menit sama dengan jam 16:18 WIB dan 16:27 WIB.

Oleh karena itu, kaum Muslimin dapat mengecek arah kiblat pada

setiap tanggal 27 Mei atau 28 Mei jam 16:18 WIB, karena bayangan

matahari akan membelakangi arah kiblat, demikian pula pada setiap

tanggal 15 Juli atau 16 Juli pukul 16:27 WIB. Begitu pula jika

dikonversi ke Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) menjadi pukul

17:18 setiap tanggal 27 Mei atau 28 Mei dan 17:27 untuk setiap

tanggal 15 Juli atau 16 Juli.42

41
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2015),h.124
42
Muliani,Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.(Skripsi
2021)h.46
b. Rasdhul Qiblah Harian/ Lokal

Ketika matahari berada dijalur ka’bah bayangan matahari berimpit dengan

arah yang menuju ka’bah untuk suatu lokasi atau tempat sehinggah pada

waktu itu setiap benda berdiri tegak dilokasi yang bersangkutan akan

langsung menunjukkan arah kiblat. Posisi matahari seperti itu dapat

diperhitungkan kapan akan terjadi.

Data yang diperlukan dalam perhitungan adalah:

- Lintang Tempat (LT)

- Deklinasi Matahari ( Dekm)

- Equation of time (e)

- Arah Kiblat (AQ)

RUMUS:

Cotan A = Sin LT Tan AQ

Cos B = Tan Dekm Cos A : Tan LT

C = B+A

Bayangan = C : 15 + 12 – e + (BT - BD) : 15

Keterangan:

C = sudut waktu matahari yakni busur pada garis edar matahari

harian, matahari antara lingkaran meridian dengan titik pusat matahari

yang sedang membuat baying-bayang menuju arah kiblat.43


43
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak,(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2015),h.128-129
E. Bahaya Geologi yang di sebabkan oleh Gempa Bumi

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi (kulit bumi), baik

mengenai susunannya, komposisi, sejarah, proses terjadinya maupun bentuknya.

Menurut Djauhari Noor, geologi merupakan ilmu yang mempelajari susunan, bentuk,

sejarah perkembangan bumi, serta proses-proses yang telah, sedang, dan yang akan

bekerja di bumi. Proses-proses geologi yang berasal dari dalam bumi (endogen)

maupun dari luar bumi (eksogen) dapat menimbulkan bahaya bahkan bencana bagi

kehidupan manusia. Salah satu bahaya yang dapat ditimbulkan oleh proses-proses

geologi tersebut adalah gempa bumi.44

Bahaya geologi yang disebabkan oleh gempa bumi adalah merupakan bahaya

yang sering terjadi dan merupakan jenis bencana yang banyak menelan korban dan

kerugian harta benda.

1. Pengertian Gempa bumi

Menurut Bayong (2006:12) gempa bumi adalah suatu gerakan atau getaran

yang terjadi pada kulit bumi yang dihasilkan dari tenaga endogen. Pengertian

tenaga endogen itu sendiri adalah tenaga atau kekuatan perut bumi yang terjadi

karena adanya perubahan pada kuliat bumi. Sifat tenaga endogen ini dapa

membentuk bumi menjadi tidak rata.45

44
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014),h.59
45
https://www.ahlipengertian.com/gempa-bumi/.Diakses pada tanggal 18 November 2022, pukul10:46.
2. Jenis-jenis Gempa Bumi

Gempa Bumi dapat diklasifikasikan menurut proses fisis atau sebabnya, yaitu:

a. Gempa Tektonik, adalah gempa yang disebabkan oleh peristiwa tektonisme

berupa pematahan atau pelipatan lempeng tektonik. Gempa bumi tektonik

merupakan jenis gempa yang paling sering terjadi. Lempeng tektonik secara

sederhana bias dianggap sebagai kerak bumi yang bergerak.46

b. Gempa Vulkanik, sebagai akibat dari pelepasan energi yang ditimbulkan

oleh aktivitas gunung berapi, yaitu magma yang bergerak mendorong atau

menekan lapisan batuan di dalamnya. Pergerakan tersebut akan

menimbulkan gempabumi dengan efek yang lebih kecil dari gempa

tektonik, tetapi berpotensi letusan gunung api.47

c. Gempa Runtuhan, disebakan oleh runtuhan bebatuan, misalnya pada gua

dan longsoran tanah. Gempa ini mempunyai intensitas lemah dan terjadi

secara lokal.48

d. Gempabumi Buatan, sebagai akibat perbuatan atau ulah manusia seperti

ledakan nuklir dan dinamit.

46
Muh.Ma’ruf Sudibyo, Sang Nabi Pun Berputar Arah Kiblat Dan Tata Cara Pengukurannya, (Solo:
Tinta Media,2011),h.151
47
Fajriani, Analisis Seismisitas Sulawesi Barat Berdasarkan Data Gempa 1967-2021(Skripsi:
2021),h.15
48
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014),h.80
e. Gempabumi Tumbukan, sebagai akibat dari jatuhnya meteor, namun

gempabumi ini sangat jarang terjadi.49

Gempa bumi berdasarkan kedalaman hiposentrum terbagi atas tiga gempa

bumi, yaitu:

a. Gempa Dalam, gempa bumi yang memiliki pusat gempa atau hiposentrum

lebih dari 300 km dibawah permukaan bumi, gempa bumi ini umumnya tidak

berbahaya.

b. Gempa Menengah, gempa bumi yang memiliki pusat gempa atau hiposentrum

sekitar 60 km – 300 km dibawah permukaan bumi, umunya getarannya lebih

terasa dan menimbulkan kerusakan ringan.50

c. Gempa Dangkal, gempa bumi yang memiliki pusat gempa atau hiposentrum

lebih dari kurang dari 60 km dibawah permukaan bumi yang dapat menimbulkan

kerusakan besar di bumi.51

3. Akibat Gempa Bumi

Gerakan gempa bumi yang disebabkan oleh gelombang gempa bumi begitu

lemahnyasehingga tidak mungkin akan terasa oleh siapapun. Kita baru akan tahu

49
Fajriani, Analisis Seismisitas Sulawesi Barat Berdasarkan Data Gempa 1967-2021(Skripsi:
2021),h.16
50
https://bobo.grid.id/amp/jenis-jenis-gempa-bumi-berdasar-penyebab-kedalaman-dan-gelombang
Diakses pada tanggal 18 November 2022, pukul11:43
51
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014),h.82
adanya gerakan itu karena dicatat oleh sebuah alat yang disebut seismograf. Dalam

kasus lain gempa akan terasa sekali. Gempa ini mungkin akan menyebabkan

goyangan atau suara berderak-derak, tetapi tidak akan mengakibatkan perubahan

dipermukaan bumi. Gempa bumi berasal dari energy yang dilepaskan dari hasil

pergerakan lempeng. Akibat dari bencana yang disebabkan gempa bumi ini berupa

rekahan tanah (ground rupture), getaran tanah(mass-movement), perubahan aliran air

(drainage changes), gelombang pasang atau tsunami dan sebagainya. Gempa umum

yang paling sering terjadi adalahdisebabkan oleh pergeseran kerak bumi yang dikenal

sebagai gempa tektonik, selain itu gempa bumi juga dapat diakibatkan oleh letusan

gunung berapi namun hanya bersifat lokal yang dikenal dengan gempa vulkanik.52

Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya pergerakan tersebut tentunya akan

mempengaruhi nilai koordinat lintang dan bujur suatu tempat di permukaan bumi.

Terkait dengan arah kiblat tentunya aka nada pengaruhnya. Untuk mengetahui

seberapa signifikankah pergeseran lempeng tersebut sehingga sampai merubah nilai

koordinat lintang dan bujur suatu tempat, maka perlu ada penelitian dan analisa.

52
Ahmad Wahidi Evi Dahliyatin Nuraini, Arah Kiblat dan Pergeseran Lempeng Bumi Perspektif
Syar’iyah dan Ilmiah,(Cet.2,Malang:UIN Maliki Press,2014), h.84
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

lapangan (field research) yaitu penelitian di lapangan yang merupakan

peristiwa nyata dalam masyarakat. Penelitian ini dilakukan dalam situasi

alamiah,akan tetapi didahului oleh campur tangan dari calon peneliti,hal ini

dimaksudkan agar fenomena yang dikehendaki oleh calon peneliti tampak dan

segera diamati53. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian

empiris.penelitian ini dilakukan dengan cara mencari data dan menelitimya

secara langsung dilapangan yakni masjid-masjid yang ada di kecamatan

tapalang.penelitian ini mengungkap keadaan dan lokasi masjid serta

menentukan apakah terjadi perubahan arah kiblat pasca gempa.metode

.Evi Dahliyatin Nuroini,Pengaruh Pergeseran Lempeng Bumi Terhadap penentuan Arah Kiblat
53

Masjid-masjid di Kota Yogyakarta(Skripsi 2010),,h.69-70


penelitian merupakan cara utama yang dilakukan calon peneliti untuk

mencapai dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.54

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakam dibeberapa masjid yang ada di

Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju, guna mengetahui keakurasian arah

kiblat masjid tersebut pasca terjadi gempa di wilayah tersebut.yang titik

koordinatnya diambil dari titik koordinat diambil dari masing-masing lokasi

masjid di Kecamatan Tapalang.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, beberapa pendekatan yang digunakan antara lain:

1. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan yang dilakukan dengan berinteraksi langsung dengan

masyarakat setempat dengan mengajak masyarakat untuk lebih memahami

pentingnya akurasi arah kiblat dan memahami metode penentuan arah kiblat

masjid55.

2. Pendekatan Normatif (Syar’i)

Suatu pendekatan masalah yang akan diteliti dengan menggunakan

peraturan-peraturan atau norma-norma yang relevan dalam hukum islam berkaitan


54
Rizak Hirda Putra,Perubahan Arah Kiblat Masjid Al-Falah Desa Klagenserut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Ditinjau dengan Metode Segitiga Bola dan Teori Imam Nawawi. (Skripsi,2020),
h.43.
55
Muliani,Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.(Skripsi
2021)h.48.
dengan masalah judul yang akan diangkat.yang mana hal itu telah benar atau salah

sesuai dengan syariat islam.56

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan antara lain

a. Data Primer

data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau

sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan 57.dalam hal ini adalah ta’mir

Masjid di Kecamatan Tapalang.

b. Data Sekunder

Data sekunder mencakup dokumen atau rekaman lain yang memberikan bukti

mengenai atau tentang sesuatu yang telah terjadi,misalnya notulen

rapat,sinopsis diskusi,debat,laporan,surat kabar,biografi,dan sejarah yang

ditulis oleh sejarahwan lain58

D. Metode pengumpulan data

2. Metode Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data kualitatif yang bertujuan untuk

memahami,mengamati,dan bertinteraksi dengan orang-orang dalam

lingkungan alaminya.59

56
Muliani,Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.(Skripsi
2021)h.48.
57
H.M.Burhan Bungin,Metedologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta:Prenadamedia
Group,2015),h.128
58
Sulistyo-Basuki,Metode Penelitian,(Jakarta:Penaku,2010),h.103
59
Morissan,Riset Kualitatif(cet.1,Jakarta:PRENADAMEDIA,2019)h.93
3. Metode Wawancara (interview)

Wawancara merupakan metoden pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara adalah

percakapan antara peneliti-seseorang yang berharap mendapatkan informasi-

dan informan- seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting

tentang suatu objek60. yakni ta’mir masjid, KUA dan Masyarakat.

3. Metode Dokumentasi

Corbin dan Strauss(2008) mendefinisakan analisis dokumen sebagai prosedur

sistematis untuk menunjau atau mengevaluasi dokumen, baik dokumen cetak

maupun elektronik. Sebagaimana metode analisis lainnya dalam penelitian

kualitatif, analisis dokumen mensyaratkan bahwa data harus diperiksa dan

ditafsirkan dengan tujuan untuk mendapatkan makna, pemahaman, dan

mengembangkan pengetahuan empiris.61

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi yang ada di lapangan, untuk diolah menjadi data yang lebih sistematis.

Untuk memperoleh data yang akurat maka instrumen harus relevan dengan

masalah yang akan diteliti62.

Maka instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

60
Rahmat Kriyantono,Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif dan Kualitatif,
(cet.8,Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,2020)h.289
61
Morissan,Riset Kualitatif(cet.1,Jakarta:PRENADAMEDIA,2019)h.108
62
Muliani,Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.(Skripsi
2021)h.31
1. Handphone yang digunakan untuk merekam percakapan informan sekaligus

memotret kegiatan-kegiatan selama pengumpulan data.

2. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran arah kiblat seperti kompas,

penggaris dan alat tulis

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisa data merupakan proses mengatur urutan data yang sudah terkumpul

keseluruhan, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,kategori dan satuan

uraian dasar63.

Adapun tehnik pengolahan data pada penelitian ini yaitu:

1. Pemeriksaan data( Editing)

Editing yang dilakukan dengan cara memilih materi yang sesuai dengan yang

dibutuhkan yaitu seperti letak geografis,bagaimana arah kiblat sebelum dan

sesudah gempa. Kemudian data-data tersebut diatur agar dapat dijadikan

bahan untuk mengukur arah kiblat dengan menggunakan alat sederhana64

2. Reduksi data

Reduksi data mengacu pada proses pemilihan,pemusatan

perhatian,penyederhanaan,pengabstrakan dan transformasi data yang muncul

63
Luluk Choiriyah,Uji Akurasi Arah Kiblat Masjid-masjid di Desa Sayutan Parang Magetan,(Skripsi
2017)h.17
64
Rizak Hirda Putra,Perubahan Arah Kiblat Masjid Al-Falah Desa Klagenserut Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun Ditinjau dengan Metode Segitiga Bola dan Teori Imam Nawawi, (Skripsi,2020),
h.48
dalam catatan. Reduksi data mencakup kegiatan seperti memilih(selecting)

yaitu menentukan mana data yang penting,mana yang tidak

penting;memberikan fokus perhatian(focusing) pada data

tertentu,menyederhanakan(simplifying) terhadap data,misalnya keterangan

yang rumit, berbelit-belit, bertele-tele, merumuskan suatu gagasan umum

(general idea) yaitu gambaran umum atau ringkas terhadap fenomena yang

diteliti.65

3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan

Verifikasi data disini ialah peneliti akan membuktikan kebenaran data yang

dikumpulkan melalui hasil yang diukur oleh informan yang memahami

permasalahan yang diajukan kemudian menarik kesimpulan dari hasil yang

sudah diperoleh.66

65
Morissan,Riset Kualitatif(cet.1,Jakarta:PRENADAMEDIA,2019)h.19-20
66
Muliani,Akurasi Arah Kiblat Masjid di Wilayah Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.(Skripsi
2021)h.32

Anda mungkin juga menyukai