Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH ANCAMAN GEMPA


BUMI DAN TSUNAMI DI KOTA
PADANG

Oleh:
Muhammad Syafiq Al Habsy
X MIPA 2
2

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ancaman
Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Padang ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada bidang studi Geografi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang berbagai macam ancaman dari gempa dan tsunami
yang dapat terjadi di kota padang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fuadi Wahyudi, selaku guru


bidang studi Geografi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 November 2021

Muhammad Syafiq Al Habsy


3

Daftar Isi
Contents
Cover.........................................................................................................................1
Kata Pengantar...........................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................2
A. Latar Belakang..................................................................................................2
B. Perumusan Masalah..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Pembahasan...................................................................................................2
B. Ancaman yang Akan Ditimbulkan Tsunami dan Gempa.................................2
C. Hal yang Dapat Dilakukan Untuk Mengantisipasi Gempa dan Tsunami.........2
BAB III PENUTUP...................................................................................................2
A. Kesimpulan.......................................................................................................2
B. Saran.................................................................................................................2
C. Daftar Pustaka...................................................................................................2
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang
sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat
menyebabkan kerusakan sarana seperti bangunan dan jalan-jalan. Gempa juga dapat diikuti oleh
bencana alam lainnya yang sama berbahayanya, seperti kebakaran, banjir, tanah longsor dan
tsunami.
Sementara, kejadian gempa bumi di Sumatera Barat pada 6 Maret 2007 menimbulkan
kerusakan pada 219 unit rumah ibadah, 111 unit perkantoran, 410 unit sekolah dengan korban
jiwa 67 orang, di Kota Padang periode 28 Maret s/d 19 April 2005, telah terjadi 2.108 kali gempa
dan 234 kali diantaranya dirasakan oleh penduduk Kota Padang. Pada periode 16 s/d 25
September 2007, kejadian gempa bumi yang dirasakan di Kota Padang sebanyak 25 kali dengan
magnitude antara 3,2 s/d 6,7 dan bulan September 2009 dengan kekuatan 7,9 SR yang berpusat
di 0,84 LS dan 99,65 BT dengan kedalaman 71 KM pada posisi 57 KM Barat Daya Kota
Pariaman, dengan jumlah korban jiwa 383, 431 orang luka berat, 771 orang luka ringan dan 2
orang hilang, selain itu juga mengakibatkan banyaknya kerusakan fisik seperti, rumah, tempat
ibadah, sarana kesehatan, sekolah dan lainnya.
Kota Padang merupakan daerah yang memiliki tingkat rawan bencana tinggi, data dari
Indeks Rawan Bencana Tahun 2013 BNPB menyebutkan bahwa Kota Padang masuk dalam
kategori rawan bencana tinggi dan berada pada peringkat 10 secara nasional atau peringkat 1 dari
wilayah kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Kelas bahaya gempabumi tinggi
disebabkan oleh karena memiliki nilai peak ground acceleration (PGA) yang tinggi yaitu 0,8-1,5
dan adanya sesar aktif yang sering disebut dengan Sesar Sumatera atau Sesar Semangko. Patahan
ini memiliki panjang 1.900 km, sangat aktif dan berupa strike-slip atau sesar geser. Zona sesar
ini membentang sepanjang sisi barat Pulau Sumatera, yang tentu saja, sering menimbulkan
bahaya seismik karena sesar ini melewati kawasan yang padat penduduk di sekitar zona sesar.
bencana lain yang berpotensi terjadi dan menimbulkan dampak yang besar di Kota Padang
adalah bencana tsunami

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses gempa bumi itu terjadi?
2. Apa saja ancaman yang akan ditimbulkan oleh gempa bumi dan tsunami di kota padang?
3. Apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi bencana dari gempa bumi dan tsunami
di kota padang?
5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa
bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan
pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa
bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat
Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi
untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi
nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat
dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas,
tergantung pada kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0
magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak
pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Di kota padang, gempa bumi telah terjadi


beberapa kali, diantara dari gempa-gempa tersebut
adalah gempa yang berkekuatan besar. Seperti gempa di
Sumatera Barat pada tahun 2009, gempa tersebut terjadi
dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai
Sumatra Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30
September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai
Sumatra, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa
ini menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di
Sumatra Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota
Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota
Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam,
Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut
data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat
gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di
Sumatra Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang,
luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang.
Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah
rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
6

Bencana terjadi sebagai akibat dua gempa yang terjadi kurang dari 24 jam pada lokasi
yang relatif berdekatan. Pada hari Rabu 30 September terjadi gempa berkekuatan 7,6 pada Skala
Richter dengan pusat gempa (episentrum) 57 km di barat daya Kota Pariaman (00,84 LS 99,65
BT) pada kedalaman (hiposentrum) 71 km. Pada hari Kamis 1 Oktober terjadi lagi gempa kedua
dengan kekuatan 6,8 Skala Richter, kali ini berpusat di 46 km tenggara Kota Sungaipenuh pada
pukul 08.52 WIB dengan kedalaman 24 km. Setelah kedua gempa ini terjadi rangkaian gempa
susulan yang lebih lemah. Gempa pertama terjadi pada daerah patahan Mentawai (di bawah laut)
sementara gempa kedua terjadi pada patahan Semangko di daratan. Getaran gempa pertama
dilaporkan terasa kuat di seluruh wilayah Sumatra Barat, terutama di pesisir. Keguncangan juga
dilaporkan dari Pematang Siantar, Medan, Kuala Lumpur, Bandar Seri Begawan, Lembah Klang,
Jabodetabek, Jakarta, Singapura, Pekanbaru, Jambi, Pulau Batam dari Kota Batam, Palembang
dan Bengkulu. Dilaporkan bahwa pengelolaan sejumlah gedung bertingkat di Singapura
mengevakuasi stafnya.[10] Kerusakan parah terjadi di kabupaten-kabupaten pesisir Sumatra
Barat, bagian selatan Sumatra Utara serta Kabupaten Kerinci (Jambi). Sementara Bandar Udara
Internasional Minangkabau mengalami kerusakan pada sebagian atap bandara (sepanjang 100
meter) yang terlihat hancur dan sebagian jaringan listrik di bandara juga terputus. Sempat ditutup
dengan alasan keamanan, bandara dibuka kembali pada tanggal 1 Oktober.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun
segera dicabut dan terdapat laporan kerusakan rumah
maupun kebakaran. Sejumlah hotel di Padang rusak, dan
upaya untuk mencapai Padang cukup sulit akibat
terputusnya komunikasi. Korban tewas akibat gempa
terus bertambah, dikhawatirkan mencapai ribuan orang.
Namun, hingga tanggal 4 Oktober 2009, angka resmi
yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) adalah 603 orang korban tewas dan
343 orang dilaporkan hilang. Pada tanggal 13 Oktober
2009, angka korban tewas meningkat menjadi 6.234
jiwa. Pertolongan yang sangat dibutuhkan oleh korban
gempa terutama adalah kekurangan obat-obatan, air
bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta mengevakuasi
korban lainnya.

B. Ancaman yang Akan Ditimbulkan Tsunami dan Gempa


Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan
gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh
pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di
Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi
dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994). Selama kurun waktu 1600-2000 terdapat 105
kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh
letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk, 2000). Wilayah pantai di
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat
Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-
7

pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku
adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini
telah terjadi 32 tsunami yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh
meletusnya gunung berapi di bawah laut.

Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan
hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi
iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif
beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya,
kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan
berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup
cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana
hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di
banyak daerah di Indonesia. Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir
bandang di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya. Meskipun
pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan dampak
lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan
lingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber
daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini
terhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin
berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan
ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko bencana.

Terjadinya gempa juga dapat membahayakan nyawa-nyawa penduduk Kota Padang ,


terlebih lagi Kota Padang merupakan wilayah yang rawan akan gempa. Dengan adanya
partisipasi pemerintahan indonesia dalam mempersiapkan masyarakat dari ancaman yang akan
ditimbulkan oleh gempa bumi dan tsunami, maka ketika bencana tersebut terjadi maka korban
jiwa dapat diminimalisirkan.

C. Hal yang Dapat Dilakukan Untuk Mengantisipasi Gempa dan


Tsunami
Badan Informasi Geospasial mengungkapkan Indonesia merupakan wilayah rawan
bencana gempa bumi dan tsunami. Untuk mengatasi dan  meminimalisir resiko ketika gempa
bumi atau tsunami terjadi maka diperlukan mitigasi bencana yang terencana.

Peneliti senior bidang geologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaya menjelaskan bahwa ada tiga prinsip yang harus
diketahui yaitu pengetahuan dan pemahaman sumber bencana melalui riset yang serius,
instrumentasi yang tepat sesuai dengan sumber dan tujuannya, dan tindakan mitigasi yang efektif
sesuai dengan karakter sumber bencana, kondisi wilayah dan masyarakat. ”Kita harus
meningkatkan mitigasi itu tidak hanya regional, nasional, tapi harus disesuaikan dengan sumber
bencana setiap wilayah,” ungkapnya pada Jumat (12/6).
8

 Tindakan mitigasi bencana yang bisa dilakukan ialah melalui penataan tata ruang
yang aman bencana; membuat aturan kode bangunan tahan gempa; digalakannya pendidikan dan
penyiapan masyarakat yang tangguh terhadap bencana, sesuai dengan karakter sumber bencana
di setiap wilayah serta harus spesifik. kondisi sumber gempa, tsunami dan gerakan tanah di
indonesia sangat banyak dan beragam, Setiap wilayah berbeda beda karakter sumber gempa atau
tsunaminya dan juga bahayanya, keberagaman ini jelas harus diketahui dan dipahami sebaik-
baiknya sehingga usaha mitigasi bencananya termasuk untuk Early Warning System (EWS)
menjadi lebih sulit sehingga perlu program riset yang serius.
Memperkuat mitigasi secara struktural dan non struktural kini menjadi salah satu
upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat saat ini untuk meminimalisir dampak yang
ditimbulkan. Semua elemen diminta untuk berperan aktif agar seluruh target upaya mitigasi
dapat tercapai sesuai dengan baik. Meski demikian, menurut Nasrul, tanggung jawab itu tidak
bisa sepenuhnya diserahkan kepada BPBD sebagai focal point dalam penanggulangan bencana.
Namun, dibutuhkan sinergitas antar OPD lintas sektor.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Gempa bumi dan tsunami merupakan salah satu bencana alam yang tidak dapat kita
hindari, bahkan kita tidak bisa memprediksi kedatangannya. Dengan adanya persiapan untuk
menghadapi bencana tersebut kita dapat menghindari kerusakan yang lebih parah dan
kemungkinan adanya korban jiwa, upaya pemerintahan sangat diperlukan untuk mewujudkan hal
tersebut.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang “Ancaman Gempa Bumi dan Tsunami di Kota
Padang” diharapkan para pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang ancaman-ancaman yang
dapat ditimbulkan oleh gempa bumi dan tsunami serta dapat mengaplikasikannya pada waktu
dan tempat yang tepat.

C. Daftar Pustaka
1.Renne R.A Kawilarang, Andri Mardiansyah, 2019 Cara Sumatera Barat Antisipasi
Bencana https://www.viva.co.id/berita/nasional/1229829-cara-sumatera-barat-antisipasi-
bencana-nbsp (diakses 21 november 2021)
2. LIPI, 2020. Mitigasi Gempa dan Tsunami : Kesiapan Menghadapi Bencana
http://lipi.go.id/berita/mitigasi-gempa-dan-tsunami-:-kesiapan-menghadapi-bencana/22056
(diakses 21 november 2021)
3. Abror Fauzi, Septian Agam, 2018. Wilayah Rawan Gempa di Indonesia
https://indonesiabaik.id/infografis/wilayah-rawan-gempa-di-indonesia (diakses 21 november
2021)
9

4. Wikipedia, 2021. Gempa Bumi Sumatera Barat 2009


https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sumatra_Barat_2009 (diakses 21 november 2021)
5. BNPB. Potensi Ancaman Bencana https://bnpb.go.id/potensi-ancaman-bencana (diakses
november 2021)
6. bpbd, 2018. Pengertian Gempa Bumi http://bpbd.bandaacehkota.go.id/2018/08/05/pengertian-
gempa-bumi-jenis-jenis-penyebab-akibat-dan-cara-menghadapi-gempa-bumi/ (diakses 21
november 2021)
7. Donald Banjarnahor, 2020. Fakta Potensi Gempa M 8,9 & Tsunami 10 Meter di Sumbar
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20201114144347-37-201847/ini-fakta-potensi-gempa-m-
89-tsunami-10-meter-di-sumbar (diakses 21 november 2021)

Anda mungkin juga menyukai