Anda di halaman 1dari 16

1

LAPORAN GEOGRAFI

ANALISIS TSUNAMI DI PALU


(Diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Geografi)

Guru Pembimbing:
Arif Harimukti Hidayatullah, M.Pd
Siska Yuniar Damayanti

Disusun Oleh:
1. Berlian Syabina R (07)
2. Mirza Dwi Nugroho (20)
3. Nabila Zahra Eka R (23)
4. Nailah Romadoni (25)
5. Tanisha Fayruz F (33)

SMA NEGERI 2 JEMBER


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER Commented [SYD1]: Diberi tambahan seperti ini ya nak :
SMA NEGERI 2 JEMBER
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
2022 2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Analisis Tsunami di
Palu.” Adapun laporan ini kami susun guna memenuhi tugas mata pelajaran Geografi. Kami
menyadari bahwa isi yang tersaji dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang kami miliki. Laporan ini tidak
akan selesai dengan hanya mengandalkan kemampuan kami sendiri. Namun terdapat
beberapa pihak yang bersedia membantu kami sehingga kesulitan dan hambatan pada saat
penulisan laporan dapat teratasi.
Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Siska
Yuniar Damayanti selaku guru pendamping mata pelajaran Geografi sekaligus sebagai
pembimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini. Selain itu, tak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang telah menyemangati kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
Laporan ini telah kami susun semaksimal mungkin, namun tidak menutup
kemungkinan tentang adanya kekurangan, oleh karena itu kami menerima masukan serta
saran yang membangun.
3

DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 4
1.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 5
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 6
2.1. PENGERTIAN TSUNAMI ..................................................................... 6
2.2. SEBAB AKIBAT TERJADINYA TSUNAMI........................................ 7
2.3. DAMPAK.................................................................................................. 9
2.4. PROSES TERJADINYA ....................................................................... 10
BAB.3 METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 12
3.1. JENIS PENELITIAN ............................................................................ 12
3.2. LOKASI PENELITIAN ........................................................................ 12
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 13
BAB.5 KESIMPULAN ....................................................................................................................... 14
5.1. SEBAB .................................................................................................... 14
5.2. DAMPAK................................................................................................ 14
5.3. SARAN.................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
4

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Tsunami adalah serangkaian gelombang yang kuat, disebabkan oleh gerakan yang
besar dan tiba-tiba di bawah laut seperti gempa bumi, aktivitas vulkanik dan tanah
longsor. Kecepatan gelombang tsunami tergantung dari kedalaman laut. Di laut yang
dalam, tsunami jarang terlihat tapi kecepatannya dapat mencapai lebih dari 800 km per
jam. Saat gelombang masuk ke laut dangkal, kecepatannya berkurang menjadi sekitar 30
sampai 50 km per jam.

Sulawesi merupakan wilayah pertemuan tiga lempeng, yaitu Indo-Australia, Eurasia,


dan Filipina. Kondisi tersebut menyebabkannya sangat rawan terhadap bencana gempa
bumi. Gempa bumi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain akibat peristiwa
vulkanik maupun akibat peristiwa tektonik. Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada
pulau Sulawesi tepatnya di Sulawesi Tengah, Kota Palu, Kabupaten Donggaladan,
Kabupaten Sigi.
5

Analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan


gempa besar 7,4 SR dipicu oleh aktivitas sesar palu-koro. Sesar ini merupakan sesar
sinistralaktif dengan kecepatan pergeseran sekitar 25 - 30 mm/tahun. Gempabumi yang
terjadi di Kota Palu ini memicu tsunami hingga ketinggian 5 meter. Akibat guncangan
gempa bumi yang terjadi pada Kota Palu, Kabupaten Donggaladan, Kabupaten Sigi,
beberapa saat setelah puncak gempa bumi terjadi muncul kejadian likuifaksi
(pencairantanah).

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dari penjabaran pada latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan apa saja yang
menjadi faktor faktor penyebab terjadinya tsunami serta apa saja dampak yang terjadi di
Palu, Aceh?

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan ini agar dapat diketahui faktor faktor penyebab terjadinya tsunami serta
dampak apa saja yang terjadi di Palu, Aceh.

Manfaatnya, kita dapat memberikan prediksi kemungkinan kerusakan yang


ditimbulkan dengan mengetahui besaran gempa yang terjadi
6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN TSUNAMI Commented [SYD2]: Diberi tambahan “PENGERTIAN TSUNAMI”

Secara Etimologi, Tsunami sebenarnya berasal dari kosakata bahasa Jepang yang
kemudian diadopsi dan digunakan oleh seluruh masyarakat dunia. Adapun kosakata
tersebut adalah ‘tsu’ yang artinya ‘pelabuhan’ dan ‘nami’ yang artinya ombak.
Penggunaan kata tersebut merujuk pada kebiasaan orang Jepang yang datang ke
pelabuhan setelah terjadinya tsunami.

Menurut Para Ahli, Menurut Simandjuntak (1994), Tsunami adalah satu dari sekian
kejadian alam yang ditandai dengan pasangnya air laut dalam skala besar dan terjadi
secara mendadak, kejadian ini biasa terjadi setelah adanya goncangan gempa bumi
tektonik. Gelombang air laut yang dihasilkan mampu menghancurkan area pemukiman di
sekitar pantai.

Sementara itu, Djunire (2009) juga menyebutkan bahwa tsunami adalah salah satu
jenis bencana alam yang kerap terjadi di kawasan Indonesia. Menurutnya tsunami
merupakan gelombang besar yang terjadi akibat adanya gempa bumi di bagian dasar
samudera, letusan gunung api, serta longsoran massa batuan di sekitar kawasan basin
samudera.

Sedangkan menurut Sudrajat (1994), tsunami yang terjadi mempunyai kaitan erat
dengan terjadinya perubahan bentuk di dasar laut dalam secara cepat yang diakibatkan
7

oleh berbagai faktor geologi. Faktor-faktor tersebut dapar berupa adanya letusan gunung
berapi dan juga gempa bumi.

2.2. SEBAB AKIBAT TERJADINYA TSUNAMI Commented [SYD3]: Diberi tambahan “SEBAB AKIBAT
TERJADINYA TSUNAMI”
A. Sebab Tsunami Secara Umum
1) Gempa bumi
Merupakan salah satu penyebab utama terjadinya tsunami. Gempa merupakan
pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau tumbukan
antarlempeng. Sehingga salah satu lempeng mengalami kenaikan dan yang
lainnya penujaman. Dilansir dari buku Ensiklopedia Bencana: Tsunami (2016)
oleh Rani Siti Fitriani dkk, berikut beberapa kriteria gempa bumi yang dapat
menyebabkan tsunami: Pusat gempanya berada di laut dan kurang dari 30
kilometer dari permukaan laut Magnitudo gempanya lebih dari 6 SR (skala
Richter). Sesar gempanya tergolong vertikal.

2) Letusan Gunung Berapi Bawah Laut


Terjadinya pergeseran lempeng bawah laut tak hanya berdampak pada aktivitas
tektonik, melainkan turut memengaruhi aktivitas vulkanis. Ketika terjadi
peningkatan aktivitas vulkanis, ini menyebabkan naiknya air laut, yang
kemudian memicu tsunami.

3) Longsor Bawah Laut


Dalam buku Fundamental Oseanografi (2017) karangan Defri Yona, dkk
dituliskan bahwa, longsor bawah laut disebabkan oleh pergerakan besar pada
kerak Bumi yang kerap terjadi di perbatasan antarlempeng tektonik.
Sederhananya, longsor ini terjadi karena adanya tabrakan antara lempeng
samudra dengan benua. Peristiwa tsunami yang terjadi karena longsoran bawah
laut disebut tsunamic submarine.

4) Tumbukan Benda Luar Angkasa


Benda luar angkasa, seperti meteor, yang jatuh dan bertumbukan dengan laut
dapat menimbulkan tsunami dan ketidakstabilan lempeng bawah laut. Tsunami
yang diakibatkan oleh hal ini biasanya terjadi sangat cepat dan jarang
8

memengaruhi wilayah pesisir yang berada jauh dari sumber gelombang. Walau
begitu, faktor penyebab terjadinya tsunami ini tetap tak bisa dianggap remeh.
Lantaran dahsyatnya tumbukan antara benda luar angkasa dan laut yang diiringi
pergerakan lempeng, dapat menimbulkan mega tsunami.

B. Sebab Tsunami di Palu


Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang Kota Palu dan Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018), pukul 17.02 WIB. Pascagempa,
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan
dini tsunami. Meski peringatan dini dicabut pada pukul 17.37 WIB, tsunami
diketahui melanda sejumlah wilayah, antara lain Palu, Donggala, Mamuju.
Menurut analisis sementara dari para ahli tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB),
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) yang dikutip oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), tsunami disebabkan oleh dua hal.

Pertama, di bagian Teluk Palu, tsunami disebabkan adanya longsoran sedimen dasar
laut di kedalaman 200-300 meter. Sedimen dari sungai-sungai yang bermuara di
Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh dan longsor saat gempa, dan
memicu terjadinya tsunami. "Hal ini terindikasi dari naik turunnya gelombang
tsunami dan keruhnya air tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan
Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta
Timur, Sabtu (29/9/2018). Sementara itu, di bagian luar dari Teluk Palu, tsunami
disebabkan oleh gempa lokal.

Pada tsunami di bagian luar Teluk Palu itu, gelombang tidak setinggi tsunami yang
disebabkan longsoran sedimen dasar laut. "Tsunami di bagian luar Teluk Palu airnya
lebih jernih," ujar Sutopo. Sejak gempa mengguncang Kota Palu dan Kabupaten
Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, sejumlah gempa susulan terus terjadi di
kawasan tersebut hingga Jumat malam. Tercatat, setidaknya ada 13 gempa dengan
kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB hingga 21.26 WIB.

Menurut data BNPB, hingga pukul 10.00 WIB jumlah korban meninggal di Kota
Palu sebanyak 48 orang. Sedangkan jumlah korban luka-luka mencapai 356 orang,
9

dan ribuan rumah rusak. Sementara itu, BNPB belum bisa menyampaikan jumlah
korban terdampak gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala. Sebab, hingga saat ini
listrik di wilayah tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.

2.3. DAMPAK
Bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter disusul tsunami dan likuefaksi yang melanda
Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 28 September 2018 menimbulkan kerugian material
Rp18,48 triliun serta menelan korban jiwa 4.340 orang. Data terakhir yang dicatat Pusat
Data dan Informasi (Pusdatin) Kegempaan Provinsi Sulteng yang dikutip di Palu, Jumat,
3/05, mencatat gempa itu menimpa Kota Palu dan tiga kabupaten terdekat, yakni
Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.Kota Palu menderita kerugian material senilai Rp8,3
triliun, Kabupaten Sigi Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7 triliun, dan Parigi Moutong Rp640
miliar.

Kerugian yang paling besar ada di sektor permukiman karena hampir semua
bangunan di sepanjang Pantai Teluk Palu rata dengan tanah diterjang tsunami. Begitu
juga bangunan di daerah Petobo, Balaroa, dan Sibalaya yang terkena likuifaksi."Dampak
dari gempa menyebabkan kegiatan ekonomi terganggu, semua kegiatan seakan lumpuh
total. Syukurlah kondisi kini mulai pulih," kata Gubernur Sulteng Longki Djanggola.

Dalam sambutan yang dibacakan Asisten Perekonomian Sekretaris Daerah Pemrov


Sulteng Bunga Elim Somba pada seminar awal rencana aksi pemulihan ekonomi
pascagempa, gubernur menyampaikan terima kasih kepada semua pihak dalam dan luar
negeri yang telah peduli membantu memulihkan masyarakat dan daerah itu pascagempa.
10

Gubernur berharap seminar awal rencana aksi daerah pemulihan ekonomi


pascabencana di Sulawesi Tengah pada 2019-2021 dapat melahirkan gagasan strategis
yang menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam melakukan rehabilitasi ekonomi.
Dengan demikian, kata dia, kinerja perekonomian Sulteng juga semakin baik. Ketua
Pusdatin Kegempaan Sulteng Moh Hidayat mengatakan saat ini masyarakat berharap
segera mendapatkan hunian tetap. Saat ini, kata dia, baru ada satu lembaga yang
menyatakan secara resmi siap membangun hunian tetap, yaitu Yasyasan Budha Tzu Chi.

Pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi untuk relokasi, antara lain, di Kelurahan
Talise, Duyu, dan Pombewe. Dari 6.504 rumah yang dinyatakan hilang, Budha Tzu Chi
memberikan dukungan 3.000 unit hunian. Alias masih dibutuhkan dana untuk mmbangun
3.504 unit lagi. "Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama pemerintah pusat dapat
segera merealisasikan janji pemenuhan pembangunan hunian tetap itu,” kata dia.

Selian itu dia juga berharap pemerintah pusat segera serta mencairkan sisa dana
stimulan dan dana santunan, mengingat saat ini status kebencanaan di Provinsi Sultenga
memasuki masa rehabilittasi dan rekonstruksi, mulai 25 April 2019 sampai 25 April 2021.

2.4. PROSES TERJADINYA


Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan kronologi
gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah, Jumat (28/9/2018). Menurut Sutopo, gempa pertama kali mengguncang
Donggala pukul 14.00 WIB. Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 6 dengan kedalaman
10 km. Akibat gempa itu, satu orang meninggal dunia, 10 orang luka, dan puluhan rumah
rusak di Kecamatan Singaraja, Kabupaten Donggala. Setelah itu, gempa kembali terjadi
11

pukul 17.02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu magnitudo 7,4 dengan
kedalaman yang sama, 10 km di jalur sesar Palu Koro.

Menurut Sutopo, gempa tersebut tergolong gempa dangkal dan berpotensi memicu
tsunami. "Gempa ini adalah gempa yang dangkal akibat jalur sesar Palu Koro yang
dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan struktur sesar mendatar
miring, dan gempa ini berpotensi memicu tsunami," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan
Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018). Lima menit pascagempa, Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini tsunami. "Ketika
terjadi warning tsunami, BMKG menyatakan pada pukul 17.02 dengan status Siaga dan
Waspada. Arti status Siaga, tinggi tsunami adalah 0,5-3 meter untuk di pantai barat
Donggala. sedangkan Waspada, kurang dari setengah meter Kota Palu bagian barat," ujar
Sutopo.

Saat itu, menurut Sutopo, pihaknya tengah menyiapkan rilis untuk mengimbau
masyarakat supaya menjauhi kawasan pantai dan sungai dalam kurun waktu 30 menit.
Namun, 30 menit setelah dikeluarkan peringatan tersebut, BMKG mencabutnya pada
pukul 17.37 WIB. Akan tetapi, tsunami benar-benar terhadi pada pukul 17.22 WIB.
Berdasar data BNPB, ketinggian tsunami ada yang mencapai 6 meter. Sejak gempa dan
tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018), sejumlah
gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat malam. Tercatat,
setidaknya ada 13 gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB
hingga 21.26 WIB. Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami yang
terjadi di Kota Palu, hingga pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 384 orang. Selain ratusan
korban meninggal, menurut data BNPB, tercatat 29 orang hilang dan 540 luka berat di
Kota Palu. Sementara itu, BNPB belum bisa menyampaikan jumlah korban terdampak
gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala. Sebab, hingga saat ini listrik di wilayah
tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.
12

BAB.3 METODE PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN


Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif
merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran secara lengkap
terkait suatu fenomena geosfer secara deskriptif dengan cara mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti seperti gambar atau sistematika.
Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pada cara menemukan makna baru dan
menjelaskan kondisi geosfer sesuai data yang ada.

3.2. LOKASI PENELITIAN


Lokasi penelitian yang diamati yaitu terletak di sulawesi tengah lebih tepatnya berada
di daerah palu dan donggala. Tsunami ini yang melanda pantai barat pulau sulawesi,
indonesia bagian barat.
13

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penjelasan diatas, kami menyimpulkan bahwa tsunami terjadi karena adanya
gerakan yang besar dan tiba-tiba di bawah laut seperti gempa bumi tektonik, aktivitas
vulkanik, serta longsoran massa batuan di sekitar kawasan basin samudera.

1. Gempa merupakan pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau


tumbukan antar lempeng, sehingga salah satu lempeng mengalami kenaikan dan yang
lainnya penujaman.
2. Terjadinya peningkatan aktivitas vulkanis menyebabkan naiknya air laut yang
kemudian memicu tsunami.
3. Longsor terjadi karena adanya tabrakan antara lempeng samudera dengan benua.
Peristiwa tsunami yang terjadi karena longsoran bawah laut disebut Tsunamic
Submarine.
4. Benda luar angkasa, seperti meteor, yang jatuh dan bertumbukan dengan laut dapat
menimbulkan tsunami dan ketidakstabilan lempeng bawah laut. Dahsyatnya
tumbukan antara benda luar angkasa dan laut yang diiringi pergerakan lempeng,
dapat menimbulkan mega tsunami.

Sedangkan dampak yang terjadi setelah tsunami di Palu, menimbulkan kerugian


material Rp18,48 triliun serta menelan korban jiwa 4.340 orang serta listrik di wilayah
tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi. Kerugian material tersebut
terdiri dari Kota Palu senilai Rp8,3 triliun, Kabupaten Sigi Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7
triliun, dan Parigi Moutong Rp640 miliar. Hampir semua bangunan di sepanjang Pantai
Teluk Palu rata dengan tanah. Dari 6.504 rumah yang dinyatakan hilang, Budha Tzu Chi
memberikan dukungan 3.000 unit hunian, alias masih dibutuhkan dana untuk mmbangun
3.504 unit lagi.
14

BAB.5 KESIMPULAN

Tsunami adalah satu dari sekian kejadian alam yang ditandai dengan pasangnya air laut
dalam skala besar dan terjadi secara mendadak, kejadian ini biasa terjadi setelah adanya
goncangan gempa bumi tektonik. Gelombang air laut yang dihasilkan mampu
menghancurkan area pemukiman di sekitar pantai.

Tsunami ini biasanya di sebabkan oleh

1. Gempa bumi
Gempa merupakan pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau
tumbukan antarlempeng. Sehingga salah satu lempeng mengalami kenaikan dan yang
lainnya penujaman.
2. Letusan Gunung Berapi Bawah Laut
Lempeng bawah laut tak hanya berdampak pada aktivitas tektonik, melainkan turut
memengaruhi aktivitas vulkanis. Ketika terjadi peningkatan aktivitas vulkanis, ini
menyebabkan naiknya air laut.
3. Longsor Bawah Laut
Longsor ini terjadi karena adanya tabrakan antara lempeng samudra dengan benua.
Peristiwa tsunami yang terjadi karena longsoran bawah laut disebut tsunamic
submarine.

5.1. SEBAB
Tsunami di Palu disebabkan adanya longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300
meter.

5.2. DAMPAK
Menimbulkan kerugian material Rp18,48 triliun serta menelan korban jiwa 4.340 orang.
Dampak dari gempa menyebabkan kegiatan ekonomi terganggu, semua kegiatan seakan
lumpuh total.

5.3. SARAN
Dari penilitian ini, kelompok kami merasa bahwa kita harus mengetahui cara
menanggulangi seperti: mengetahui cara melakukan evakuasi mandiri, Tetap tertib dan
tidak melebih-lebihkan keadaan seperti membuat video berisikan tangisan atau komentar
15

yang menyalahkan pemerintah lalu menyebarkan kepada media sosial, Pahami status
peringatan dini. Peringatan ini diberikan dalam tiga kategori berbeda, yaitu: AWAS,
SIAGA DAN WASPADA
16

DAFTAR PUSTAKA
FATMA, D. (2016). BENCANA TSUNAMI- PENGERTIAN, PENYEBAB, DAMPAK, dan TANDA TANDA.
ilmugeografi.com.

TIYAS, I. R. (2022). TSUNAMI: ARTI, PENYEBAB, dan DAMPAKNYA. KOMPAS.com.

Anda mungkin juga menyukai