LAPORAN GEOGRAFI
Guru Pembimbing:
Arif Harimukti Hidayatullah, M.Pd
Siska Yuniar Damayanti
Disusun Oleh:
1. Berlian Syabina R (07)
2. Mirza Dwi Nugroho (20)
3. Nabila Zahra Eka R (23)
4. Nailah Romadoni (25)
5. Tanisha Fayruz F (33)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Analisis Tsunami di
Palu.” Adapun laporan ini kami susun guna memenuhi tugas mata pelajaran Geografi. Kami
menyadari bahwa isi yang tersaji dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang kami miliki. Laporan ini tidak
akan selesai dengan hanya mengandalkan kemampuan kami sendiri. Namun terdapat
beberapa pihak yang bersedia membantu kami sehingga kesulitan dan hambatan pada saat
penulisan laporan dapat teratasi.
Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Siska
Yuniar Damayanti selaku guru pendamping mata pelajaran Geografi sekaligus sebagai
pembimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini. Selain itu, tak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang telah menyemangati kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
Laporan ini telah kami susun semaksimal mungkin, namun tidak menutup
kemungkinan tentang adanya kekurangan, oleh karena itu kami menerima masukan serta
saran yang membangun.
3
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 4
1.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 5
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 6
2.1. PENGERTIAN TSUNAMI ..................................................................... 6
2.2. SEBAB AKIBAT TERJADINYA TSUNAMI........................................ 7
2.3. DAMPAK.................................................................................................. 9
2.4. PROSES TERJADINYA ....................................................................... 10
BAB.3 METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 12
3.1. JENIS PENELITIAN ............................................................................ 12
3.2. LOKASI PENELITIAN ........................................................................ 12
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 13
BAB.5 KESIMPULAN ....................................................................................................................... 14
5.1. SEBAB .................................................................................................... 14
5.2. DAMPAK................................................................................................ 14
5.3. SARAN.................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
4
BAB 1. PENDAHULUAN
Secara Etimologi, Tsunami sebenarnya berasal dari kosakata bahasa Jepang yang
kemudian diadopsi dan digunakan oleh seluruh masyarakat dunia. Adapun kosakata
tersebut adalah ‘tsu’ yang artinya ‘pelabuhan’ dan ‘nami’ yang artinya ombak.
Penggunaan kata tersebut merujuk pada kebiasaan orang Jepang yang datang ke
pelabuhan setelah terjadinya tsunami.
Menurut Para Ahli, Menurut Simandjuntak (1994), Tsunami adalah satu dari sekian
kejadian alam yang ditandai dengan pasangnya air laut dalam skala besar dan terjadi
secara mendadak, kejadian ini biasa terjadi setelah adanya goncangan gempa bumi
tektonik. Gelombang air laut yang dihasilkan mampu menghancurkan area pemukiman di
sekitar pantai.
Sementara itu, Djunire (2009) juga menyebutkan bahwa tsunami adalah salah satu
jenis bencana alam yang kerap terjadi di kawasan Indonesia. Menurutnya tsunami
merupakan gelombang besar yang terjadi akibat adanya gempa bumi di bagian dasar
samudera, letusan gunung api, serta longsoran massa batuan di sekitar kawasan basin
samudera.
Sedangkan menurut Sudrajat (1994), tsunami yang terjadi mempunyai kaitan erat
dengan terjadinya perubahan bentuk di dasar laut dalam secara cepat yang diakibatkan
7
oleh berbagai faktor geologi. Faktor-faktor tersebut dapar berupa adanya letusan gunung
berapi dan juga gempa bumi.
2.2. SEBAB AKIBAT TERJADINYA TSUNAMI Commented [SYD3]: Diberi tambahan “SEBAB AKIBAT
TERJADINYA TSUNAMI”
A. Sebab Tsunami Secara Umum
1) Gempa bumi
Merupakan salah satu penyebab utama terjadinya tsunami. Gempa merupakan
pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau tumbukan
antarlempeng. Sehingga salah satu lempeng mengalami kenaikan dan yang
lainnya penujaman. Dilansir dari buku Ensiklopedia Bencana: Tsunami (2016)
oleh Rani Siti Fitriani dkk, berikut beberapa kriteria gempa bumi yang dapat
menyebabkan tsunami: Pusat gempanya berada di laut dan kurang dari 30
kilometer dari permukaan laut Magnitudo gempanya lebih dari 6 SR (skala
Richter). Sesar gempanya tergolong vertikal.
memengaruhi wilayah pesisir yang berada jauh dari sumber gelombang. Walau
begitu, faktor penyebab terjadinya tsunami ini tetap tak bisa dianggap remeh.
Lantaran dahsyatnya tumbukan antara benda luar angkasa dan laut yang diiringi
pergerakan lempeng, dapat menimbulkan mega tsunami.
Pertama, di bagian Teluk Palu, tsunami disebabkan adanya longsoran sedimen dasar
laut di kedalaman 200-300 meter. Sedimen dari sungai-sungai yang bermuara di
Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh dan longsor saat gempa, dan
memicu terjadinya tsunami. "Hal ini terindikasi dari naik turunnya gelombang
tsunami dan keruhnya air tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan
Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta
Timur, Sabtu (29/9/2018). Sementara itu, di bagian luar dari Teluk Palu, tsunami
disebabkan oleh gempa lokal.
Pada tsunami di bagian luar Teluk Palu itu, gelombang tidak setinggi tsunami yang
disebabkan longsoran sedimen dasar laut. "Tsunami di bagian luar Teluk Palu airnya
lebih jernih," ujar Sutopo. Sejak gempa mengguncang Kota Palu dan Kabupaten
Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, sejumlah gempa susulan terus terjadi di
kawasan tersebut hingga Jumat malam. Tercatat, setidaknya ada 13 gempa dengan
kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB hingga 21.26 WIB.
Menurut data BNPB, hingga pukul 10.00 WIB jumlah korban meninggal di Kota
Palu sebanyak 48 orang. Sedangkan jumlah korban luka-luka mencapai 356 orang,
9
dan ribuan rumah rusak. Sementara itu, BNPB belum bisa menyampaikan jumlah
korban terdampak gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala. Sebab, hingga saat ini
listrik di wilayah tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.
2.3. DAMPAK
Bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter disusul tsunami dan likuefaksi yang melanda
Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 28 September 2018 menimbulkan kerugian material
Rp18,48 triliun serta menelan korban jiwa 4.340 orang. Data terakhir yang dicatat Pusat
Data dan Informasi (Pusdatin) Kegempaan Provinsi Sulteng yang dikutip di Palu, Jumat,
3/05, mencatat gempa itu menimpa Kota Palu dan tiga kabupaten terdekat, yakni
Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.Kota Palu menderita kerugian material senilai Rp8,3
triliun, Kabupaten Sigi Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7 triliun, dan Parigi Moutong Rp640
miliar.
Kerugian yang paling besar ada di sektor permukiman karena hampir semua
bangunan di sepanjang Pantai Teluk Palu rata dengan tanah diterjang tsunami. Begitu
juga bangunan di daerah Petobo, Balaroa, dan Sibalaya yang terkena likuifaksi."Dampak
dari gempa menyebabkan kegiatan ekonomi terganggu, semua kegiatan seakan lumpuh
total. Syukurlah kondisi kini mulai pulih," kata Gubernur Sulteng Longki Djanggola.
Pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi untuk relokasi, antara lain, di Kelurahan
Talise, Duyu, dan Pombewe. Dari 6.504 rumah yang dinyatakan hilang, Budha Tzu Chi
memberikan dukungan 3.000 unit hunian. Alias masih dibutuhkan dana untuk mmbangun
3.504 unit lagi. "Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama pemerintah pusat dapat
segera merealisasikan janji pemenuhan pembangunan hunian tetap itu,” kata dia.
Selian itu dia juga berharap pemerintah pusat segera serta mencairkan sisa dana
stimulan dan dana santunan, mengingat saat ini status kebencanaan di Provinsi Sultenga
memasuki masa rehabilittasi dan rekonstruksi, mulai 25 April 2019 sampai 25 April 2021.
pukul 17.02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu magnitudo 7,4 dengan
kedalaman yang sama, 10 km di jalur sesar Palu Koro.
Menurut Sutopo, gempa tersebut tergolong gempa dangkal dan berpotensi memicu
tsunami. "Gempa ini adalah gempa yang dangkal akibat jalur sesar Palu Koro yang
dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan struktur sesar mendatar
miring, dan gempa ini berpotensi memicu tsunami," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan
Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018). Lima menit pascagempa, Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini tsunami. "Ketika
terjadi warning tsunami, BMKG menyatakan pada pukul 17.02 dengan status Siaga dan
Waspada. Arti status Siaga, tinggi tsunami adalah 0,5-3 meter untuk di pantai barat
Donggala. sedangkan Waspada, kurang dari setengah meter Kota Palu bagian barat," ujar
Sutopo.
Saat itu, menurut Sutopo, pihaknya tengah menyiapkan rilis untuk mengimbau
masyarakat supaya menjauhi kawasan pantai dan sungai dalam kurun waktu 30 menit.
Namun, 30 menit setelah dikeluarkan peringatan tersebut, BMKG mencabutnya pada
pukul 17.37 WIB. Akan tetapi, tsunami benar-benar terhadi pada pukul 17.22 WIB.
Berdasar data BNPB, ketinggian tsunami ada yang mencapai 6 meter. Sejak gempa dan
tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018), sejumlah
gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat malam. Tercatat,
setidaknya ada 13 gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB
hingga 21.26 WIB. Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami yang
terjadi di Kota Palu, hingga pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 384 orang. Selain ratusan
korban meninggal, menurut data BNPB, tercatat 29 orang hilang dan 540 luka berat di
Kota Palu. Sementara itu, BNPB belum bisa menyampaikan jumlah korban terdampak
gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala. Sebab, hingga saat ini listrik di wilayah
tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.
12
Dari penjelasan diatas, kami menyimpulkan bahwa tsunami terjadi karena adanya
gerakan yang besar dan tiba-tiba di bawah laut seperti gempa bumi tektonik, aktivitas
vulkanik, serta longsoran massa batuan di sekitar kawasan basin samudera.
BAB.5 KESIMPULAN
Tsunami adalah satu dari sekian kejadian alam yang ditandai dengan pasangnya air laut
dalam skala besar dan terjadi secara mendadak, kejadian ini biasa terjadi setelah adanya
goncangan gempa bumi tektonik. Gelombang air laut yang dihasilkan mampu
menghancurkan area pemukiman di sekitar pantai.
1. Gempa bumi
Gempa merupakan pergerakan lempeng yang memungkinkan terjadinya gesekan atau
tumbukan antarlempeng. Sehingga salah satu lempeng mengalami kenaikan dan yang
lainnya penujaman.
2. Letusan Gunung Berapi Bawah Laut
Lempeng bawah laut tak hanya berdampak pada aktivitas tektonik, melainkan turut
memengaruhi aktivitas vulkanis. Ketika terjadi peningkatan aktivitas vulkanis, ini
menyebabkan naiknya air laut.
3. Longsor Bawah Laut
Longsor ini terjadi karena adanya tabrakan antara lempeng samudra dengan benua.
Peristiwa tsunami yang terjadi karena longsoran bawah laut disebut tsunamic
submarine.
5.1. SEBAB
Tsunami di Palu disebabkan adanya longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300
meter.
5.2. DAMPAK
Menimbulkan kerugian material Rp18,48 triliun serta menelan korban jiwa 4.340 orang.
Dampak dari gempa menyebabkan kegiatan ekonomi terganggu, semua kegiatan seakan
lumpuh total.
5.3. SARAN
Dari penilitian ini, kelompok kami merasa bahwa kita harus mengetahui cara
menanggulangi seperti: mengetahui cara melakukan evakuasi mandiri, Tetap tertib dan
tidak melebih-lebihkan keadaan seperti membuat video berisikan tangisan atau komentar
15
yang menyalahkan pemerintah lalu menyebarkan kepada media sosial, Pahami status
peringatan dini. Peringatan ini diberikan dalam tiga kategori berbeda, yaitu: AWAS,
SIAGA DAN WASPADA
16
DAFTAR PUSTAKA
FATMA, D. (2016). BENCANA TSUNAMI- PENGERTIAN, PENYEBAB, DAMPAK, dan TANDA TANDA.
ilmugeografi.com.