Anda di halaman 1dari 8

PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI

PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI




KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah ini.
Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu Mega Arianti Putri S.,Kep.Ns
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan Dosen dan Orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Kritik dan saran yang membangun kami terima demi kesempurnan makalah ini.Semoga
materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.



Madiun, 17 Desember 2013



Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
1.4 Manfaat............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi.............................................................................................................. 3
2.2 Penyebab Bencana Tsunami............................................................................... 3
2.3Tanda-tanda bencana Tsunami............................................................................ 4
2.4 Dampak bencana Tsunami................................................................................. 5
2.5 Mengahadapi bencana tsunami.......................................................................... 5
2.6 Cara Penanggulangan Bencana Tsunami............................................................. 6
2.7 Upaya Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami.................................................. 7
2.8 Tahap Pencegahan,Rehabilitasi dan Rekontruksi................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tsunami (bahasa Jepang: ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti
"ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa
disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut,
longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke
segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa
oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per
jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman
gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan
korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material
yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah
merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban
jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih. Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan
tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab
tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab
tsunami. Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai
"gelombang laut seismik".





1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari bencana tsunami ?
2. Apa penyebab dari bencana tsunami !
3. Apa tanda-tanda dari bencana tsunami !
4. Apa dampak yang diakibatkan dari bencana tsunami !
5. Bagaimana cara mengahapi bencana tsunami ?
6. Bagaimana cara penanggulangan bencana tsunami ?
7. Bagaimana upaya cara penyelamatan diri saat terjadi tsunami ?
8. Bagaimana tahap pencegahan,rehabilitasi dan rekontruksi !
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi dari bencana tsunami
2. Mengetahui penyebab dari bencana tsunami
3. Mengetahui tanda-tanda dari bencana tsunami
4. Mengetahui dampak dari bencana tsunami
5. Menjelaskan cara mengahadapi bencana tsunami
6. Menjelaskan cara menanggulangan bencana tsunami
7. Mengetahui upaya penyelamatan diri saat terjadi bencana tsunami
8. Mengetahui tahap pencegahan,rehabilitasi dan rekontruksi
1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi kelompok,sehingga mahasiswa mampu menguasai
bahan pembelajaran.
2. Mahasiswa memiliki pengetahuan di dalam menangani bencana tsunami.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan
hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000
m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan
kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60
cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami.
Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua
puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak
gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal,
teluk,atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya
meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.

2.2 PENYEBAB TSUNAMI
Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya
perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi,
letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab
tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat
ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya. Bagian terbesar sumber
gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar
laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung
Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan
berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut ini umumnya disebabkan karena adanya gempa
bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau
permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan
terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal,
tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut,
yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut.
Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil,
maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi
tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini
biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.
2.3 TANDA-TANDA BENCANA TSUNAMI
1. Diawali adanya gempa bumi. Bila Anda tinggal di dekat pantai, sebaiknya berhati-hati bila
terjadi gempa bumi. Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah
atau di dekat laut. Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah Anda, tetapi juga di seluruh dunia.
Gempa ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang mematikan.
2. Dengarkan suara-suara gemuruh. Banyak korban tsunami telah mengatakan bahwa datangnya
gelombang tsunami diawali dengan suara gemuruh yang keras mirip dengan kereta barang.
3. Perhatikan penurunan air laut. Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan
waktu air laut surut, maka segeralah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi
gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali
dengan kekuatan yang sangat besar.
4. Selalu waspada pada gelombang pertama. Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang
paling berbahaya, sehingga tetap mendekatkan diri dari garis pantai sampai keadaaan benar-
benar aman. Jangan berasumsi bahwa karena tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga
pada daerah yang lain. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi.
Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai-sungai yang terhubung ke
laut.
Selain tanda-tanda tersebut, alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya bencana,
seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan perilaku
hewan yang berubah. Sebagai contoh prilaku hewan yang berubah yaitu: beberapa kelelawar,
yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif setengah jam
sebelum gelombang tsunami datang.

2.4 DAMPAK BENCANA TSUNAMI
1. Banjir dan gelombang pasang.
2. Kerusakan pada berbagai bentuk infrastruktur
3. Pencemaran air besih.
4. Korban jiwa dan ancaman kemanusiaan.
5. Mewabahnya virus dan bakteri penyakit.
2.5 MENGHADAPI TSUNAMI
1. Persiapan Menghadapi Tsunami
1.Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim
SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui
wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
2. Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat
pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan
dikeluarkan.
3.Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel
punggung), di dekat pintu.
4.Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
5.Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
6.Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
7.Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran
informasi tentang tsunami.
8.Jika hanya ada sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan mencari jalan
keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
9.Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan tempat
yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
10. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada,bila
ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
11. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika
bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
12. Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari tempat
yang tinggi dan aman.
2. Setelah Terjadi Tsunami
1. Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin
sudah tercemar dan harus dibuang.
2. Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan
panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
3. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke
rumah tidak memungkinkan.
4. Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum
kembali ke rumah.Bila keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati
carilah tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.
2.6 CARA PENANGGULANGAN TSUNAMI
Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.
2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta
pendistribusian
logistik yang diperlukan.
5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan
gunakan pula dengan
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
2.7 UPAYA PENYELAMATAN DIRI SAAT TERJADI TSUNAMI
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman
bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
1. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut
dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari
menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
2. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta
mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai.
Arahkan perahu ke laut.
3. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera
turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
4. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama
pada korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air
laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari
menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
5. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta
mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai.
Arahkan perahu ke laut.
6. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera
turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
7. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama
pada korban.

2.8 TAHAP PENCEGAHAN,REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
Tahap pencegahan
Tsunami merupakan fenomena alam yang biasa terjadi namun hampir sedikit sekali dapat
diprediksi terjadinya tsunami. Oleh karena itu ketika tsunami terjadi akan banyak menimbulkan
kerusakan dan korban jiwa. Namun demikian untuk menghindari bahaya tsunami dapat
dilakukan dengan memberikan peringatan sedini mungkin pada orang-orang yang tinggal dan
berada di sekitar pantai. Di beberapa pantai yang kerap terjadinya tsunami seperti di pantai-
pantai Jepang dan Amerika telah dipasangi papan peringatan tentang terjadinya potensi tsunami.
Awas Tsunami!. Di beberapa tempat malah dipasang system alarm yang menghubungkan
peralatan deteksi tsunami dari instansi berwenang memberikan peringatan. Di beberapa pantai di
Jepang malah telah dibuat dinding beton penghalau agar dapat mengurangi laju tsunami, juga
dibangun tempat tempat pengungsian . Dengan cara-cara ini potensi kerusakan yang akan
ditimbulkan oleh tsunami dapat dikurangi.
Cara lain adalah dengan menjaga kelestarian dan keutuhan pepohonan yang ada sekitar
pantai. Bila lahan sekitar pantai sudah gundul atau berkurangnya pepohonan maka perlu adanya
upaya reboisasi. Reboisasi dilakukan sepanjang garis pantai. Makin banyak pohon yang ada dan
ditanam di sekitar pantai membuat laju tsunami makin berkurang dan terhambat sehingga
mengurangi kerusakan yang ditimbulkan tsunami
Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi disusun untuk memulihkan dan membangun
kembali kehidupan masyarakat pasca bencana menjadi lebih baik. Untuk itu, pengkajian
Kebutuhan Pasca Bencana dilakukan dengan menggunakan Kombinasi Penilaian Perkiraan
Kerusakan dan Kerugian (Damage and Loss Assesment-DALA) dan Pengkajian Kebutuhan
Pemulihan Pembangunan Manusia / Human Development Needs Assessment (HRNA).
Strategi pemulihan pasca bencana Provinsi DIY meliputi dua tahapan, yaitu tahap
rehabilitasi dan tahap rekonstruksi. Tahap Rehabilitasi bersifat jangka pendek, sebagai respon
atas berbagai isu yang bersifat mendesak dan membutuhkan penanganan yang segera dan
bertujuan untuk memulihkan standar pelayanan minimum pada sektor perumahan, sektor
prasarana, sektor sosial, sektor ekonomi produksi, serta sektor lainnya (lintas sektor) yang
mengalami kerusakan dan kerugian akibat dampak bencana. Tahap Rekonstruksi lebih bersifat
jangka panjang untuk memulihkan sistem secara keseluruhan serta mengintegrasikan berbagai
program pembangunan ke dalam pendekatan pembangunan daerah. Selain itu,
MDMC(Muhammadiyah Disaster Management Centre) membangun program rehabilitasi pasca
bencana untuk mengkoordinasikan dan melembagakan inisiatif berbagai elemen Muhammadiyah
yang telah memiliki program tersebut sebelumnya. Untuk skala nasional, Muhammadiyah telah
menyelesaikan program rehabilitasi pasca Tsunami, pasca Gempa Bumi,Secara keseluruhan
kebijakan yang diambil BPBD dalam membangun sistem penanggulangan bencana adalah
sebagai berikut:
1. Penguatan peraturan perundangan dan kapasitas kelembagaan
2. Perencanaan penanggulangan bencana yang terpadu
3. Penelitian, pendidikan dan pelatihan
4. Peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dan para pemangku
kepentingan lainnya dalam PRB
5. Pencegahan dan mitigasi bencana
6. Peringatan dini
7. Kesiapsiagaan
8. Tanggap darurat
9. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Bidang garap rehabilitasi yang dikerjakan :
Rehabilitasi Ekonomi Keluarga
Rehabilitasi Instalasi Air Bersih
Rehabilitasi Hunian Sementara - Permanen untuk kelompok rentan
Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
Rehabilitasi Fasilitas Kesehatan
Rehabilitasi Lingkungan dan Pertanian

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tsunami adalah salah satu bencana alam yang memang menakutkan. Dampak yang
ditimbulkan dari tsunami juga sangat bersifat merusak dan menghancurkan. Maka dari itu, kita
patut lebih mempelajari tentang bencana alam disekitar kita. Dengan mempelajari, kita bisa
mengetahui bagaimana tanda-tanda bencana seperti tsunami itu akan terjadi dan akan lebih siap
saat menghadapi terjadinya hal yang tidak di inginkan. Namun kami lebih menghimbau, agar
kita semua lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Karena Dia-lah penguasa seluruh jagat
raya ini. Atas kehendak-Nya juga seluruh bencana di alam semesta ini dapat terjadi, termasuk
bencana tsunami.









DAFTAR PUSTAKA
. 2011.(online),(http://maranugraha.wordpress.com/2011/01/01/penanggulangan-bencana-
tsunami,diakses pada 17 desember 2013).
. 2009. (online),(http://harytami3.wordpress.com/2009/03/05/tsunami-penyebab-dan-
akibatnya,diakses pada 17 desember 2013)
. 2013. (online),(http://rosmell63.blogspot.com/2013/09/makalah-bencana-tsunami.html,diakses
pada 17 desember 2013)
. 2012. (online), (http://www.mdmc.or.id/index.php/rehabilitasi#sthash.Ij5GRkcl.dpuf,diakses pada
16 desember 2013)
.2013. (online),(http://www.merdeka.com/politik-nasional/rekomondasi-blue-print-untuk-
rekontruksi-pasca-tsunami-kae3bmb.html, diakses pada 16 desember 2013)

Anda mungkin juga menyukai