Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam terbagi atas bencana yang disengaja maupun disengaja, Bencana
alam yang disengaja merupakan bencana yang terjadi atas perilaku manusia yang
mengganggu ekosistem alam seperti masyarakat yang berada pada suatu daerah yang
memiliki pola perilaku tidak disiplin dan bertanggung jawab dengan membuang sampah
sembarangan dan membiarkannya tanpa mengolah dan mengacu pada prinsip 3R, serta
bencana yang tidak disengaja merupakan bencana yang disebabkan karena rusaknya
ekosistem akibat perubahan, pergesaran struktur bumi. Seperti gempa bumi, tanah
longsor, tsunami, hingga gunung meletus yang tercatat telah memberikan sumbangsih
terhadap penekanan angka mortalitas.
Terutama peristiwa gunung meletus yang telah terjadi di Indonesia seperi peristiwa
gunung kelud, merapi, galunggung hingga Krakatau yang telah menyebabkan
perubahan iklim global dan menyebabkan gelapnya dunia hingga kurun waktu 2
setengah hari akibat tertutupnya atmosfir oleh debu vulkanis. Secara geografis
Indonesia dikepung oleh tiga lempeng dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-
Australia, dan Lempeng Pasifik. Sewaktu – waktu lempeng ini akan bergeser patah dan
menimbulkan gempa bumi. Akibatnya, tumbukan antarlempeng tektonik dapat
menghasilkan tsunami seperti yang terjadi di Aceh. Selain dikepung oleh tiga lempeng
dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik)
yang merupakan rangkaian jalur gunung api aktif. Berbagai ancaman bencana alam
yang datang tanpa dapat direncanakan tersebut, masyarakat Indonesia yang tinggal di
daerah rawan bencana seharusnya mempersiapkan diri menghadapi musibah dan
bencana alam sebagai upaya meminimalisasi jumlah korban.Salah satu bentuk
persiapan adalah mitigasi. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana Salah satu bentuk penerapan
mitigasi pada keadaan bencana sebagai upaya meminimalisasi dampak musibah
dapat dilihat dan diperhatikan pada penanganan bencana Gunung Merapi pada tahun
2010. Upaya mitigasi pemerintah adalah dengan membangun bungker – bungker di
sekitar daerah kaki gunung di wilayah Gunung Merapi, Yogyakarta.Selain itu,
pemerintah juga membangun instalasi sirine yang aktif pada saat darurat untuk
peringatan status awas atau siaga Gunung Merapi sebagai early warning system (EWS).
Sirine ini akan berdering sebagai tanda bahwa masyarakat di sekitar kaki Gunung
Merapi harus segera mengungsi di tempat yang lebih aman pada jarak radius yang
ditetapkan oleh lembaga pemerintah, dalam hal ini BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi, dan Balai Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK). Di samping itu, penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi bencana Gunung Merapi juga perlu disiapkan
antara lain sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar rawan bencana Gunung
Merapi. Latihan evakuasi, persiapan dapur umum, manajemen tandu dan tenda,
manajemen pengungsi, dan koordinasi pemerintah desa adalah beberapa contoh
pelatihan bagi masyarakat sebagai upaya menghadapi bencana meletusnya Gunung
Merapi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah yang dapat penulis
buat anatara lain :
1. Bagaimanakah definisi bencana gunung meletus?
2. Bagaimanakah jenis bencana gunung meletus?
3. Bagaimanakah karakteristik kejadian gunung meletus?
4. Bagaimanakah data kejadian gunung meletus dan permasalahannya?
5. Bagaimanakah karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini antara lain
1. Untuk mengetahui definisi bencana gunung meletus
2. Untuk mengetahui jenis bencana gunung meletus
3. Untuk mengetahui karakteristik kejadian gunung meletus
4. Untuk mengetahui data kejadian gunung meletus dan permasalahannya
5. Untuk mengetahui karakteristik korban dan penanganan yang diperlukan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gunung Meletus


Gunung merupakan bentuk muka bumi yang menonjol dari rupa bumi di sekitar.
Gunung biasanya lebih tinggi dan curam dibandingkan bukit. Gunung dan pegunungan
terbentuk karena pergerakan kerak bumi yang menjulang naik. Jika kedua kerak bumi
menjulang naik, pegunungan dihasilkan, sebaliknya jika salah satu kerak bumi terlipat
bawah kerak yang lain, gunung berapi terbentuk. Gunung adalah sebuah bentuk tanah
yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan
curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari
adat lokal. Gunung meletus adalah peristiwa alam dimana endapan magma yang berada
di dalam perut bumi didorong keluar oleh gas yang mempunyai tekanan tinggi. Gunung
meletus merupakan gejala alam vulkanik.
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan
pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut
lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi
yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung
berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi
seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma,
dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi
korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.
2.2 Jenis Bencana Gunung Meletus
Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif dan tidak aktif.
1. Gunung aktif,
Yaitu gunung api yang masih bekerja yang kawahnya selalu mengeluarkan asap,
gempa, dan letusan. Misalnya Gunung Stromboli .Gunung berapi terbentuk oleh
lapisan material yang keluar dari perut bumi. Gunung berapi yang masih hidup atau
aktif gejala yang tampak adalah timbulnya ledakan atau letusan. Kegiatan gunung
berapi diawasi oleh Jawatan Geologi. Jawatan ini memiliki alat pencatat gempa
bumi yang disebut seismograf. Beberapa bentuk gunung api, yaitu : gunung api
kerucut (strato), gunung api Landai (Maar) dan gunung api Perisai (tameng). Bentuk
ini dipengaruhi oleh letak dapur magma dan sifat magma yang keluar dari perut
bumi.
2. Gunung tidak berapi
Gunung tidak berapi merupa-kan gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung tidak
berapi sangat kecil kemungkinan untuk meletus. Gunung tidak berapi sering juga
disebut gunung mati. Contoh gunung tidak berapi adalah Gunung Muria (Jawa
Tengah), Gunung Tambora (NTB), dan Gunung Melawan (Kalimantan Tengah).
3. Bagian bagian gunung:
Gunung terdiri dari tiga bagian.Yaitu puncak, lereng dan kaki gunung.
a) Lereng yaitu suatu medan atau daerah yang permukaan tanahnya atau
letaknya miring. Berdasarkan derajat kemiringannya lereng dibedakan
menjadi empat macam yaitu, lereng landai,curam,terjal,tegak.
b) Puncak
c) Kaki gunung
1. Berdasar bentuk gunung dibagi menjadi :
a) Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) : seperti perisai, terjadi karena
lelehan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Contoh: Gunung
Mauna Loa (Hawaii).
b) Gunung berapi strato, Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan
lelehan (etusi) secara bergantian. Jenis ini banyak terdapat di Indonesia. Contoh:
Gunung Merapi di Indonesia.
c) Gunung berapi maar : Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktivitas
vulkanisme terhenti,yang tinggal hanya kawahnya saja. Bentuknya seperti danau
kecil (danau kawah). Terjadi karena letusan (eksplosif). Contoh: Gunung
Lamongan (Jawa Timur), Pegunungan Eifel (Perancis), dan dataran tinggi di
Perancis Tengah.
2. Menurut aktivitas, gunung api dibagi menjadi tiga kelompok:
a) Gunung aktif, gunung ini masih bekerja, kawahnya selalu mengeluarkan asap,
gempa, dan letusan. Contoh: Gunung Stromboli
b) Gunung mati. Gunung yang sudah tidak meletus lagi. Contoh: Gunung Patuha
dan Gunung Sumbing
c) Gunung istirahat. Gunung api yang sewaktu-waktu meletus kemudian istirahat
kembali. Contoh: Gunung Ciremai dan Gunung Kelud.

2.3 Karakteristik Gunung Meleteus


1. Karakteristik :
a) Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi
b) Dapat merusak struktur bangunan
c) Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran
d) Sebaran debu vulkanik dapat menjangkau areal yang luas
e) Banjir lava dapat terjadi jika disertai hujan
2. Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
a) Suhu di sekitar gunung naik.
b) Mata air menjadi kering
c) Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
(gempa)
d) Tumbuhan di sekitar gunung layu
e) Binatang di sekitar gunung bermigrasi
3. Hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
a) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara
lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida
(H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat
membahayakan manusia.
b) Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam
Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti
aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan
sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam
batuan.
c) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material
lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
d) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi
letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan
sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu
pernapasan.
e) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam
gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat
dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka
bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan
juga dapat menyebabkan sesak napas.

2.4 Data Kejadian dan Permasalahan Gunung Meletus


2.4.1 Data kejadian gunung meletus
Berikut daftar gunung yang meletus di Indonesia dalam 5 tahun terakhir:
1. Daftar gunung meletus pada tahun 2013
a) Gunung Rokatenda Gunung yang terletak di Kecamatan Palue, Kabupaten
Sikka, Nusa Tenggara Timur ini pernah meletus pada 10 Agustus 2013.
Sebelumnya, gunung ini pernah meletus pada 2 Februari 2013. Letusan yang
terjadi pada Februari ini membuat jalur menuju dua desa, yakni Desa Lidi
dan Desa Nitunglea terisolasi.
b) Gunung Sinabung yang terletak di Sumatera Utara ini pernah mengeluarkan
letusan dahsyat pada 5 November 2013. Ketinggian abu vulkanik letusan ini
mencapai 3.000 meter dari kawah. Bunyi gemuruh terdengar hingga jarak
8,5 km.
2. Daftar gunung meletus pada tahun 2014
a) Gunung Kelud Gunung yang berada di Kabupaten Kediri, Jawa Timur,
pernah meletus pada 13 Februari 2014. Suara ledakannya terdengar hingga
jarak 45 km dari kubah lava. Sebanyak 8.615 rumah di Kabupaten Kediri
rusak akibat letusan ini.
b) Gunung Sinabung Gunung Sinabung kembali mengeluarkan letusannya
pada 15 Juli 2014. Jarak luncur awan panas ke arah selatan sejauh 2,5 km.
Gempa erupsi terjadi selama 482 detik.
3. Daftar gunung meletus pada tahun 2015
a) Gunung Raung Gunung Raung, yang terletak di perbatasan Jember,
Bondowoso, dan Banyuwangi, Jawa Timur ini, pernah meletus pada 2
Agustus 2015. Lontaran material pijar setinggi 100 meter dari puncak.
b) Gunung Rinjani Gunung Rinjani yang terletak di Pulau Lombok
mengeluarkan erupsinya melalui Gunung Barujari. Letusan tertinggi
mencapai 2.000 meter dari puncak gunung.
4. Daftar gunung meletus pada tahun 2016
a) Gunung Barujari Gunung yang merupakan anak Gunung Rinjani, yang
terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat ini, pernah mengalami erupsi pada
27 September 2016. Letusan ini melontarkan abu vulkanik setinggi 2.000
meter.
b) Gunung Gamalama Gunung Gamalama yang terletak di Kota Ternate,
Maluku Utara, mengeluarkan semburan abu vulkanik pada 3 Agustus 2016.
Ketinggian asap mencapai 300 meter mengarah ke tenggara selatan.
5. Daftar gunung meletus pada tahun 2017
a) Gunung Sinabung Gunung Sinabung kembali meletus pada 27 Desember
2017. Letusan disertai awan panas berguguran dengan jarak luncur 4.600 ke
arah selatan-tenggara dan 3.500 meter ke arah tenggara-timur. Tidak ada
korban jiwa dalam peristiwa ini.
b) Gunung Agung Gunung Agung yang terletak di Karangasem, Bali meletus
pada 23 Desember 2017. Letusan ini ditandai oleh semburan asap setinggi
2.500 meter dari puncak kawah.
6. Daftar gunung meletus pada tahun 2018
a) Gunung Sinabung Gunung Sinabung kembali mengeluarkan asap panas
pada 19 Februari 2018. Tinggi letusan kali ini mencapai 5 km. Lama gempa
letusan 607 detik. Letusan tersebut juga disertai dengan suara gemuruh.
Luncuran awan panas mengarah ke selatan dan tenggara sejauh 4,9 km, serta
3,5 km ke arah tenggara dan timur.
b) Gunung Merapi Gunung Merapi kembali bererupsi pada Jumat (11/5/2018).
Tinggi letusannya mencapai 5.500 meter dari puncak kawah disertai suara
gemuruh. Letusan kali ini melontarkan abu vulkanik, pasir, dan material
piroklatik. Status Gunung Merapi masih tetap normal dengan radius
berbahaya adalah 3 km dari puncak kawah.
2.4.2 Permasalahan atau dampak gunung meletus
1. Dampak Negative Akibat Gunung Merapi
Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida
(SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam
bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).
a) Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta
makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.
b) Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang
kehilanganpekerjaan rutin kesehariannya.
c) Timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA
d) 64 desa di Sleman dan puluhan desa di Magelang serta Klaten porak
poranda. Bahkan, desa tersebut dinyatakan tertutup karena berada di zona
yang tidak aman. Sebagian desa sudah tertutup debu vulkanik dengan
ketebalan hingga satu meter.
e) Hujan debu dari Merapi juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu
lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu. Bahkan, penerbangan dari
dan ke Yogyakarta ditutup sementara waktu. Dan terjadi pula kebakaran
hutan karena terkena laharnya.
f) Banyak dalam sektor pertanian terganggu akibat bencana ini yang
menyebabkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis.
g) Di sektor perikanan terjadi kerugian sekitar 1.272 ton
h) Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan berkurang sehingga
menyebabkan tingkat hunian hotel yang tadinya 70 persen turun menjadi 30
persen.
i) Sehingga dapat dikatakan Meletusnya Merapi ini mengakibatkan dampak
yang sangat besar bagi Indonesia.
2. Dampak Positive Akibat Gunung Merapi
Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun untuk
letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan tapi ada hal
yang dapat dijadikan dampak positive dalam bencana ini yaitu :
a) Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk mendapat
pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
b) Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah,
namun dampak ini hanya dirasakan oleh penduduk sekitar gunung.
c) Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai
bahan material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan lain-lain.
2.5 Karakteristik Korban Dan Penanganan Yang Diperlukan
2.5.1 Karakteristik korban
Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung api
antara lain :
a) Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran
sungai kering dan daerah aliran lahar.
b) Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan.
c) Masuk ruang lindung darurat.
d) Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
e) Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
f) Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata.
g) Jangan memakai lensa kontak.
h) Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
i) Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.
2.5.2 Penanganan bencana gunung meletus
1. Penanganan Pra Bencana Gunung Meletus
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api
antara lain :
a) Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-
ancamannya
b) Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
c) Membuat sistem peringatan dini
d) Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status
gunung api
e) Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan
oleh instansi berwenang.
f) Membuat perencanaan penanganan bencana.
g) Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan
kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan.
h) Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting.
i) Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos
pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status
gunung api lewat radio komunikasi.
2. Penanggulangan Saat Bencana Gunung Meletus
Penanganan yang harus di lakukan pada saat terjadi gunung meletus atau becana.
Mengetahui lokasi bencana dari informasi yang di dapat, dan harus memperhatikan
hal-hal berikut :
a) Lengkapi semua informasi. Dan klasifikasi kebenaran berita.
b) Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur pelaporan).
c) Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja terkait (persiapan
tim).
d) Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/ organisasi tugas yang
sudah ditetapkan saat preparednees).
e) Sistem Komunikasi memegang peran penting
3. Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :
a. Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja ( fasilitas
Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan).
b. Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan kebutuhan korban
(RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air bersih, transportasi tim dan
korban).
c. Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi atau bantuan.
d. Lokasi bencana tindakan yang harus di lakukan :
a. Lakukan seleksi korban
b. Untuk memberikan prioritas pelayanan
c. Gunakan Label / Tag
d. Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda
e. Memenuhi kebutuhan dasar
f. Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana
g. Perlindungan
h. Pengurusan pengungsi
4. Penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus
Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana yaitu:
A. Rehabilitasi
1) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
2) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
3) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
4) Pemulihan social psikologis.
5) Pelayanan kesehatan
6) Rekonsiliasi dan resolusi konflik
7) Pemulihan social ekonomi budaya
8) Pemulihan keamanan dan ketertiban
9) Pemulihan fungsi pemerintahan, dan Pemulihan fungsi pelayanan public.
B. Rekonstruksi
1) Pembangunan kembali prasarana dan sarana
2) Pembangunan kembali sarana social masyarakat
3) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
4) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik
5) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan dunia usaha dan masyarakat.
6) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
7) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
8) Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang jumlah gunung apinya sangat banyak. Tidak
kurang dari 130 gunung api aktif atau 13-17% dari jumlah seluruh gunung api yang ada di
dunia, terdapat di Indonesia. Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas
alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural,
bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Banyak masalah yang
berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering
harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju
perekonomian daerah tersebut.

3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis sadar bahwa
penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.dan kami sangat mengharapkan kritik dan
saran itu dari pembaca.untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Agung.2012. Analisa Tingkat Kerusakan Penggunaan Lahan Akibat Banjir Lahan Pasca
Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 Di Sub DAS Kali Putih. Skripsi. Surakarta :
fakultas giografi UMS

BAPPENAS dan BNPB, 2011, Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Tengah 2011-2013.

PVMBG. Tahun 2015. Info Gunung Merapi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.
Priambodo, Ari. 2009. Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta:
Kanisius

Anda mungkin juga menyukai