Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MANAJEMEN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

( TSUNAMI)

OLEH KELOMPOK II :

HASNI C RUMBRAWER (2014-69-013)


TITI M D ASMURUF (2014-69-017)
REINERS G RUMBARAR (2014-69-023)
FERNANDO R P LARWUY (2014-69-026)

PRORAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2017
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa/i dari kelompok II. Makalah ini
merupakan salah satu tugas di bidang mata kuliah mitigasi yang bertujuan untuk
memperoleh mendeskripsikan mengenai bencana tsunami.Kami menyadari bahwa
makalah dan presentasi kelompok kami jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak kami harapkan untuk kesempurnaan
laporan ini.Dengan terlaksananya presentasi dan makalah ini, maka kami berharap
telah memenuhi tugas mitigasi dan mendapatkan nilai yang baik.Serta bermanfaat
bagi para dosen, kakak-kakak, dan teman-teman sekalian.

Manokwari,14 Oktober 2017

Anggota Kelompok II
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................

Daftar Gambar dan Tabel……………………………………………………………...

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................

Bab II Penyebab Bencana Tsunami

2.1 Gempa Bumi yang berpusat di bawah laut ...............................

2.2 Letusan gunung berapi ............................................................

2.3 Longsor bawah laut ..................................................................

2.4 Hantaman Meteor di laut .........................................................

2.5Skema Terjadinya Tsunami...................................................................

Bab III Wilayah Rawan Bencana Tsunami

3.1 Wilayah Rawan Tsunami………………………………………………….

3.2 Ciri-Ciri Wilayah Rawan Tsunami…………………………………………

Bab IV Dampak Tsunami ..................................................................................

Bab V Mitigasi Tsunami ...................................................................................


5.1 Penilaian Bahaya (Hazard Assesment) ....................................

5.2 Peringatan (Warning) ...............................................................

5.3 Persiapan ..................................................................................

5.4 Penelitian .................................................................................

BabVIStudiKhasusBencanaTsunami ..................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara


harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat
di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau
hantaman meteor di laut.Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.Tenaga
yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian
dan kelajuannya.Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam.Setara dengan kecepatan pesawat terbang.Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.Dengan demikian, laju gelombang
tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.Ketika mendekati pantai,
kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.Hantaman
gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai.Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan
tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan
mengenai penyebab tsunami masih sangat minim.Penelitian masih terus dilakukan
untuk memahami penyebab tsunami.Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di
masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang di maksud dengan tsunami?


b) penyebab dari bencana tsunami?
c) Bagaimana poses terjadinya tsunami?
d) Apa akibat dari bencana tsunami?
e) Bagaimana upaya untuk pencegahan serta penanggulangan tsunami?
f) Dimana saja kawasan yang pernah terjadi bencana tsunami?
BAB II

PENYEBAB BENCANA TSUNAMI

Penyebab Tsunami

Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab
terjadinya tsunami ini adalah:

2.1 Gempa bumi yang berpusat di bawah laut

Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi


menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya
tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:

 Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.


 Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
 Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR.
 Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).

Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan


gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area
patahan yang terjadi.Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan
cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi,
letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga,
penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan
laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di
bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami.
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal
dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara
vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang
disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk
menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng
kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.

2.2 Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik


(gempa akibat letusan gunung berapi).Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883
adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.Meletusnya
Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat padatanggal 10-11 April 1815 juga
memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku.Indonesia sebagai
negara kepulauan yang beradadi wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus
mewaspadai ancaman ini.

2.3 Longsor bawah laut.

Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng
samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan
pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama
tsunamic submarine landslide.

2.4 Hantaman Meteor di Laut

Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya


tsunami.
BAB III

WILAYAH RAWAN BENCANA TSUNAMI

3.1 Wilayah Rawan Tsunami

Bencana alam tsunami bisa terjadi kapan saja.Sebab sebelum ini terjadi, ada
beberapa hal yang bisa memicu keberadaanya.Misal dengan adanya gempa, baik itu
tektonik maupun vulkanik.Namun bukan sembarang gempa biasa.Gempa yang bisa
menghidupkan bencana tsunami adalah gempa yang besar. Seperti yang memiliki
intensitas 7,4 skala richter.
Adanya gempa yang besar bisa menimbulkan gelombang yang besar pula.Maka saat
inilah menjadi penyebab tsunami ada.Bahkan, gelombang yang di hasilkan bisa
mencapai puluhan kilo meter dari pantai menuju daratan.Oleh sebab itu, resiko
kerusakan akibat tsunami tergolong parah dan besar.Tak kalah besar dengan orag
orang yang sudah menjadi korbannya.Maka tsunami yang menyerang kita tidak bisa
tiba tiba terjadi.Maka ada beberapa bentuk penyebab dan faktor yang mendasarinya.
Misalnya adalah :

 Kekuatan gempa yang tinggi – Bencana tsunami tidak bisa terjadi begitu
saja. Maka sebelumnya harus di dasari gempa terlebih dahulu. Biasanya
gempa yang memiliki potensi terjadinya tsunami adalah gempa yang
berkekuatan di atas 6,3 skala richter. Maka perlu di tingkatkan kewaspadaan
jika gempa yang ada di sekitar anda sudah menunjukkan angka sedemikian
itu.

 Berada di dasar – Selain itu, yang perlu di waspadai adalah dimana pusat
gempa itu berada. Tsunami memiliki potensi kekuatan paling tinggi jika pusat
gempa berada di dasar laut. Sebab dari dalam dasar laut memiliki kekuatan
yang tiada terhingga besarnya. Apalagi jika gempa tersebut membuat
gelombang besar yang menggerakan lautan. Maka gempa akan sampai pada
puluhan kilo meter jauhnya.

 Ada patahan dasar lempengan bumi – Resiko paling tinggi adanya patahan
lempengan berada pada dasar laut. Maka yang paling tinggi memicu resikonya
adalah terjadi sesuatu pada bagian lempengan dasar kerak bumi yang ada di
dasar laut. Efek yang di timbulkan sangat besar dan kerusakan yang di
hasilkan juga parah seperi abrasi dan erosi. Salah satu buktinya adalah
terjadinya gempa tsunami di Aceh lalu.

3.2 Ciri-Ciri Tsunami Di Daerah Rawan Tsunami

ciri ciri akan terjadi tsunami di daerah sekitar anda agar diperlukan upaya
untuk mengantisipasi terjadinya tsunami :

1. Kondisi air

Biasanya orang yeng letak daerahnya berada di sekitar pantai, memang di


lebih di waspadai dari pada yang ada di daratan.Pasalnya tsunami lebih mungkin bisa
terjadi di daerah yang sekitarnya lautan.sebelum terjadi tsunami, keadaan air akan
berbeda. Biasanya lebih surut secara tiba tiba.

2. Terdengar suara gemuruh

Bukan hanya soal keadaan air dan luat, ada pula di tandai dengan bentuk lain.
Salah satunya adalah terdengar suara gemuruh yang besar dari kejauhan.Suara ini
terdengar besar dan keras.

3. Keberadaan hewan hewan lain

Selain itu juga bisa di deteksi dengan hewan lain. Salah satunya adalah
keberadaan burung burung.Sebelum terjadi gejala tsunami, ada beberapa hal yang
aneh.Misalnya keberadaan burung yang tiba tiba berpindah pindah dari keadaan pulau
kecil. Biasanya mereka akan pergi menuju ke tengah lautan.

4. Terdapat gempa pengiring

Tsunami tidak bisa tiba tiba datang begitu saja.Pasti sudah ada gempa yang
mengawali terlebih dahulu.Salah satunya adalah gempa tektonik dan gempa
vulkanik.Maka jika di daerah anda tiba tiba ada gempa, anda perlu sedikit
waspada.Gempa yang baru saja terjadi adalah gempa yang memiliki kekuatan tinggi
atau tidak.Jika masih memasuki kekuatan rendah, maka anda bisa tersenyum
lega.Tapi jika sudah masuk dalam kategori tinggi, maka ada resiko adanya gempa
susulan bahkan sampai mencapai tsunami.

5. Adanya gelombang yang tidak biasanya

Gelombang yang ada merupakan salah satu tanda tanda adanya tsunami akan
datang. Apalagi gelombang yang muncul merupakan gelombang yang di nilai aneh
dan tidak biasanya.Bisa saja gelombang yang memicu terjadinya tsunami merupakan
bagian dari renteten gelombang yang ada.Atau bisa juga gelombang yang muncul di
mulai dari gelombang yang kecil, kemudian gelombang yang besar. Baru setelah itu
muncul tsunami yang sisanya akan mengakibatkan erosi tanah.

6. Ada suara gemuruh yang menggelegar

Bukan hanya itu, terjadinya tsunami juga bisa timbul karena adanya suara
gemuruh yang menggelegar.Hal ini di sebabkan karena air yang ada menghantam
lautan. Jika anda mendengar ini maka ada baiknya anda khawatir akan timbul
tsunami. Kemungkinan suara ini muncul karena lempengan yang patah tadi menabrak
air lautan.Sehingga menghasilkan suara yang keras.

7. Keadaan awan langit


Tanda tanda alam lainnya sebelum terjadi tsunami akan berubah. Salah
satunya adalah keadaan awan yang berbentuk lebih gelap dan mendung.Bahkan tak
jarang di jumpai tornado atau angin serupa yang lainnya.Hal ini semua bisa terjadi
karena adanya gelombang elektromagnetis dari dasar lapisan atmosfer bumi.Ini
menyebabkan daya listrik di awan tertelan oleh gelombang gelombang lainnya.

8. Lampu tetap bisa menyala, meskipun tidak ada aliran listrik

Apakah ini menguntungkan?Anda tidak perlu membayar listrik, namun lampu


rumah tetap menyala?Iya secara ekonomi.Tapi tidak secara fisika.Hal ini menjadi
tanda bahwa di lingkungan anda ada gelombang elektromagnetis yang bergerak bebas
di udara.ini menjadi tanda akan ada bencana yang hebat segera terjadi. Salah satunya
adalah gempa dan tsunami.
BAB IV

DAMPAK BENCANA TSUNAMI

Dampak Tsunami

Dampak Positif dari bencana tsunami      

1.Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan menjadi


terbuka luas bagi yang masih hidup

2.Kegunaan secara Psikologis: Menjalin kerjasama dan bahu- membahu untuk


menolong korban bencana, menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling
membutuhkan satu sama lain.

3. Kita bisa mengetahui sampai dimanakah konstruksi bangunan kita serta


kelemahannya, dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila
bencana tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih baik.

Dampak Negatif dari bencana tsunami :

1. Merusak apa saja yang dilaluinya. bangunan, tumbuh-tumbuhan dan dan


mengakibatkan korban jiwa manusia, serta menyebabkan genangan, pencemaran air
asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

2. Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban, sehingga sulit mencari lagi tenaga
ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaannya.

3. Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksanaan pembangunan pasca bencana,


karena faktor dana yang besar.

4.  menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang


kehilangan harta benda.
Gambar Positif dari Tsunami

Gambar Dampak Negatif dari Tsunami


BAB V

MITIGASI BENCANA TSUNAMI

Mitigasi Tsunami

Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi


kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak
dapat dihindarkan.Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat.Mitigasi dapat
didefinisikan sebagai “aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka
panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta-benda”
(FEMA, 2000).Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada
tingkat negara, masyarakat dan individu.Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk
bencana alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang
terancam, merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan
daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut. Ketiga
langkah penting tersebut: 1) penilaian bahaya (hazard assessment), 2) peringatan
(warning), dan 3) persiapan (preparedness) adalah unsur utama model mitigasi. Unsur
kunci lainnya yang tidak terlibat langsung dalam mitigasi tetapi sangat mendukung
adalah penelitian yang terkait (tsunami-related research).

5.1  Penilaian Bahaya (Hazard Assessment)

Unsur pertama untuk mitigasi yang efektif adalah penilaian bahaya.Untuk


setiap komunitas pesisir, penilaian bahaya tsunami diperlukan untuk mengidentifikasi
populasi dan aset yang terancam, dan tingkat ancaman (level of risk). Penilaian ini
membutuhkan pengetahuan tentang karakteristik sumber tsunami, probabilitas
kejadian, karakteristik tsunami dan karakteristik morfologi dasar laut dan garis pantai.
Untuk beberapa komunitas, data dari tsunami yang pernah terjadi dapat membantu
kuantifikasi faktor-faktor tersebut. Untuk komunitas yang tidak atau hanya sedikit
memiliki data dari masa lalu, model numerik tsunami dapat memberikan perkiraan.
Tahapan ini umumnya menghasilkan peta potensi bahaya tsunami, yang sangat
penting untuk memotivasi dan merancang kedua unsur mitigasi lainnya, peringatan
dan persiapan.

1. Data rekaman tsunami (Historical tsunami data)

 Rekaman data umumnya tersedia dalam banyak bentuk dan di banyak tempat.
Format yang ada mencakup publikasi dan katalog manuskrip, laporan penyelidikan
lapangan, pengalaman pribadi, berita koran, rekaman film dan video. Salah satu
instansi riset penyimpan data terbesar adalah International Tsunami Information
Center di Honolulu, Hawaii.

2. Data paleotsunami

  Penelitian paleotsunami juga dapat dilakukan pada endapan tsunami di daerah


pesisir dan bukti-bukti lainnya yang terkait dengan pergeseran sesar penyebab
gempabumi tsunamigenik.

3. Penyelidikan pasca tsunami

  Survey penyelidikian pasca tsunami dilakukan mengikuti suatu peristiwa


tsunami yang baru terjadi untuk mengukur batas inundasi dan merekam keterangan
saksi mata mengenai jumlah gelombang, waktu kedatangan gelombang, dan
gelombang mana yang terbesar.

4. Pemodelan numerik

  Seringkali karena rekaman data minimal, satu-satunya jalan untuk


menentukan daerah potensi bahaya adalah menggunakan pemodelan numerik.Model
dapat dimulai dari skenario terburuk.Informasi ini kemudian menjadi dasar
pembuatan peta evakuasi tsunami dan prosedurnya.
5.2  Peringatan (warning)

Unsur kunci kedua untuk mitigasi tsunami yang efektif adalah suatu sistem
peringatan untuk memberi peringatan kepada komunitas pesisir tentang bahaya
tsunami yang tengah mengancam.Sistem peringatan didasarkan kepada data
gempabumi sebagai peringatan dini, dan data perubahan muka airlaut untuk
konfirmasi dan pengawasan tsunami. Sistem peringatan juga mengandalkan  berbagai
saluran komunikasi untuk menerima data seismik dan perubahan muka airlaut, dan
untuk memberikan pesan kepada pihak yang berwenang. Pusat peringatan (warning
center) haruslah: 1) cepat – memberikan peringatan secepat mungkin setelah
pembentukan tsunami potensial terjadi, 2) tepat – menyampaikan pesan tentang
tsunami yang berbahaya seraya mengurangi peringatan yang keliru, dan 3) dipercaya
– bahwa sistem bekerja terus-menerus, dan pesan mereka disampaikan dan diterima
secara langsung dan mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Data

  Sistem peringatan membutuhkan data seismik dan muka airlaut setiap saat
secara cepat (real atau near-real time).Sistem ini juga membutuhkan rekaman data
gempabumi dan tsunami yang pernah terjadi.Kedua jenis data tersebut dipergunakan
untuk dapat secara cepat mendeteksi dan melokalisasi gempabumi tsunamigenik
potensial, untuk mengkonfirmasi apakah tsunami telah terbentuk, dan untuk
memperkirakan dampak potensial terhadap daerah pesisir yang menjadi
tanggungjawabnya.

 Data seismic

  Sinyal seismik – getaran dari gempabumi yang bergerak secara cepat melalui
kulit bumi – dipergunakan oleh pusat peringatan untuk mendeteksi terjadinya
gempabumi, dan kemudian untuk menentukan lokasi dan skalanya.Berdasarkan
informasi tersebut, statistik likelihood tsunami yang terbentuk dapat diperkirakan
secara cepat, dan peringatan dini atau informasi yang sesuai dapat dikeluarkan.

 Seismometer standard periode pendek (0.5-2 sec/cycle) dan periode panjang (18-22
sec/cycle) menghasilkan data untuk menentukan lokasi dan skala gempabumi.
Seismometer skala luas — broadband seismometers (0.01-100 sec/cycle) dapat pula
dipergunakan untuk kedua tujuan diatas dan juga untuk penghitungan momen seismik
yang sangat berguna untuk menyempurnakan analisis data yang dilakukan.

 Data muka air laut

  Pengukur variasi muka laut (water-level gauges) adalah instrumen yang


sangat penting dalam sistem peringatan tsunami.Mereka dipergunakan untuk
konfirmasi secara cepat tentang kehadiran atau tidaknya suatu tsunami mengikuti
peristiwa gempabumi, untuk mengamati perkembangan tsunami, untuk membantu
estimasi tingkat bahaya, dan menyediakan alasan untuk memutuskan bahaya telah
berlalu. Gauges kadangkala merupakan satu-satunya cara untuk mendeteksi tsunami
ketika data seismik tidak mendukung, atau bila tsunami bukan disebabkan oleh
gempabumi.

  Untuk bisa memberikan peringatan secara efektif, gauges perlu diletakkan di


dekat sumber tsunami sehingga konfirmasi secara cepat diperoleh, apakah tsunami
telah terbentuk atau tidak, dan perkiraan awal mengenai ukuran tsunami.Mereka
harus pula diletakkan diantara sumber dan daerah pesisir yang terancam untuk
memonitor perkembangannya dan membantu memprediksi dampaknya.Untuk
tsunami lokal, gauges dibutuhkan di sepanjang garis pantai untuk memperoleh
konfirmasi tercepat dan untuk evaluasi.

 Data rekaman tsunami dan gempa bumi


  Pusat peringatan membutuhkan akses cepat kepada data rekaman tsunami dan
gempabumi untuk membantu memperkirakan apakah suatu gempabumi dari suatu
lokasi dapat menyebabkan tsunami, dan apakah tsunami tersebut berbahaya bagi
daerah tanggung jawab mereka.Sebagai contoh, adalah sangat berguna untuk
mengetahui bila zona subduksi pada suatu daerah pernah mengalami gempabumi
berskala 8 tetapi tidak pernah menghasilkan tsunami.Juga sangat berguna untuk
mengetahui karakteristik rekaman data muka airlaut untuk tsunami yang berbahaya
dan yang tidak berbahaya pada suatu daerah.

 Data model numeric

 Dewasa ini, pusat peringatan mulai mempergunakan data dari model numerik
untuk memberikan panduan dalam prediksi tingkat bahaya tsunami berdasarkan
parameter gempabumi dan data muka airlaut tertentu.

 Data lainnya

Jenis data lainnya yang diperlukan oleh pusat peringatan adalah seperti data
letusan gunungapi atau tanah longsor yang terjadi di dekat tubuh airlaut.

5.2.2  Komunikasi

Sistem peringatan tsunami membutuhkan komunikasi yang unik dan


ekstensif. Data seismik dan perubahan muka airlaut harus dikirim dari lokasi secara
cepat dan dapat dipercaya oleh penerima.

 Akses data real time

Data seismik dan perubahan muka airlaut supaya berguna haruslah dapat
diterima secara cepat real atau very near real time. Banyak teknik komunikasi yang
bisa dipergunakan, seperti radio VHF, gelombang mikro, transmisi satelit.

 Penyebaran pesan
  Penyampaian pesan kepada para pengguna juga sama pentingnya
sebagaimana mendapatkan data secara real time. Penyampaian pesan dapat secara
cepat dilakukan melalui Global Telecommunications System (GTS) atau
Aeronautical Fixed Telecommunications Network (AFTN).Pesan dapat pula
disampaikan secara konvensional melalui e-mail, telpon atau fax.

5.3  Persiapan

Kegiatan kategori ini tergantung pada penilaian bahaya dan peringatan.


Persiapan yang layak terhadap peringatan bahaya tsunami membutuhkan pengetahuan
tentang daerah yang kemungkina terkena bahaya (peta inundasi tsunami) dan
pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus mengevakuasi
dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman. Tanpa kedua pengetahuan akan
muncul kemungkinan kegagalan mitigasi bahaya tsunami. Tingkat kepedulian publik
dan pemahamannya terhadap tsunami juga sangat penting. Jenis persiapan lainnya
adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas vital masyarakat
seperti sekolah, kantor polisi dan pemadam kebakaran, rumah sakit berada diluar
zona bahaya. Usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur yang tahan
terhadap tsunami, melindungi bangunan yang telah ada dan menciptakan breakwater
penghalang tsunami juga termasuk bagian dari persiapan.

5.3.1    Evakuasi

  Rencana evakuasi dan prosedurnya umumnya dikembangkan untuk tingkat


lokal, karena rencana ini membutuhkan pengetahuan detil tentang populasi dan
fasilitas yang terancam bahaya, dan potensi lokal yang dapat diterapkan untuk
mengatasi masalah. Tsunami lokal hampir tidak menyediakan waktu yang cukup
untuk peringatan formal dan disertai gempabumi, sementara tsunami distan mungkin
memberi waktu beberapa jam untuk persiapan sebelum gelombang yang pertama
tiba. Sehingga persiapan evakuasi dan prosedurnya harus disiapkan untuk kedua
skenario tersebut.
 Evakuasi untuk tsunami local

 Ketika tsunami lokal terjadi, satu-satunya tanda yang ada mungkin hanyalah
goncangan gempabumi, atau suatu kondisi yang tidak biasa pada tubuh
airlaut.Masyarakat harus mampu mengenali tanda-tanda bahaya tersebut, kemudian
pindah segera dan secepatnya kearah darat atau ke arah dataran tinggi karena
gelombang tsunami dapat menghantam dalam hitungan menit. Para pengungsi juga
menghadapi bahaya yang disebabkan oleh gempabumi seperti tanah longsor, 
runtuhnya bangunan dan jembatan yang mungkin menghambat usaha mereka dalam
menyelamatkan diri. Untuk itu diperlukan sekali kepedulian publik dan pendidikan
tentang tsunami dan kemungkinan bahaya yang mengikuti.Hal ini juga membutuhkan
perencanaan resmi tentang zona bahaya dan rute evakuasi yang aman.Kunci utama
untuk memotivasi pendidikan publik adalah pemahaman tentang bahaya tsunami dan
dimana kemungkinan banjir tsunami tersebut terjadi.

 Evakuasi untuk tsunami distan

  Pada kasus tsunami distan, pihak yang berwenang masih memiliki waktu yang
cukup untuk mengorganisir evakuasi. Mengikuti peringatan dari pusat peringatan
bahwa tsunami telah terbentuk dan waktu kedatangan gelombang pertama telah
diketahui, pihak yang berwenang membuat keputusan tentang apakah evakusi
diperlukan.Keputusan ini didasarkan kepada data rekaman atau model tentang
ancaman dari sumber tsunami dan panduan lebih lanjut dari pusat peringatan tentang
pergerakan tsunami. Masyarakat diinformasikan tentang bahaya yang mengancam,
dan diinstruksikan tentang bagaimana, kemana, dan kapan harus mengungsi. Badan-
badan pelayanan masyarakat seperti polisi, pemadam kebakaran dan tentara,
difungsikan untuk membantu kelancaran pengungsian. Zona evakuasi dan rute
pengungsian harus ditentukan secara aman, masyarakat harus cukup diberi
pengarahan tentang bahaya tsunami dan prosedur evakuasi, sehingga mereka tidak
tetap berada di tempat tinggal ketika tsunami datang atau telah kembali ketika
ancaman masih belum berakhir. Evakuasi yang tidak perlu harus dikurangi untuk
menjaga kepercayaan publik terhadap sistem.

5.3.2   Pendidikan

Mitigasi tsunami harus mengandung rencana untuk meningkatkan pemahaman


dan pengetahuan oleh masyarakat luas, pemerintah lokal, dan para pembuat kebijakan
tentang sifat-sifat tsunami, kerusakan dan bahaya yang disebabkan dan langkah-
langkah yang diperlukan untuk mengurangi bahaya.

 Pendidikan publik

Pendidikan publik yang dilaksanakan akan efektif bila ikut memperhitungkan


bahasa dan budaya lokal, ada-istiadat, praktek keagamaan, hubungan masyarakat
dengan kekuasaan, dan pengalaman tsunami masa lalu.

 Pendidikan untuk para operator sistem peringatan, manager


bencana alam, dan pembuat kebijakan.

Operator sistem peringatan, manager bencana alam, dan pembuat kebijakan


harus memenuhi suatu tingkat pendidikan dan pemahaman terhadap bahaya tsunami.
Sebab tsunami, baik lokal maupun distan, jarang terjadi pada suatu daerah tertentu,
sehingga orang-orang kunci tersebut tidak memiliki pengalaman probadi terhadap
fenomena yang menjadi dasar keputusan menyangkut persiapan atau tindakan yang
harus dilakukan ketika bahaya tersebut menimpa.

 Tata guna lahan

Sebagai konsekuensi pertumbuhan penduduk global, daerah pesisir yang


rawan tsunami berkembang dengan cepat.Karena tidak mungkin untuk menghentikan
pembangunan, sebaiknya dilakukan pencegahan pembangunan fasilitas umum pada
zona rawan bencana tsunami, seperti sekolah, polisi, pemadam kebakaran dan rumah
sakit yang memiliki arti penting bagi populasi ketika bahaya sewaktu-waktu
terjadi.Sebagai tambahan, hotel dan penginapan juga perlu ditempatkan pada lokasi
yang sesuai dengan prosedur evakuasi untuk memberikan keamanan kepada para
tamunya.

 Keteknikan

Keteknikan dapat membantu mitigasi tsunami.Bangunan dapat diperkuat


sehingga tahan terhadap tekanan gelombang dan arus yang kuat. Fondasi struktur
dapat dikonstruksikan menahan erosi dan penggerusan oleh arus. Lantai dasar suatu
bangunan dapat dibuat terbuka sehingga mampu membiarkan airlaut melintas, hal ini
menolong mengurangi sifat penggerusan arus pada fondasi. Bagian penting dari suatu
bangunan seperti generator cadangan, motor elevator dapat ditempatkan pada lantai
yang tidak terkena banjir.Benda-benda berat berbahaya seperti tanki yang dapat
hanyut terbawa banjir sebaiknya ditanamkan ke tanah.Sistem transportasi
dikonstruksikan atau dimodifikasi sehingga mampu memfasilitasi evakuasi massal
secara cepat keluar dari daerah bahaya. Beberapa struktur penahan gelombang laut
seperti seawall, sea dikes, breakwaters, river gates, juga mampu menahan atau
mengurangi tekanan tsunami.

5.4  Penelitian

Meskipun tidak terkait langsung dengan aktivitas mitigasi, penelitian yang


terkait dengan tsunami sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas mitigasi.Riset
yang menyelidiki bukti-bukti paleotsunami, mengembangkan database, kuantifikasi
dampak bahaya tsunami, atau pemodelan numerik dapat meningkatkan tingkat
akurasi penilaian bahaya. Penelitian juga mampu meningkatkan cara pendidikan
publik sehingga tingkat kepedulian masyarakat akan bahya tsunami
meningkat. Penelitian juga memberikan panduan perencanaan tata ruang dalam zona
inundasi potensial.

BAB VI

STUDI KHASUS BENCANA TSUNAMI

Jurnal Meteorologi dan Geofisika

VALIDASI PEMODELAN TSUNAMI BERDASARKAN SOFTWARE L-2008


MENGGUNAKAN DATA SUMBER GEMPABUMI USGS, IRIS, CMT DAN
GFZ UNTUK STUDI KASUS TSUNAMI NIAS 28 MARET 2005

Wiko Setyonegoro, Sayyidatul Khoiridah, Moh Ikhyaul Ibad

Sari

Telah terjadi gempabumi di Nias, pada tanggal 28 Maret 2005 yang


menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 1.000 jiwa, 300 orang terluka, dan
300 bangunan rusak. Berdasarkan hal tersebut dilakukan pemodelan tsunami dari
pengolahan data mekanisme sumber gempabumi dengan menggunakan softwere
Tsunami L-2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan
mekanisme sumber gempabumi melalui persamaan empiris scaling law untuk
menvalidasi antara nilai run up hasil simulasi dengan run up dari beberapa skenario
sumber gempa yaitu data USGS, IRIS, Global CMT, dan GFZ. Berdasarkan data
USGS gempa Nias terjadi pada jam 16:10:31.8 UTC dengan lokasi episenter 1,64o
LU 96,98o BT, pada kedalaman 30 km, Mw 8,6 SR, strike 130o, dan dip 83o.
Persamaan scaling law berdasarkan hubungan rumus empiris dimana panjang fault
369,83 km, lebar fault 82,41 km, dan slipnya sebesar 11,063 m dengan tipe sesar
naik. Hasil validasi tinggi run-up yang dilakukan dengan membandingkan antara run-
up hasil simulasi dengan run-up hasil survey menunjukkan bahwa data GFZ dengan
menggunakan panjang dan lebar fault hasil perhitungan lebih mendekati hasil survey.
Sedangkan berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa data USGS yang lebih
mendekati hasil survey, hal ini ditunjukkan dengan  kedekatan titik-titik terhadap
linearitas yang memiliki nilai 0.6588 dengan nilai regresinya yaitu
y=0,8223x+0,2966. Berdasarkan hasil keseksamaan yang mendekati survey adalah
data dari instansi GFZ menggunakan panjang dan lebar fault hasil perhitungan
dengan nilai keseksamaan sebesar 87.58%. Dan berdasarkan uji korelasi data  yang
mendekati suvey adalah data dari instansi USGS dengan nilai korelasi 0,81.

There was an earthquake in Nias, on March 28, 2005. Based on this, tsunami
modeling of earthquake source mechanism of data processing by using softwere
Tsunami L-2008. This study aims to determine the results of the calculation of
earthquake source mechanism through empirical equation scaling law to validate the
value of the run-up simulation results, with the run-up of some of the scenarios that
earthquake sources of data. The results of the validation of high run-up is done by
comparing the run-up simulation results with the run-up based on the regression
results indicate that the USGS data closer to the results of the survey, as shown by the
proximity of the points against linearity regression 0.658. Based on the results of the
survey are approaching the precision of the data from the GFZ agencies using fault
length and width of the calculation results with the value of 87.58% accuracy. And
based on the correlation data in depth approach is data from USGS agency with a
correlation value of 0.81.
Daftar pustaka

Diakses pada tanggal 11 januari 2013


                http://ariatmancool.blogspot.com/2010/11/makalah-tentang-tsunami.html
                http://cahyocenok.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-tsunami.html
                http://alhiedjamal.wordpress.com/2012/11/05/makalah-tsunami/
                http://makalahtsunami.blogspot.com/
                http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami/
Diakses pada tanggal 2 februari 2013
                http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/11/artikel-tsunami.html/
                http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=13675.0/
                http://www.anneahira.com/proses-tsunami.htm/
                http://harytami3.wordpress.com/2009/03/05/tsunami-penyebab-dan-
akibatnya/
                http://www.anneahira.com/penyebab-terjadinya-tsunami.htm
                http://dwiwidiyastoto.blogspot.com/2010/03/penyebab-dan-cara-
penanggulangan.html
                http://community.um.ac.id/showthread.php?53079-Mekanisme-Tsunami
                http://gugling.com/kenali-ciri-ciri-tsunami.html/
Diakses pada tanggal 17 maret 2013
               http://www.pu.go.id/publik/ind/produk/info_peta/rwnbanjir/bencana2006/0
0gempatsunami15562006.htm
Diakses pada tanggal 18 Maret 2013
               http://putunaghbali.blogspot.com/2012/04/dampak-positif-dan-dampak-
negatif-dari.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai