Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Solok Selatan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian

timur Provinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah 3.346,20 km per segi. Dimekarkan dari

Kabupaten Solok yang sekarang sudah menjadi Kota Solok pada tanggal 07 Januari 2004

sehingga menjadi kabupaten. Ibu kota kabupaten Solok Selatan ialah Padang Aro.

Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi, di sebelah selatan dan dikelilingi

oleh tiga kabupaten lain di Sumatera Barat, dari barat ke timur: Kabupaten Pesisir Selatan,

Solok, dan Dharmasraya.

Secara Administrasi Kabupaten Solok Selatan memiliki 7 (tujuh ) Kecamatan yaitu

Kecamatan Sangir, Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo, Sangir Batang Hari, Sungai Pagu,

Pauh Duo dan Koto Parik Gadang Diateh.

Tabel 1
Daftar Nama dan Luas Nagari Per Kecamatan
No. Kecamatan Nagari Luas (Km2)
1. Sangir 1.Lubuk Gadang 186.320
2. Lubuk Gadang Timur 159.330
3. Lubuk Gadang Selatan 166.620
4. Lubuk Gadang Utara 120.720
2 Sangir Jujuan 1.Lubuk Malako 149.000
2.Bidar Alam 53.060
3.Padang air Dingin 36.000
4.Padang Limau sundai 25.000
5.Padang Gantiang 15.000
Sangir Balai
3. 1.Sungai Kunyit 192.200
Janggo
2.Talunan Maju 160.220
3.Talao 5606
4.Sungai Kunyit barat 161.220
4. Sangir Batang Hari 1.Abai 66.470

1
2.Ranah Pantai Cermin 54.100
3.Sitapus 24.050
4.Dusun Tangah 35.520
5.Lubuk Ulang Aling 50.180
6.Lubuk Ulang Aling tengah 18.350
7. Lubuk Ulang Aling
31.340
Selatan
5. Sungai Pagu 1.Koto Baru 64.880
2.Pasar Muara Labuh 25.210
3.Pulakek Koto Baru 90.000
4.Pasia Talang 74.460
5.Sako Pasia Talang 65.580
6.Bomas 65.710
7.Sako Utara Pasia Talang 35.410
8.Sako Selatan pasia Talang 35.410
9.Pasia Talang Selatan 33.620
10.Pasia Talang Barat 70.310
11.Pasia Talang Timur 35.410
6. Pauh Duo 1. Alam Pauh Duo 99.010
2. Kapau Alam Pauh Duo 66.700
3. Luak Kapau Alam Pauh
90.810
Duo
4. Pauh Duo Nan Batigo 91.580
Koto Parik Gadang
7. 1.Pakan Rabaa 107.200
Diateh
2. Pakan Rabaa Timur 82.210
3. Pakan Rabaa Tengah 151.800
4. Pakan Rabaa Utara 182.890
Sumber: Kantor Kelurahan Lubuk Gadang, Sangir

Berdasarkan data kecamatan yang terlampir, penulis ditempatkan sebagai guru SM3T

di kecamatan Sangir, Desa (Nagari) Lubuk Gadang, Kabupaten Solok Selatan.

Kecamatan Sangir sendiri berada pada kelerengan yang tergolong sangat curam dan

rawan terhadap bahaya longsor sedangkan daerah datar dan landai tergolong rendah.

Kecamatan Sangir merupakan salah satu bagian dari kawasan dataran tinggi bergelombang

yang menempati wilayah bagian Timur Kabupaten Solok Selatan, Kecamatan Sangir juga

berada tidak jauh dari lembah kaki pegunungan yang berada dekat Gunung Kerinci.

2
Secara geologis, Kecamatan Sangir menjadi salah satu wilayah yang berada pada

Sistem Patahan yang masih aktif sampai sekarang. Jika terjadi pergerakan yang cukup besar,

akan berpotensi menimbulkan gempa bumi.

Peta Solok Selatan

Dari sisi vulkanologis, meskipun Kabupaten Solok Selatan tidak memiliki gunung

berapi, namun wilayah kecamatan sangir,Desa (Nagari) Lubuk Gadang terletak di jalur

gunung berapi yang masih aktif, yang berada di luar kabupaten namun berbatasan langsung

dengannya, yaitu Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci. Jika terjadi aktivitas vulkanik dan

seismik di gunung berapi tersebut akan berdampak langsung terhadap aktivitas masyarakat di

Kabupaten Solok Selatan khususnya Kecamatan Sangir, Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

Dari sisi vulkanologis, meskipun tidak memiliki gunung berapi, kabupaten ini terletak

di jalur gunung berapi yang masih aktif, yang berada di luar kabupaten namun berbatasan

langsung dengannya, yaitu Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci. Jika terjadi aktivitas

vulkanik dan seismik di gunung berapi tersebut akan berdampak langsung terhadap aktivitas

3
masyarakat di Kabupaten Solok Selatan khususnya di Kecamatan Sangir Desa (Nagari)

Lubuk Gadang.

Melihat kedudukan Kabupaten Solok Selatan yang berada pada Suatu Sistem Patahan

Besar dan jalur Gunung api yang masih aktif sampai sekarang serta banyak nya dataran yang

bergelombang dan curam menyebabkan rawan bencana alam, longsor dan banjir. Di sisi lain

berdasarkan peta geologi dengan daerah Solok selatan khususnya Kecamatan Sangir yang

berada pada sistem patahan terlihat adanya potensi sumber daya mineral. Sumber daya

mineral tersebut antara lain terdiri dari (a) mineral logam berupa tembaga, emas, dan perak.

(b) potensi panas bumi yang ditandai oleh munculnya mata air panas. (c) bahan galian berupa

batu gamping, pasir dan batu sungai. Besarnya potensi sumber daya mineral berupa emas

menjadikan masyarakat yang berada di kecamatan Sangir berfokus pada pemenuhan

kebutuhan ekonomi dan menomor duakan pendidikan hingga hal ini menjadi masalah yang

cukup memprihatin.

Meskipun berada di daerah perbukitan kehidupan sosial masyarakat Kecamatan

Sangir Desa (Nagari) Lubuk Gadang dapat dikatakan sudah mulai berkembang. Secara kasat

mata masyarakat khususnya Remaja dan kawula muda di Kecamatan Sangir Desa (Nagari)

Lubuk Gadang sudah banyak mengenal internet dan banyak mengaplikasi gaya hidup modren

layaknya di perkotaan.Namun disayangkan sekali penggunaan internet oleh kawula muda di

kecamatan Sangir Desa (Nagari) Lubuk Gadang lebih banyak padahal yang berdampak

negatif dari pada posiif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kawula muda yang hanya

memanfaatkan internet untuk main game, menonton film diatas umur, dan lain sebagainya.

Sehingga tingkat kenalakan remaja dan nikah dalam usia belia di kecamatan Sangir Desa

(Nagari) Lubuk Gadang tinggi.

Masyarakat Kecamatan Sangir, Desa (Nagari) Lubuk Gadang terdiri atas 3 etnis yaitu

Minang, Jawa dan Batak. Etnis yang dominan di kecamatan Sangir Desa (Nagari) Lubuk

4
Gadang ialah etnis Minang. Mayoritas masyarakat Sangir Desa (Nagari) Lubuk Gadang

memeluk agama Islam, keberadaan agama Islam sangatlah besar, hal ini dapat di telaah dari

adat budaya yang ada di masyarakat ini yang berpedoman pada “Adat bersendi syariat,

syariat bersendi Kitabullah”. Penerapannya teraplikasi dalam peraturan Provinsi Sumatera

Barat dimana dijelaskan semua perempuan muslim yang bertugas di Instansi diwajibkan

berjilbab, yang bukan muslim menyesuaikan busana. Atas adanya peraturan ini, beberapa

masyarakat awam berpendapat bahwa yang non muslim juga wajib menggunakan jilbab.

Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Sangir, Desa (Nagari) Lubuk Gadang adalah

adalah menjadi penggali tambang emas, bertani, berkebun, berternak, karyawan pabrik teh,

pegawai kantoran dan guru. Hasil bumi yang menjadi andalan masyarakat Kecamatan Sangir

Desa (Nagari) Lubuk Gadang adalah padi dan emas, sedangkan hewan ternak yang menjadi

mata pencaharian masyarakat adalah kerbau dan sapi. Masyarakat Desa Lubuk Gadang juga

memelihara anjing yang mereka manfaatkan untuk menjaga kebun mereka dari serangan babi

hutan. Orang tua di desa Lubuk Gadang pergi berkebun dari pagi hingga sore hari bahkan

dihari libur masih tetap juga berkebun. Hal yang demikian menjadikan anak-anak mereka

bebas dari pengawasan orang tua,dan rata-rata anak-anak maupun remaja di desa Lubuk

Gadang memanfaatkan waktu luang mereka hanya bermain tidak belajar. Bahkan beberapa

remaja di desa lubuk gadang ada yang tidak sekolah karena merasa lebih senang

menghabiskan waktu dengan menggali emas, padahal jika dilihat secara ekonomi

orangtuanya mampu menyekolahkan. Tingkat kepedulian dan kesadaran pentingnya

pendidikan di masyarakat Desa Lubuk Gadang masih rendah.

Padahal, hakekatnya pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan.

Pendidikan juga menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk

pembangunan bangsa, dan menumbuhkan kesadaran akan bahaya keterbelakangan

pendidikan. Selain itu pendidikan adalah faktor yang berperan penting dalam menentukan

5
kompetensi seorang individu. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta

didik mencakup tiga aspek, yaitu; pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Melalui pendidikan

maka seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik dilihat dari aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor akan tumbuh berkembang membentuk pribadi yang diperlukan

masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju mundurnya suatu

bangsa. Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, pembangunan sektor pendidikan harus

menjadi prioritas dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Proses belajar mengajar

merupakan kegiatan inti dalam pencapaian kualitas pendidikan yang optimal. Baik buruknya

suatu proses pendidikan akan menentukan mutu pendidikan suatu bangsa, karena pendidikan

memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkompetensi.

Pada pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan

kompetensi menjadi pilihan sebagai proses pendeteksian kemampuan dasar setiap peserta

didik untuk memudahkan terciptanya suatu tujuan. Di dalam proses belajar mengajar sangat

diharapkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara objek pendidikan. Objek

pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal. Yang dimaksud dengan

objek materi adalah materinya atau benda yang dikenai pendidikan, yaitu para peserta didik

dan warga belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan objek formal adalah apa yang dibentuk

(to form) oleh pendidikan. Objek formal pendidikan ialah gejala yang tampak, dirasakan,

dihayati, dan diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini objek formal

pendidikan adalah perilaku peserta didik dan warga belajar. Oleh sebab itu, pendidikan

dikatakan berhasil apabila tercipta perubahan sikap, watak, dan keterampilan pada peserta

didik melalui pembelajaran. Namun, kondisi yang demikian sungguh tidak dapat ditemukan

6
di lokasi penempatan penulis sebagai guru SM-3T yaitu Kecamatan Sangir, Desa (Nagari)

Lubuk Gadang.

Adapun masalah yang dihadapi penulis di Kecamatan Sangir Desa (Nagari) Lubuk

Gadang tempat penulis mengabdi ialah kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat

Desa (Nagari) Lubuk Gadang terhadp pendidikan. Kawula muda dan anak-anak Desa

(Nagari) Lubuk Gadang banyak yang menyalahgunakan internet, Orangtua yang kurang

memberikan perhatian kepada anak-anaknya disebabkan sibuk bekerja, tingginya kenakalan

remaja dan pernikahan di usia belia. Bukan hanya itu saja dalam dunia pendidikan dan proses

pembelajaran yang ada di sekolah sendiri juga memiliki beberapa masalah yang sangat perlu

menjadi perhatian bersama.

Masalah Proses belajar mengajar. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses

interaksi yang bernilai edukatif antara peserta didik dengan pendidik yang mengorganisasi

lingkungan di sekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong minat

belajar peserta didik. Interaksi bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar yang dilakukan

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran

dilakukan.

Melalui pembelajaran, guru sebagai pendidik membantu peserta didik agar dapat

belajar sesuai kebutuhan dan minatnya, sehingga perubahan sikap dan tingkah laku yang

diharapkan dapat terwujud. Pembelajaran yang bermakna akan membawa peserta didik pada

pengalaman yang mengesankan, pengalaman yang diperoleh peserta didik akan semakin

berkesan, apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil dari pemahaman

sendiri. Namun, kenyataannya di lokasi penempatan penulis proses pembelajaran masih

bersifat konvensional. Dimana guru terfokus sebagai sumber pengetahuan bagi peserta didik,

dan orientasi peserta didik datang ke sekolah hanya 3D-P (datang, duduk, diam, pulang)

tanpa adanya feed back yang diterima setelah PBM berakhir.

7
Selain itu kurikulum yang dipakai di sekolah ini masih KTSP belum Kurikulum 2013

(K-13), sehingga belum ada patokan atau pedoman bagi guru untuk berpikir kreatif

menciptakan pembelajaran yang PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan). Jika ditinjau dari jumlah guru di sekolah ini, ada sekitar ± 28 orang

tenaga pendidik yang terdapat disini, dan sebagian besarnya sudah mengikuti pelatihan

Penerapan Kurikulum 2013 di Padang. Namun, pengaplikasian hasil pelatihan yang diperoleh

tidak diterapkan ketika mengajar sehingga kegiatan pembelajaran di kelas masih pasif.

Jika ditinjau dari sisi peserta didik, setiap apel pagi persentase kehadiran peserta didik sangat

rendah, ditandai banyaknya peserta didik yang datang terlambat yaitu setelah apel pagi

dilaksanakan. Kemudian juga proses dimulainya PBM sering tidak tepat waktu seperti

dijadwal dikarenakan setelah selesai baris pagi peserta didik-peserta didik banyak yang

meminta izin permisi untuk sarapan dahulu. Ini merupakan masalah yang harus dihadapi oleh

penulis terkait tidak adanya kesiapan peserta didik untuk mengikuti PBM setiap harinya.

Dengan adanya masalah ini penulis melakukan wawancara dan konsultasi langsung kepada

beberapa peserta didik, dan ditemukanlah penyebab masalah, yaitu sebagian besar peserta

didik yang bersekolah di SMK Negeri 3 Solok Selatan merupakan anak kost yang tinggalnya

jauh dari orangtua sehingga setiap pagi mereka tidak bisa mempersiapkan keperluan mereka

sebelum berangkat ke sekolah, termasuk sarapan pagi. Selain itu keterlambatan peserta didik

datang ke sekolah juga terkait jarak tempuh antara rumah ke sekolah sangat jauh,tidak adanya

angkutan umum. Lokasi sekolah SMK Negeri 3 Solok Selatan memang terletak di daerah

perbukitan di kecamatan Sangir dengan kontur jalan yang mendaki, serta titik letak sekolah

ini juga jauh dari pemukiman, sehingga 75 persen peserta didik menggunakan sepeda motor

sebagai alat transportasi bagi peserta didik yang memiliki sepeda motor. Untuk yang tidak

memiliki sepeda motor terpaksa harus berjalan kaki.

8
Adanya masalah lain yang ditemukan penulis selama masa pengabdian berlangsung di

lokasi penempatan ini adalah tentang tidak terlaksananya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler

yang seharusnya berperan sebagai sarana penyaluran bakat dan minat bagi peserta didik,

sehingga dapat meningkatkan prestasi mereka dalam hasil belajar dan juga meningkatkan

persentase kehadiran untuk mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, Program SM-3T

sebagai salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para

Sarjana Pendidikan, untuk ditugaskan selama satu tahun pada daerah 3T. Program SM-3T

dimaksudkan untuk membantu bukan hanya mengatasi kekurangan guru, tetapi sekaligus

mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli

terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju

bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanahkan oleh para pendiri bangsa

Indonesia. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang telah dijelaskan di awal dapat tercapai

yaitu untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia terkhususnya di

kabupaten Solok Selatan, terutama di sekolah SMK Negeri 3 Solok Selatan.

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia peningkatan mutu

pendidikan di Kecamatan Sangir, Desa (Nagari) Lubuk Gadang yang tergolong dalam daerah

3T perlu dikelola secara khusus dengan sungguh-sungguh, utamanya dalam mengatasi

permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas oleh penulis, agar kecamatan

Sangir khususnya Desa (Nagari) Lubuk Gadang dapat segera maju sejajar dengan daerah

lain. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan Nasional, mengingat daerah

Kecamatan Sangir Desa (Nagari) Lubuk Gadang memiliki peran strategis dalam

memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk itu guru SM-3T yaitu penulis sendiri telah mengidentifikasi berbagai masalah

yang terdapat di Kecamatan Sangir Desa (Nagari) Lubuk Gadang guna membantu pemerintah

untuk menyelesaikan persoalan-persoalan terkait masyarakat dan pendidikan.

9
B. Fokus Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang telah diidentifikasi penulis selama masa

pengabdian dalam kurun waktu 1 tahun, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas,

yaitu :

1. Pemikiran masyarakat Desa (Nagari) Lubuk Gadang yang masih awan sehingga

dalam menyelesaikan masalah terkadang terlalu terburu-buru, dalam menafsirkan

suatu hal lebih kearah yang negatif dari pada positif.

2. Kepedulian orangtua Desa (Nagari) Lubuk Gadang terhadap anak masih kurang,

karena orientasi orangtua lebih kepada pemenuhan ekomonomi

3. Remaja dan anak-anak Desa (Nagari) Lubuk Gadang banyak yang

menyalahgunakan internet.

4. Banyaknya remaja Desa (Nagari) Lubuk Gadang yang menikah di usia belia bahkan

masih sekolah

5. Tinggi tingkat kenakalan remaja di Desa (Nagari) Lubuk Gadang

6. Proses belajar mengajar (PBM) di SMK N 3 Solok Selatan Desa (Nagari) Lubuk

Gadang masih menganut sistem konvensional, dimana aktivitas belajar berpusat

pada guru (teacher centered learning) dan tidak terdapat unsur PAIKEM di dalam

pembelajaran. Aktivitas dominan selama pembelajaran adalah guru menjelaskan

lalu peserta didik mencatat.

7. Sumber belajar dan media pembelajaran sangat terbatas di SMK N 3 Solok Selatan

Desa (Nagari) Lubuk Gadang.. Peserta didik tidak memiliki buku pegangan untuk

dibawa pulang kerumah guna dipelajari lebih lanjut dan mengulang pelajaran di

sekolah, sehingga ketika ada pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru peserta

didik hanya menggunakan buku catatan sebagai pedoman, beruntung jika catatan

peserta didik tersebut lengkap, maka ia dapat menyelesaikan PR nya dengan tepat,

10
jika tidak tentu pengerjaan tugas akan terbengkalai. Dengan demikian tagihan tugas

dari peserta didik tidak akan dapat terpenuhi secara lengkap dan sempurna guna

meningkatkan nilai hasil belajarnya.

8. Kedisiplinan peserta didik. Persentase keterlambatan peserta didik datang ke

sekolah sangat tinggi dikarenakan kurangnya kesadaran peserta didik serta guru

terhadap pendidikan dan sekolah. Sehingga peraturan yang telah dibuat tidak

diberlakukan sebagaimana mestinya di SMK N 3 Solok Selatan Desa (Nagari)

Lubuk Gadang ini. Hal yang demikian berdampak langsung kepada peserta didik

sehingga perserta dididk tidak mempersiapkan dirinya secara matang untuk hadir di

sekolah sebelum bel berbunyi. Banyak peserta didik yang datang ke sekolah dengan

penampilan yang tidak layak, seperti menggunakan celana seragam yang sengaja

dirobek, memakai sepatu warna-warni dan pakaian tidak rapi, tetapi tidak diberi

peringatan atau bahkan tidak dihukum oleh guru. Mereka hanya berpenampilan

“semau gue” tanpa ada beban rasa takut akan dihukum oleh pihak sekolah.

9. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran. Tidak adanya teknologi seperti infokus

dengan jumlah yang memadai menjadi faktor penghambat terciptanya proses belajar

mengajar yang bersifat PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan). Ketersediaan sarana seperti laboratorium komputer tentu akan

sangat menunjang kemajuan pendidikan dan mutu serta kualitas pendidikan. Namun

pada kenyataannya di lokasi penempatan penulis yaitu di SMK N 3 Solok Selatan

Desa (Nagari) Lubuk Gadang. tidak terdapat laboratorium komputer. Sehingga

peserta didik mempelajari komputer hanya sebatas teori tanpa praktek.

11
C. Tujuan dan Sasaran Kemitraan

 Tujuan

1. Berbaur dengan masyarakat Desa (Nagari) Lubuk Gadang, dengan demikian

pelan-pelan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat Desa (Nagari)

Lubuk Gadang cara yang baik dalam menyelesaikan masalah tanpa memberatkan

satu pihak.

2. Mengadakan sekolah sore di Desa (Nagari) Lubuk Gadang kepada remaja dan

anak-anak baik yang sudah sekolah maupun yang belum atau tidak sekolah,

Sehingga waktu luang mereka tidak hanya bermain saja.

3. Mengadakan didikan shubuh setiap hari minggu, memberikan pembelajaran yang

berfokus pada perbaikan akhlak, moral dan sikap sehingga mereka tidak

terjerumus pada hal-hal yang mengarah pada dosa.

4. Mengadakan sosialisasi “Katakan Tidak Pada Kenakalan Remaja” Di Kecamatan

Sangir.

5. Menerapkan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang Aktif, Inovatif, Kreatif, dan

Menyenangkan di SMK N 3 Solok Selatan Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

Sehingga proses pembelajaran tidak hanya berfokus kepada guru. Siswa yang

memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran.

6. Mengadakan program seribu buku untuk Solok Selatan. Melalui program ini

media pembelajaran berupa buku dapat terpenuhi salah satunya di SMK N 3

Solok Selatan Desa (Nagari) Lubuk Gadang.. Membuat media pembelajaran baru

dengan memberdayakan sumber daya alam sekitar.

7. Menerapkan peraturan yang telah diberlakukan di SMK N 3 Solok Selatan Desa

(Nagari) Lubuk Gadang kepada peserta didik sebagaimana mestinya. Sehingga

mengurangi ketidak disiplinan peserta didik untuk mengikuti proses

12
pembejalaran. Memberikan apresiasi kepada peserta didik yang memiliki

kepedulian dan kesadaran diri yang tinggi terhadap kedisiplinan sehingga bisa

menjadi contoh kepada peserta didik lainnya yang ada di SMK N 3 Solok Selatan

Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

8. Memberikan pembelajaran ICT secara teori maupun prakter kepada peserta didik

dengan memanfaatkan media yang ada di SMK N 3 Solok Selatan Desa (Nagari)

Lubuk Gadang.

9. Membantu daerah 3T khususnya SMK N 3 Solok Selatan dalam mengatasi

permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.

10. Memberikan pengalam pengabdian kepada sarjana pendidik sehingga terbentuk

sikap profesional ,cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil

memecahkan masalah kependidikan, dan tanggung jawab terhadap kemajuan

bangsa, serta memiliki jiwa ketahan malangan dalam mengembangkan

pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T.

11. Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk

mengabdikan dirinya sebagi pendidik profesional pada daerah 3T.

12. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program

Pendidikan Profesi Guru (PPG).

 Sasaran

1. Masyarakat yang ada di Kabupaten Solok Selatan Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

2. Tenaga Pengajar di SMK N 3 Solok Selatan Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

3. Peserta didik SMK N 3 Solok Selatan Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten Solok Selatan Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

13
BAB II

PENDEKATAN DAN METODE

Jenis metode dan pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif dengan

pendekatan deksriptif dan fenomenologi. Menurut Lexy Moleong (2006: 5), penelitian

kualitatif adalah penelitian memanfaatkan wawacara terbuka untuk menelaah dan memahami

sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Penelitian

kualitatif oleh Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2006: 4), mendefinisikan metodologi

kualitatif dengan pendekatan deskriptif ialah prosedur penelitian yang menghasilkan data

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Moleong (2006) menyatakan bahwa metode Kualitatif dengan pendekatan

fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang

biasa dalam situasi-situasi tertentu. Perkembangan pendekatan fenomenologi tidak

dipengaruhi secara langsung oleh filsafat fenomenologi, tetapi oleh perkembangan dalam

pendefinisian konsep yang terjadi dimasyarakat baik itu dari segi kehidupan dan

pendidikannya.

Dalam hal ini, fenomenolog Edmun Husserl (Muhadjir, 1998:12-13) menyatakan

bahwa obyek ilmu itu tidak terbatas pada yang empirik (sensual), melainkan mencakup

fenomena yang tidak lain terdiri dari persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek

yang menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyek penelitian dalam suatu kontsruksi

ganda, melihat obyeknya dalam suatu konteks natural, dan bukan parsial. Karena itu dalam

fenomenologi lebih menggunakan tata pikir logik daripada sekedar linier kausal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan langsung berproses dan membaur

menjadi bagian masyarakat Desa (Nagari) Lubuk Gadang terlebih berfokus pada pola

kehidupan dan pendidikan. Latar yang akan diteliti berupa masalah yang ada di masyarakat,

14
terutama masalah dibidang pendidikan kemudian memberikan solusi dan cara penyelesaian

masalah yang ada semampu penulis selama berada di Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

Sehingga mendapatkan laporan yang sebenar-benarnya, apa adanya dan catatan lapangan

yang benar.

Seperti yang telah penulis uraikan di atas bahwasanya untuk memperoleh data dan

informasi terkait kehidupan dan pendidikan di Desa (Nagari) Lubuk Gadang penulis

menggunakan penelitian kualitatif, perlu adanya pengamatan langsung, wawacara mendalam

dan kelompok diskusi terarah dengan masyarakat. Intinya ialah adanya usaha untuk melihat

masalah yang ada kehidupan masyarakat setempat dan pendidikannya hingga menjadi suatu

upaya penulis untuk memberikan solusi dan cara dalam menyelesaikan masalah yang ada di

Desa (Nagari) Lubuk Gadang Kecamatan Sangir. Selain itu, untuk mengadakan program

yang memberikan dampak perubahan lebih maju, baik dari segi kehidupan,pola pikir dan

pendidikan masyarakat di Desa (Nagari) Lubuk Gadang.

Selain field research, penulis juga melakukan studi pustaka untuk menambah data

yang relevan dengan penellitian yang dilakukan, guna menunjang fakta yang sesuai dengan

keadaan yang ada di tempat pengabdian. Data yang di dapat berupa buku, jurnal, artikel, dan

tulisan-tulisan ilmiah lain serta internet yang juga memuat tentang informasi-informasi yang

dibutuhkan dalam penulisan laporan ini. Berdasarkan uraian di atas, latar yang penulis

uraikan ialah laporan yang sebenar-benarnya, apa adanya dan catatan lapangan yang benar.

15
BAB III

HASIL CAPAIAN PROGRAM

Hasil capaian program yang telah dilakukan dan terlaksana hingga sekarang,

selama penulis mengabdi menjadi guru SM3T di Desa (Nagari) Lubuk Gadang Kecamatan

Sangir ialah sebagai berikut:

A. Bidang Kependidikan

1. Menyusun RPP

2. Menyusun Bahan Ajar

3. Menyusun Alat dan Media Pembelajaran dengan memberdayakan sumber daya alam

sekitar.

4. Menyusun perangkat evaluasi

5. Melaksanakan tugas mengajar

6. Menanamkan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan di

SMK N 3 Solok Selatan dan meninggalkan metode kekerasan dalam mendidik peserta

didik.

7. Terlaksananya program penyaluran 1000 buku untuk Solok Selatan

8. Adanya layanan bimbingan bagi peserta didik di SMK N 3 Solok Selatan

Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

9. Terlaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah di SMK N 3 Solok Selatan

Desa(Nagari) Lubuk Gadang, seperti;

 adanya Eksul kelas komputer, pembelajaran masih dalam kajian teori, praktek

belum terlaksana mengingat komputer di sekolah tidak memadai.

 terlaksananya KEMAS (Kelas Menulis Membaca dan Menganalisis) di SMK N 3

Solok Selatan Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

16
 adanya kegiatan olahraga (Volly dan Sepak bola) di SMK N 3 Solok Selatan

Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

10. Melakukan penataan ruang kelas di SMK N 3 Solok Selatan Desa(Nagari) Lubuk

Gadang.

11. Memberikan penyuluhan peduli dunia literasi melalui pemberdayaan perpusatakaan

di SMK N 3 Solok Selatan Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

12. Memberikan penyuluhan kesehatan bagi peserta didik bekerja sama dengan dokter

desa di SMK N 3 Solok Selatan Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

13. Memberikan Pelatihan, Baris-berbaris, Menari, Menyanyi lagu kebangsaan dan

Upacara di SMK N 3 Solok Selatan Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

14. Melaksanakan kegiatan lomba-lomba dalam rangka memperingati Hari Pendidikan

Nasional.

15. Membuat mading di SMK N 3 Solok Selatan Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

16. Mengadakan forum keagamaan di sekolah SMK N 3 Solok Selatan Desa(Nagari)

Lubuk Gadang.

17. Terlaksananya kegiatan pesantren Ramadhan di SMK N 3 Solok Selatan

Desa(Nagari) Lubuk Gadang.

B. Bidang Kemasyarakatan

1. Terlaksananya kegiatan les sore di Desa (Nagari) Lubuk Gadang kepada remaja dan

anak-anak baik yang sudah sekolah maupun yang belum atau tidak sekolah,

Sehingga waktu luang mereka tidak hanya bermain saja.

2. Terlaksananya kegiatan didikan shubuh setiap hari minggu, memberikan

pembelajaran yang berfokus pada perbaikan akhlak, moral dan sikap sehingga

mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang mengarah pada dosa.

17
3. Terealisasinya kegiatan sosialisasi “Katakan Tidak Pada Kenakalan Remaja” Di

Kecamatan Sangir.

4. Membina kegiatan pendidikan non formal (pemberantasan buta huruf)

5. Ikut berperan pada kegiatan sosial masyarakat seperti menghadiri pesta pernikahan,

syukuran lahiran, perayaan ulangtahun dan lain-lain.

6. Membantu membersihkan tempat-tempat central dan jalan-jalan di perkampungan.

18
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Kabupaten Solok Selatan adalah kabupaten yang terletak di bagian timur Provinsi

Sumatera Barat. Kabupaten ini resmi dimekarkan dari Kabupaten Solok yang sekarang sudah

menjadi Kota Solok pada tanggal 07 Januari 2004 sehingga menjadi kabupaten baru.

Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi, di sebelah selatan dan dikelilingi

oleh tiga kabupaten lain di Sumatera Barat, dari barat ke timur: Kabupaten Pesisir Selatan,

Solok, dan Dharmasraya. Kabupaten Solok Selatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe

wilayahnya: (1) kawasan dataran tinggi bergelombang yang menempati wilayah bagian

Timur, mulai dari Lubuk Malako di Kecamatan Sangir Jujuan ke arah Utara sampai ke

wilayah Kecamatan Sangir Batang Hari; (2) kawasan perbukitan, lebih dominan menutupi

wilayah Kabupaten Solok Selatan, mulai dari bagian Utara sampai bagian tengahnya. (3)

kawasan lembah kaki pegunungan yang menempati wilayah bagian Barat berbatasan dengan

Kabupaten Pesisir Selatan dan bagian Selatan, yang merupakan kaki Gunung Kerinci.

Berdasarkan karakteristik wilayah yang demikian, maka Kabupaten Solok Selatan

dikategorikan kedalam daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, dan Terluar) sehingga dirasa perlu

mendapatkan guru SM-3T untuk membantu percepatan pembangunan pendidikan. Program

SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpatisipasi dalam percepatan

pembangunan pendidikan daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar) selama satu tahun

sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan di lanjutkan dengan program Pendidikan

Profesi Guru (PPG).

Selama masa pengabdian, penulis sebagai guru SM-3T menemukan berbagai masalah

yang selama ini menjadi faktor belum berkembangnya daerah Kabupaten Solok Selatan.

Adapun beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu : permasalahan pendidik, seperti

19
kekurangan jumlah (shortage), distribusi tenaga pendidik yang tidak seimbang (unblanced

distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low

competenies), tidak kesesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu

(mistmatched), serta aktivitas pembelajaran yang masih konvensional.

B. Tindak Lanjut

Agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis

menyarankan beberapa hal sebagai tindak lanjut penyelesaiannya, yaitu:

1. Diharapkan program SM3T yang sedang berjalan dapat dilanjutkan.

2. Diharapkan program SM3T dapat dilanjutkan ditahun mendatang.

3. Guru dapat mengikuti Pelatihan dalam bidang kompetensi profesional dan pedagogik,

4. Guru-guru yang mismatch dapat mengikuti program KKT Kemdikbud.

5. Sarana dan prasarana sekolah agar diperbaiki, agar terpenuhinya standar sarana dan

prasarana, dan standar proses dan standar lainnya.

6. Hendaknya Pemerintah Daerah,Provinsi dan Kabupaten lebih peka dan segera

mengalokasikan dana kepada sekolah-sekolah yang ada di pedalaman untuk

melengkapi sarana dan sarana sekolah.

7. Pengangkatan Guru PNS baru, terutama putra daerah.

8. Beasiswa melanjutkan ke pendidikan tinggi bagi putra/puteri daerah.

20

Anda mungkin juga menyukai