MANAGEMEN BENCANA
GEMPA BUMI
Pembimbing
Disusun oleh :
MOJOKERTO
2020 / 2021
LEMBAR PERNYATAAN
Saya mempunyai kopi dari makalah ini yang biasa saya reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah dituliskan dalam referensi,serta tidak ada seorangpun yang membuatkan
makalah ini untuk saya.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik,saya bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Bencana. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini
belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bis bermanfaat untuk semua pihak.
COVER .................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1. Latar Belakang............................................................................................
2. Rumusan masalah.......................................................................................
3. Tujuan ........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan bisa terjadi
kapan saja. Besar guncangan gempa bumi beragam mulai dari yang sangat kecil
sehingga sulit dirasakan sampai gempa bumi yang sangat dahsyat yang mampu
menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Gempa bumi terjadi hampir di
seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu
negara dengan tingkat aktivitas gempa bumi tinggi, hal tersebut dikarenakan
Indonesia terletak pada jalur pertemuan 3 lempeng tektonik dunia yakni: lempeng
Indo – Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia dan Indo-
Australia bertumbukan di lepas pantai barat pulau Sumatera, di selatan pulau Jawa,
di selatan kepulauan Nusa Tenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku
sebelah selatan. Sedangkan lempeng Australia dan Pasifik bertumbukan di sekitar
Pulau Papua. Pertemuan antar lempeng ini menyebabkan sering terjadinya gempa
bumi karena tumbukan atau pergeseran lempeng. Oleh karena itu, Indonesia
merupakan daerah yang secara tektonik rawan gempa bumi.(BNPB,2016)
Secara geografis provinsi Nusa Tenggara Timur terletak di antara 8°-12,5°
Lintang Selatan dan 118,5°- 126° Bujur Timur. Nusa Tenggara Timur merupakan
wilayah di Indonesia yang masuk dalam kategori rawan gempa. Hal ini dikarenakan
daerah Nusa Tenggara Timur diapit oleh 2 zona penyebab gempa bumi, yaitu
wilayah selatan merupakan tempat bertemunya dua lempeng yaitu, lempeng Eurasia
dan Indo-Australia secara subduksi, dan dibagian sebelah utara terdapat patahan
naik busur belakang (back arc thrust) yang sangat mempengaruhi frekuensi gempa
bumi di daerah ini cukup tinggi. Sebagian besar gempa bumi yang merusak di
wilayah Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh gempa patahan naik di utara Nusa
Tenggara Timur. Berdasarkan catatan sejarah kegempaan di wilayah Nusa Tenggara
Timur telah beberapa kali mengalami gempa bumi merusak. Gempa bumi yang
mengguncang pulau Alor tanggal 18 April 1898 tercatat korban jiwa yang
berjatuhan sebanyak 250 orang, dan pada 4 juli 1991 bencana gempa bumi kembali
mengguncang pulau Alor dan menelan korban jiwa sebanyak 39 orang. Dan terakhir
terjadi tanggal 12 Desember1992, gempa dahsyat mengguncang Flores dengan
kekuatan 7,5 SR ini juga mengakibatkan terjadinya bencana tsunami. Gempa yang
mengakibatkan tsunami ini menelan korban jiwa sebanyak 2100 orang meninggal,
500 orang dinyatakan hilang, dan 447 orang lukaluka.(PGR III BMKG)
Setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan goncangan tanah yang
dapat dianalisis melalui nilai percepatan getaran tanah (PGA) pada suatu tempat.
Semakin besar nilai percepatan getaran tanah yang terjadi maka semakin besar pula
bahaya gempa bumi yang terjadi. Besar kecilnya nilai percepatan getaran tanah
tersebut menjadi faktor yang dapat menunjukkan tingkat bahaya bencana gempa
bumi. Faktor untuk menentukan tingkat kerentanan bencana gempa bumi yakni ;
faktor fisik bangunan, sosial, dan ekonomi. Dari segi faktor fisik bangunan di
wilayah Nusa Tenggara Timur sebanyak 37.49% rumah tangga yang masih
berlantai tanah dan pondasi rumah yang hanya menggunakan bahan dari bambu.
Tentunnya struktur bangunan rumah yang sepenuhnya belum mengaplikasi konsep
bangunan tahan gempa ini menjadi faktor kerentanan bila terjadi gempa bumi.
Secara demografi, wilayah NTT merupakan daerah yang mempunyai tingkat
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yaitu 2,07% per tahun dengan kepadatan
penduduk 96 jiwa/km2. Daerah paling padat adalah kabupaten Sumba Barat Daya
dengan kepadatan penduduk 212 jiwa/km2. Sedangkan dari segi ekonomi tercatat
total jumlah penduduk miskin di wilayah Nusa Tenggara Timur sebanyak 19,6%
dengan daerah penduduk miskin terbanyak terdapat di kota Kupang yang berjumlah
101.50 ribu jiwa . Didasarkan pada tingkat ekonomi masyarakat yang terbilang
kurang mampu, tentunya lebih berpotensi dalam mengalami dampak negative yang
lebih besar akibat bencana gempa bumi. Hal ini dikarenakan lemahnya kemampuan
untuk bertahan dan pulih dalam mengantisipasi bencana gempa bumi. Kondisi
tersebut merupakan faktor-faktor kerentanan gempa bumi beresiko tinggi yang
dapat menimbulkan kerugian besar jika terjadi bencana alam.(BPS 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari gempa bumi ?
2. Bagaimna penyebab terjadinya gempa bumi ?
3. Bagaimana jenis -jenis gempa bumi ?
4. Bagaimana karakteristik gempa bumi ?
5. Bagaimana dampak & penyakit yang terjadi pasca gempa bumi
6. Bagaimana sop penanganan gempa bumi ?
C. Tujuan
1. Untuk pengertian dari gempa bumi ?
2. Untuk penyebab terjadinya gempa bumi ?
3. Untuk jenis -jenis gempa bumi ?
4. Untuk karakteristik gempa bumi ?
5. Untuk dampak & penyakit yang terjadi pasca gempa bumi
6. Untuk sop penanganan gempa bumi ?
BAB II
( PEMBAHASAN )
Berikut adalah beberapa penyakit yang rentan terjadi setelah gempa dan tsunami:
1. Diare
Bencana alam seperti gempa dan tsunami membuat warga yang menjadi korban
kesulitan untuk mencari sumber air bersih, sehingga risiko diare menjadi sangat
tinggi. Diare terjadi akibat mengonsumsi makanan atau sumber air yang
mengandung bakteri maupun virus berbahaya seperti norovirus, salmonella, dan
rotavirus. Seseorang yang terkena penyakit ini akan mengalami sakit perut,
buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari, dan demam. Jika terjadi secara
berkelanjutan atau tidak segera diatasi dengan tepat, diare bisa menyebabkan
dehidrasi (kekurangan cairan) hingga kematian.
2. Hepatitis A
Tidak tersedianya sumber air bersih di tempat pengungsian korban gempa dan
tsunami membuat risiko hepatitis A menjadi sangat tinggi. Penyakit ini dapat
menular dari satu orang ke orang lainnya melalui sumber air yang tercemar
feses. Orang yang mengalami hepatitis A akan mengalami beragam gejala,
misalnya merasa letih, badan lemas, nyeri di bagian perut kanan atas, nyeri sendi
dan otot, demam ringan, hilang nafsu makan, mual, sakit kepala, sembelit atau
diare, juga kulit dan mata menjadi berwarna kuning
3. Meningitis
Meningitis alias radang selaput otak terjadi akibat infeksi bakteri, virus, jamur,
maupun protozoa. Penyakit ini dapat menular melalui kontak jarak dekat, batuk,
bersin, atau lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya. Meningitis
memberikan gejala awal berupa demam tinggi, yang kemudian diikuti dengan
sakit kepala, terasa kaku pada leher, muntah, penurunan kesadaran hingga
kejang.
4. ISPA
ISPA alias infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyakit yang terjadi
akibat adanya infeksi virus maupun bakteri. Salah satu jenis dari ISPA yang
paling sering ditemui adalah common cold, yang ditandai dengan gejala batuk
dan pilek. Korban gempa dan tsunami yang berada di pengungsian berisiko
tinggi mengalami ISPA, karena penyakit ini bisa menular melalui droplet atau
cairan yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Meski terlihat sepele,
ISPA yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan berbagai komplikasi hingga
kematian.
5. Leptospirosis
Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, dan bisa terjadi
akibat adanya paparan langsung pada air kencing tikus. Sumber air atau
makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut juga bisa menjadi media
penyebaran penyakit ini. Orang yang terjangkit leptospirosis akan mengalami
gejala, seperti demam tinggi hingga menggigil, nyeri kepala, nyeri otot di daerah
betis, sakit tenggorok disertai batuk kering, mata merah dan kulit menguning,
mual, muntah-muntah, serta diare.
F. SOP penanggulangan bencana gempa bumi
1. Bersikap tenang ,di harapkan pegawai tetap menjaga dirinya masing – masing di
dalam ruangan dan jangan panik
2. Berlindung diri kemungkinan kejatuhan benda – benda
3. Jika terdapat benda – benda untuk tempat berlindung , berjongkoklah dan
lindungi kepala anda dengan tangan , jangan lepaskan sampai gempa berhenti
4. Menjauhlah dari jendela dan tempat tempat yg berkaca
5. Jangan mengevakuasi seluruh isi gedung kecuali di perintahkan oleh petugas
6. Jika diperintahkan untuk evakuasi MENJAUHLAH dari gedung , aliran listrik ,
lubang dan pohon sewaktu menuju tempat evakuasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gempa adalah suatu getaran yang dihasilkan dari hasil akumulasi tenaga pendorong
atau strain yang telah lama menumpuk di dalam bumi akibat adanya proses
pergeseran lempeng-lempeng bumi. Datangnya gempa tidak dapat diprediksikan
secara tepat dan cara untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya gempa itu pun
sampai saat ini belum dapat dilakukan, walaupun demikian kita masih mencegah
banyaknya korban gempa dengan cara-cara yang telah disampaikan di bab 2.
Gempa juga dapat memicu terjadi bencana yang lainnya seperti tsunami,meletusnya
gunung berapi ,dan tanah longsor.
DAFTAR PUSTAKA
Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa bumi.
Harmoni. Jogjakarta.
Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan Pariwira.
Yogyakarta.
Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan Penanggulangannya.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
http://nidaririn.blogspot.com/
http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-gempa-
bumi.htmlhttp://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html