Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

MANAGEMEN BENCANA

GEMPA BUMI

Pembimbing

Hetti Aprilin , S.Kep.,Ns.,M.MB

Disusun oleh :

Asfal Uyun (0117038)

Fitrohtun Nisa (0117046)

Nabilatul Khasanah (0117055)

Sellamevia Pratama Romend ( 0117063 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2020 / 2021
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa:

Saya mempunyai kopi dari makalah ini yang biasa saya reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah dituliskan dalam referensi,serta tidak ada seorangpun yang membuatkan
makalah ini untuk saya.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik,saya bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.

NAMA NIM TANDA TANGAN


Asfal Uyun 0117038
Nabilatul Khasanah 0117055
Fitrohtun Nisa 0117046
Sellamevia Pratama Romend 0117063
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Bencana. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini
belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bis bermanfaat untuk semua pihak.

Mojokerto, 28 September 2020


DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

1. Latar Belakang............................................................................................
2. Rumusan masalah.......................................................................................
3. Tujuan ........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

A. Pengertian Gempa B umi............................................................................


B. Penyebab terjadinya gempa bumi...............................................................
C. Jenis – jenis gempa bumi............................................................................
D. Karakteristik gempa bumi...........................................................................
E. Dampak gempa bumi & penyakit yang terjadi pasca gempa......................
F. Sop penanganan gempa bumi.....................................................................
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................

A. Kesimpulan dan saran.................................................................................


BAB IV DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan bisa terjadi
kapan saja. Besar guncangan gempa bumi beragam mulai dari yang sangat kecil
sehingga sulit dirasakan sampai gempa bumi yang sangat dahsyat yang mampu
menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Gempa bumi terjadi hampir di
seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu
negara dengan tingkat aktivitas gempa bumi tinggi, hal tersebut dikarenakan
Indonesia terletak pada jalur pertemuan 3 lempeng tektonik dunia yakni: lempeng
Indo – Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia dan Indo-
Australia bertumbukan di lepas pantai barat pulau Sumatera, di selatan pulau Jawa,
di selatan kepulauan Nusa Tenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku
sebelah selatan. Sedangkan lempeng Australia dan Pasifik bertumbukan di sekitar
Pulau Papua. Pertemuan antar lempeng ini menyebabkan sering terjadinya gempa
bumi karena tumbukan atau pergeseran lempeng. Oleh karena itu, Indonesia
merupakan daerah yang secara tektonik rawan gempa bumi.(BNPB,2016)
Secara geografis provinsi Nusa Tenggara Timur terletak di antara 8°-12,5°
Lintang Selatan dan 118,5°- 126° Bujur Timur. Nusa Tenggara Timur merupakan
wilayah di Indonesia yang masuk dalam kategori rawan gempa. Hal ini dikarenakan
daerah Nusa Tenggara Timur diapit oleh 2 zona penyebab gempa bumi, yaitu
wilayah selatan merupakan tempat bertemunya dua lempeng yaitu, lempeng Eurasia
dan Indo-Australia secara subduksi, dan dibagian sebelah utara terdapat patahan
naik busur belakang (back arc thrust) yang sangat mempengaruhi frekuensi gempa
bumi di daerah ini cukup tinggi. Sebagian besar gempa bumi yang merusak di
wilayah Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh gempa patahan naik di utara Nusa
Tenggara Timur. Berdasarkan catatan sejarah kegempaan di wilayah Nusa Tenggara
Timur telah beberapa kali mengalami gempa bumi merusak. Gempa bumi yang
mengguncang pulau Alor tanggal 18 April 1898 tercatat korban jiwa yang
berjatuhan sebanyak 250 orang, dan pada 4 juli 1991 bencana gempa bumi kembali
mengguncang pulau Alor dan menelan korban jiwa sebanyak 39 orang. Dan terakhir
terjadi tanggal 12 Desember1992, gempa dahsyat mengguncang Flores dengan
kekuatan 7,5 SR ini juga mengakibatkan terjadinya bencana tsunami. Gempa yang
mengakibatkan tsunami ini menelan korban jiwa sebanyak 2100 orang meninggal,
500 orang dinyatakan hilang, dan 447 orang lukaluka.(PGR III BMKG)
Setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan goncangan tanah yang
dapat dianalisis melalui nilai percepatan getaran tanah (PGA) pada suatu tempat.
Semakin besar nilai percepatan getaran tanah yang terjadi maka semakin besar pula
bahaya gempa bumi yang terjadi. Besar kecilnya nilai percepatan getaran tanah
tersebut menjadi faktor yang dapat menunjukkan tingkat bahaya bencana gempa
bumi. Faktor untuk menentukan tingkat kerentanan bencana gempa bumi yakni ;
faktor fisik bangunan, sosial, dan ekonomi. Dari segi faktor fisik bangunan di
wilayah Nusa Tenggara Timur sebanyak 37.49% rumah tangga yang masih
berlantai tanah dan pondasi rumah yang hanya menggunakan bahan dari bambu.
Tentunnya struktur bangunan rumah yang sepenuhnya belum mengaplikasi konsep
bangunan tahan gempa ini menjadi faktor kerentanan bila terjadi gempa bumi.
Secara demografi, wilayah NTT merupakan daerah yang mempunyai tingkat
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yaitu 2,07% per tahun dengan kepadatan
penduduk 96 jiwa/km2. Daerah paling padat adalah kabupaten Sumba Barat Daya
dengan kepadatan penduduk 212 jiwa/km2. Sedangkan dari segi ekonomi tercatat
total jumlah penduduk miskin di wilayah Nusa Tenggara Timur sebanyak 19,6%
dengan daerah penduduk miskin terbanyak terdapat di kota Kupang yang berjumlah
101.50 ribu jiwa . Didasarkan pada tingkat ekonomi masyarakat yang terbilang
kurang mampu, tentunya lebih berpotensi dalam mengalami dampak negative yang
lebih besar akibat bencana gempa bumi. Hal ini dikarenakan lemahnya kemampuan
untuk bertahan dan pulih dalam mengantisipasi bencana gempa bumi. Kondisi
tersebut merupakan faktor-faktor kerentanan gempa bumi beresiko tinggi yang
dapat menimbulkan kerugian besar jika terjadi bencana alam.(BPS 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari gempa bumi ?
2. Bagaimna penyebab terjadinya gempa bumi ?
3. Bagaimana jenis -jenis gempa bumi ?
4. Bagaimana karakteristik gempa bumi ?
5. Bagaimana dampak & penyakit yang terjadi pasca gempa bumi
6. Bagaimana sop penanganan gempa bumi ?
C. Tujuan
1. Untuk pengertian dari gempa bumi ?
2. Untuk penyebab terjadinya gempa bumi ?
3. Untuk jenis -jenis gempa bumi ?
4. Untuk karakteristik gempa bumi ?
5. Untuk dampak & penyakit yang terjadi pasca gempa bumi
6. Untuk sop penanganan gempa bumi ?
BAB II

( PEMBAHASAN )

A. Pengertian Gempa Bumi


Gempa Bumi adalah sebuah getaran atau pergerakan yang terjadi secara tiba tiba
akibat adanya pelepasan energi secara tiba tiba yang terjadi pada permukaan bumi.
Pelepasan energi yang secara tiba tiba mengakibatkan gelombang seismik, yang
bisa bersifat destruktif pada berbagai hal yang berdiri diatas permukaan bumi,
termasuk bangunan, pohon pohon, dan lain lainnya.Gempa bumi belum dapat
diprediksi oleh berbagai macam teknologi yang sudah ada pada masa kini, namun
kekuatannya dapat diukur dengan menggunakan Seismometer. Skala yang paling
umum untuk digunakan dalam mengukur kekuatan gempa bumi adalah skala
Richter.Gempa bumi yang mempunyai skala Ricther dibawah 3 atau sekitar 3
biasanya tidak dapat dirasakan, namun jika besarnya sudah mencapai 7 skala
Richter dipastikan gempa itu berpotensi menimbulkan kerusakan yang serius.
Tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa selain karena kekuatannya, namun
juga diukur dari seberapa luas daerah yang terjadi gempa bumi. Kedalaman gempa
bumi yang terjadi pada suatu permukaan bumi juga dapat berpengaruh terhadap
potensi destruktifnya, semakin dekat dengan permukaan tanah, maka gempa bumi
akan semakin berpotensi mempunyai sifat destruktif yang lebih besar. Walaupun
tidak ada batasan pasti berapa skala Ricther maksimal gempa bumi yang dapat
terjadi, namun sejarah mencatat gempa bumi terbesar yang pernah terjadi adalah
berkekuatan hingga 9 skala Ricther, namun tidak lebih dari 10 skala Richter.

B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi


Pelepasan energi secara tiba tiba di atas permukaan bumi adalah penyebab dari
gempa bumi. Pelepasan energi secara tiba tiba ini diakibatkan oleh adanya
pergerakan lempeng bumi yang menghasilkan sebuah tekanan.Jika tekanan yang
terjadi semakin tinggi dan besar maka tekanan itu nantinya sudah tidak dapat lagi
ditahan oleh pinggiran lempeng, dan saat inilah gempa bumi terjadi.Gempa bumi
juga bisa disebabkan oleh aktifitas gunung berapi aktif, dan gempa ini terjadi
beriringan dengan proses berjalannya gunung berapi akan meletus. Beberapa gempa
lainnya juga dapat terjadi akibat ulah manusia dan tidak dilakukan oleh alam sama
sekali. Contohnya adalah tumpukan massa air yang super besar pada sebuah
bendungan yang pernah terjadi di daerah Afrika, negara Zambia. Ada juga yang
disebabkan oleh injeksi atau masuknya, dan akstraksi cairan ke dalam atau dari
bumi, seperti yang pernah terjadi di pegunungan Rocky Arsenal yang berhubungan
dengan adanya pembangkit listrik tenaga panas bumi. Bahan peledak yang
diledakkan manusia juga dapat mengakibatkan gempa bumi, contohnya uji coba
terhadap suatu peledak atau proses uji coba senjata nuklir.
Indonesia merupakan negara yang tergolong sebagai negara yang rawan
gempa bumi karena lokasinya yang berada di cincin api dunia, dan mempunyai
gunung berapi aktif serta barisan pegunungan baik di darat ataupun di bawah laut
yang sangat banyak. Oleh karena itu sebagai orang Indonesia kita semua harus
mempunyai edukasi yang cukup mengenai hal ini, simaklah uraian berikutnya di
bawah ini. Gempa bumi yang terjadi akibat adanya pergeseran lempeng bumi juga
disebut sebagai gempa bumi tektonik yang luas daerahnya sangat susah
diperkirakan dan diprediksi.Berbeda dengan gempa bumi yang terjadi akibat
aktivitas gunung api aktif, dimana luas daerah yang terjadi kira kira tidak jauh dari
lokasi gunung berapi aktif tersebut. Gempa bumi tektonik dalam prosesnya juga
dibagi ke dalam beberapa jenis berikut ini. Jenis yang pertama dari gempa bumi
tektonik adalah gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas lempeng bumi yang
bergerak saling berjauhan. Lempeng bumi yang bergerak saling menjauh ini, dapat
mengakibatkan terbentuknya lempeng baru di antara lempeng bumi yang bergerak
saling menjauh itu. Lempeng bumi yang baru terbentuk ini mempunyai berat jenis
yang lebih kecil dibandingkan lempeng yang bergerak saling menjauh, sehingga
membuat lempeng baru ini menerima tekanan yang lebih besar dari kedua lempeng
lainnya. Tekanan inilah yang dapat mengakibatkan gempa bumi. Jenis kedua adalah
jenis pergerakan lempeng bumi yang saling bergeser satu sama lain. Proses
terjadinya gempa bumi pada jenis kedua ini hampir sama dengan jenis pertama yang
bergerak saling menjauh.Jenis yang ketiga adalah adanya pergerakan lempeng bumi
yang bergerak saling mendekat atau saling bertumpuk satu sama lain. Pergerakan
lempeng yang saling mendekat ini dapat membuat permukaan bumi ada yang lebih
tinggi dan lebih rendah satu sama lain, contohnya adalah adanya dataran rendah dan
dataran tinggi. Contoh lainnya adalah yang terjadi pada Gunung Everest yang
lempeng di bawah gunung ini bergerak saling bertumpuk dan membuat Gunung
Everest ini menjadi semakin tinggi. Proses terjadinya gempa bumi akibat aktivitas
gunung api aktif adalah proses gempa bumi yang terjadi akibat gunung tersebut
akan atau memulai proses letusannya. Berdasarkan dua proses diatas, maka tidak
heran jika wilayah di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi gempa bumi.
Selain karena terletak di daerah cincin api, dan mempunyai gunung api yang sangat
banyak, Indonesia juga merupakan wilayah yang menjadi titik temu dua lempeng
besar yang ada di dunia.

C. Jenis – jenis Gempa Bumi


Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyebab gempa bumi di
dunia ini disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah sebab sebab alamiah yang terjadi
akibat adanya pergerakan lempeng bumi, dan aktivitas gunung berapi yang aktif.
Kedua aktivitas gempa bumi dapat terjadi akibat campur tangan atau ulah manusia
itu sendiri. Contohnya seperti yang sudah disebutkan diatas yaitu adanya ledakan
yang diakibatkan oleh peledak buatan tangan manusia.
D. Karakteristik Gempa Bumi
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat. Lokasi kejadian tertentu akibatnya
dapat menimbulkan bencana berpotensi terulang lagi dilokasi yang sama belum
dapat diprediksi waktunya tidak dapat dicegah dampaknya, tetapi dapat
dikurangi.Selain itu, terdapat pula intensitas gempa yang perlu kamu ketahui. Apa
itu intensitas gempa? Intensitas gempa merupakan ukuran skala untuk menyatakan
dampak dari suatu gempa. Intensitas gempa bergantung pada besarnya magnitude
(kekuatan gempa dari < 2.0 hingga > 13.0 dalam skala Ritcher) gempa, jarak
terhadap pusat gempa, struktur bumi, dan infrastruktur. Untuk mengukur besarnya
kerusakan akibat gempabumi yang digunakan adalah skala MMI (Modified Mercalli
Intencity). Skala MMI berkisar dari angka I sampai XII. Besar atau kecilnya skala
MMI dari suatu gempa bisa dilihat dari tanda atau indikator-indikator gempa yang
terjadi.
E. Dampak Gempa Bumi dan Penyakit yang terjadi pasca gempa
Ketika gempa baru saja terjadi, sangat mungkin langsung menimbulkan masalah
kesehatan baik secara fisik maupun psikis pada korban yang berupa:
1. Trauma yang disebabkan oleh kematian ataupun luka dari bangunan runtuh
2. Trauma yang disebabkan oleh kematian ataupun luka dari efek susulan gempa
(trauma fisik dan tenggelam jika tsunami, trauma dari longsor, luka bakar dan
mengisap asap dari kebakaran)
3. Infeksi lanjutan pada luka yang tak tertangani
4. Meningkatnya risiko dan peluang dari komplikasi yang berhubungan dengan
kehamilan,melahirkan, dan bayi yang baru lahir karena terganggunya layanan
kandungan dan kebidanan
5. Risiko menularnya penyakit terutama di area yang sangat padat
6. Meningkatnya risiko dan peluang komplikasi penyakit kronis karena
terganggunya pengobatan
7. Meningkatnya kebutuhan psikososial
8. Adanya potensi kontaminasi bahan kimia terutama pada daerah industry

Berikut adalah beberapa penyakit yang rentan terjadi setelah gempa dan tsunami:

1. Diare
Bencana alam seperti gempa dan tsunami membuat warga yang menjadi korban
kesulitan untuk mencari sumber air bersih, sehingga risiko diare menjadi sangat
tinggi. Diare terjadi akibat mengonsumsi makanan atau sumber air yang
mengandung bakteri maupun virus berbahaya seperti norovirus, salmonella, dan
rotavirus. Seseorang yang terkena penyakit ini akan mengalami sakit perut,
buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari, dan demam. Jika terjadi secara
berkelanjutan atau tidak segera diatasi dengan tepat, diare bisa menyebabkan
dehidrasi (kekurangan cairan) hingga kematian.
2. Hepatitis A
Tidak tersedianya sumber air bersih di tempat pengungsian korban gempa dan
tsunami membuat risiko hepatitis A menjadi sangat tinggi. Penyakit ini dapat
menular dari satu orang ke orang lainnya melalui sumber air yang tercemar
feses. Orang yang mengalami hepatitis A akan mengalami beragam gejala,
misalnya merasa letih, badan lemas, nyeri di bagian perut kanan atas, nyeri sendi
dan otot, demam ringan, hilang nafsu makan, mual, sakit kepala, sembelit atau
diare, juga kulit dan mata menjadi berwarna kuning
3. Meningitis
Meningitis alias radang selaput otak terjadi akibat infeksi bakteri, virus, jamur,
maupun protozoa. Penyakit ini dapat menular melalui kontak jarak dekat, batuk,
bersin, atau lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya. Meningitis
memberikan gejala awal berupa demam tinggi, yang kemudian diikuti dengan
sakit kepala, terasa kaku pada leher, muntah, penurunan kesadaran hingga
kejang.
4. ISPA
ISPA alias infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyakit yang terjadi
akibat adanya infeksi virus maupun bakteri. Salah satu jenis dari ISPA yang
paling sering ditemui adalah common cold, yang ditandai dengan gejala batuk
dan pilek. Korban gempa dan tsunami yang berada di pengungsian berisiko
tinggi mengalami ISPA, karena penyakit ini bisa menular melalui droplet atau
cairan yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin. Meski terlihat sepele,
ISPA yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan berbagai komplikasi hingga
kematian.
5. Leptospirosis
Ini adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, dan bisa terjadi
akibat adanya paparan langsung pada air kencing tikus. Sumber air atau
makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut juga bisa menjadi media
penyebaran penyakit ini. Orang yang terjangkit leptospirosis akan mengalami
gejala, seperti demam tinggi hingga menggigil, nyeri kepala, nyeri otot di daerah
betis, sakit tenggorok disertai batuk kering, mata merah dan kulit menguning,
mual, muntah-muntah, serta diare.
F. SOP penanggulangan bencana gempa bumi
1. Bersikap tenang ,di harapkan pegawai tetap menjaga dirinya masing – masing di
dalam ruangan dan jangan panik
2. Berlindung diri kemungkinan kejatuhan benda – benda
3. Jika terdapat benda – benda untuk tempat berlindung , berjongkoklah dan
lindungi kepala anda dengan tangan , jangan lepaskan sampai gempa berhenti
4. Menjauhlah dari jendela dan tempat tempat yg berkaca
5. Jangan mengevakuasi seluruh isi gedung kecuali di perintahkan oleh petugas
6. Jika diperintahkan untuk evakuasi MENJAUHLAH dari gedung , aliran listrik ,
lubang dan pohon sewaktu menuju tempat evakuasi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gempa adalah suatu getaran yang dihasilkan dari hasil akumulasi tenaga pendorong
atau strain yang telah lama menumpuk di dalam bumi akibat adanya proses
pergeseran lempeng-lempeng bumi. Datangnya gempa tidak dapat diprediksikan
secara tepat dan cara untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya gempa itu pun
sampai saat ini belum dapat dilakukan, walaupun demikian kita masih mencegah
banyaknya korban gempa dengan cara-cara yang telah disampaikan di bab 2.
Gempa juga dapat memicu terjadi bencana yang lainnya seperti tsunami,meletusnya
gunung berapi ,dan tanah longsor.

DAFTAR PUSTAKA
Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa bumi.
Harmoni. Jogjakarta.

Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan Pariwira.
Yogyakarta.

Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan Penanggulangannya.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

http://nidaririn.blogspot.com/

http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-gempa-
bumi.htmlhttp://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html

Anda mungkin juga menyukai