Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa, atas segala
limpahan rakhmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Keperawatan Bencana Pada Gempa Bumi” yang bertujuan
untuk menanbah wawasan. Kami mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dari pembuatan makalah ini masih jauh kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik.oleh sebab itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritikan guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menanmbah wawasan dan
memberikan referensi yang bermakna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan ......................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................

a. Pengertian ...................................................................................................

b. Macam-macam gempa bumi ......................................................................

c. Penyebab.....................................................................................................

d. Proses terjadinya bencana...........................................................................

e. Persebaran gempa di Indonesia ..................................................................

f. Lembaga-lembaga dalam penanggulangannya ...........................................

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................

a. Kesimpulan .................................................................................................

b. Saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia menjadi negara yang paling awan terhadap bencana di dunia
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
strategi Internasional Pengurangan Resiko Bencana (UN-ISDR). Tingginya posisi
Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam resiko kehilangan
nyawa bila alam terjadi. Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman
bahaya Tsunami, Tanah longsor, Gunung berapi, Banjir dan menduduki peringkat
tinggi untuk ancaman Gempa.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB selama januari 2013
mencatat ada 119 kejadian kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. BNPB juga
mencatat akibatnya ada sekitar 126 orang meninggal akibat kejadian tersebut.
Kejadian bencana belum semua dilaporkan ke BNPB. Dari 119 kejadian bencana
menyebabkan 126 orang meninggal, 113.747 orang menderita dan mengungsi, 940
rumah rusak berat, 2.717 rumah rusak sedang, 10.945 rumah rusak ringan. Untuk
mengatasi bencana tersebut, BNPB telah melakukan penanggulangan bencana baik
kesiapsiagaan maupun penannganan tanggap darurat.

1.2 Tujuan Penulisan


Mahasiswa mengerti tentang sistem manajemen bencana dan dapat
menambah wawasan masyarakat secara umum sehingga dapat turut serta dalam
upaya penanggulangan bencana.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dan penulis dalam hal ini.
2. Pembaca dapat menerapkan upaya penanggulangan bencana, terutama untuk
para petugas kesehatan.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
2. Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik.

B. Macam-macam gempa bumi


1. Gempa bumi tektonik
2. Gempa bumi vulkanik
3. Gempa bumi ekstraterestrial

C. Penyebab
Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng
Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi
yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana
gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang
dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala
besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama selama rentang angka
mereka valid. Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat
dan jika besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah
yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah
besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi
besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di
Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar
sejak pencatatan dimulai.
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena


dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar.
Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu
sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat
dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di
antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh
lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk
tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga
akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat
besar. Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat
mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga
berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest
yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin
mendekat dan saling bertumpuk.

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan


tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan
lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

D. Proses terjadinya
Terjadinya gempa bumi dapat disebabkan oleh dua aspek utama, yaitu
karena aktivitas tektonik atau aktivitas vulkanik. Terjadinya gempa
bumi dipengaruhi oleh beberapa hal selain dua aspek utama diatas, yaitu medium
yang dilalui dan kedalaman sumber gempa.

Gempa bumi terjadi ketika penyebab gempa bumi menghasilkan getaran,


kemudian getaran tersebut merambat ke segala arah dan menyebabkan
gelombang. Gelombang inilah yang biasa kita rasakan ketika terjadi gempa bumi.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma
di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga
terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti
Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh, pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal). Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi.

E. Persebaran gempa di indonesia


Indonesia merupakan pertemuan lempeng sehingga daerah yang dekat dengan
zona tersebut rawan gempa, daerah-daerah tersebut antara lain:
1. Sepanjang pantai barat sumatera dan pantai selatan sumatera.
2. Pantai selatan jawa.
3. Daerah seblah barat pulau sumatera dan sebelah selatan pulau jawa.
4. Daerah kepulauan nusa tenggara dan pulau bali.
5. Pulau sulawesi dan maluku.
6. Irian bagian utara.

Peta persebaran gempa yang terjadi di indonesia

Peta pembagian wilayah gempa yang terjadi di Indonesia

F. Lembaga-lembaga yang berperan dalam penanggulangannya


1. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang mempunyai tugas
membantu Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan
secara terpadu, serta melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan
mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi
pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.
BNPB dibentuk berdasarkan Undang Undang no. 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2008. Sebelumnya badan ini bernama Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 83 Tahun 2005, menggantikan Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang dibentuk dengan
Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2001.

2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah lembaga
pemerintah non-departemen yang melaksanakan tugas penanggulangan
bencana di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dengan berpedoman
pada kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana. BPBD dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2008, menggantikan Satuan Koordinasi Pelaksana
Penanganan Bencana (Satkorlak) di tingkat Provinsi dan Satuan Pelaksana
Penanganan Bencana (Satlak PB) di tingkat Kabupaten/Kota, yang keduanya
dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun.
perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien;
danpengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.penyusunan pedoman operasional terhadap
penanggulangan bencanapenyampaian informasi kegiatan penanggulangan
bencana kepada masyarakat;penggunaan dan pertanggungjawaban sumbangan
/ bantuan;pelaporan penyelenggaraan penanggulangan bencanpelaksanaan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

3. Palang Merah Indonesia (PMI)


Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan
nasional di Indonesia yang bergerak dalam
bidang sosial kemanusiaan.Beberapa tujuannya adalah : Meningkatkan
kapasitas sumber daya organisasi PMI di berbagai tingkatan, baik sumber daya
manusia dan sarana prasarana yang diperlukan dalam operasi penanganan
bencana di seluruh wilayah Indonesia. Meningkatkan ketahanan
masyarakat untuk mengurangi risiko dan dampak bencana serta penyakit.

4. Perawat sebagai profesi penting dalam penanggulangan bencana


Perawat adalah salah satu profesi di bidang kesehatan , sesuai dengan
makna dari profesi maka seseorang yang telah mengikuti pendidikan profesi
keperawatan seyogyanya mempunyai kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang etikal dan sesuai standar profesi serta sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya baik melalui pendidikan formal maupun
informal, serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan yang
dilakukannya (Nurachmah, E 2004)
a. Peran perawat
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang
berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Tiap
individu mempunyai berbagai peran yang terintegrasi dalam pola fungsi
individu. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap kedudukannya dalam sistem ( Zaidin Ali , 2002,). Menurut
Gaffar (1995) peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh
perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
b. Peran perawat dalam tanggap bencana
Pelayanan keperawatan tidak hanya terbatas diberikan pada instansi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit saja. Tetapi, pelayanan keperawatan
tersebut juga sangat dibutuhkan dalam situasi tanggap bencana.

G. Jenis Kegiatan Siaga Bencana


Kegiatan penanganan siaga bencana memang berbeda dibandingkan
pertolongan medis dalam keadaan normal lainnya. Ada beberapa hal yang
menjadi perhatian penting. Berikut beberapa tnidakan yang bisa dilakukan oleh
perawat dalam situasi tanggap bencana:

1. Pengobatan dan pemulihan kesehatan fisik


Bencana alam yang menimpa suatu daerah, selalu akan memakan
korban dan kerusakan, baik itu korban meninggal, korban luka luka,
kerusakan fasilitas pribadi dan umum, yang mungkin akan menyebabkan
isolasi tempat, sehingga sulit dijangkau oleh para relawan. Hal yang
paling urgen dibutuhkan oleh korban saat itu adalah pengobatan dari
tenaga kesehatan. Perawat bisa turut andil dalam aksi ini, baik
berkolaborasi dengan tenaga perawat atau pun tenaga kesehatan
profesional, ataupun juga melakukan pengobatan bersama perawat lainnya
secara cepat, menyeluruh dan merata di tempat bencana. Pengobatan yang
dilakukan pun bisa beragam, mulai dari pemeriksaan fisik, pengobatan
luka, dan lainnya sesuai dengan profesi keperawatan.

2. Pemberian bantuan
Perawatan dapat melakukan aksi galang dana bagi korban bencana,
dengan menghimpun dana dari berbagai kalangan dalam berbagai bentuk,
seperti makanan, obat obatan, keperluan sandang dan lain sebagainya.
Pemberian bantuan tersebut bisa dilakukan langsung oleh perawat secara
langsung di lokasi bencana dengan memdirikan posko bantuan. Selain itu,
Hal yang harus difokuskan dalam kegiatan ini adalah pemerataan bantuan
di tempat bencana sesuai kebutuhan yang di butuhkan oleh para korban
saat itu, sehinnga tidak akan ada lagi para korban yang tidak mendapatkan
bantuan tersebut dikarenakan bantuan yang menumpuk ataupun tidak
tepat sasaran.

3. Pemulihan kesehatan mental


Para korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma
psikologis akibat kejadian yang menimpanya. Trauma tersebut bisa berupa
kesedihan yang mendalam, ketakutan dan kehilangan berat. Tidak sedikit
trauma ini menimpa wanita, ibu ibu, dan anak anak yang sedang dalam
massa pertumbuhan. Sehingga apabila hal ini terus berkelanjutan maka
akan mengakibatkan stress berat dan gangguan mental bagi para korban
bencana. Hal yang dibutukan dalam penanganan situasi seperti ini adalah
pemulihan kesehatan mental yang dapat dilakukan oleh perawat. Pada
orang dewasa, pemulihannya bisa dilakukan dengan sharing dan
mendengarkan segala keluhan keluhan yang dihadapinya, selanjutnya
diberikan sebuah solusi dan diberi penyemangat untuk tetap bangkit.
Sedangkan pada anak anak, cara yang efektif adalah dengan
mengembalikan keceriaan mereka kembali, hal ini mengingat sifat lahiriah
anak anak yang berada pada masa bermain. Perawat dapat mendirikan
sebuah taman bermain, dimana anak anak tersebut akan mendapatkan
permainan, cerita lucu, dan lain sebagainnya. Sehinnga kepercayaan diri
mereka akan kembali seperti sedia kala.

4. Pemberdayaan masyarakat
Kondisi masyarakat di sekitar daerah yang terkena musibah pasca
bencana biasanya akan menjadi terkatung katung tidak jelas akibat
memburuknya keaadaan pasca bencana., akibat kehilangan harta benda
yang mereka miliki. sehinnga banyak diantara mereka yang patah arah
dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa menolong
membangkitkan keadaan tersebut adalah melakukan pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas dan skill yang dapat
menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat dapat melakukan pelatihan
pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi
ataupun LSM yang bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan
masyarakat di sekitar daerah bencana akan mampu membangun
kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang ia miliki.

Untuk mewujudkan tindakan di atas perlu adanya beberapa hal yang harus
dimiliki oleh seorang perawat, diantaranya:
1. Perawatan harus memilki skill keperawatan yang baik.
Sebagai perawat yang akan memberikan pertolongan dalam
penanaganan bencana, haruslah mumpunyai skill keperawatan, dengan
bekal tersebut perawat akan mampu memberikan pertolongan medis yang
baik dan maksimal.
2. Perawat harus memiliki jiwa dan sikap kepedulian.
Pemulihan daerah bencana membutuhkan kepedulian dari setiap
elemen masyarakat termasuk perawat, kepedulian tersebut tercemin dari
rasa empati dan mau berkontribusi secara maksimal dalam segala situasi
bencana. Sehingga dengan jiwa dan semangat kepedulian tersebut akan
mampu meringankan beban penderitaan korban bencana.
3. Perawatan harus memahami managemen siaga bencana
Kondisi siaga bencana membutuhkan penanganan yang berbeda, segal
hal yang terkait harus didasarkan pada managemen yang baik, mengingat
bencana datang secara tak terduga banyak hal yang harus dipersiapkan
dengan matang, jangan sampai tindakan yang dilakukan salah dan sia sia.
Dalam melakukan tindakan di daerah bencana, perawat dituntut untuk
mampu memilki kesiapan dalam situasi apapun jika terjadi bencana alam.
Segala hal yang berhubungan dengan peralatan bantuan dan pertolongan
medis harus bisa dikoordinir dengan baik dalam waktu yang mendesak.
Oleh karena itu, perawat harus mengerti konsep siaga bencana.

Contoh bencana gempa bumi yang terjadi di Indonesia

KOMPAS.com –
Setahun berselang, bencana gempa Palu masih terasa jelas di ingatan. Selama
satu hari, wilayah Sulawesi Tengah diguncang 13 kali gempa bumi. Berbagai wilayah
terdampak bencana seperti Palu, Sigi, Parigi Moutong, dan Donggala mengalami
kehancuran. Bahkan akses komunikasi di wilayah terdampak terputus.
Gempa pertama yang terjadi pada pukul 14.00 WIB, mengakibatkan satu
orang meninggal dunia, 10 orang luka, dan puluhan rumah rusak di Singaraja,
Kabupaten Donggala. Kemudian berturut-turut gempa susulan terjadi. Pada pukul 17.02
WIB, gempa dengan kekuatan 7,4 menerjang kembali. Kemudian berturut-turut gempa
susulan terjadi. Pada pukul 17.02 WIB, gempa dengan kekuatan 7,4 menerjang
kembali. Adapun pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer di jalur sesar Palu
Koro.
Saat itu, gempa membawa serta bencana tsunami ke perairan di Teluk Palu.
Sebelum terjadinya tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
menyatakan status tsunami Siaga dan Waspada. Namun, 30 menit setelah peringatan,
BMKG mencabut statusnya pada pukul 17.37. Akan tetapi, tsunami benar-benar terjadi
pada pukul 17.22 dengan ketinggian enam meter. Bencana ini terjadi akibat adanya
longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter. Sedimen dari sungai-sungai
yang bermuara di Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh dan longsor
saat gempa, dan memicu terjadinya tsunami.
BAB 3
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik.
Gempa bumi terjadi ketika penyebab gempa bumi menghasilkan getaran,
kemudian getaran tersebut merambat ke segala arah dan menyebabkan gelombang.
Gelombang inilah yang biasa kita rasakan ketika terjadi gempa bumi.

2. SARAN
Sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami ciri-ciri dan
karakteristik angin putting beliung, disamping itu kita pun harus mengetahui cara
penanggulangan dan antisifasinya jika suatu hari nanti dihadapkan pada bencana
angin putting beliung dilingkungan kita
MAKALAH

KEPERAWATAN BENCANA
(GEMPA BUMI)

Oleh
Kelompok 1

 MERYDEANDJANI BASTI
 JULIARTI
 CITRA LESTARI
 WINDA WIDYA HASTUTI

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


STIKES KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2019

Anda mungkin juga menyukai