Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa, atas segala
limpahan rakhmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Keperawatan Bencana Pada Gempa Bumi” yang bertujuan
untuk menanbah wawasan. Kami mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dari pembuatan makalah ini masih jauh kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik.oleh sebab itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritikan guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menanmbah wawasan dan
memberikan referensi yang bermakna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
a. Pengertian ...................................................................................................
c. Penyebab.....................................................................................................
a. Kesimpulan .................................................................................................
b. Saran ...........................................................................................................
A. Pengertian
1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
2. Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik.
C. Penyebab
Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng
Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi
yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana
gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang
dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala
besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama selama rentang angka
mereka valid. Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat
dan jika besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah
yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah
besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi
besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di
Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar
sejak pencatatan dimulai.
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.
Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
D. Proses terjadinya
Terjadinya gempa bumi dapat disebabkan oleh dua aspek utama, yaitu
karena aktivitas tektonik atau aktivitas vulkanik. Terjadinya gempa
bumi dipengaruhi oleh beberapa hal selain dua aspek utama diatas, yaitu medium
yang dilalui dan kedalaman sumber gempa.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma
di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga
terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti
Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi
karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh, pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal). Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi.
2. Pemberian bantuan
Perawatan dapat melakukan aksi galang dana bagi korban bencana,
dengan menghimpun dana dari berbagai kalangan dalam berbagai bentuk,
seperti makanan, obat obatan, keperluan sandang dan lain sebagainya.
Pemberian bantuan tersebut bisa dilakukan langsung oleh perawat secara
langsung di lokasi bencana dengan memdirikan posko bantuan. Selain itu,
Hal yang harus difokuskan dalam kegiatan ini adalah pemerataan bantuan
di tempat bencana sesuai kebutuhan yang di butuhkan oleh para korban
saat itu, sehinnga tidak akan ada lagi para korban yang tidak mendapatkan
bantuan tersebut dikarenakan bantuan yang menumpuk ataupun tidak
tepat sasaran.
4. Pemberdayaan masyarakat
Kondisi masyarakat di sekitar daerah yang terkena musibah pasca
bencana biasanya akan menjadi terkatung katung tidak jelas akibat
memburuknya keaadaan pasca bencana., akibat kehilangan harta benda
yang mereka miliki. sehinnga banyak diantara mereka yang patah arah
dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa menolong
membangkitkan keadaan tersebut adalah melakukan pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas dan skill yang dapat
menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat dapat melakukan pelatihan
pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi
ataupun LSM yang bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan
masyarakat di sekitar daerah bencana akan mampu membangun
kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang ia miliki.
Untuk mewujudkan tindakan di atas perlu adanya beberapa hal yang harus
dimiliki oleh seorang perawat, diantaranya:
1. Perawatan harus memilki skill keperawatan yang baik.
Sebagai perawat yang akan memberikan pertolongan dalam
penanaganan bencana, haruslah mumpunyai skill keperawatan, dengan
bekal tersebut perawat akan mampu memberikan pertolongan medis yang
baik dan maksimal.
2. Perawat harus memiliki jiwa dan sikap kepedulian.
Pemulihan daerah bencana membutuhkan kepedulian dari setiap
elemen masyarakat termasuk perawat, kepedulian tersebut tercemin dari
rasa empati dan mau berkontribusi secara maksimal dalam segala situasi
bencana. Sehingga dengan jiwa dan semangat kepedulian tersebut akan
mampu meringankan beban penderitaan korban bencana.
3. Perawatan harus memahami managemen siaga bencana
Kondisi siaga bencana membutuhkan penanganan yang berbeda, segal
hal yang terkait harus didasarkan pada managemen yang baik, mengingat
bencana datang secara tak terduga banyak hal yang harus dipersiapkan
dengan matang, jangan sampai tindakan yang dilakukan salah dan sia sia.
Dalam melakukan tindakan di daerah bencana, perawat dituntut untuk
mampu memilki kesiapan dalam situasi apapun jika terjadi bencana alam.
Segala hal yang berhubungan dengan peralatan bantuan dan pertolongan
medis harus bisa dikoordinir dengan baik dalam waktu yang mendesak.
Oleh karena itu, perawat harus mengerti konsep siaga bencana.
KOMPAS.com –
Setahun berselang, bencana gempa Palu masih terasa jelas di ingatan. Selama
satu hari, wilayah Sulawesi Tengah diguncang 13 kali gempa bumi. Berbagai wilayah
terdampak bencana seperti Palu, Sigi, Parigi Moutong, dan Donggala mengalami
kehancuran. Bahkan akses komunikasi di wilayah terdampak terputus.
Gempa pertama yang terjadi pada pukul 14.00 WIB, mengakibatkan satu
orang meninggal dunia, 10 orang luka, dan puluhan rumah rusak di Singaraja,
Kabupaten Donggala. Kemudian berturut-turut gempa susulan terjadi. Pada pukul 17.02
WIB, gempa dengan kekuatan 7,4 menerjang kembali. Kemudian berturut-turut gempa
susulan terjadi. Pada pukul 17.02 WIB, gempa dengan kekuatan 7,4 menerjang
kembali. Adapun pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer di jalur sesar Palu
Koro.
Saat itu, gempa membawa serta bencana tsunami ke perairan di Teluk Palu.
Sebelum terjadinya tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
menyatakan status tsunami Siaga dan Waspada. Namun, 30 menit setelah peringatan,
BMKG mencabut statusnya pada pukul 17.37. Akan tetapi, tsunami benar-benar terjadi
pada pukul 17.22 dengan ketinggian enam meter. Bencana ini terjadi akibat adanya
longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter. Sedimen dari sungai-sungai
yang bermuara di Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh dan longsor
saat gempa, dan memicu terjadinya tsunami.
BAB 3
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik.
Gempa bumi terjadi ketika penyebab gempa bumi menghasilkan getaran,
kemudian getaran tersebut merambat ke segala arah dan menyebabkan gelombang.
Gelombang inilah yang biasa kita rasakan ketika terjadi gempa bumi.
2. SARAN
Sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami ciri-ciri dan
karakteristik angin putting beliung, disamping itu kita pun harus mengetahui cara
penanggulangan dan antisifasinya jika suatu hari nanti dihadapkan pada bencana
angin putting beliung dilingkungan kita
MAKALAH
KEPERAWATAN BENCANA
(GEMPA BUMI)
Oleh
Kelompok 1
MERYDEANDJANI BASTI
JULIARTI
CITRA LESTARI
WINDA WIDYA HASTUTI