Disusun oleh:
Agustina Purwitasari (201801001)
Aisah cahyaningsih (201801002)
Aiysah nur Fitriani (201801003)
Alisa Nur Sabrina (201801004)
Yurike Erwinda Prestika Ayu (201801105)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami haturkan sholawat dan salam
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita ke zaman yang terang
benderang.
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN ANAK I prodi
S-1 Keperawatan tingkat II Stikes Karya Husada Kediri, makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber dan berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, penulis dengan tangan terbuka menerima kritik maupun saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami
berharap makalah “MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I” ini dapat menjadi bahan informasi dan
penunjang bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….4
1. 1 Latar Belakang……………………………………………………………………….4
1. 2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………5
1. 3 Tujuan………………………………………………………………………………..5
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………………7
BAB 4 PENUTUP………………………………………………………………………….30
3. 1 Kesimpulan…………………………………………………………………………30
3. 2 Saran………………………………………………………………………………..30
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Mahasiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan pada Bayi Prematur dan BBLR (Berat
Bayi Lahir Rendah).
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu Bayi Prematur dan BBLR.
2. Untuk mengetahui factor predisposisi dan presipitasi Bayi Premature dan BBLR.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Bayi Prematur dan BBLR.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari Bayi Prematur dan BBLR.
5. Untuk mengetahui Patofisiologi dan WOC pada Bayi Prematur dan BBLR.
6. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari Bayi Prematur dan BBLR.
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan untuk Bayi Prematur dan
BBLR.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang diberikan untuk Bayi Prematur dan BBLR.
9. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Bayi Prematur dan BBLR.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Persalinan prematur merupakan komplikasi dalam kehamilan yang berbahaya karena
mempunyai dampak yang potensial meningkatkan kematian perinatal. Menurut data dunia, kelahiran
prematur mencapai 75-80% dari seluruh bayi yang meninggal pada usia kurang dari 28 hari. Data dari
WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang dikenal
dengan fenomena 2/3. Pertama, fenomena 2/3 kematian bayi pada usia 0-1 tahun terjadi pada masa
neonatal (bayi berumur 0-28 hari). Kedua, 2/3 kematian bayi pada masa neonatal dan terjadi pada hari
pertama.(kurniasih,2009).
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari faktor-faktor resiko persalinan prematur, dimana
ditemukan banyak faktor resiko diantaranya faktor usia ibu yang ekstrem yaitu <20 tahun dan >35 tahun
sebanyak 64%, di USA terdapat 40% persalinan prematur disebabkan oleh status marital, KPD sebanyak 34%,
interval persalinan sebanyak 30%, kehamilan multiple sebanyak 60%, persalinan prematur sebelumnya
sebanyak 22% dan faktor idiopatik yang belum diketahui jumlah pastinya (Krisnadi, 2009).
Bayi BBLR adalah neonates dengan berat badan kurang dari 2500 garam pada saat lahir. Bayi
dengan berat badan lahir ada dua kelompok yaitu bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu (pretem) yang disebut berat badan badan rendah premature dan bayi yang lahir dengan
usia kehamilan besar 37 minggu yang disebut pertumbuhan janin terhmabt (IUGR).
1.2 Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Menurut Maryuni dan Eka (2013:316-319) penyebab BBLR dengan prematur murni
dan dismatur berbeda, berikut perbedaan antara keduaanya:
1. Prematur murni
a. Faktoribu:
1) Riwayat kelahiran premature sebelumnya
2) Gizi saat hamil kurang
3) Umur kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun
4) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
5) Penyakit menahun ibu
Hipertensi
Gangguan pembuluh darah
6) Perdarahan antepartum, kelainan uterus, hidramnion
7) Faktor pekerjaan yang terlalu berat
b. Faktor kehamilan:
1) Hamildengan hidramnion
2) Hamil ganda
3) Perdarahan antepartum
4) Preeklamsia
5) Eklamsi
6) Ketubanpecahdini
c. Faktorjanin:
1) Cacatbawaan
2) Infeksidalamrahim
3) Kehamilanganda
4) Anomalikongenital
d. Faktorkebiasaan:
1) Pekerjaan yang terlaluberat
2) Perokok
8
2. Dismature/BBLR
a. Faktoribu:
1) Hipertensi
2) Penyakit ginjal kronik
3) Perokok
4) Penderita hipertensi
5) Penderita diabetes militus yang berat
6) Toksemia
7) Hipoksia ibu
8) Gizi buruk
9) Pemakai narkoba dan peminum alkohol
c. Faktor janin:
1) Gemeli
2) Kelainan kromosom
3) Cacat bawaan
4) Infeksi dalam kandungan (toxoplasmosis, rubella, herpez, sifilis, sitomegalo
virus).
10
1. Prematuritas Murni
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, PB 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kulit tipis dan transparan, tampakmengkilat dan licin.
d. Kepala lebih besar dari badan.
e. Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan.
f. Lemak subcutan kurang.
g. Ubun-ubun dan sutura lebar.
h. Rambut tipis, halus.
i. Tulang rawan dan daun telinga immature.
j. Putting susu belum terbentuk dengan baik.
k. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat
l. Genetalia belum sempurna, labia, minora belum tertutup oleh labia mayora (pada
perempuan).
m. Bayi masih posisi fetal.
n. Pergerakan kurang dan lemah.
o. Otot masih hipotonik.
p. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami
serangan apnoe.
q. Reflek tonic neck lemah.
r. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.
2. Dismatur
Pre term : sama dengan bayi premature murni
Post term :
a. Kulit pucat/bernod, meconium kering keriput, tipis.
b. Vernix caseosa tipis/ taka da.
c. Jaringan lemak dibawah kulit tipis.
d. Bayi tampak gesit, aktif dan kuat.
e. Tali Pusat berwarna kuning kehijauan.
11
2.4.2 Faktor Risiko
1. Usia Ibu
Persalinan prematur meningkat pada usia<20 tahun dan >35 tahun.
Berdasarkan penelitian di Purwokerto tahun 2009 angka persalinan prematur pada
usia <20 tahun sebesar 30% sedangkan pada persalinan usia reproduksi (20-35 tahun)
angka kejadian prematur sebesar 10%, hal ini menunjukan ibu usia muda
meningkatkan kejadian prematur sebesar 38,8 kali lebih besar.
Kehamilan usia muda lebih memungkinkan mengalami penyulit pada masa
kehamilan dan persalinan yaitu karena wanita muda sering memiliki pengetahuan
yang terbatas tentang kehamilan atau kurangnya informasi dalam mengakses sistem
pelayanan kesehatan. Pada usia ini juga belum cukup dicapainya kematangan fisik,
mental dan fungsi organ reproduksi dari calon ibu. Golongan primigravida muda
dimasukkan dalam golongan risiko tinggi, karena angka kesakitan dan angka
kematian ibu dan bayi pada kehamilan remaja 2-4x lebih tinggi dibandingkan dengan
usia reproduksi.
Persalinan prematur di usia >35 tahun sebesar 16,9% di Semarang tahun 2008.
Pada usia ibu yang tua telah terjadi penurunan fungsi organ reproduksi, penurunan
fungsi ini akan mempengaruhi kesehatan baik ibu maupun janin yang dikandungnya
sehingga ibu dan bayi yang dikandungnya memiliki banyak hal yang dapat
mempersulit dan memperbesar risiko kehamilan.
14
kortisol kedalam darah sehingga memproduksi prostaglandin yang dapat
memacu terjadinya persalinan prematur.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup. Paritas dapat
diklasifikasikan berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan yaitu:
1) Nulipara, adalah seorang wanita yang belum pernah menyelesaikan
kehamilan melewati gestasi 20 minggu.
2). Primipara, yaitu seorang wanita yang pernah satu kali melahirkan
bayi yang lahir hidup atau meninggal dengan perkiraan lama gestasi 20
minggu atau lebih.
15
5. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya kulit ketuban sebelum persalinan,
sedangkan pecahnya kulit ketuban pada usia kehamilan <37 minggu disebut
ketuban pecah dini kehamilan prematur.18 Ketuban pecah dini kehamilan
prematur terjadi pada 1% -3% dari seluruh kehamilan dan bertanggung jawab
untuk sepertiga dari semua kelahiran premature.
Ketuban pecah selama persalinan secara umum disebabkan oleh
kontraksi uterus dan peregangan berulang, keseimbangan antara sintesis dan
degradasi ekstraseluler matriks, perubahan struktur, jumlah sel, dan
katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah.Degradasi
kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang dihambat oleh
inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease.Mendekati waktu persalinan,
keseimbangan antar MMP dan Tissue Inhibitor of Metalloproteinase (TIMP-1)
mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ekstraseluler dan membran
janin.
Pecahnya selaput ketuban yang berfungsi melindungi atau menjadi
pembatas dunia luar dan ruangan dalam rahim pecah dan mengeluarkan air
ketuban menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan
dalam rahim yang memudahkan terjadinya infeksi asenden. Semakin lama
periode laten maka semakin besar kemungkinan infeksi dalam rahim,
persalinan prematur dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan
kematian ibu dan bayi atau janin dalam rahim.
6. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 24
minggu hingga sebelum kelahiran bayi.Perdarahan antepartum menyebabkan
seperlima bayi lahir dengan prematur dan juga menyebabkan bayi yang
dilahirkan mengalami cerebral palsy.Penyebab paling sering dari perdarahan
antepartum adalah plasenta previa dan solusio plasenta.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium
uteri internum. Terjadinya implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat
disebabkan karena:
1) Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi.
16
2) Lapisan endometrium tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi janin
7. Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih
intrauteri.Kehamilan ganda dianggap mempunyai risiko tinggi karena dapat
menyebabkan komplikasi lebih tinggi untuk mengalami hiperemesis
gravidarum, hipertensi dalam kehamilan, kehamilan dengan hidramnion,
persalinan dengan prematuritas, pertumbuhan janin terhambat.
Fisiologi dari kehamilan ganda yaitu dua ovum yang dibuahi pada saat
hampir besamaan atau berasal dari satu ovum yang mengalami pemecahan
disaat dini. Persalinan prematur pada kehamilan ganda dapat terjadi
dikarenakan terjadinya overdistensi, maka retraksi akibat ketegangan otot
uterus makin dini sehingga dimulailah proses Braxton Hicks, kontraksi makin
sering dan menjadi HIS persalinan.
1.5 WOC/Patofisiologi
Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4 golongan
yaitu :
1) Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan
2) Inflamasi/infeksi
3) Perdarahan plasenta
17
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada primipara
muda yang mempunyai predisposisi genetik.Adanya stres fisik maupun psikologi
menyebabkan aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) ibu
dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur.Aksis HPA ini menyebabkan
timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres
pada ibu maupun janin akan mengakibatkan peningkatan pelepasan hormon
Corticotropin Releasing Hormone (CRH), perubahan pada Adrenocorticotropic
Hormone (ACTH), prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix metaloproteinase (MMP),
interleukin-, cyclooksigenase-,dehydroepiandrosteron sulfate (DHEAS), estrogen
plasenta dan pembesaran kelenjar adrenal. Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-
amnionitis, yaitu infeksi bakteri yang menyebar ke uterus dan cairan amnion.Keadaan ini
merupakan penyebab potensial terjadinya persalinan prematur. Infeksi intraamnion akan
terjadi pelepasan mediator inflamasi seperti pro-inflamatory sitokin (IL-1β, IL-6, IL-8,
dan TNF-α ). Sitokin akan merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis
HPA janin dan menghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini bertanggung
jawab untuk sintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang akan menimbulkan
kontraksi. Sitokin juga berperan dalam meningkatkan pelepasan protease (MMP) yang
mengakibatkan perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban.Mekanisme ketiga
yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan plasenta dengan ditemukannya
peningkatan hemosistein yang akan mengakibatkan kontraksi miometrium. Perdarahan
pada plasenta dan desidua menyebabkan aktivasi dari faktor pembekuan Xa
(protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dan pada
beberapa penelitian trombin mampu menstimulasi kontraksi miometrium.Mekanisme
keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa disebabkan oleh kehamilan
kembar, polyhydramnion atau distensi berlebih yang disebabkan oleh kelainan uterus
atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin,
dan COX.
18
Faktor Ibu : Faktor Kehamilan : Faktor Janin :
-Umur <20 th -Kehamilan ganda -Cacat bawaan
-Paritas -Kelainan Kromosom -Infeksi pada Rahim
-Toxemia Gravidarum -Perdarahan Antepartus -KPD
-Trauma Fisik -Penyakit dalam Kehamilan
PREMATUR/BBLR
Resiko
Aktivitas otot
Komplain Paru Infeksi
Kehilangan panas pencernaan menurun
menurun
Sesak
Regurgitasi isi Anoreksia
lambung
Perubahan status
Pola nafas tidak
kesehatan
efektif
Defisit
Resiko Aspirasi Nutrisi
Kurang informasi
Defisit Pengetahuan 19
2.5 Komplikasi
Kompliksilangsung yang dapatterjadipadabayiberatlahirrendahantara lain:
a) Hipotermia
b) Hipoglikemia
c) Gangguancairandanelektrolit
d) Hipobilirubinemia
e) Sindromagawatnafas
f) Paten duktusarteriosus
g) Infeksi
h) Perdarahanintraventrikuler
i) Apnea of prematurity
j) Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain:
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan
d. Penyakit paru kronis
e. Kenaikan angka kesakitandansering masuk rumah sakit
f. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
20
2.7 Penatalaksanaan Medis
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan
dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu
diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan reduksi dan zat besi.
a) Pengaturan suhu bayi prematur dan BBLR
Bayi prematur dan BBLR mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada
di lingkungan yang dingin. kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh
bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya
jaringan lemak dibawah kulit dan Kekurangan lemak coklat. untuk mencegah
hipotermia perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
keadaan istirahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap
normal.Adapun juga pada kasus BBLR yaitu dengan menggunakan inkubator yang
dilengkapi dengan alat temperature sensor dan suhu inkubator tersebut dikontrol
oleh alat yang bernama servomechanism dengan cara ini suhu kulit bayi dan patut
dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat
bermanfaat untuk bayi yang lahir rendah bayi dalam inkubator hanya dipakaikan
popok. hal ini mungkin untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan
tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit
yang diderita dapat dikenal sendini-dininya tindakan serta pengobatan dapat
dilakukan secara secepatnya.
b) Pemberian asi pada bayi premature dan BBLR
Bayi prematur dan BBLR Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk
membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbilirubin. Asi merupakan
pilihan pertama dapat diberikan melalui kateter atau sonde sempurna terutama pada
bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah bayi berat lahir rendah secara relatif
memerlukan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi yang peterm. Untuk
bayi prematur dengan berat lahir di 1500-1800 gram (32-34 minggu) refleksi
sebelum baik tetapi refleks menelan sudah ada diberikan ASI perah dengan sendok
atau cangkir 10 sampai 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250-1500
gram (30-31 minggu) refleks hisap dan menelan belum ada perlu diberikan ASI
perah melalui pipa orogastrik 12 kali sehari.
c) Mencegah Infeksi
Untuk bayi prematur dapat dilakukan pencegahan infeksi :
21
Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang
tidak terkena infeksi
mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi
membersihkan tempat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (lama
seorang bayi memakai tempat tidur selama satu minggu untuk kemudian
dibersihkan dengan cairan antiseptik)
membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu setiap bayi memiliki
peralatan sendiri
setiap petugas di Bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah
disediakan
petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi
kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknya
para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca.
23
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan
Bayi M lahir secara premature usia 4 hari dengan BB: 2000 gr, PB : 46 cm. Bayi
lemah, tidak aktif, reflek menghisap lemah , terkadang muntah. Dari pemeriksaan didapatkan
hasil TTV TD: 90/60 mmHg, Suhu : 36 ℃, RR : 38x/menit, HR: 140x/menit tubuh warna
kuning, kulit teraba dingin, muka pucat, tali pusat tampak masih basah, dan belum
mendapatimunisasi.
a. Data fokus
DS DO
- Bayi lemah dan tidak aktif
Reflek menghisap bayi masih
lemah
Muntah
TD: 90/60 mmHg
Suhu : 36 ℃
RR : 38x/menit
HR: 140x/menit
Tubuh berwarna kuning
Kulit teraba dingin
Muka pucat
Tali pusat tampak masih basah
Belum mendapat imunisasi
b. Analisis data
24
RR : 38x/menit besar
HR: 140x/menit
Kulit teraba dingin Kehilangan panas
Hipotermia
2. Ds : Faktor pencernaan Defisit nutrisi
Do : belum sempurna
BB: 2000 gr
Muntah Penyerapan makana
Merangsang produksi
HCl meningkat
Mual muntah
Anoreksia
Defisit nutrisi
3. Ds ; - Sistem imun menurun Resiko infeksi
Do :
Tubuh berwarna
kuning Rentan terhadap
Tali pusat tampak infeksi
masih basah
25
Belum mendapat
imunisasi
Usia 4 hari lahir Resiko infeksi
secara prematur
dengan berat bayi
lahir rendah
c. Diagnosa Keperawatan
1. Hipotermia
2. Defisit Nutrisi
3. Resiko Infeksi
d. Intervensi
26
4. Tingkatkan pemberian
makanan per oral dan
penurunan pemberian
makanan internal
sejalan dengan makin
efektifnya bayi makan
atau minum melalui
mulut
17 III Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan lingkungan
agustu keperawatan selama 3 kali 24 jam yang melindungi klien
s 2018 infeksi dapat dicegah dengan dari infeksi seperti:
kriteria hasil: cuci tangan sebelum
tidak ada tanda-tanda menyentuh klien
infeksi ikuti protap isolasi
luka pada tali pusat pada bayi lakukan atau
mengering terapkan teknik steril
saat melakukan
tindakan pada bayi
2. Observasi perubahan
suhu tubuh serta tanda
gejala klinis yang
timbul
3. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
4. Monitor tanda-tanda
infeksi dan pantau
serta rawat tali pusar
bayi secara benar.
28
i : 17 lingkungan yang O : tubuh klien terlihat
agustus melindungi klien dari kuning, suhu 36.5℃,
2018 infeksi seperti: HR = 144x/menit, RR
Evaluasi : Mencuci tangan = 40xmenit, leukkosit
23 sebelum menyentuh = 6600/mm³.
agustus klien A : Masalah teratasi
2018 Mengikuti protap sebagian
isolasi pada bayi P :Lanjutkan
lakukan atau terapkan Intervensi
teknik steril saat
melakukan tindakan
pada bayi
2. Mengobservasi
perubahan suhu
tubuh serta tanda
gejala klinis yang
timbul
3. Memonitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
4. Memonitor tanda-
tanda infeksi dan
pantau serta rawat
tali pusar bayi secara
benar.
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pretem adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (20-37
minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram (Manuaba,1999). Masalah utama dari
29
persalinan premature adalah perawatan bayinya, semakin muda usia kehamilanya semakin
besar morbiditas dan mortalitasnya.
Bayi BBLR adalah neonates dengan berat badan kurang dari 2500 garam pada saat
lahir.
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami masalah
tentang gangguan atau kelainan serta asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan bayi
premtur dan BBLR seperti bayi kekurangan berat badan dan lahir kurang dari 37 minggu.
Daftar Pustaka
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasardan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
Nurrahman, Ali. 2013. Asuhan keperawatan Bayi Prematur dan BBLR (Berat Bayi Lahir
Rendah). Bandung: Putra Media
30
Pantiani, 1,2010. Bayi Dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).Yogyakarta:Nuha Medika
ZR,Arief dan Weni. 2009. Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika
Asmadi, (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus 2016 - Januari 2017: 66-70
31