Oleh :
ANIS NURILLAHI
NIM : 201110052
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2023 M/1444 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Setiap umat
muslim yang hendak menunaikan ibadah shalat tentu perlu diketahui terlebih dahulu
syarat-syaratnya, baik itu syarat wajib shalat maupun syarat sahnya. Syarat sah sholat
yaitu, suci dari hadas besar dan kecil, menutup aurat, menghadap kiblat, masuk
sholat. Menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya shalat, hukum
menghadap kiblat adalah wajib. Tentunya menghadap kiblat merupakan syarat yang
Kiblat adalah arah kemana setiap muslim menghadap pada saat melaksanakan
ibadah, khususnya salat. Arah kiblat yang dimaksud adalah Ka‟bah yang terletak di
Kota Makkah. Ketentuan tersebut berdasarkan firman Allah Swt yang terdapat dalam
ضى َٓا ۖ فَ َٕ ِّل َٔجْ َٓ َك ٰ س ًَ ۤا ِۚ ِء فَهَُُ َٕ ِنّ َيَُّ َك قِ ْبهَةً ت َْز
َّ ب َٔجْ ِٓ َك فِٗ ان َ ُّقَدْ َ َٰزٖ تَقَه
ْ ْث َيا كُ ُْت ُ ْى فَ َٕنُّ ْٕا ُٔ ُج َْْٕكُ ْى ش
ٍََْط َز ِٗ ۗ َٔاِ ٌَّ انَّ ِذي ُ َط َز ْان ًَس ِْج ِد ْان َح َز ِاو ۗ َٔ َحي
ْ ش
ٌَْٕ ُع ًَّا َي ْع ًَه ب نَ َي ْعهَ ًُ ٌَْٕ اَََُّّ ْان َح ُّق ِي ٍْ َّر ِّب ِٓ ْى ۗ َٔ َيا ه
َ ّٰللاُ ِبغَا ِف ٍم َ ا ُ ْٔتُٕا ْان ِك ٰت
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh
Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah
mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani)
yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling
1
Dr. Asmaji Muchtar, Fatwa-Fatwa Imam Syafi’i, Masalah Ibadah (Jakarta: Amzah, 2015), h.
66.
ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan.”2
baitullah (ka‟bah). Ka‟bah merupakan bangunan kubus yang berada di Kota Makkah
sebagai pusat kiblatnya umat Islam diseluruh dunia. Kiblat adalah arah menuju
Ka‟bah (Baitullah) melalui jalur paling terdekat dan menjadi keharusan bagi setiap
umat muslim untuk menghadap kiblat pada saat menunaikan ibadah shalat. Arah
kiblat ini dapat ditentukan dari setiap penjuru belahan bumi dengan melakukan
Mengukur arah kiblat termasuk bagian dari kajian ilmu falak. Dengan
bantuan ilmu ini arah kiblat dapat diperoleh dengan mudah dan akurat. Oleh sebab
itu, perhitungan arah kiblat pada dasarnya adalah perhitungan untuk mengetahui ke
arah mana Ka‟bah jika dilihat dari suatu tempat dipermukaan bumi, sehingga semua
2
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahannya.
3
Slamet Hambali, Ilmu Falak 1 (Penentuan Awal Waktu Shalat Dan Arah Kiblat Seluruh
Dunia), (Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo: 2011), h. 167.
gerakan orang yang sedang melaksanakan shalat, baik ketika berdiri, ruku‟, maupun
4
sujudnya selalu berimpit dengan arah menuju Ka‟bah.
Namun pada saat ini metode yang sering digunakan untuk menentukan arah
kiblat ada dua macam yaitu Azimuth Kiblat dan Rashdul Kiblat, atau disebut juga
dengan teori sudut dan teori bayangan. Azimuth Kiblat adalah arah atau garis yang
dimana bayangan benda yang terkena sinar matahari menuju arah kiblat. 5
beranggapan bahwa arah kiblat menghadap kearah Barat. Ada juga yang berusaha
mencari arah kiblat yang harus persis menghadap ke Ka‟bah, harus bergeser sedikit
ke Utara. Adapula yang berdapat bahwa menghadap ke arah barat dan shalat sah. 6
Provinsi Banten. Terletak antara 105° 49' 38” Bujur Timur dan 6° 22' 48" Lintang
Selatan. Kecamatan Labuan memiliki wilayah administrasi yang terdiri atas 9 Desa.
Pentingnya arah kiblat tentu sebagai patokan yang merupakan syarat sahnya
sholat. Hal tersebut dalam melaksanakan ibadah sholat harus menghadap kiblat
sesuai yang telah dianjurkan. 7 Dalam mengetahui arah kiblat adalah dengan adanya
4
Muh. Hadi Bashori, Kepunyaan Allah Timur Dan Barat (Sejarah Permasalahan Dan Teknik
Pengukuran Arah Kiblat) (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), h. 5.
5
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 29.
6
Maskufa, Ilmu Falak, (Jakarta : Gaung Persada, 2009)
7
Sirril Wafa, dkk, “akurasi arah kiblat masjid dan musholla di wilayah Ciputat”, (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002), h. 15.
pelaksaan pengukuran arah kiblat dengan menggunakan metode yang paling akurat. 8
Maka dari itu perlu adanya pengukuran ulang untuk mengetahui seberapa akurat arah
Namun pada saat ini metode yang sering dipergunakan untuk menentukan
arah kiblat ada dua metode yaitu rashdul kiblat harian dan segitiga siku-siku
bayangan matahari. Rashdul Kiblat adalah ketentuan waktu di mana bayangan benda
yang terkena sinar matahari menunju arah kiblat. Sedangkan segitiga siku-siku
9
bayangan matahari adalah arah atau garis yang menunju ke kiblat (Ka‟bah).
Meskipun sudah ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk mengukur
arah kiblat, namun pada kenyataannya masyarakat masih saja menggunakan teori
yang tradisional dengan cara memperkirakan menghadap ke arah barat atau sedikit
miring kearah utara yang hanya dilakukan dengan perkiraan atau hanya dengan
berpatokan kepada masjid yang ada di sekitar tanpa menggunakan alat pengukur
Kabupaten Pandeglang. Yang dimana diantara Masjid tersebut masih ada Masjid
yang belum diketahui keakuratannya dan perlu adanya kebenaran akurasi masjid
tersebut.
tersebut dalam sebuah penelitian skripsi dengan judul “Akurasi Arah Kiblat
B. Batasan Masalah
arah kiblat pada masjid-masjid yang terletak di wilayah Kecamatan Labuan yang
terdiri dari 9 (sembilan) desa dengan mengambil 1 (satu) sample masjid dari masing-
metode rashdul kiblat harian dan Segitiga siku-siku bayangan matahari. Dalam
skripsi ini penulis melakukan survei lapangan dan menghitung arah kiblat di masjid
C. Rumusan Masalah
tersebut, yaitu:
D. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan dari hasil penelitian.
Adapun tujuan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kecamatan Labuan.
2. Untuk mengetahui tentang akurasi terhadap arah kiblat di Masjid tersebut.
E. Manfaat/Penelitian
Berdasarkan gambaran umum yang telah diuraikan diatas terlihat bahwa dalam
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
pengukuran arah kiblat sehingga mengetahui tentang ilmu falak yang mampu
yang juga membahas tentenag akurasi arah kiblat. Berikut deskripsi singkat
Yaqien Himawan (2022) dengan judul skripsi “Studi Analisis Perbedaan Arah
Kiblat Masjid (Studi Kasus di Masjid Baitul Amin Dusun Wuluh Nampu, Desa
Kiblat Masjid Baitul Amin Dusun Wuluh Nampu Desa Peron Kecamatan Limbangan
Kabupaten Kendal mengalami 2 kali perubahan, yang pertama yaitu pada saat awal
pembangunan masjid, arah kiblat yang ditentukan yaitu menghadap ke barat dengan
dasar bahwa Ka‟bah yang berada di kota Makkah Arab Saudi berada di sebelah barat
Negara Indonesia. Mengetahui arah barat dengan cara melihat posisi matahari
terbenam karena pada sejatinya matahari terbit dari timur dan terbenam di barat. 11
Ariba Khairunnisa (2022) dengan judul skripsi “Akurasi Arah Kiblat Masjid
Kuno AlAbror Bandar Lampung Dengan Metode Rashdul Kiblat Harian”. Penulis
membahas Masjid Al-Abror sebagai salah satu masjid tertua yang ada di provinsi
Lampung belum pernah dilakukan pengecekan arah kiblat oleh pihak manapun,
hanya pernah dilakukan penentuan arah kiblat saat masjid dibangun tahun 1914
kemelencengan sebesar 10o 50‟ 38,63” kurang ke Utara. Kemelencengan arah kiblat
ini diketahui dengan metode ilmu falak yakni metode rashdul kiblat harian dan
metode theodolite sebagai alat pengakurasi metode rashdul kiblat. Didapatkan data
bahwa kedua metode ini menunjukkan nilai yang sama yakni bahwa masjid Al-Abror
berada di azimuth 284o 27‟ 2.75” UTSB yang seharusnya bernilai 295o 17‟ 41.38”.
menghadap ke Laut Merah dengan jarak 929,97173742167 kilo meter dari bangunan
Kabah. Penyebab pergeseran arah kiblat masjid Al-Abror Bandar Lampung bukanlah
gempa bumi seperti isu yang ada di kalangan pengurus masjid, melainkan pemugaran
yang dilakukan pada tahun 1994 yang merombak bangunan masjid secara
keseluruhan dan tidak dilakukan lagi perhitungan arah kiblat. Pemugaran masjid
11
Yaqien Himawan, Studi Analisis Perbedaan Arah Kiblat Masjid (Studi Kasus di Masjid Baitul
Amin Dusun Wuluh Nampu, Desa Peron, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal), 2022.
pada saat itu mengandalkan cetak biru yang dibuat oleh Ir. Rislan Syarief M.Arch.
IAI. selaku arsitek pemugaran masjid tanpa latar belakang pendidikan ilmu falak. 12
Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani (2022) dengan judul skripsi “Akurasi
Masjid dan Musola di Lingkungan Sekitar Kampus Terpadu UII). Penulis membahas
posisi bangunan masjid dan musola yang ada di lingkungan sekitar UII sebagian
besar tidak menghadap ke arah kiblat secara langsung, akan tetapi menyesuaikan
dengan keadaan tanah yang ada. Adapun mengenai arah kiblat yang dituju, hasil
pengukuran menggunakan ilmu ukur segitiga datar memiliki selisih 2 derajat sampai
dengan 3 derajat debandingkan dengan ilmu ukur segitiga bola dan google earth.
Oleh karena itu metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan ilmu ukur
segitiga datar dinilai kurang akurat apabila dijadikan pedoman dalam pengukuran
arah kiblat. 13
Naelul Marom (2022) dengan judul skripsi “Studi Hasil Pengukuran Arah
Kiblat Tim Badan Hisab Dan Rukyat Daerah (Bhrd) Kabupaten Tegal Dengan Data
Koordinat Pada Atlas Der Gehele Aarde Dalam Perspektif Ilmu Falak Dan Hukum
kiblat yang dilakukan oleh Badan Hisab Rukyat Kabupaten Tegal dengan
menggunakan satu data koordinat dari Atlas Der Gehele Aarde sebagai acuan arah
Hal ini dikatakan tidak akurat, dikarenakan sudah melebihi batas ihtiyatul Ka‟bah
12
Ariba Khairunnisa, Akurasi Arah Kiblat Masjid Kuno AlAbror Bandar Lampung Dengan
Metode Rashdul Kiblat Harian, 2022.
13
Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani, Akurasi Pengukuran Arah Kiblat Menggunakan Rumus
Segitiga Datar (Studi Kasus Di Masjid/Mushola Di Lingkungan Kampus Terpadu UII), 2011.
bagi Indonesia yaitu 0° 24‟. Kelemahan dari hasil pengukuran arah kiblat Badan
Hisab Rukyat Kabupaten Tegal adalah dalam praktiknya menggunakan Metode Dua
Kompas yang mana tidak mengacu pada utara sejati tetapi mengacu pada utara
magnetik hal lain juga karena tidak dikaliberasi dengan deklinai magnetik. 14
G. Kerangka Pemikiran
Akurasi adalah ukuran seberapa dekat suatu hasil pengukuran dengan nilai yang
benar atau diterima dari kuantitas besaran yang diukur. 15 Pengukuran ini bertujuan
agar mngetahui seberapa akurat arah kiblat pada setiap masjid di kecamatan Labuan.
Kiblat adalah arah jarak terdekat dari suatu tempat ke Mekah. Hisab arah kiblat
adalah perhitungan untuk mengetahui jarak yang terpendek antara suatu tempat
dengan Ka‟bah, yaitu suatu arah yang wajib dituju oleh umat Islam ketika melakukan
ibadah.16
Metode yang dapat digunakan dalam perhitungan arah kiblat adalah dengan
Selain itu terdapat metode dalam perhitungan ilmu falak dengan menggunakan
Rashdul kiblat merupakan fenomena alam di mana matahari melewati titik tepat
arah kiblat. Dalam kalender menara Kudus KH. Turaichan, peristiwa rashdul kiblat
14
Naelul Marom, Studi Hasil Pengukuran Arah Kiblat Tim Badan Hisab Dan Rukyat Daerah
(Bhrd) Kabupaten Tegal Dengan Data Koordinat Pada Atlas Der Gehele Aarde Dalam Perspektif Ilmu
Falak Dan Hukum Islam, 2022.
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online diakses tanggal 12 Juli 2023 pukul 16.48, dari :
http://kbbi.kemdikbund.go.id/
16
Watni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak, (Jakarta: Prenada Media, 2015), h. 55-56.
ini ditetapkan pada tanggal 27 atau 28 Mei dan tanggal 15 atau 16 Juli setiap tahun,
Adapun metode rashdul kiblat harian adalah metode penentuan arah kiblat yang
memanfaatkan posisi harian matahari ketika melintas atau melewati kota Makkah.
Metode ini dapat digunakan setiap hari karena memanfaatkan posisi harian
Pengukuran arah kiblat dengan menggunakan metode rashdul kiblat harian dan
segitiga siku-siku adalah metode pendekatan atas hasil penentuan arah kiblat yang
akurat. Pada umumnya masyarakat masih saja menjadikan kompas sebagai rujukan
menentukan arah kiblat dengan cara mengira-ngira dengan melihat arah barat laut
Mengukur arah kiblat adalah suatu tindakan menganalisis situasis sehingga akan
menghasilakan solusi yang masuk akal. Seperti halnya permasalahan tentang arah
kiblat masjid yang melenceng dan perlu diselesaikan dengan cara adanya pengukuran
ulang arah kiblat masjid dengan menggunakan metode rashdul kiblat harian dan
segitiga siku-siku yang lebih akurat. Maka mengukur arah kiblat adalah suatu ilmu
logis secara praktek ukur dan perhitungan yang masuk akal secara nalar.
17
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012), h. 45.
18
Jayusman, “Akurasi Metode Penentuan Arah Kiblat: Kajian Fiqh Al-Ikhtilaf Dan Sains”,
Asas, Vol. 6, No.1, Januari 2014, h. 75.
Metode dalam pengukuran arah kiblat dilakukan dengan cara memanfaatkan
sinar matahari dan letak geografis. Pada metode ini membutuhkan alat ukur, yaitu
penggaris 100 cm, leser lever, benang, pemberat, plumb bob (pemberat) dan benda
tegak lurus. Setelah diukur arah kiblat tersebut, maka selanjutnya adalah menghitung
seberapa derajat kemelenceng arah kiblat masjid yang sudah diukur ulang dengan
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
2. Pendekatan
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
1) Data primer, yaitu data langsung yang berasal dari sumber data yang
hal ini data yang diperoleh langsung dari perhitungan akurasi arah kiblat
2) Data sekunder, yaitu jenis data yang dikumpulkan melalui sumber primer
antara lain:
1) Observasi
penelitian.
2) Wawancara
3) Dokumentasi
pengukuran akurasi arah kiblat dengan metode rashdul kiblat harian dan
segitiga siku-siku.
Melalui tahapan analisis data ini, peneliti ingin mengungkapkan secara jelas pokok
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka dalam penelitian ini,
BAB I : PENDAHULUAN
pembahasan.
Membahas tentang arah kiblat yang meliputi istilah-istilah yang digunakan dalam
pengukuran arah kiblat, dasar hukum kiblat, dan persoalan metode penentuan arah
kiblat.
Membahas tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yang meliputi
KIBLAT
Membahas hasil pengukuran akurasi arah kiblat dengan metode rahsdul kiblat harian
BAB V : PENUTUP
Slamet Hambali, Ilmu Falak 1 (Penentuan Awal Waktu Shalat Dan Arah Kiblat Seluruh
Dunia), Semarang: Program Sarjana IAIN Walisongo Semarang, 2011.
Dr. Asmaji Muchtar, Fatwa-Fatwa Imam Syafi’i, Masalah Ibadah, Jakarta: Amzah,
2015.
Maktabah Syamilah, Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Daar Ihya‟ at-Turats al-
„Araby, 1392.
Sakim bahreisy dan said Bahreisy, Tafsir Ibnu Katsir, terj. Tafsir Ibnu Kasir, Surabaya :
PT. Bina Ilmu, Cet. Ke-4, 1992.
Ahmad Izuddin, Ilmu Falak Praktis Metode Hisab – Rukyat Praktis dan Solusi
Permasalahannya, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012.
Imam Yahya bin Syarof al-Nawawi, Ibnu Abbas ra. dan Usamah bin Zaid
Hambali, Ilmu Falak 1 (Penentuan Awal Waktu Shalat Dan Arah Kiblat Seluruh Dunia)
Muh. Hadi Bashori, Kepunyaan Allah Timur Dan Barat (Sejarah Permasalahan Dan
Teknik Pengukuran Arah Kiblat), Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014.
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012.
Sirril Wafa, dkk, “akurasi arah kiblat masjid dan musala di wilayah Ciputat”, Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2002.
Yusuf Somawinata, Ilmu Falak (Pedoman Lengkap Waktu Shalat, Arah Kiblat,
Perbandingan Tarikh, Awal Bulan Kamariah Dan Hisab Rukyat), Depok:
Rajawali Pers, 2020.
Yaqien Himawan, Studi Analisis Perbedaan Arah Kiblat Masjid (Studi Kasus di Masjid
Baitul Amin Dusun Wuluh Nampu, Desa Peron, Kecamatan Limbangan,
Kabupaten Kendal), 2022.
Ariba Khairunnisa, Akurasi Arah Kiblat Masjid Kuno AlAbror Bandar Lampung
Dengan Metode Rashdul Kiblat Harian, 2022.
Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani, Akurasi Pengukuran Arah Kiblat Menggunakan
Rumus Segitiga Datar (Studi Kasus Di Masjid/Mushola Di Lingkungan Kampus
Terpadu UII), 2011.
Naelul Marom, Studi Hasil Pengukuran Arah Kiblat Tim Badan Hisab Dan Rukyat
Daerah (Bhrd) Kabupaten Tegal Dengan Data Koordinat Pada Atlas Der
Gehele Aarde Dalam Perspektif Ilmu Falak Dan Hukum Islam, 2022.
Moh. Mortadho, Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Jayusman, “Akurasi Metode Penentuan Arah Kiblat: Kajian Fiqh Al-Ikhtilaf Dan
Sains”, Asas, Vol. 6, No.1, Januari 2014.