Anda di halaman 1dari 23

PERSEPSI MASYARAKAT DALAM MENENTUKAN ARAH

KIBLAT MASJID AL-MUKARRAMAH KECAMATAN


MEURAXA KOTA BANDA ACEH

Proposal Skripsi

Diajukan Oleh:
Erizaldi Putra
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Prodi Hukum Keluarga
Nim: 190101055

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2022 M/1443 H
PERSEPSI MASYARAKAT DALAM MENENTUKAN ARAH
KIBLAT MASJID AL-MUKARRAMAH KECAMATAN
MEURAXA KOTA BANDA ACEH

Proposal Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum


Universitas Islam Negeri AR-RANIRY Banda Aceh
Sebagai salah satu persyaratan penulisan Skripsi
Hukum Keluarga

Oleh :
Erizaldi Putra
Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum
Program Studi Hukum Keluarga
Nim: 190101055

Disetujui untuk diseminarkan Oleh:

Penasehat Akademik, Dosen Pengampu MPH,

Aulil Amri, S.H.I., M.H. Dr. Mursyid Djawas, M.HI.


Nip: 19900508201903016 Nip: 197702172005011007
Tanggal : Tanggal :
OUTLINE

LEMBARAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kajian Pustaka
E. Penjelasan Istilah
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
2. Jenis penelitian
3. Sumber data
4. Teknik pengumpulan data
5. Objektivitas dan validitas data
6. Teknik analisis data
7. Pedoman penulisan
G. Sistematika Pembahasan
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Arah Kiblat
B. Dasar Hukum Arah Kiblat
C. Metode Penentuan Arah Kiblat
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Tanggapan Masyarakat Terhadap Arah Kiblat Masjid Al-
Mukarramah
B. Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Al-Mukarramah
C. Tingkat Akurasi arah Kiblat Masjid Al-Mukarramah
BAB IV PENUTUP
A. kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Shalat merupakan salah satu rukun islam yang kedua. Apabila seseorang
hendak melakukan shalat ia harus mengetahui syarat sah shalat, hal-hal yang
diantaranya syarat sah shalat yaitu suci dari najis dan hadas (baik hadas kecil
maupun hadas besar), menjaga aurat, berdiri pada tempat yang suci atau bersih,
mengetahui waktu shalat, dan menghadap kiblat. Salah satu pada diantaranya itu
menghadap ke arah kiblat, dikalangan umat Islam tidak ada perselisihan tentang
posisi menghadap kiblat sebagai salah satu syarat sahnya shalat 1 bahkan empat
imam mazhab sepakat untuk menghadap kiblat sebagai salah satu syarat sahnya
shalat. Kiblat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya arah ke ka’bah di
Mekkah (pada waktu shalat),2 arah kiblat inilah yang dituju oleh setiap umat
Islam dalam melaksanakan ibadah shalat, yaitu menghadap ke arah ka’bah
tepatnya di Masjidil Haram di Mekkah.
Firman Allah SWT:

‫ ۡط َر‬EE‫ض ٰىهَ ۚا فَ َو ِّل َو ۡجهَكَ َش‬ َ ‫ك قِ ۡبلَ ٗة ت َۡر‬


َ َّ‫ك ِفي ٱل َّس َمٓا ۖ ِء فَلَنُ َولِّيَن‬ َ ‫ب َو ۡج ِه‬ َ ُّ‫قَ ۡد ن ََر ٰى تَقَل‬
ْ Eُ‫ ۡط َر ۗهۥُ َوِإ َّن ٱلَّ ِذينَ ُأوت‬E‫وهَ ُكمۡ َش‬EE‫وا ُو ُج‬
‫وا‬E ْ ُّ‫ا ُكنتُمۡ فَ َول‬EE‫ث َم‬ ُ ‫ َر ۚ ِام َو َح ۡي‬E‫ ِج ِد ۡٱل َح‬E‫ۡٱل َم ۡس‬
َ ‫ق ِمن َّربِّ ِهمۡ ۗ َو َما ٱهَّلل ُ بِ ٰ َغفِ ٍل‬
١٤٤ َ‫ع َّما يَ ۡع َملُون‬ َ َ‫ۡٱل ِك ٰت‬
ُّ ‫ب لَيَ ۡعلَ ُمونَ َأنَّهُ ۡٱل َح‬

1
T. Mahmud Ahmad, Ilmu Falak, cetakan ketiga, (Banda Aceh: Yayasan PeNA Banda
Aceh, 2019), hlm. 73.
2
KBBI Online, https://kbbi.web.id/kiblat, diakses pada tanggal 24 Januari 2022.
1
2

Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit,


maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan
Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu
adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah (2): 144)3
Menurut Imam Syafi’iyah mengenai menghadap arah kiblat diungkapkan
dalam kitab Al-Umm, sebagai berikut:
“Imam Syafi’i berkata: jika terjadi mendung yang pekat pada waktu
siang atau malam, maka seseorang tidak boleh shalat, kecuali dengan berijtihad
untuk menentukan kiblat, baik dengan petunjuk gunung, laut, atau di tempat
matahari jika dia masih bisa melihat cahaya, atau bulan jika dia masih bisa
melihat sinarnya, atau posisi bintang, tiupan angin, dan petunjuk-petunjuk lain
yang serupa. Petunjuk apa saja yang didapatinya manakala tidak ada petunjuk
lain, maka itu cukup baginya”.4
Dari perkataan imam Syafi’i di atas dapat dijelaskan apabila seseorang
yang hendak memulaikan shalat maka ia harus mencari sungguh-sungguh
dimana arah kiblat itu berada, sehingga ia yakin arah kiblat berada di suatu
tempat dengan petunjuk dari sinar matahari, bulan, bintang, hembusan angin,
gunung, laut dan petunjuk-petunjuk lainnya yang dapat mengetahui arah kiblat
berada. Oleh karena itu apabila ia berpaling dari arah kiblat walaupun meski
sedikit, maka dapat mengakibatkan shalatnya menjadi batal. Dikarenakan, imam
Syafi'i dalam memberikan keputusan hukum sangatlah ketat, menghadap kiblat
harus menghadap ke 'Ainul Ka'bah (bangunan Ka'bah) baik itu orang-orang
yang dekat dengan Ka'bah maupun bagi orang-orang yang jauh dari Ka'bah.
Bagi umat islam yang jauh dari kota Makkah sehingga tidak tampak Ka’bah itu
berada oleh mereka, wajib berijtihad untuk mengetahui Ka'bah sehingga seolah-
olah ia menghadap 'Ainul Ka'bah.

3
QS. Al-Baqarah (2): 144.
4
Imam Syafi’i, “Al umm”, jilid 2 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2014), hlm. 157
3

Bagi umat islam yang berada di Mekkah mereka lebih mudah untuk
melaksanakan ibadah shalat dikarenakan telah mengetahui dimana arah kiblat
itu berada, akan tetapi berbeda dengan umat islam yang daerahnya diluar
Mekkah atau tidak terlihat oleh mata manusia dalam menentukan arah kiblat
yang tepat sehingga banyak orang-orang beranggapan apabila shalat yang tidak
sesuai dengan arah kiblat maka tidak sah shalatnya.
Penentuan arah kiblat yang dilakukan oleh umat islam di indonesia
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan yang ada.5 Banyak masjid-masjid yang kita lihat belum dapat
diketahui apakah masjid-masjid tersebut arah kiblatnya sudah benar atau tidak,
karena dalam mengukur arah kiblat umat islam di Indonesia dengan cara
mengira-ngira. Umumnya, umat islam di Indonesia meyakini dalam penentuan
arah kiblat identik dengan terbenamnya matahari, dengan alasan saudi arabia di
kota makkah terletak di sebelah arah barat Indonesia karena matahari terbenam
dari arah barat. Berdasarkan letak geografis Arab Saudi apabila dilihat dari bola
dunia maupun peta terletak di sebelah barat condong ke utara, dengan
mengetahui secara pasti dalam menentukan arah kiblat agar kita semakin yakin
dalam beribadah karena telah menghadap kiblat dengan tepat dan benar.
Permasalahan yang sering terjadi di kalangan masyarakat adalah
banyaknya masjid yang dibangun sejak dahulu hingga saat ini tidak lagi tepat ke
arah kiblat dengan berbagai teknik dan metode dalam ilmu falak. Oleh karena
itu, pengukuran arah kiblat untuk sekarang sudah memakai metode dan teknik
yang sudah teruji ketepatannya, dengan perkembangan zaman sekarang umat
islam jadi lebih mudah dalam mengukur arah kiblat menjadi tepat dan akurat.
Umat Islam dalam menjalankan ibadah shalat di masjid, tentu arah badannya
mengarah ke kiblat sesuai dengan bangunan masjid. Pada dasarnya, masyarakat

5
Watni Marpaung, Pengantar Ilmu Falak, Cet. 1 , (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 61-
62.
4

yakin bahwa masjid tersebut sudah mengarah ke kiblat walaupun posisi pada
bangunan masjid tersebut belum tepat.
Arah kiblat pada Masjid Al-Mukarramah kecamatan Meuraxa ini tidak
mengarah ke kiblat (Ka’bah) melainkan mengarah ke arah barat, sebelumnya
Penulis sudah terjun kelapangan untuk menguji akurasi arah kiblat terlebih
dahulu dengan bantuan alat berupa “kompas”. Kompas termasuk kategori alat-
alat dalam ilmu falak akan tetapi tidak bisa dijadikan pedoman dalam
pengukuran arah kiblat melainkan hanya sebatas petunjuk arah kiblat itu berada.
Jadi bangunan Masjid Al-Mukarramah Kecamatan Meuraxa apabila
dilihat dari kompas mengarah ke titik 270° yang sesuai dengan arah mata angin
yaitu arah “barat”, sedangkan arah kiblat pada Ka’bah berada di titik 292° dan
penulis juga menggunakan aplikasi Google Earth untuk mengukur jarak antara
Ka’bah ke Masjid Al-Mukarramah bahwa garis yang diukur dari Ka’bah dengan
posisi bangunan Masjid serta shaf shalat tidak akurat sehingga masjid ini
mengarah ke benua Afrika yaitu Ethiopia. Penulis tidak menghakimi
bahwasannya masjid ini salah arah kiblatnya, akan tetapi timbul dari pertanyaan
dari penulis, Apakah sebelum membangun Masjid tersebut sudah diukur
keakuratan arah kiblatnya? Apakah kiblat yang diukur sudah tepat?

Gambar 1 Hasil bukti arah kiblat masjid Al-mukarramah dengan menggunakan Google
Earth.
5

Oleh karena itu Penulis tertarik memilih judul “Persepsi Masyarakat


Dalam Menentukan Arah Kiblat Masjid Al-Mukarramah Kecamatan Meuraxa
Kota Banda”. Sekiranya penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi kaum
muslim yang ada di sekitar kecamatan Meuraxa serta meningkatkan kualitas
ibadah kita, demi mewujudkan ibadah yang sah secara fikih dan di ridhoi Allah
SWT.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas agar penelitian ini lebih fokus dan
terarah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap arah kiblat masjid Al-
mukarramah Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh?
2. Bagaimana metode penentuan arah kiblat masjid Al-mukarramah
Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh?
3. Bagaimana tingkat akurasi arah kiblat pada masjid Al-mukarramah
Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penyusunan skripsi
ini adalah:
1. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap arah kiblat masjid Al-
Mukarramah Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam penentuan arah kiblat
masjid Al-Mukarramah Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.
3. Untuk mengetahui tingkat akurasi arah kiblat masjid Al-Mukarramah
Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh
6

D. Kajian Pustaka
Sepanjang penelusuran penulis terhadap beberapa pembahasan pada sub-
sub penelitian sebelumnya maka dapat ditemukan bahwa proposal ini berjudul
“Persepsi Masyarakat Dalam Menentukan Arah Kiblat Masjid Al-Mukarramah
Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh”.
Berdasarkan judul diatas maka terdapat beberapa buku, artikel, dan
skripsi yang sejenis yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
Buku yang ditulis oleh T. Mahmud Ahmad, S.Ag., M.Ag. yang berjudul
“Ilmu Falak” tahun 2019 dalam buku tersebut mencakup berbagai tentang ilmu
falak salah satunya materi yang berkaitan dengan penelitian penulis yaitu
tentang arah kiblat, didalam buku tersebut terdapat metode-metode untuk
mengukur arah kiblat yang mana dapat membantu penulis dalam menyusun
karya ilmiah.6
Artikel ini ditulis oleh Jayusman pada tahun 2014 dengan judul “Akurasi
Metode Penentuan Arah Kiblat: Kajian Fiqh Al-Ikhtilaf Dan Sains”. Penelitian
ini menjelaskan setiap masjid yang dibangun terdapat perbedaan pendapat
masyarakat dalam menentukan arah kiblat. Penelitian ini juga menjelaskan
perkembangan pada kajian ilmu falak beriringan dengan perkembangan sains.
Setiap arah kiblat pada masjid yang melenceng dari arah yang sebenarnya
dikarenakan kesalahan pengukuran di awal waktu pembangunan masjid. 7
Artikel yang ditulis Mustofa Kamal pada tahun 2015 dengan judul
“Teknik Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Aplikasi Google Earth Dan
Kompas Kiblat Rhi”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Uji akurasi arah
kiblat menggunakan metode pengukuran dengan kompas kiblat RHI dan aplikasi
Google Earth. Dalam penelitian ini juga difokuskan pada 2 hal, pertama
gambaran terhadap beberapa masjid dan mushalla yang terletak di Desa

6
T. Mahmud Ahmad, “Ilmu Falak”, cetakan ke 3, (Banda Aceh, PeNA, 2019)
7
Jayusman, “Akurasi Metode Penentuan Arah Kiblat: Kajian Fiqh Al-Ikhtilaf Dan
Sains”, ASAS, Vol.6, No.1, Januari 2014
7

Blendung Kecamatan Ulujami untuk mendapatkan objek penelitian dan kedua


mengukur serta menghitung untuk mendapatkan hasil arah kiblat yang tepat
dengan menggunakan Kompas Kiblat RHI dan Google Earth. Uji akurasi yang
dilakukan peneliti dari dua masjid dan sembilan mushalla hanya tiga mushalla
yang arah kiblatnya tepat yang lainnya tidak sesuai hingga salah satu mushalla
melenceng 18° dari arah kiblat. 8
Artikel yang ditulis oleh Anisah Budiwati pada tahun 2016 yang berjudul
“Tongkat Istiwa‘, Global Positioning System (Gps) Dan Google Earth Untuk
Menentukan Titik Koordinat Bumi Dan Aplikasinya Dalam Penentuan Arah
Kiblat”. Penelitian ini menjelaskan definisi terhadap tongkat istiwa’, GPS, dan
google earth, sejarah dibuatkan alat-alat tersebut, serta cara menggunakan alat
tersebut dalam perhitungan sesuai dengan kajian ilmu falak.9
Artikel yang ditulis oleh Ila Nurmila pada tahun 2020 dengan judul
“Metode Azimuth Kiblat dan Rashd Al-Qiblat dalam Penentuan Arah Kiblat”.
Penelitian ini menjelaskan metode azimuth kiblat diperlukan data untuk
menentukan arah kiblat dengan mengetahui letak bujur dan lintang pada tempat
diteliti serta bujur dan lintang pada kota mekkah. Metode rashd qiblat adalah
metode yang sangat mudah dilakukan oleh setiap umat islam dalam menentukan
arah kiblat hanya menggunakan bayangan benda tegak lurus dengan tanah yang
datar dari sinar matahari.10
Artikel ini ditulis oleh Riza Afrian Mustaqim pada tahun 2020 dengan
judul “Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung Baitul Makmur
Meulaboh Aceh Barat”. Hasil penelitian ini menjelaskan masalah akurasi kiblat
di Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh, Aceh Barat tidak bisa ditolerir.

8
Mustofa Kamal, “Teknik Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Aplikasi Google
Earth Dan Kompas Kiblat Rhi”, Jurnal Madaniyah, Volume 2 Edisi IX Agustus 2015
9
Anisah Budiwati, “Tongkat Istiwa’, Global Positioning System (Gps) Dan Google
Earth Untuk Menentukan Titik Koordinat Bumi Dan Aplikasinya Dalam Penentuan Arah
Kiblat”, AL-AHKAM, Volume 26, Nomor 1, April 2016
10
Ila Nurmila, “Metode Azimuth Kiblat dan Rashd Al-Qiblat dalam Penentuan Arah
Kiblat”, ISTINBATH, Volume 15, Nomor 2, 2020
8

Pengukuran pada masjid tersebut tidak berpedoman dalam pengukuran tertentu


yakni menggunakan kompas sehingga menghasilkan ketidakakuratan. Peneliti
menggunakan metode pengukuran arah kiblat yakni kalibrasi Rashdul kiblat
global dan kalibrasi mizwala dimana hasil yang didapatkan ketidakaturan yang
cukup signifikan pada masjid tersebut.11
Artikel ditulis oleh Nurul Arifin pada tahun 2020 dengan judul “Integrasi
Teks-Teks Syar’i Yang Terkait Dengan Arah Kiblat Dalam Konteks
Astronomi”. Penelitian ini membahas konsep arah kiblat serta teks-teks syar’i
yang berkaitan dengan arah kiblat. Penelitian ini juga menjelaskan penggunaan
metode-metode penentuan arah kiblat seiring dengan perkembangan teknologi
dan kemajuan ilmu pengetahuan. Metode klasik seperti rashd al-qiblah (posisi
matahari di atas ka‟bah), menggunakan tongkat istiwa‟, dan berdasarkan
fenomena bayangan matahari harian. Sedangkan metode yang bersifat modern,
diantaranya: kompas, ilmu ukur segitiga bola (spherical trigonometri), theodolit,
Global Positioning System (GPS), google earth, dan lain-lain. 12
Artikel yang ditulis oleh Gunawan pada tahun 2021 yang berjudul
“Akurasi Kompas Digital Pada Smartphone Android Dalam Penentuan Arah
Kiblat”. Penelitian ini membahas penggunaan kompas digital pada smartphone
dalam menentukan arah kiblat serta melakukan perbandingan hasil pengukuran
arah kiblat. Penelitian ini melakukan perbandingan dengan beberapa
smartphone yang berbeda jenis merek. Hasil pengujian yang dilakukan peneliti
kompas harus dapat terhubung ke internet agar dapat berfungsi dengan baik
apabila jaringat internet tidak diaktifkan maka jarum pada kompas tidak dapat
dipengaruhi.13

11
Riza Afrian Mustaqim, “Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung
Baitul Makmur Meulaboh Aceh Barat”, AL-MARSHAD: Jurnal Astronomi Islam Dan Ilmu-
Ilmu Berkaitan, Vol. 6, No. 2 Desember 2020
12
Nurul Arifin, “Integrasi Teks-Teks Syar’i Yang Terkait Dengan Arah Kiblat Dalam
Konteks Astronomi”, ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol. 4. Nomor 1. Tahun 2020
13
Gunawan, “Akurasi Kompas Digital Pada Smartphone Android Dalam Penentuan
Arah Kiblat”, Hisabuna, Volume 2 Nomor 2, Juni 2021
9

Skripsi yang ditulis oleh Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani pada
tahun 2011 yang berjudul “Akurasi Pengukuran Arah Kiblat Menggunakan
Rumus Segitiga Datar (Studi Kasus di Masjid dan Musola di Lingkungan
Sekitar Kampus Terpadu UII)”. Skripsi ini menjelaskan Metode pengukuran
arah kiblat yang diterapkan dalam penelitian ini diantaranya dengan
menggunakan rumus segitiga datar dan segitiga bola. Rumus segitiga datar
seperti yang terdapat pada kompas kiblat dinilai kurang akurat, karena berselisih
beberapa derajat dengan arah kiblat dan tidak dapat ditoleransi. Oleh karena itu,
rumus segitiga bola menjadi acuan utama dalam pengukuran arah kiblat karena
dinilai cukup akurat perhitungannya. Untuk lebih memastikannya lagi,
dipaparkan hasil pencitraan Google Earth agar terlihat dengan jelas arah kiblat
dan arah tempat/bangunan menghadap.14
Skripsi ini ditulis oleh Muhammad Kamalussafir pada tahun 2018 yang
berjudul “Akurasi Arah Kiblat Komplek Pemakaman Ditinjau Menurut Kaidah
Trigonometri (Studi Kasus Di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh)”.
Penelitian ini menjelaskan Penentuan arah kiblat makam yang dilakukan oleh
masyarakat di Kecamatan Syiah Kuala dapat dibagi dua macam, yaitu penentuan
arah kiblat dengan mengikuti arah kuburan yang telah ada sebelumnya dan
penentuan arah kiblat dengan mengikuti arah masjid yang ada di sekitar
pemakaman.15
Skripsi yang ditulis Ivan Sunardy pada tahun 2019 dengan judul
“Pengukuran Arah Kiblat Menggunakan Alat Modern menurut Perspektif
Ulama Dayah (Studi Kasus di Kabupaten Pidie)”. Pada penelitian ini
menjelaskan pandangan ulama terhadap alat modern yang digunakan sebagai

14
Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani, “Akurasi Pengukuran Arah Kiblat
Menggunakan Rumus Segitiga Datar (Studi Kasus di Masjid dan Musola di Lingkungan Sekitar
Kampus Terpadu UII)”, (Skripsi), Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia,
tahun 2011
15
Muhammad Kamalussafir, “Akurasi Arah Kiblat Komplek Pemakaman Ditinjau
Menurut Kaidah Trigonometri (Studi Kasus Di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh)”,
(skripsi), Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh
10

pengukuran arah kiblat dan dalam penelitian ini juga melakukan dasar-dasar
perhitungan di beberapa tempat ibadah seperti beberapa masjid dan mushalla di
kabupaten Pidie. Penentuan arah kiblat terhadap beberapa masjid dan mushalla
di kabupaten Pidie menggunakan cara tradisional hasil yang di dapatkan kurang
tepat. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan alat modern dalam
pengukuran beberapa masjid dan mushalla tersebut sudah akurat yang dilakukan
oleh tim BHR dan diterima baik oleh mayoritas Tengku-tengku (ulama dayah)
kabupaten Pidie.16
Skripsi yang ditulis oleh Amanah Safitri pada tahun 2019 dengan judul
“Pengaruh Sosialisasi Arah Kiblat Terhadap Kesadaran Masyarakat (Studi
Kasus Di Kota Metro)”. Penelitian ini menjelaskan bahwa sosialisasi arah kiblat
yang diadakan Kementerian Agama Kota Metro sangat berpengaruh terhadap
tingginya kesadaran masyarakat dalam upaya penentuan arah kiblat masjid di
Kota Metro. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya masjid di Kota Metro
yang arah kiblatnya sudah tepat, baik masjid dengan bangunan yang sudah tepat
mengarah kiblat maupun masjid yang bangunannya tidak tepat mengarah kiblat
namun shafnya sudah digeser mengikuti arah kiblat yang sebenarnya.17
Skripsi yang ditulis oleh Ikram Hassan pada tahun 2019 berjudul
“Pemahaman Masyarakat Terhadap Arah Kiblat Di Masjid At-Taqwa Desa
Busisingo Utara Kecamatan Sangkub”. Penelitian ini menegaskan pemahaman
masyarakat terhadap arah kiblat di Desa Busisingo Utara Kecamatan Sangkub
adalah sebagai berikut, yaitu sebagian besar belum memahami kiblat itu sendiri,
dan sebagian besar tidak setuju dengan perubahan arah kiblat yang dilakukan
oleh Kementerian Agama, masyarakat mengangap bahwa seandainya salah arah

16
Ivan Sunardy, “Pengukuran Arah Kiblat Menggunakan Alat Modern menurut
Perspektif Ulama Dayah (Studi Kasus di Kabupaten Pidie)”, (skripsi), Fakultas Syari’ah dan
Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh
17
Amanah Safitri, “Analisis Ilmu falak Terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid-Masjid
Di desa Sukodono Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo”, (skripsi), Fakultas Syariah,
Institut Agama Islam Negeri Metro, tahun 2019
11

kiblat Masjid maka selama ini berarti ibadah mereka tidak sah, ada juga
masyarakat mengatakan yang penting melaksankan salat khusu. 18
Skripsi yang ditulis oleh Mohammad Ali Zaini pada tahun 2020 dengan
judul “Analisis Ilmu falak Terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid-Masjid Di desa
Sukodono Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo”. Skripsi ini menjelaskan
pada Masjid Taqwa Daroel Iman terdapat dua perbedaan pendapat dikalangan
pengurus Masjid dalam menentukan arah kiblat pada awal pembangunan Masjid
yang pertama, masyarakat mempunyai keyakinan terhadap Ulama-ulama ketika
itu menggunakan tongkat istiwa dalam menentukan arah kiblat. Kedua,
masyarakat mengandalkan keyakinan Ulama-ulama ketika itu menentukan arah
kiblat dengan keyakinan bahwa arah barat di geser sedikit ke arah barat laut
yaitu arah kiblat yang akurat. Pada Masjid Al-Ikhlas masyarakat
mempercayakan kepada satu orang dan dibantu tokoh masyarakat dalam
menentukan arah kiblat menggunakan kompas pada masa itu. Kemudian
masyarakat melakukan musyawarah dengan memanggil KUA kecamatan
Mendahara Ilir untuk mengukur kembali arah kiblat tersebut dengan
menggunakan Rashdul Kiblat dan hasilnya arah kiblat yang benar mengarah
kearah kiblat yang lama. Jadi, arah kiblat Masjid Taqwa Daroel Iman tidak jadi
dirubah kemudian di kembalikan seperti semula.19
Skripsi yang ditulis oleh Nurainun Nisa pada tahun 2020 dengan judul
“Persepsi Masyarakat Terhadap Arah Kiblat Masjid Di Desa Mario Kecamatan
Libureng Kabupaten Bone”. Penelitian ini menjelaskan hasil yang didapatkan
terdapat dua pendapat yaitu yang pertama masyarakat dan tokoh agama yang
menganggap bahwa arah kiblat tidak cukup hanya dengan mengarah ke barat
melainkan harus menghadap ke arah kiblat yang sebenarnya pada saat

18
Ikram Hassan, Pemahaman Masyarakat Terhadap Arah Kiblat Di Masjid At-Taqwa
Desa Busisingo Utara Kecamatan Sangkub, (skripsi), Fakultas Syariah, IAIN Manado
19
Mohammad Ali Zaini, “Analisis Ilmu Falak Terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid-
Masjid Di Desa Sukodono Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo”, (Skripsi), Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, tahun 2020
12

melaksanakan shalat sedangkan yang kedua masyarakat/tokoh agama yang


menganggap bahwa arah kiblat hanya merupakan sebuah keyakinan bukan
sebuah hal yang terlalu penting dan hanya merupakan masalah arah atau
keyakinan saja.20
Berdasarkan Penelusuran dan pengamatan dari penulis terhadap buku,
artikel, dan skripsi di atas, maka dapat menyimpulkan bahwa research di atas
tersebut berbeda dengan yang penulis lakukan, meskipun demikian terhadap
penelitian terdahulu akan penulis lakukan menjadi sumber acuan dalam
penelitian ini.

E. Penjelasan Istilah
Penulis perlu menjelaskan berbagai macam istilah-istilah konsep dalam
judul agar dapat dipahami, adapun beberapa macam istilah-istilah yang akan
penulis jelaskan sebagai berikut:
1. Persepsi Masyarakat
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu, arti lainnya adalah proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Dalam penelitian ini yaitu
tanggapan terhadap pemahaman masyarakat mengenai arah kiblat masjid Al-
mukarramah kecamatan Meuraxa kota Banda Aceh.
2. Arah kiblat
Secara bahasa, kata “kiblat” berasal dari bahasa Arab yakni kata “Al-
Qiblah” berarti “Al-Fi’lah” dari kata “Al-Muqabalah”, yang artinya menghadap,
dapat juga berarti pusat pandangan.21 Arti harfiah dari kiblat di atas, maka dapat
dipahami, kata “kiblat” memiliki pengertian arah orang menghadap ke tempat
tujuan. Pada hal ini ‘ainul ka’bah sebagai pusat kiblat bagi seluruh umat islam
untuk melaksanakan ibadah.
20
Nurainun Nisa, Persepsi Masyarakat Terhadap Arah Kiblat Masjid Di Desa Mario
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, (skripsi), Fakultas Syari‟ah dan Hukum, UIN Alauddin
Makassar, tahun 2020
21
Ahmad Fadholi, “Ilmu Falak dasar”, (Semarang: El-Wafa, 2017), hlm. 52.
13

3. Masjid Al-Mukarramah
Masjid Al-Mukarramah sudah berdiri sejak tahun 1980 yang terletak di
dusun Al-Mukarramah desa Punge Jurong kecamatan Meuraxa kota Banda
Aceh.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ada
dua yaitu: pertama, pendekatan astronomis bertujuan untuk mengkaji dan
menganalisa metode penentuan arah kiblat Masjid Al-Mukarramah Kecamatan
Meuraxa Kota Banda Aceh dari aspek astronomis. Kedua, pendekatan historis
yang bertujuan untuk menelusuri metode yang pernah digunakan dalam
menentukan arah kiblat masjid tersebut.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif arti lainnya yaitu penelitian
lapangan yang merupakan dengan menempatkan penelitian berperan aktif di
tempat atau objek penelitian.22 Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan
data yang dikumpulkan dari lapangan, yaitu suatu data yang mengandung
makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti, yang merupakan
suatu data yang memiliki nilai yang nampak dalam penelitian.23 Objek penelitian
dalah hal ini adalah data-data yang dikumpulkan berasal dari hasil wawancara,
observasi, catatan, dan data lainnya.

22
Andi Praswoto, Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2012), hlm 183.
23
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 3
14

3. Sumber data
Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber
yaitu, sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu data yang langsung terkait dengan objek
kajian. Data primer diperoleh melalui observasi (pengamatan) langsung di
lapangan dan melakukan wawancara kepada takmir masjid, masyarakat dan
melakukan pengukuran terhadap objek yang akan diteliti.
b. Sumber Data sekunder
Sumber Data Sekunder adalah bahan pustaka yang berisikan informasi
tentang data primer mengenai objek yang diteliti, terdiri dari berupa tulisan,
dokumen, buku-buku, artikel ilmiah, dan arsip-arsip yang mendukung untuk
menyempurnakan hasil penelitian di lapangan agar data yang dikumpulkan
diperoleh secara baik.

4. Teknik Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis
dalam mengumpulkan data atau informan di objek penelitian. Adapun teknik
pengumpulan data yang dimaksud adalah untuk membuat klasifikasi data-data
penelitian dari bahan pokok hingga bahan pelengkap. Data yang dikumpulkan
dengan cara wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Masing-masing
teknik yang digunakan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara yaitu penulis berbicara bersama dengan tokoh-tokoh
masyarakat serta pengurus masjid mengenai permasalahan arah kiblat pada
masjid Al-mukarramah untuk mendapatkan informasi teknik ataupun metode
pengukuran arah kiblat diwaktu awal pembangunan masjid.
15

b. Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengukuran di lapangan untuk
akurasi arah kiblat secara langsung menggunakan kompas, google earth,
Mizwala Qibla Finder, dan metode-metode pengukuran lainnya.
c. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan ataupun pernyataan yang akan
diberikan kepada responden agar dapat menghasilkan informasi yang signifikan
terkait dengan penelitian, kata lain dari angket yaitu kuisioner. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara memberi tanda () dalam
memberi jawaban pada setiap pertanyaan dan pernyataan dari responden.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengambilan atau pengumpulan data dokumen dalam
penentuan arah kiblat pada Masjid Al-Mukarramah yang telah dilakukan oleh
penulis baik berupa gambar, tulisan dan foto serta bukti lainnya.
5. Objektivitas dan Validitas data
Objektivitas dan validitas data merupakan ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan data yang disampaikan oleh peneliti. 24 Jadi
validitas data berkaitan dengan keabsahan data dengan menggunakan teknik-
teknik tertentu sesuai objek, mempunyai kaitan yang sangat erat dengan data
penelitian yang didapatkan, atau dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti. Dalam hal validitas berkaitan dengan data yang valid akan didapatkan
secara langsung dengan proses wawancara dan terjun kelapangan untuk
melakukan tinjauan pada masjid Al-mukarramah kecamatan Meuraxa kota
Banda Aceh.

24
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. 8, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.
117-119.
16

6. Teknik analisis data


Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Dalam
metode analisis data sangat penting dalam menyusun karya ilmiah, karena
dengan analisis data dapat memberi makna yang mengandung arti untuk
menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Setelah semua data yang
diperoleh dalam penelitian sudah terkumpul, sehingga data yang dikumpulkan
penulis dapat menganalisa terkait dalam penelitian. Analisis deskriptif bertujuan
untuk memberikan deskripsi mengenai objek yang diteliti dan bermaksud untuk
menguji hipotesis.25 Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
Masjid Al-mukarramah kecamatan Meuraxa kota Banda Aceh.
7. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, yang diterbitkan oleh Fakultas
Syari'ah dan Hukum UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Tahun 2019.

G. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam memahami dan mempelajari penelitian ini,
maka penulis mengelompokkan menjadi empat bab, dan masing masing bab
tersebut menjadi beberapa sub bab, untuk lebih jelasnya mengenai penyusunan
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
Bab satu membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
Bab dua membahas tentang landasan teoritis, pada bab ini akan
dipaparkan tentang tinjauan umum arah kiblat yang mempunyai tiga sub bab
pembahasan yaitu: Pengertian Arah Kiblat, dalil-dali Syar‟i yang menjelaskan
tentang perintah menghadap kiblat dan metode-metode pengukuran arah kiblat.

25
Saifuddin Azwar, Metode Pennelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 126
17

Bab tiga membahas tentang hasil penelitian, pada bab ini dijelaskan
tentang deskripsi hasil penelitian dalam perhitungan arah kiblat pada masjid Al-
Mukarramah kecamatan Meuraxa, tanggapan masyarakat, metode menentukan
arah kiblat pada masjid dan tingkat keakuratan arah kiblat masjid Al-
mukarramah kecamatan Meuraxa kota Banda Aceh.
Bab empat membahas tentang penutup, bab ini merupakan bagian akhir
atau penutup dari penelitian ini yang mencakup kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T. Mahmud, “Ilmu Falak”, cetakan ketiga, (Banda Aceh: Yayasan


PeNA Banda Aceh, 2019)
Arifin, Nurul. “Integrasi Teks-Teks Syar’i Yang Terkait Dengan Arah Kiblat
Dalam Konteks Astronomi”, ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol. 4.
Nomor 1. Tahun 2020
Azwar, Saifuddin. “Metode Pennelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015)
Budiwati, Anisah. “Tongkat Istiwa’, Global Positioning System (Gps) Dan
Google Earth Untuk Menentukan Titik Koordinat Bumi Dan Aplikasinya
Dalam Penentuan Arah Kiblat”, AL-AHKAM, Volume 26, Nomor 1,
April 2016
Fadholi, Ahmad. “Ilmu Falak dasar”, (Semarang: El-Wafa, 2017)
Fakhruddin, Muhammad. “Analisis Proses Penentuan Arah Kiblat Masjid
Baitul Makmur Pt Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Food Ingredient
Division Tugurejo Semarang”, (skripsi), Fakultas Syariah Dan Hukum
Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, tahun 2018
Gunawan, “Akurasi Kompas Digital Pada Smartphone Android Dalam
Penentuan Arah Kiblat”, Hisabuna, Volume 2 Nomor 2, Juni 2021
Hamdani, Fahmi Fatwa Rosyadi Satria. “Akurasi Pengukuran Arah Kiblat
Menggunakan Rumus Segitiga Datar (Studi Kasus di Masjid dan Musola
di Lingkungan Sekitar Kampus Terpadu UII)”, (Skripsi), Fakultas Ilmu
Agama Islam, Universitas Islam Indonesia, tahun 2011
Hassan, Ikram. “Pemahaman Masyarakat Terhadap Arah Kiblat Di Masjid At-
Taqwa Desa Busisingo Utara Kecamatan Sangkub", (skripsi), Fakultas
Syariah, IAIN Manado
Imam Syafi’i, “Al umm”, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2014
Jayusman, “Akurasi Metode Penentuan Arah Kiblat: Kajian Fiqh Al-Ikhtilaf
Dan Sains”, ASAS, Vol.6, No.1, Januari 2014
Kamal, Mustofa. “Teknik Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Aplikasi
Google Earth Dan Kompas Kiblat Rhi”, Jurnal Madaniyah, Volume 2
Edisi IX Agustus 2015
Kamalussafir, Muhammad. “Akurasi Arah Kiblat Komplek Pemakaman
Ditinjau Menurut Kaidah Trigonometri (Studi Kasus Di Kecamatan
Syiah Kuala Kota Banda Aceh)”, (skripsi), Fakultas Syari’ah dan
Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh
KBBI Online, https://kbbi.web.id/kiblat, diakses pada tanggal 24 Januari 2022
KBBI Online, https://kbbi.web.id/persepsi, diakses pada tanggal 26 Mei 2022
Marpaung, Watni. “Pengantar Ilmu Falak”, Cet. 1 , (Jakarta: Kencana, 2015)
Mustaqim Afrian, Riza. “Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung
Baitul Makmur Meulaboh Aceh Barat”, AL-MARSHAD: Jurnal
Astronomi Islam Dan Ilmu-Ilmu Berkaitan, Vol. 6, No. 2 Desember
2020
Nisa, Nurainun. “Persepsi Masyarakat Terhadap Arah Kiblat Masjid Di Desa
Mario Kecamatan Libureng Kabupaten Bone”, (skripsi), Fakultas
Syari‟ah dan Hukum, UIN Alauddin Makassar, tahun 2020
Nurmila, Ila. “Metode Azimuth Kiblat dan Rashd Al-Qiblat dalam Penentuan
Arah Kiblat”, ISTINBATH, Volume 15, Nomor 2, 2020
Praswoto, Andi. “Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan
Penelitian”, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2012)
Safitri, Amanah . “Analisis Ilmu falak Terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid-
Masjid Di desa Sukodono Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo”,
(skripsi), Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Metro, tahun
2019
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Alfabeta, 2014)
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif”, Cet. 8, (Bandung: Alfabeta, 2013)
Sunardy, Ivan . “Pengukuran Arah Kiblat Menggunakan Alat Modern menurut
Perspektif Ulama Dayah (Studi Kasus di Kabupaten Pidie)”, (skripsi),
Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh
QS. Al-Baqarah (2): 144
Zaini, Mohammad Ali. “Analisis Ilmu Falak Terhadap Akurasi Arah Kiblat
Masjid-Masjid Di Desa Sukodono Kecamatan Sukodono Kabupaten
Sidoarjo”, (Skripsi), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel, tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai