PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang
dimaksud dalam hal ini adalah Kakbah (Baitullah) di Makkah. Kakbah ini
merupakan satu arah yang menyatukan arah segenap umat Islam dalam
melaksanakan shalat.1
bintang dan Matahari yang dapat memberi petunjuk arah kiblat. Kiblat
dalam penentuan arah ialah bintang Qutbi (bintang Utara), yaitu satu-
bintang ini dan beberapa buruj bintang lain, arah kiblat dapat ditentukan
1
Achmad Jaelani dkk, Hisab Rukyat Menghadap Kiblat (Fiqh, Aplikasi Praktis, Fatwa
dan Software), Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012, h. 1.
1
2
antara aktifitas yang dilakukan oleh ahli falak Islam. Berbagai kaedah
Mengetahui arah kiblat merupakan hal yang wajib bagi setiap umat
menjelaskan bahwa wajib menghadap Kakbah, baik bagi orang yang dekat
maupun orang yang jauh. Kalau dapat mengetahui arah Kakbah itu sendiri
jika tidak dapat memastikan arah Kakbah maka cukuplah dengan perkiraan
2
Baharrudin Zainal, Ilmu Falak Edisi Kedua, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 2004, h. 112.
3
Slamet Hambali, Ilmu Falak 1, Semarang: Program Pacasarjana IAIN Walisongo, 2011,
h. 167.
4
Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Mazhab Ja’fari Hanafi Maliki Syafi’i
Hambali, Edisi Lengkap, Jakarta: Penerbit Lentera, cet ke-28, 2011, h. 77.
3
namun dalam jangka waktu yang dekat setelah dikeluarkan fatwa tersebut,
fatwa itu telah direvisi dengan fatwa MUI no. 05 tahun 2010 tentang arah
mengukur kiblat itu sulit, sehingga dipilih pendapat yang mudah dalam
menghadap kiblat yaitu cukup menghadap arah barat laut. Padahal untuk
zaman sekarang tidak ada kesulitan dalam mengukur arah kiblat, apalagi
bila dilakukan oleh ahlinya. Bahkan metode yang sederhana juga dapat
menjadi lebih mudah dan canggih dengan keakuratan yang cukup tinggi.
busur derajat, segitiga siku, theodolit dan GPS. Berbagai metode tersebut
beberapa hal, yaitu: 1) Kiblat bagi orang yang shalat dan dapat melihat
Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Kakbah adalah arah
5
Achmad Jaelani dkk, Hisab Rukyat... , h. 237-238.
4
masjid/ mushola yang tidak tepat arah kiblat nya, perlu ditata ulang
Persoalan apakah arah atau ‘ainul Kakbah yang harus dituju dalam
shalat sebenarnya sudah sangat tidak relevan saat ini, karena sudah banyak
alat yang bisa menunjukkan arah yang benar. Jika mau berpegang syathrah
berarti arah yang tentunya arah yang paralel dengan arah kiblat. Begitu
juga jika mau menggapai yang maksimal ‘ainul Kakbah sudah tidak ada
dengan mengatakan arah kiblat bukan titik Kakbah tentunya yang separalel
bukan secara serta merta ke Barat, karena barat jelas tidak ke Kakbah di
Makkah.7
dinyatakan dengan sudut terhadap suatu titik atau kutub yang tepat. Oleh
karena itu, A. Kadir berpendapat dalam penentuan arah kiblat lebih afdhal
6
Achmad Jaelani dkk, Hisab Rukyat..., h. 118-119.
7
Achmad Jaelani dkk, Hisab Rukyat..., h. 150.
5
Utara Geografis (True North) pada suatu tempat. Hal ini disebabkan
a’dzam sebagai penentuan arah kiblat memang sangat efektif dan akurat
karena pada saat itu deklinasi Matahari berada tepat di atas Kakbah atau
istiwa a’dzam tidak bisa terjadi setiap hari yang sesuai dengan keinginan
kita dalam melakukan pengecekan kiblat. Peristiwa yang hanya terjadi satu
tahun dua kali tersebut biasa disebut oleh ahli falak sebagai rashdul kiblat
tahunan.
Selain rashdul kiblat tahunan yang hanya bisa terjadi satu tahun
dua kali, juga terdapat rashdul kiblat harian. Rashdul kiblat harian secara
8
A. Kadir, Formula Baru Ilmu Falak Panduan Lengkap dan Praktis, Jakarta: Amzah,
2012, h. 93-94.
9
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern,
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet. ke-II, 2007, h. 54.
6
azimut kiblat.
rashdul kiblat dalam sehari telah dipaparkan rumusnya dalam kitab Jami’
Indonesia hanya bisa satu hari rashdul kiblat saja. Walaupun pada
10
Purkon Nur Ramdhan, Studi Analasis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali
dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo, h. 82.
7
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana metode hisab rashdul kiblat dua kali dalam sehari KH.
menggunakan rumus rashdul kiblat dua kali dalam kitab Jami’ al-
C. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui model metode hisab rashdul kiblat dua kali dalam
D. Telaah Pustaka.
kitab Jami’ al-Adillah terbilang karya terbaru dari KH. Ahmad Ghozali
yang membahas tentang penentuan arah kiblat, rashdul kiblat dan juga
yang berjudul Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad
rashdul kiblat terjadi dua kali dalam sehari itu berlaku bagi tempat yang
memiliki nilai azimuth mendekati 900 atau 2700, dan bisa berlaku ketika
meneliti tentang beberapa metode penentuan arah kiblat yang ada di masa
arah yang sesuai dengan definisi arah dalam penentuan arah menghadap
kiblat adalah arah yang memiliki acuan pada lingkaran besar (great circle)
yang dipakai dalam teori trigonometri bola dan teori geodesi, karena yang
oleh teori navigasi. Hasil terakhirnya adalah kerangka teoritik yang tepat
dan akurat dalam metode penentuan arah kiblat ialah teori geodesi karena
11
Purkon Nur Ramdhan, Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali
Dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo, 2012.
12
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-metode Penentuan Arah Kiblat Dan
Akurasinya, Disertasi, Semarang: IAIN Walisongo, 2011.
9
penentuan arah kiblat yang ditulis oleh Moedji Raharto dan Dede Jaenal
Jawa Barat untuk sudut arah kiblat kota Bandung mempunyai Azimuth
13
Moch David, Metode penentuan Arah Kiblat Perspektif Saadoeddin Djambek (Kajian
Buku Arah Kiblat), Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012.
14
Moedji Raharto dan Dede Jaenal Arifin Surya, Telaah Penentuan Arah Kiblat dengan
Perhitungan Trigonometri Bola dan Bayang-Bayang Gnomon oleh Matahari, Jurnal Vol.11 (1)
p.23-29, Bandung: ITB, 2011, PDF.
10
terletak pada fokus penelitian ini yaitu studi analisis pemikiran KH.
E. Metode Penelitian.
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
Dalam hal ini sumber data primer16 diperoleh dari kitab Jami’ al-
15
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014, h. 23.
16
Data yang langsung dikumpukan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Lihat Sumadi
Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. ke-9, 1995, h.84.
17
Data sekunder biasanya tersusun dalam bentuk dokumen. Dalam hal ini peneliti tidak
banyak berbuat untuk menjamin mutunya. Dalam banyak hal peneliti akan harus menerima
menurut apa adanya. Lihat Sumadi Suryabata,Metodologi Peneletian...,h. 85.
11
dan wawancara.18
a. Studi Dokumen
data primer adalah kitab Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt al-
internet.
18
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian..., h. 31-34.
12
b. Wawancara (interview)
ini.
rujukan utama yaitu kitab Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt al-
Qiblah.
19
Pelaksanaan metode-metode deskriptif dalam pengertian lain tidak terbatas hanya
sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang
arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan
persamaan dan perbedaan fenomena tertentu, lalu mengambil bentuk studi komparatif,
menetapkan hubungan dan kedudukan (status) dengan unsur yang lain. Lihat Winarno Surakhmad,
Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda, dan Teknik, Bandung: Tarsito, 1985, Edisi ke-7, h.
139-141. Lihat juga Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama,
Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, cet. ke-II, 2003, h. 136-137.
13
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan penelitian ini disusun per bab, yang
terdiri atas lima bab. Dalam setiap babnya terdapat sub-sub pembahasan,
BAB I : PENDAHULUAN.
judul utama “fiqh Arah Kiblat dan Teori Penentuannya” yang di dalamnya
AL-QIBLAH.
14
Bab ini menerangkan metode hisab rashdul kiblat satu kali dan
rashdul kilbat dua kali dalam sehari di Indonesia. Dalam bab ini juga kami
sistematika dari magnum opusnya kitab Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt
al-Qiblah.
digunakan, metode hisab azimuth kiblat dan rashdul kiblat dan analisis
BAB V : PENUTUP.
A. Pengertian Kiblat
dari kata kerja ً قَبَ َل ً–ًيَ ْقبِ ُل ً–ًقِ ْبلَةyang artinya secara bahasa adalah arah1,
kiblat dalam kitab Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt al-Qiblah adalah.
و عرفا خالء جيعل يف حائط حنو املسجد,هي لغة ما يقابل الشئ مطلقا
يف اجلانب الذي جلهة القبلة عالمة عليها وشرعا نفس الكعبة املشرفة
4
.املعلومة من الدين بالضرورة
Artinya: “Kiblat secara bahasa adalah sesuatu yang dihadapi secara
mutlak, dan menurut pandangan umumnya adalah lahan kosong
yang di bangun tembok sekeliling masjid untuk menjadi tanda arah
kiblat, definisi secara syara’ adalah Kakbah yang dimuliakan yang
telah diketahui agama secara dloruri (pasti).
1
Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughoh wa al-A’lam, Beirut: Darul Masyriq, 1986, h. 607.
2
Ahmad Warson Munawir, al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997, h. 1088.
3
Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah. Irsyad al-Murid, Sampang: LAFAL (Lajnah
Falkiyah LanBulan), 2015, h. 10.
4
Ahmad Ghozali Muhammad fathullah. Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt al-Qiblah,
Sampang: LAFAL (Lajnah Falkiyah LanBulan), 2016, h. 50.
5
Muhammad Ali as-Shobuni, Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Quran, Juz
1, Beirut: Mazra’ah Binayat al-Iman, cet. ke-1, h. 115.
15
16
of mecca, towards which the worshipper must direct himself for prayer6
bulatan besar glob Bumi.7 Lingkaran besar bola Bumi yang dilalui arah
kiblat. Sedangkan sumbu kiblat adalah sumbu bola Bumi yang melalui/
atau qiblat dalam kamus ilmu falak adalah arah Kakbah di Makkah yang
harus dituju oleh orang yang sedang melakukan shalat, sehingga semua
6
David A King, Astronomy In The Service of Islam, USA: Voriorum, 1984, h. 1.
7
Baharuddin Zainal, Ilmu Falak, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Edisi ke-2,
2004, h. 111.
8
Slamet Hambali, "makalah Arah Kiblat Dalam Perspektif Nahdlatul Ulama,"
disampaikan pada seminar nasional Menggugat Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Arah
Kiblat, Semarang, 27 Mei 2010, h.2.
9
Susiknan Azhari, Ensiklopedia Hisab Rukyat,Yogyakarta: Pusataka Pelajar,2008,cet.
Ke-II, h. 174-175.
17
adalah arah menuju Kakbah yang berada di Makkah bagi orang yang
Kakbah. Disebutnya sebagai kiblat karena orang yang shalat wajib untuk
empat.13
10
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Jogjakarta: Buana Pustaka, cet. ke-1, 2005, h.
67.
11
Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Yogyakarta: Logung Pustaka, cet.
ke-I, 2010, hlm. 3.
12
Muh. Ma’rufin Sudibyo, Sang Nabi Pun Berputar, Solo: Tinta Medina, 2011, h. 115.
13
Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah. Jami’ al-Adillah..., h. 50.
18
14
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an..., h. 23.
15
Abdul Halim Hasan, Tafsir Al-Ahkam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. ke-
I, ed. I, 2006, hlm. 18.
16
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h. 121.
19
benar dari Allah. Juga disertai ancaman halus agar tidak terjadi
17
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an..., h. 24.
18
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Dhilalil Qur’an, Juz I, Jakarta: Gema Insani, 2000, h. 165.
19
Tengku Muhammad Hasbi as-Sidiqy, Tafsir al-Qur’an al-Majid al-Nur, Jilid I, Jakarta:
PT. Cakrawala Surya Prima, 2011, h. 149.
20
20
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an..., h. 24.
21
حدثنا مسلم حدثنا هشام قال حدثنا حيي بن أيب كثري عن حممد بن
-صلى اهلل عليه وسلم- عبد الرمحن عن جابر قال كان رسول اهلل
فاءذا أراد الفريضة نزل,يصلي على راحلته حيث توجهت
22
.فاستقبل القبلة
Artinya: “Bercerita Muslim, bercerita Hisyam, bercerita
Yahya bin Abi Katsir dari Muhammad bin Abdurrahman
dari Jabir berkata: Ketika Rasulullah SAW shalat di atas
kendaraannya, beliau menghadap ke arah sekehendak
kendaraannya, dan ketika beliau hendak melakukan shalat
fardhu beliau turun kemudian menghadap kiblat.” (HR.
Bukhari).
21
Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Jilid I, Beirut: Dar al-Fikr, 1992, hlm. 243
22
Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughirah Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz I,
Beirut: Dar al-Fikr, t.t, h. 82.
22
b) HR. Muslim
اد بْ ُن َسلَ َمةَ َع ْن ُ ََّحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَِِب َشْيبَةَ َحدَّثَنَا َعفَّا ُن َحدَّثَنَا َمح
ِ َ َن رس ٍ ِثَاب
صلِّى َ ُ َكا َن ي-صلى اهلل عليه وسلم-ول اللَّه ُ َ َّ س أ ٍ َت َع ْن أَن
ِ َّ ت الْم ْق ِد ِس فَن زلَت (قَ ْد نَرى تَ َقلُّب وج ِهك ِِف ِ
َ الس َماء فَلَنُ َولِّيَ ن
َّك َ َْ َ َ ْ ََ َ َْحن َوبَْي
ْ ك َشطَْر الْ َم ْس ِج ِد
احلََرِام) فَ َمَّر َر ُج ٌل ِم ْن بَِِن َ اها فَ َوِّل َو ْج َه َض
َ قْب لَةً تَ ْر
ِ
صلَّ ْوا َرْك َعةً فَنَ َادى أَالَ إِ َّن ِ سلِمةَ وهم رُكوع ِِف
َ صالَة الْ َف ْج ِر َوقَ ْد
َ ٌ ُ ْ َُ َ َ
24 ِ ِ ِ
.ت فَ َمالُوا َك َما ُه ْم َْحن َو الْقْب لَة ْ َالْقْب لَ َة قَ ْد ُح ِّول
Artinya: “Bercerita Abu Bakar bin Abi Syaibah, bercerita
Affan, bercerita Hammad bin Salamah, dari Tsabit dari
Anas: “Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW (pada suatu
hari) sedang shalat dengan menghadap Baitul Maqdis,
kemudian turunlah ayat “Sesungguhnya Aku melihat
mukamu sering menengadah ke langit, maka sungguh kami
palingkan mukamu ke kiblat yang kamu kehendaki.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al-Haram”.
Kemudian ada seseorang dari Bani Salamah bepergian,
menjumpai sekelompok sahabat sedang ruku’ pada shalat
fajar. Lalu ia menyeru, “Sesungguhnya kiblat telah
berubah.” Lalu mereka berpaling seperti kelompok nabi
yakni ke arah kiblat.” (HR. Muslim).
23
Teungku Muhammad Hasbi ash-Sidiqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum, Juz II,
Semarang: Pustaka Rizki Putra, cet. ke-2, 2001, h. 406.
24
Abu Al-Husain Muslim Bin Al-Hajjaj Bin Muslim Al-Qusyairy An-Naisabury, Shahih
Muslim, Juz. I, Beirut: Darul Kutubil ‘Ilmiyyah, t.t, h. 214-215.
23
c) HR. Tirmidzi
صوٍر َحدَّثَنَا َعْب ُد ُ ي َحدَّثَنَا الْ ُم َعلَّى بْ ُن َمْنُّ احلَ َس ُن بْ ُن بَ ْك ٍر الْ َم ْرَوِز
ْ َحدَّثَنَا
ٍ ِاللَّ ِه بن جع َف ٍر الْمخرِمي عن عثْما َن ب ِن ُحم َّم ٍد ْاألَخن ِسي عن سع
يد َ ْ َ ِّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ
ِ ِّ الْ َم ْق ُُِب
يَ ْ َصلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال َما ب ِّ ِي َع ْن أَِيب ُهَريْ َرَة َع ْن الن
َ َّب
26 ِ ِ ِ
ٌالْ َم ْش ِرِق َوالْ َم ْغرب قْب لَة
Artinya: “bercerita Hasan bin Bakr al-Marwaziy, bercerita
al-Mu’alla bin Manshur, bercerita Abdullah bin Ja’far al-
Makhromy dari Utsman bin Muhammad al-Akhnasy dari
Said al-Maqbury dari Abi Hurairah dari Nabi SAW telah
bersabda: arah antara timur dan barat adalah kiblat.” (HR.
Tirmidzi)
25
Imam al-Hafiz Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, Juz I, Beirut: Dar
al-Fikr, t.t, h. 506.
26
Muhammad bin Isa bin Sauroh bin Musa bin al-Dlohak at-Tirmidzi, Sunan at-
Tirmidzi, Juz II, Mauqi’ al-Islam, t.t, h. 75.
24
lurus ke Kakbah adalah tidak sah. Begitu pula dua orang yang
yang panjang.27
Kakbah di Makkah hingga kini atas petunjuk wahyu dari Allah SWT.
pendapat tentang kiblat bagi orang yang jauh dan tidak dapat
melihatnya.29
27
Ali Mustafa Yaqub, Kiblat Antara Bangunan Dan Arah Ka’bah, Jakarta: Pustaka
Darus-Sunnah, 2010, h. 38.
28
Ahmad Izzan dan Iman Saifullah. Studi Ilmu Falak Cara Mudah Belajar Ilmu Falak,
Banten: Pustaka Aulia Media, cet ke-1, 2013, h. 98.
29
Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Mazhab Ja’fari Hanafi Maliki Syafi’i
Hambali, Edisi Lengkap, Jakarta: Penerbit Lentera, cet ke-28, 2011, h. 77.
25
adalah ‘ain al-Ka’bah. Bagi yang berada di Makkah atau dekat dengan
bermukim jauh dari Makkah ia wajib menghadap kiblat dengan jihat al-
صوٍر َحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه ُ ي َحدَّثَنَا الْ ُم َعلَّى بْ ُن َمْن ُّ احلَ َس ُن بْ ُن بَ ْك ٍر الْ َم ْرَوِز
ْ َحدَّثَنَا
ي ٍ ِبن جع َف ٍر الْمخرِمي عن عثْما َن ب ِن ُحم َّم ٍد ْاألَخن ِسي عن سع
ِّ يد الْ َم ْق ُُِب َ ْ َ ِّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ
ي الْ َم ْش ِرِق َوالْ َم ْغ ِر ِب ِ
َ ْ َصلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال َما ب َ َّب ِّ َِع ْن أَِيب ُهَريْ َرَة َع ْن الن
32 ِ
ٌقْب لَة
Artinya: “bercerita Hasan bin Bakr al-Marwaziy, bercerita al-
Mu’alla bin Manshur, bercerita Abdullah bin Ja’far al-Makhromy
dari Utsman bin Muhammad al-Akhnasy dari Said al-Maqbury
dari Abi Hurairah dari Nabi SAW telah bersabda: arah antara
timur dan barat adalah kiblat.” (HR. Tirmidzi)
30
Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Mazhab…, h. 77.
31
Abdurrahman al Jaziri, Fiqh Madzahib al-Arba’ah Juz 1, Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-
Araby, 1699, h. 177.
32
Muhammad bin Isa bin Sauroh bin Musa bin al-Dlohak at-Tirmidzi, Sunan ..., h. 75.
26
Haram” di situ Allah tidak berfirman “ke arah Kakbah”, maka barang
siapa telah menghadap sebuah sisi dari Masjidil Haram berarti ia telah
atau tidak.34
صوٍر َحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه ُ ي َحدَّثَنَا الْ ُم َعلَّى بْ ُن َمْن ُّ احلَ َس ُن بْ ُن بَ ْك ٍر الْ َم ْرَوِز
ْ َحدَّثَنَا
ي ٍ ِبن جع َف ٍر الْمخرِمي عن عثْما َن ب ِن ُحم َّم ٍد ْاألَخن ِسي عن سع
ِّ يد الْ َم ْق ُُِب َ ْ َ ِّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُّ َ ْ َ ْ َ ُ ْ
ي الْ َم ْش ِرِق َوالْ َم ْغ ِر ِب ِ
َ ْ َصلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال َما ب َ َّب ِّ َِع ْن أَِيب ُهَريْ َرَة َع ْن الن
35 ِ
ٌقْب لَة
Artinya: “bercerita Hasan bin Bakr al-Marwaziy, bercerita al-
Mu’alla bin Manshur, bercerita Abdullah bin Ja’far al-Makhromy
dari Utsman bin Muhammad al-Akhnasy dari Said al-Maqbury
dari Abi Hurairah dari Nabi SAW telah bersabda: arah antara
timur dan barat adalah kiblat.” (HR. Tirmidzi)
33
Mu’ammal Hamidy dan Imron A. Manan, Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam Ash-
Shobuni, Surabaya: PT. Bina Ilmu, cet. ke-1, 1983 h. 82.
34
Mu’ammal Hamidy dan Imron A. Manan, Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam..., h. 82.
35
Muhammad bin Isa bin Sauroh bin Musa bin al-Dlohak at-Tirmidzi, Sunan..., h. 75.
27
arah, sedang Nabi SAW. tidak menegur mereka, dan (sejak itu)
kegelapan malam?36
pun sah shalatnya, sebab bagi mereka yang jauh di timur dan di
(hanya) dua puluh hasta lebih (lebarnya) itu, maka sudah pasti
tidak persis mengenai ainul Kakbah. Maka dilihat dari segi ini
36
Mu’ammal Hamidy dan Imron A. Manan, Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam..., h. 83.
28
Al-Baqarah/2:285).37
Kakbah itu sendiri, baik bagi orang yang dekat maupun bagi orang
yang jauh. Kalau dapat mengetahui arah Kakbah itu sendiri secara
tidak, maka cukup dengan perkiraan saja. Yang jelas bahwa orang
dilakukannya selama bentuk Bumi ini bulat. Maka dari itu, kiblat bagi
itu sendiri.38
benar.
37
Mu’ammal Hamidy dan Imron A. Manan, Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam..., h. 83.
38
Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Mazhab..., h. 77.
39
Ali Mustafa Yaqub, Kiblat Antara..., h. 33-36.
29
adalah orang yang tidak sama kondisinya dengan dua jenis orang
4. Orang yang wajib bertaklid. Ia adalah orang buta dan orang yang
menghadap ke arah yang dikatakan sebagai arah kiblat. Hal yang sama
utara ke lingkaran vertikal melalui benda langit atau melalui sutau tempat
geografis suatu tempat, yakni berapa derajat jarak suatu tempat dari
khatulistiwa yang lebih dikenal dengan istilah lintang (φ) dan berapa
derajat letak suatu tempat dari garis bujur (λ) kota Makkah.42 Sedangkan
1. Lintang Tempat
kitab-kitab falak dengan sebutan عرض ًالبلد. Urdlul Balad yaitu jarak
40
Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Islamic An Overview, Terj, Ahsin
Mohammad, “Inilah Islam”, Jakarta: Pustaka Hidayah, cet. ke-1, t.t., h, 212.
41
A. Kadir, Formula Baru Ilmu Falak..., h. 93.
42
A. Jamil, Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi), Jakarta: Amzah. 2011, h. 109.
31
lintang tersebut bahkan hanya berupa sebuah titik.44 Misal untuk kota
Semarang berada pada lintang -7o 00’, tanda (-) adalah menunjukkan
untuk Kakbah yakni berada di lintang + 21o 25’ 18.89” tanda (+)
43
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu..., h. 4-5.
44
Ahmad Musonnif, Ilmu Falak Metode Hisab Awal Waktu Shalat, Arah Kiblat, Hisab
urfi Dan Hisab Hakiki Awal Bulan, Yogyakarta: Teras, 2011, h. 33.
45
https://geolounge.com/wp-content/uploads/2014/08/latitude.png, 26/05/2016, 19:20
WIB.
32
2. Bujur Tempat
Bujur tempat atau طول ًالبلدyaitu jarak sudut yang diukur sejajar
dengan equator Bumi yang dihitung dari garis bujur yang melewati
46
Muhyiddin Khazin, Kamus..., h. 84.
47
https://geolounge.com/wp-content/uploads/2014/08/latitude.png. 26/05/2016, 19:20
WIB.
48
A. Jamil, Ilmu Falak..., h. 10.
33
dan tanda (+) adalah bujur yang berada di sebelah timur kota
Greenwich.
3. Deklinasi
dan diberi tanda -. Pada saat benda langit persis berada pada lingkaran
terbesar yang dicapai oleh suatu benda langit adalah 90 derajat yaitu
manakala benda langit tersebut persis berada pada titik kutub langit.
49
Susiknan Azhari, Ensiklopedi…, h. 53.
50
http://stellarium.org/wikiimg/UserManual/cs_equ.png, 26/05/2016, 19:25 WIB.
34
deklinasinya 0o.52
sampai mencapai titik terjauh (tanggal 22 Juni untuk arah utara dan
tertinggi di sebelah utara equator, yakni 23o 26’ 30” dan pada 22
51
Susiknan Azhari, Ensiklopedi…, h. 53.
52
Susiknan Azhari, Ensiklopedi…, h. 54.
53
A. Jamil, Ilmu Falak (Teori & Aplikasi), Jakarta: AMZAH, 2011, h. 16.
54
Susiknan Azhari, Ensiklopedi…, h. 54
35
4. Equation of Time
saat Bumi dekat dengan Matahari, putaran Matahari lebih cepat, dan
lambat.58
55
Muhyiddin Khazin, Kamus…, h. 78.
56
Muhyiddin Khazin, Kamus..., h. 79.
57
Slamet Hambali, Ilmu Falak 1, Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo
Semarang, 2011, h. 91.
58
Slamet Hambali, Ilmu..., h. 92.
59
Jean Meeus, Astronomical Algorithms, Virginia: Willmann-Bell, 1991, h. 171.
60
Waktu tampak berdasarkan Gerak hakiki yaitu gerakan sebenarnya yang dimiliki
Matahari. Lihat Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak, Jawa Timur: Bismillah Publisher, 2012,
h. 212.
61
Waktu rata-rata berdasarkan Gerak semu Matahari yang ada dua yaitu harian (gerak
diurnal) dan tahunan (gerak annual). Lihat Slamet Hambali, Pengantar Ilmu..., h. 213-214.
36
rata) disebut perata waktu (PW). Perata waktu positif (+) kalau saat
pukul 12.00 Matahari sudah melewati titik kulminasi atas, dan negatif
(-) kalau saat pukul 12.00 Matahari belum melewati titik kulminasi
atas.62
Greenwich.63
62
Slamet Hambali, Ilmu..., h. 92.
63
Djawahir Fahrurrazi, Sistem Acuan Geodesik Dari Bigbang Sampai Kerangka Acuan
Terestrial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011, h. 132.
64
http://time.kim.lipi.go.id/ , 26/05/2016, 19:30 WIB.
37
dengan UT1. Leap seconds diselipkan agar UTC66 selaras UT1 dengan
http://time.kim.lipi.go.id.68
65
Hasanuddin Z. Abidin, Geodesi Satelit, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2001, h. 55.
66
Coordinates Universal Time (UTC).
67
http://time.kim.lipi.go.id/ , 26/05/2016, 19:30 WIB.
68
http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1192001004&&&1036007925&&128219
1057&amoh001&1282190084&1, 26/05/2016, 19:30 WIB.
38
berkelipatan 15o.69 Zona waktu juga bisa disebut sebagai waktu sipil
berdasarkan pada kelipatan bujur tempat 15o (360o : 24 jam x 1o) yang
dihitung mulai bujur tempat yang melewati kota greenwich (λ= 0o).71
69
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu…, h. 90.
70
Donald B. Thomson, Introduction To Geodetic Astronomy, Canada: Department of
Geodesy and Geomatics Engineering University of New Brunswick, 1997, h. 80.
71
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori Dan Praktik,Yogyakarta: Buana Pustaka,
cet. ke-3, t.t., h. 69.
72
http://www.statsagogo.com/timezone/timezone16.gif, 26/05/2016, 19:25.
39
yaitu:73
73
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak…, h. 70.
40
Ada tiga teori yang biasa digunakan dalam menentukan arah kiblat,
Bola (sphere) adalah benda tiga dimensi yang unik, dimana jarak
sama. Permukaan bola itu berdimensi dua. Karena Bumi sangat mirip
dengan bola, maka cara menentukan arah dari satu tempat (misalnya
dan tangen. Sedangkan bola yang dalam bahasa Inggris disebut sphere
74
Rinto Anugraha, Mekanika Benda Langit, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2012,
h. 31.
75
Susiknan Azhari, Ensiklopedi..., h. 78.
76
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h. 89.
41
baru muncul sekitar abad ke-10 dan ke-11. Salah satu tokohnya adalah
Bila tiga buah lingkaran besar pada permukaan sebuah bola saling
adalah:79
a) Dalil sinus:
77
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h. 94.
78
Abd. Rachim, Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty, 1983, h. 63.
79
Abd. Rachim, Ilmu Falak,..., h. 63.
42
b) Dalil cosinus:
2. Teori Geodesi
tanah.
80
International Association of Geodesy (IAG) adalah organisasai ilmiah dalam bidang
geodesi. Lihat http://www.iag-aig.org/index.php?tpl=text&id_c=12&id_t=111, 29/05/2016, 16:20
WIB.
81
Hasanuddin Z. Abidin, Geodesi Satelit, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2001, h. 1.
82
KBBI, Jakarta: PT Gramedia, 2008, h. 142.
43
memiliki kesamaan konsep dasar yakni ilmu ukur tentang Bumi juga
terkait benda langit lainnya. Kiblat yang mana telah dijelaskan pada
arah atau azimut, maka ilmu geodesi sangat tepat untuk bisa
rumit dan punya tingkat ketelitian yang sangat tinggi hingga ordo
milimeter.85
83
K. J. Villanueva, Pengantar Ke Dalam Astronomi Geodesi, Bandung: Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan ITB, 1978, h. 2.
84
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h. 109.
85
Siti Tatmainul Qulub, Analisis Metode Raṣd al-Qiblah dalam Teori Astronomi dan
Geodesi, Tesis, Semarang: IAIN Walisongo, 2013, h. 75. t.d.
44
3. Teori Navigasi
dari kata navis yang artinya kapal dan agire yang berarti pemandu.
tempat.88
86
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h. 117.
87
Muhammad Yunus Hutasuhut, Mengenal Dunia Penerbangan, Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana, 2005, h. 112.
88
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h. 118.
45
arah.89
yang bisa menunjukkan arah utara adalah rasi bintang ursa major dan
ursa minor atau yang biasa dikenal dengan bintang kutub atau polaris,
Menentukan arah utara dengan cara menarik garis tubuh rasi ursa
major ke ujung ekor rasi ursa minor. Garis yang dibentuk itulah arah
Selain rasi bintang ursa major dan ursa minor juga terdapat rasi
yaitu rasi bintang orion. Pada rasi bintang ini terdapat tiga bintang
yang berderet yaitu mintaka, alnilam dan alnitak. Arah kiblat dapat
arah barat. Rasi orion akan berada di langit Indonesia ketika waktu
subuh pada bulan Juli. Kemudian akan kelihatan lebih awal pada
bulan Desember.91
89
Ma’rufin Sudibyo, Sang Nabi Pun Berputar, Solo: Tinta Medina, 2011, h. 179.
90
Slamet Hambali, Ilmu Falak 1, Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo,
2011, h. 228.
91
Slamet Hambali, Ilmu..., h. 229.
46
rendah. Sehingga lebih baik jika menginginkan hasil arah kiblat yang
memiliki arti harfiah jalur serong mengikuti arah yang tetap (misalnya
mengikuti sudut arah yang tetap, walau jaraknya menjadi lebih jauh.92
(relatif terhadap garis bujur, selalu berubah) cara ini akan memperoleh
92
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h. 118.
93
Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap..., h.119.
BAB III
1
Hasil wawancara dengan Ust. Su’udi selaku ketua LAFAL (Lajnah Falakiyah
LanBulan) pada tanggal 29 Maret 2016 di Pondok Pesantren Al-Mubarok LanBulan.
47
48
KH. Ahmad Ghozali belajar ilmu falak kepada para guru besar,
Hasan Basri Sa'id (alm), kemudian pada KH. Zubair Bungah Gresik.4
2
Purkon Nur Ramdhan, Studi Analisis Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam
Kitab Al-Irsyaad Al-Muriid, Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo, 2012. h. 50. t.d
3
Syekh Ismail al-Yamani, termasuk salah satu ulama’ yang ‘Alim sekaligus ‘Allamah
pada zamannya. Kemasyhuran dan kebesarannya di mata para ulama begitu tinggi dan terkenal
sampai ke Mesir, Yaman, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia, sehingga tak ayal lagi
kalau banyak santri dan muridnya menjadi ulama’ besar, sebagai penerus perjuangannya yang
tidak lain hanya untuk Izz al-Islam Wa al-Muslimien. Salah satu muridnya yaitu Syekh Ahmad
Ghozali, Syekh Ahmad Kurdi dan Syekh Ahmad Barizi dari Sampang.
4
Purkon Nur Ramdhan, Studi Analisis Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam
Kitab Al-Irsyaad Al-Muriid, Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo, 2012. h. 52. t.d
49
antaranya yaitu:5
Tajwid)
4. Kitab Tuhfatur Rowy (23 R. Tsany 1428 H/11 Mei 2007 M), Kitab
Sejarah)
(Ilmu Faroid)
Akhlaq)
5
Hasil wawancara dengan Ust. Su’udi selaku ketua LAFAL (Lajnah Falakiyah
LanBulan) pada tanggal 29 Maret 2016 di Pondok Pesantren Al-Mubarok LanBulan.
50
12. Kitab Irsyadul Muriid (Senin 7 Rojab 1425 H/23 Agustus 2004
(Ilmu Falak)
16. Kitab Bughyatur Rofiq (30 Juni 2007 M). (Ilmu Falak)
17. Kitab Faidlul Karim (Selasa Muharrom 1416 H/20 Juni 1995 M).
(Ilmu Fakak)
19. Kitab Anfa'ul Wasilah (Ahad 14 Shofar 1425 H/4 April 2004 M).
(Ilmu Falak)
20. Maslakul Qoosid (Rabu 27 R. Awal 1435 H/29 Januari 2014 M).
(Ilmu Falak)
21. Jami’ al-Adillah (Jum’at 22 R. Awal 1435 H/23 Januari 2014 M).
(Ilmu Falak)
26. Kitab Zinatul Qola’id fil Fawa’idis Syawarid. Masih banyak lagi
azimut dan rashdul kiblat. Di dalam kitab Jami’ al-Adillah tidak hanya
pembahasannya.
6
Kitri Sulastri, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Al- Irsyaad Al-
Muriid, Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo, 2011. h. 47, t.d.
52
Jatim.7
ini belum dilakukan tashih dan belum diterbitkan, namun sudah print
7
Hasil wawancara dengan Ust. Su’udi selaku ketua LAFAL (Lajnah Falakiyah
LanBulan) pada tanggal 29 Maret 2016 di Pondok Pesantren Al-Mubarok LanBulan, Sampang,
Madura.
8
Hasil wawancara dengan KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah di PP. Al-
Mubarok LanBulan, Sampang, Madura. Tanggal 29 Maret 2016.
53
A. Pendahuluan
3. Makam
4. Pintu Kakbah
5. Mustajar
7. Syadzarwan
8. Kelambu Kakbah
Kakbah
1. Pengertian kiblat
ellipsoid
c) Metode kedua
3. Lampiran lampiran
rashdul kibat satu kali dan dua kali dalam sehari di Indonesia. Terlebih
rashdul kiblat. Hisab azimut kiblat yang terdapat dalam kitab Jami’ al-
Adillah ila Ma’rifati Simt al-Qiblah ada dua model, yakni model spherical
1. Cari lintang tempat dengan tanda (-) jika berada di lintang selatan,
2. Cari bujur tempat dengan tanda (-) jika berada di bujur barat, dan
9
Ahmad Ghozali Muhammad fathullah. Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt al-Qiblah,
Sampang: LAFAL (Lajnah Falkiyah LanBulan), 2016, h. 98.
57
berikut:
- Jika mahfudz awal (x) positif dan mahfudz tsani (y) negatif
maka Q + 360.
12. Hasil azimut kiblat dihitung dari arah utara searah jarum jam.
Aplikasi ke rumus.
Karena nilai x adalah (+) dan y (-) maka, -65o 29’ 27,71” +
1. Cari lintang tempat dengan tanda (-) jika berada di lintang selatan,
2. Cari bujur tempat dengan tanda (-) jika berada di bujur barat, dan
10
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 108-109.
59
84 (1/298.257223563) = 0.003352810665
U2 = tan-1[(1-f)tan ϕ]
L0 = λ – λK
L0)2)
Jika nilai (cos σ) negatif maka hasil σ + 180 dan jika nilai (cos σ)
cos2 α = 1 – sin α2
σ (-1 + 2 cos(2σm)2)))
sebelumnya (0,0000000000).
9. Hitunglah nilai azimut kiblat tempat dan nilai azimut tempat dari
α1 =tan-1(y/x)
α2 = tan-1(y/x)
Azimut Kakbah dari tempat, dari utara searah jarum jam jika
Azimut Kakbah dari tempat, dari utara searah jarum jam = α2 – 180
+ 360
berikut.
= 0,003352810665
j. L0 = λ – λK = 70,57048056
Rumus Hasil
COS σ sin U1 sin U2 + cos U1 cos U2 cos L0 0,263276260
√((cos U2 sin L0)2 + (cos U1 sin U2 –
SIN σ sin U1 cos U2 cos L0)2) 0,964720483
σ tan-1 (sin σ/ cos σ) 74,7354470
SIN α (cos U1 cos U2 sin L0) / sin α 0,903671839
1 – sin α2
COS 2α 0,183377207
COS (2 cos σ – (2 sin U1 sin U2) / cos α
2
σM) 0,745720845
(f/16) cos2 α [4 + f(4 – 3 cos2 α)]
C 0,000154152
L0 + (1 - C)f sin α(σ + C sin
σ(cos(2σm) + C cos σ (-1 + 2
L1 cos(2σm)2))) 70,7968825
62
Rumus Hasil
sin U1 sin U2 + cos U1 cos U2 cos
COS σ L0 0,259818132
√((cos U2 sin L0)2 + (cos U1 sin U2
SIN σ – sin U1 cos U2 cos L0)2) 0,965657568
σ tan-1 (sin σ/ cos σ) 74,940729
SIN α (cos U1 cos U2 sin L0) / sin α 0,904050114
1 – sin α2
COS 2α 0,182693392
COS (2 cos σ – (2 sin U1 sin U2) / cos α
2
σM) 0,74406849
(f/16) cos2 α [4 + f(4 – 3 cos2 α)]
C 0,0001535771676
L0 + (1 - C)f sin α(σ + C sin
σ(cos(2σm) + C cos σ (-1 + 2
L3 cos(2σm)2))) 70,7975995
Abs(L2-L3) 2,2564183126E-
Selisish L 06
Rumus Hasil
COS σ sin U1 sin U2 + cos U1 cos U2 cos L0 0,259818097
√((cos U2 sin L0)2 + (cos U1 sin U2 –
SIN σ sin U1 cos U2 cos L0)2) 0,965657577
σ tan-1 (sin σ/ cos σ) 74,94073104
SIN α (cos U1 cos U2 sin L0) / sin α 0,904050118
1 – sin α2
COS 2α 0,182693385
COS (2 cos σ – (2 sin U1 sin U2) / cos2 α
σM) 0,744068475
63
Rumus Hasil
COS σ sin U1 sin U2 + cos U1 cos U2 cos L0 0,259818097
√((cos U2 sin L0)2 + (cos U1 sin U2 –
SIN σ sin U1 cos U2 cos L0)2) 0,965657577
σ tan-1 (sin σ/ cos σ) 74,94073104
SIN α (cos U1 cos U2 sin L0) / sin α 0,904050118
1 – sin α2
COS 2α 0,182693385
COS (2 cos σ – (2 sin U1 sin U2) / cos2 α
σM) 0,74406848
(f/16) cos2 α [4 + f(4 – 3 cos2 α)]
C 0,000153577
L0 + (1 - C)f sin α(σ + C sin
σ(cos(2σm) + C cos σ (-1 + 2
L5 cos(2σm)2))) 70,79759952
Selisish L Abs(L4-L5) 2,24957830E-11
Rumus Hasil
COS σ sin U1 sin U2 + cos U1 cos U2 cos L0 0,259818097
√((cos U2 sin L0)2 + (cos U1 sin U2 –
SIN σ sin U1 cos U2 cos L0)2) 0,965657577
σ tan-1 (sin σ/ cos σ) 74,94073104
SIN α (cos U1 cos U2 sin L0) / sin α 0,904050118
1 – sin α2
COS 2α 0,182693385
COS (2 cos σ – (2 sin U1 sin U2) / cos2 α
σM) 0,744068475
(f/16) cos2 α [4 + f(4 – 3 cos2 α)]
C 0,000153577
L0 + (1 - C)f sin α(σ + C sin
σ(cos(2σm) + C cos σ (-1 + 2
L6 cos(2σm)2))) 70,79759952
Selisish L Abs(L5-L6) 7,10543E-14
64
Rumus Hasil
cos U1 x sin U2 + sin U1 x cos U2 x -
x cos L6 0,232017099
y Cos U1 x sin L6 0,937370056
α1 Tan-1(y/x) 103,9023881
-sin U1 x cos U2 + cos U1 x sin U2 x
x cos L6 -0,39868225
Cos U1 x sin L6
y 0,879515219
α2 Tan-1(y/x) 114,3846788
α2 – 180 -
65,61532119
α2 – 180 + 360 294,3846788
Rumus Hasil
U 2 Cos α (a – b )/ b2
2 2 2
0,001231261487
1 + (u2/16384)(4096 + u2 (-768 + u2
A (320 – 175 u2))) 1,000307744
(u2/1024)(256 + u2 (-128 + u2 (74 –
B 47 u2))) 0,0003076260060
B sin σ (cos (2σm) + (1/4) B (cos σ
(-1 + 2 cos (2σm)2) – 1/6 x B x cos
(2σm) (-3 + 4 sin σ2)(-3 + 4 cos
Δσ (2σm)2 ))) 0,0002210346480
b x A ((σ x π / 180)- Δσ)
S (M) 8315546,864847
S (M) / 1000
S (KM) 8315,546865
65
n. Kesimpulan
Untuk dapat menghitung rashdul kiblat satu kali dalam sehari maka
negatif (-) jika berada di lintang selatan, dan positif (+) jika berada
di lintang utara.
negatif (-) jika berada di bujur barat, dan bertanda positif (+) jika
tan-1(y/x)12.
d. Cari zona waktu (TZ) untuk tempat yang akan dihitung jam rashdul
kiblatnya.
11
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 120.
12
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 98.
66
g. Mencari selisih (t) dan ketinggian Matahari (h), ada dua cara untuk
- C = 90 – ϕ
- M1 = 90 – δ
- h = ti +/- M1
a) Jika (ti) bernilai negatif dan (M1) bernilai positif maka (M1 -
ti)
b) jika (ti) bernilai positif dan (M1) bernilai negatif maka (ti +
c) Jika (ti) dan (M1) negatif semua, maka (ti - M1) dan ambillah
13
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 121.
67
- h = harga mutlak
(AQ).14
a) Jika nilai (C) < (M1), dan (AQ) > 180. Maka rumus jam
b) Jika nilai (C) < (M1), dan (AQ) < 180. Maka rumus jam
14
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 121.
68
f. TZ =7
Cara pertama:
49’ 36.99”
Cara ke dua:
21.95”
69
WD/WIB
WIB.
terjadi dua kali dalam sehari yakni ketika Matahari searah dengan
pada dua waktu saat Matahari di atas ufuk dan di bawah ufuk. Dan
15
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 122.
70
bahkan bisa terjadi dua waktu rashdul kiblat pada saat Matahari di atas
Data geografis:
ϕ = 8o 30’ 00” LS
TZ =9
16
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 122.
17
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 158.
71
Proses perhitungan.
Imkan pertama
δ = -21° 19' 33,08'' pada jam 22o 43’ 56” data dari software
e = 0j 12m 06d pada jam 22o 43’ 56” data dari software
Imkan kedua
δ = -21° 18' 49,19'' pada jam 21o 3’ 45” data dari software
Kesimpulan:
kiblat spherical.
Waktu pertama:
Waktu kedua:
abad ke-13 sebelum Masehi (SM) sudah ada Filosof Yunani yang
1
Teori Vincenty adalah teori geodetik yang menggunakan data-data bentuk Bumi asli
yakni ellipsoid. Penemu teori vincenty adalah T. Vincenty. Lihat T. Vincenty, Direct And Inverse
Solutions Of Geodesics On The Ellipsoid With Application Of Nested Equations, Survey review,
April 1975, Vol. XXIII, No. 176.
2
Pada tahun 1514 Copernicus mengusulkan model yang lebih sederhana terkait tatasurya,
namun modelnya tanpa nama karena takut dipersalahkan akibat menentang keyakinan yang ada.
Lihat Stephen W. Hawking, The Theory of Everything, Terj, Ikhlasul Adi Nugroho, “Teori Segala
Sesuatu”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. ke-3, 2007, h. 6.
3
Teori heliosentris merupakan teori yang menempatkan Matahari sebagai pusat tatasurya.
Lihat dalam Susiknan Azhari, Ilmu Falak "Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern",
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet. ke-II, 2007, h.15-16.
74
75
Bumi adalah ellips dengan Matahari pada salah satu titik apinya.
menentukan arah dan jarak dari suatu tempat di atas permukaan Bumi
4
Slamet Hambali, Astronomi Islam Dan Teori Heliocentris Nicolaus Copernicus, Jurnal
al-Ahkam Volume 23, No. 2, Semarang: IAIN Walisongo, Oktober 2013, h. 228, PDF.
5
Penemu hukum ini yaitu John Kepler. Lihat dalam P. Simamora, Ilmu Falak
(Kosmografi) “Teori, Perhitungan, Keterangan, dan Lukisan”, Jakarta: C.V Pedjuang Bangsa, cet.
Ke-XXX, 1985, h. 46. Lihat juga M.S.L. Toruan, Pokok-Pokok Ilmu Falak (kosmografi),
Semarang: Banteng Timur, cet ke- IV, tt., h. 104.
5
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana Pustaka,
cet. ke-3, t.t., h. 28.
6
Cecep Nurwendaya, Aplikasi Segitiga Bola Dalam Rumus-Rumus Hisab Rukyat,
disampaikan pada Kegiatan Peningkatan Tenaga Teknis Hisab Rukyat di Lingkungan PA
Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata Agama Ditjen Badilag Mahkamah Agung-
RI, Bogor, 25 Juni 2008, PDF, h. 1.
7
Vincenty Solution Of Geodetics On The Ellipsoid, www.movable-
type.co.uk/scripts/latlong-vincenty.html , 22/05/2016, 16:30 WIB.
76
sumbu panjang dan pendek Bumi (a, dan b), serta penggepengan
Bumi.9
sangat mempengaruhi pada hasil suatu hisab. Jika data yang digunakan
terbaru maka hasil dari perhitungan tersebut tidak bisa dipercaya juga.
kiblat dalam kitab Jami’ al- Adillah ila Ma’rifati Simt al-Qiblah karya
8
Siti Tatmainul Qulub, Analisis Metode Raṣd al-Qiblah dalam Teori Astronomi dan
Geodesi, Ringkasan tesis, Semarang: IAIN Walisongo, 2013, h. 27.
9
Siti Tatmainul Qulub, Analisis Metode..., h. 4.
77
dan bujur 39o 49’ 46,27” BT. Data lintang dan bujur Kakbah tersebut
System).11
Ada beberapa varian data lintang dan bujur geografis Kakbah, yaitu
sebagai berikut12
10
Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN-Malang Press, 2008, h. 227.
11
Hasil wawancara langsung dengan KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah via sms,
25 Mei 2016, 14:06 WIB.
12
Susiknan Azhari, Ilmu Falak..., h.206. Lihat Juga, Anisah Budiwati, Skripsi, Sistem
Hisab Arah Kiblat DR. Ing. Khafid Dalam Program Mawaqit, Semarang: IAIN WALISONGO,
2010, h.81. Lihat juga Purkon Nur Ramdhan, Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH.
Ahmad Ghozali Dalam Kitab Irsyad al-Murid, Semarang: IAIN Walisongo, 2012, h. 71.
78
13
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam..., h. 72.
14
Slamet Hambali, Ilmu Falak Arah Kiblat Setiap Saat, Semarang: Pustaka Ilmu, 2013, h.
14.
79
Positioning System).
di kitab Jami’ al-Adillah sama dengan tabel data lintang dan bujur
dalam buku “Ilmu Falak Dalam Teori Dan Praktik” yang disusun oleh
dan gerhana.
15
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak..., h. 273.
16
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 153.
80
rumus Vincenty.
segitiga linier atau segitiga biasa yang kita kenal, segitiga bola
memiliki tiga sudut dalam satuan derajat busur dan tiga sisi
satuan derajat busur, karena hanya tiga sudut dan tiga sisi
berbentuk busur atau lengkungan bagian dari bola langit atau bola
17
Cecep Nurwendaya, Aplikasi Segitiga Bola..., h. 1.
18
http://star-www.st-and.ac.uk/~fv/webnotes/chapter2.htm, 25/05/2016, 18:30 WIB.
81
sudut B adalah arah menuju titik A (Kakbah). Jadi arah kiblat dari
Formula sinus:
Formula cosinus:
sebagai berikut:
19
http://www.eramuslim.com/peradaban/ilmu-hisab/segitiga-bola-dan-arah
kiblat.htm#.V0WNaVLkLIU, 25/05/2016, 18:30 WIB.
20
K. J. Villanueva, Pengantar Ke Dalam Astronomi Geodesi, Bandung: Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan ITB, 1978, h. 18.
82
y = -cos ϕk sin C
Q = tan-1(y/x)
dengan rumus arah kiblat yang biasa digunakan secara umum yaitu.
trigonometri bola
21
Slamet Hambali, Ilmu Falak..., h. 35.
83
22
Rinto Anugraha, Mekanika Benda Langit, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2012,
h. 30.
84
c. Jika sudut (d) dalam radian, maka jarak kedua tempat adalah s
d. Jika sudut (d) dalam derajat, maka jarak kedua tempat adalah s
derajat.
b) Rumus Vincenty
23
Rinto Anugraha, Mekanika..., h. 32.
24
Hasanuddin Z. Abidin, Geodesi Satelit, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2001, h. 16-17.
85
4.3 berikut. Pada tabel ini a dan b adalah panjang dari sumbu
𝑓 = (𝑎 − 𝑏)/𝑎
25
Gambar diakses dari www.bakosurtanal.go.id/assets/Uploads/produk/v.jpg,
23/05/2016, 19:20 WIB.
26
Hasanuddin Z. Abidin, Geodesi..., h. 17.
86
27
https://tujuhmei.wordpress.com/2012/09/10/geometri-Bumi, 24/05/2016, 14:20 WIB.
28
Hasanuddin Z. Abidin, Geodesi..., h. 18. Lihat juga Vincenty Solution Of Geodetics On
The Ellipsoid, www.movable-type.co.uk/scripts/latlong-vincenty.html , 22/05/2016,
16:30
87
Clarke
6 378 249.145 6 356 514.86955 293.465
mod.1880
Internat’l
6 378 388 6 356 911.946 297
1924
f = penggepengan, f = (a – b) / a
s = panjang geodesic
posisi 2
30
https://belajargeomatika.wordpress.com/2011/01/17/model-matematika-Bumi/,
25/05/2016, 18:30 WIB.
31
T. Vincenty, Direct And Inverse Solutions Of Geodesics On The Ellipsoid With
Application Of Nested Equations, Survey review, April 1975, Vol. XXIII, No. 176.
89
U2 = tan-1[(1-f)tan ϕ]
L0 = λ – λK
L0)2)
Jika nilai (cos σ) negatif maka hasil σ + 180 dan jika nilai
cos2 α = 1 – sin α2
σ (-1 + 2 cos(2σm)2)))
32
Ahmad Ghozali, Jami’ al-Adillah..., h. 108-109.
90
α1 =tan-1(y/x)
α2 = tan-1(y/x)
u2)))
4 cos (2σm)2)))
berikut;
bermakna bahwa jika arah kiblat kita melenceng 1 derajat saja dari
itu sendiri. Jika jarak yang terpisah adalah 8000 km, maka
Rashdul kiblat tidak hanya dapat terjadi satu tahun dua kali
33
Rinto Anugraha, Mekanika..., h. 32.
93
hanya saja rumus rashdul kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam kitab
penyederhanaan.
Pesantren 1.5.
Falakiyah Pesantren 1.5 adalah salah satu karya dari KH. Ahmad
kali terjadi dalam sehari. Dalam kitab Irsyad al-Murid pula telah
Sehari di Indonesia.
untuk kota-kota di Indonesia hanya bisa terjadi satu kali rashdul kiblat
yang lainnya itu berada di bawah ufuk (ghurub), sehingga tidak mungkin
terjadi dua kali rashdul kiblat dalam sehari di Indonesia bahwasanya bisa
dua kali. Namun yang sekali kita bisa melihat dan yang ke dua kita tidak
bisa melihat karena Matahari di bawah ufuk. Misal, tanggal 28 Mei 2016
posisi Matahari akan sama azimutnya dengan azimut kiblat di Solo pada
pukul 16:20 WIB. Lalu pada pukul 20:56 WIB posisi Matahari akan punya
nilai azimut sama, namun posisinya di bawah ufuk karena malam hari.
Untuk kasus pada tanggal 16 Juli 2016 juga begitu, pada tanggal tersebut
rashdul pertama terjadi pukul 16:24 WIB dan yang ke dua pukul 21:10
WIB.
34
Purkon Nur Ramdhan, Skripsi, Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad
Ghozali Dalam Kitab Irsyad al-Murid, Semarang: IAIN Walisongo, 2012, h. 82. T.d.
35
Wawancara dengan AR Sugeng Riyadi (Pakar Fisika) via facebook pada hari Rabu
tanggal 18 Mei 2016 pukul 12:56 WIB.
96
kiblat dalam sehari, namun untuk daerah tertentu dan dengan syarat.
saat sunset atau sunrise lebih besar dari sudut kiblat. Misal, untuk Banda
Aceh pada tanggal 3 Juni 2016 terjadi dua kali rashdul kiblat. Rashdul
kiblat yang pertama terjadi pukul 16:57 WIB dan yang ke dua terjadi
waktu sholat yang telah diprogram dalam excel oleh Rinto Anugraha
tanggal 3 Juni 2016 adalah 18:50:11 WIB. Jadi untuk rashdul kiblat dua
kali di Banda Aceh pada tanggal 3 Juni 2016 bisa diamati jika langit sore
kiblat berada di atas ufuk. Tidak bisa disebut sebagai rashdul kiblat jika
Matahari berada di bawah ufuk, karena cahaya Matahari adalah hal utama
yang harus ada untuk bisa menghasilkan bayangan. Seperti yang telah
36
Wawancara dengan Mutoha Arkanuddin via facebook pada hari Rabu tanggal 18 Mei
2016 pukul 13:16 WIB.
97
rashdul kiblat dua kali. Namun, dengan catatan bahwa rashdul kiblat dua
rashdul kiblat dua kali kemungkinan dalam sehari yang terdapat dalam
kitab Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt al-Qiblah dan telah dijelaskan
susun dalam program Microsoft Excel agar lebih memudahkan input data
data lintang dan bujur dari kitab Jami’ al-Adillah. Daftar hasil hitung
terjadi dua kali rashdul kiblat dalam sehari dan bisa diamati dengan
kondisi keadaan langit yang cerah dan benda yang berdiri tegak lurus tidak
rashdul kiblat dua kali di Indonesia tidak bisa terjadi untuk semua daerah
di Indonesia.
bahwasanya dua kali rashdul kiblat dalam sehari di Indonesia hanya bisa
Zona waktu 7: Rashdul kiblat dua kali dalam sehari terjadi jika
a. Az 290, maka nilai deklinasi antara 19° 48' 40,25'' dan 21° 29'
27,38''
b. Az 291o, maka nilai Deklinasi antara 21° 47' 51,32'' dan 22°
33' 52,67''
c. Az 292o, maka nilai deklinasi antara 22° 04' 44,46'' dan 22° 40'
10,86''
d. Az 293o, maka nilai deklinasi antara 23° 09' 34,93'' dan 23° 22'
52,24''
Zona waktu 8: Rashdul kiblat dua kali dalam sehari terjadi jika
a. Az 291o, maka nilai deklinasi 20° 59' 04,72'' dan 21° 19'
b. Az 292o, maka nilai deklinasi antara -22° 07' 21,55'' dan -22°
06' 04,35”
102
c. Az 293o, maka nilai deklinasi antara -22° 55' 28,41'' dan -23°
05' 11,42''
Zona waktu 9: Rashdul kiblat dua kali dalam sehari terjadi jika
a. Az 290o, maka nilai deklinasi antara -20° 10' 10,71'' dan -21°
40' 15,02''
b. Az 291o, maka nilai Deklinasi antara -21° 40' 15,02'' dan -21°
30' 22,91''
terdapat kemungkinan untuk terjadi rashdul kiblat dua kali dalam sehari.
Karena nilai deklinasi Matahari yang tidak selalu sama pada tiap
PENUTUP
A. Kesimpulan
rashdul kiblat dua kali dalam sehari dan analisis kemungkinan terjadinya
rashdul kiblat dua kali yang terdapat dalam kitab Jami’ al-Adillah ila
Ma’rifati Simt al-Qiblah karya KH. Ahmad Ghozali, maka dapat diambil
sebagai berikut:
1. Metode hisab azimut kiblat dan rashdul kiblat dua kali dalam sehari
dalam kitab Jami’ al-Adillah ila Ma’rifati Simt al-Qiblah karya KH.
103
104
dua kali rashdul kiblat dalam sehari di Indonesia. Dalam hal ini
dua kali rashdul kiblat dalam sehari dengan kriteria sebagai berikut:
Zona waktu 7: Rashdul kiblat dua kali dalam sehari terjadi jika
a. Az 290, maka nilai deklinasi antara 19° 48' 40,25'' dan 21° 29'
27,38''
b. Az 291o, maka nilai Deklinasi antara 21° 47' 51,32'' dan 22° 33'
52,67''
c. Az 292o, maka nilai deklinasi antara 22° 04' 44,46'' dan 22° 40'
10,86''
d. Az 293o, maka nilai deklinasi antara 23° 09' 34,93'' dan 23° 22'
52,24''
Zona waktu 8: Rashdul kiblat dua kali dalam sehari terjadi jika
a. Az 291o, maka nilai deklinasi 20° 59' 04,72'' dan 21° 19' 41,86''.
b. Az 292o, maka nilai deklinasi antara -22° 07' 21,55'' dan -22° 06'
04,35”
c. Az 293o, maka nilai deklinasi antara -22° 55' 28,41'' dan -23° 05'
11,42''
Zona waktu 9: Rashdul kiblat dua kali dalam sehari terjadi jika
a. Az 290o, maka nilai deklinasi antara -20° 10' 10,71'' dan -21° 40'
15,02''
b. Az 291o, maka nilai Deklinasi antara -21° 40' 15,02'' dan -21° 30'
22,91''
B. Saran
kiblat geodetik.
ila Ma’rifati Simt al-Qiblah akan lebih sempurna jika di dalam kitab
C. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai semesta alam, telah
dalamnya, baik dari satu sisi atau berbagai sisi, karena hanya Allah lah Maha
kemanfaatan ilmu dan pembelajaran agar menjadi lebih baik. Semoga ridho