Anda di halaman 1dari 14

MUTOHA ARKANUDDIN

PETUNJUK PRAKTIS PENGGUNAAN

JAM BENCET MODERN RHI

MOBILE TYPE

LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU FALAK (LP2IF)


RUKYATUL HILAL INDONESIA (RHI)
www.RUKYATULHILAL.org
JAM BENCET

Adalah alpengukur berdasarkan bayangan Matahari (sundial) yang


berfungsi : 1) Mengetahui waktu istiwa/hakiki dan waktu lokal
2) Mentukan waktu shalat 3) Menentukan Arah Kiblat 4)
Mengetahui Bulan dan Musim 5) Mengetahui Buruj Zodiac di
posisi Matahari

BAGIAN-BAGIAN
JAM BENCET MODERN RHI
TYPE : PORTABLE

WATERPASS
(DI BELAKANG)

GNOMON
(PAKU)

BODY
(RUMAH)

KNOB
HORIZONTAL

PLATE DIAL
(PAPAN SKALA)

MARKAS

1
SKALA PADA PLATE DIAL

JAM BENCET MODERN RHI

1 2 3

1. Diskripsi alat
2. Tabel Equation of Time
3. Petunjuk Penyesuaian Jam (PPJ)
4. Dial / Skala yang terdiri dari :
- Skala Jam dengan jarak per 5 menit (6AM – 6PM)
- Garis Meridian dan titik istiwa A’dhom
- Info zona bulan Gregorian (Jan-Des)
- Info zona buruj Zodiac (Hamal – Hut)
- Garis Ekuinox dan Solstice
- Garis Waktu Zuhur
- Garis Waktu Ashar
- Garis Waktu Maghrib
- Garis Waktu Isya
- Garis Waktu Subuh
- Garis Waktu Terbit
- Garis Arah Kiblat

2
CARA MENGGUNAKAN
JAM BENCET MODERN RHI

1. Pasang alat di tempat yang datar dan


mendapatkan sinar Matahari dengan
posisi paku gnomon tepat menghadap ke
arah titik Utara Sejati. Untuk mengetahui
arah Utara Sejati bisa digunakan kaidah
kompas maupun kaidah bayangan
Matahari. Atur knob horizontal agar alat
benar-benar pada posisi datar.

2. Jika semua sudah dipastikan siap, maka selanjutnya jika ada


cahaya Matahari alat dapat digunakan untuk :

MENGETAHUI WAKTU ISTIWA / HAKIKI dan LOKAL

Dengan melihat bayangan ujung jarum gnomon pada plate dial kita
bisa langsung mengetahui waktu hakiki (waktu istiwa) saat itu.
Contoh :

Jam Hakiki :
Dial awal jam: 9
Dial menit: 9x5 = 45
09:45 (Waktu Istiwa)
Jam Lokal:
09:45 + (-7 menit)
-7 didapatkan dari PPJ
09:38 (Waktu Lokal)

Untuk mengetahui waktu hakiki dan waktu lokal efektif mulai jam 7
hingga 17. Waktu kulminasi selalu 12:00 Waktu Istiwa

3
MENENTUKAN WAKTU SHALAT

Menggunakan bayangan Matahari untuk mengetahui waktu shalat


mengunakan bencet hanya dapat dilakukan untuk waktu Zuhur dan
Ashar. Sedangkan waktu-waktu yang lain harus dibantu dengan
perhitungan dan bantuan Jam Dinding Istiwa.

JAM DINDING ISTIWA

Jam dinding istiwa adalah jam yang selalu bersesuaian dengan


Waktu Hakiki / Waktu Istiwa. Jam ini sebenarnya adalah jam biasa
namun selalu diatur ulang agar selalu sesuai dengan Waktu istiwa.
Karena cepatnya terjadi selisih antara waktu lokal dan waktu istiwa
maka koreksi atau pengaturan ulang harus dilakukan minimal 5
hari sekali pada saat kulminasi atau istiwa Matahari. Pada saat
Matahari berkulminasi/istiwa itulah jam harus disetel ulang pada
pukul 12:00 Waktu Istiwa. Sehingga ketika hari berikutnya
misalnya mendung tidak dapat mengamati Matahari untuk
mengetahui waktu Zuhur maupun Ashar kita dapat mengunakan
Jam Dinding Istiwa tersebut.

4
WAKTU ZUHUR
Dengan melihat bayangan ujung jarum gnomon pada plate dial
saat bayangan menyentuh garis ZUHUR (Meridian) kita bisa
mengetahui bahwa saat itu sudah masuk waktu Zuhur. Jika
mendung melihat Jam Istiwa.

WAKTU ASHAR
Dengan melihat bayangan ujung jarum gnomon pada plate dial
saat bayangan menyentuh garis ASHAR kita bisa mengetahui
bahwa saat itu sudah masuk waktu Zuhur. Jika mendung melihat
Jam Istiwa.

WAKTU MAGHRIB
Menentukan waktu Maghrib hanya dapat dilakukan dengan
perhitungan dengan melihat Garis Waktu Maghrib pada Plate Dial
untuk mengetahui selisih terhadap Jam 06:00 (18:00) Waktu
Istiwa yang ditunjukkan oleh Jam Istiwa. Contoh : Waktu Maghrib
pada tanggal 11 Maret 2019.

5
.

Bayangan saat Ashar menjadi panduan mencari selisih maghrib


(perhatikan lingkaran biru). Dengan menarik lurus ke Garis
Maghrib bahwa selisih maghrib terhadap jam 06:00 (18:00) adalah
+7 menit sehingga waktu Maghrib jatuh pada pukul 06:07 (18:07)
Waktu Istiwa. Dengan melakukan konversi ke Waktu Lokal
(perhatikan lingkaran hijau) adalah penyesuaian jam pada tanggal
11 Maret 2019 mendapatkan angka -10 menit. Sehingga waktu
Maghrib jatuh pada 05:57 (17:57) Waktu Lokal. Dengan
menambahkan koreksi semi diameter Matahari + refraksi Atmosfer
+ ihtiyati maka kita mendapatkan : 17:57 + 00:05 = 18:02 WL.

WAKTU ISYA’
Menentukan waktu Isya’ juga hanya dapat dilakukan dengan
perhitungan dengan melihat Garis Waktu Isya pada Plate Dial
untuk mengetahui selisih terhadap Jam 06:00 (18:00) Waktu Istiwa

6
yang ditunjukkan oleh Jam Istiwa. Contoh : Waktu Isya’ pada
tanggal 11 Maret 2019.

Bayangan saat Ashar menjadi panduan mencari selisih Isya’


(perhatikan lingkaran biru). Dengan menarik lurus ke Garis Isya’
bahwa selisih Isya’ terhadap jam 06:00 (18:00) adalah 01:20 atau 1
jam 20 menit sehingga waktu Isya’ jatuh pada pukul 19:20 Waktu
Istiwa. Dengan melakukan konversi ke Waktu Lokal (perhatikan
lingkaran hijau) adalah penyesuaian jam pada tanggal 11 Maret
2019 mendapatkan angka -10 menit. Sehingga waktu Isya’ jatuh
pada 19:10 Waktu Lokal. Dengan menambahkan ihtiyati maka kita
mendapatkan : 19:10 + 00:02 = 19:12 WL.

7
WAKTU SUBUH
Menentukan waktu Subuh juga hanya dapat dilakukan dengan
perhitungan dengan melihat Garis Waktu Subuh pada Plate Dial
untuk mengetahui selisih terhadap Jam 06:00 Waktu Istiwa yang
ditunjukkan oleh Jam Istiwa. Contoh : Waktu Subuh pada tanggal
11 Maret 2019.

Bayangan saat Ashar menjadi panduan mencari selisih Subuh


(perhatikan lingkaran biru). Dengan menarik lurus ke Garis Subuh
bahwa selisih Subuh terhadap jam 06:00 adalah 01:10 atau 1 jam
10 menit sehingga waktu Subuh jatuh pada pukul 04:50 Waktu
Istiwa. Dengan melakukan konversi ke Waktu Lokal (perhatikan
lingkaran hijau) adalah penyesuaian jam pada tanggal 11 Maret
2019 mendapatkan angka -10 menit. Sehingga waktu Subuh jatuh
pada 04:40 Waktu Lokal dengan asumsi bahwa depresi Matahari
adalah -18° sama dengan waktu Isya’ sementara kriteria waktu
Subuh adalah -20°. Maka dengan menambahkan koreksi depresi
sebesar 2 ° dan ihtiyati kita mendapatkan : 04:40 - 00:06 = 04:34
WL.

8
WAKTU TERBIT
Waktu Terbit merupakan kebalikan waktu Maghrib digunakan
sebagai tanda akhir waktu Subuh. Menentukan waktu Terbit hanya
dapat dilakukan dengan perhitungan dengan melihat Garis Waktu
Terbit pada Plate Dial untuk mengetahui selisih terhadap Jam
06:00 Waktu Istiwa yang ditunjukkan oleh Jam Istiwa. Contoh :
Waktu Terbit pada tanggal 11 Maret 2019.

Bayangan saat Ashar menjadi panduan mencari selisih Terbit


(perhatikan lingkaran biru). Dengan menarik lurus ke Garis Terbit
bahwa selisih terbit terhadap jam 06:00 adalah -5 menit sehingga
waktu terbit jatuh pada pukul 06:05 Waktu Istiwa. Dengan
melakukan konversi ke Waktu Lokal (perhatikan lingkaran hijau)
adalah penyesuaian jam pada tanggal 11 Maret 2019
mendapatkan angka -10 menit. Sehingga waktu Maghrib jatuh
pada 05:55 Waktu Lokal. Dengan menambahkan koreksi semi
diameter Matahari + refraksi Atmosfer + ihtiyati maka kita
mendapatkan : 05:55 - 00:05 = 05:50 WL.

9
MENENTUKAN ARAH KIBLAT

Menentukan arah kiblat menggunakan Jam Bencet sesungguhnya


sangat musah dan simpel. Prinsipnya adalah dengan menunggu
saat bayangan jarum gnomon menyentuh pada Garis Arah Kiblat.
Peristiwa tersebut bisa terjadi pagi hari maupun sore hari. Saat
bayangan menyentuh garis Arah Kiblat maka saat itulah kita bisa
menggunakan arah Matahari atau arah bayangan Matahari
sebagai pemandu arah kiblat. Caranya hanyalah dengan
menggantung benda menggunakan benang dan kita akan melihat
arah bayangan benang tersebut.

Bayangan Kiblat Pagi hari Bayangan Kiblat Sore hari

10
MENGETAHUI BULAN/MUSIM
SERTA BURUJ ZODIAC DI POSISI MATAHARI

Jam Bencet secara teknis bisa mengetahui langsung Bulan/Musim


serta Buruj Zodiac di posisi Matahari hanya dengan melihat
bayangan jarum gnomon saat berada dekat dengan garis Istiwa.
Bayangan Matahari yang jatuh akan bergeser dari bulan ke Bulan.
Saat tanggal 22 Desember bayangan akan berada paling Utara
sedangkan pada tanggal 23 Juni bayangan akan berada paling
Selatan. Peristiwa itu yang disebut sebagai Solstice. Pada saat
tertentu Matahari akan terbit dan terbenam tepat di titik Timur –
Barat maka pada hari itu jalur Matahari akan mengikuti garis yang
dinamakan posisi Ekuinox dan terjadi setiap tanggal 21 Maret dan
23 September. Istiwa A’dhom adalah peristiwa saat Matahari
berada tepat di atas Zenit sebuah tempat. Hal ini terjadi 2 kali
dalam setiap tahun. Peristiwa yang disebut juga sebagai transit
utama ini dikarenakan posisi lintang pengamat sama dengan
deklinasi Matahari.

Pada saat kulminasi Matahari kita tidak bisa melihat bayangan


sebuah benda yang berdiri tegak karena posisi Matahari benar-
benar tegak lurus. Ini juga sering disebut sebagai “Hari tanpa
Bayangan”.

11
Perjalanan Matahari dari satu Zodiak ke zodiac yang lain:
1. Aries - ‫( ﺣﻣل‬Hamal) : 21 Maret - 19 April
2. Taurus - ‫( ﺛور‬Thaur) : 20 April - 20 Mei
3. Gemini - ‫( ﺟوزاء‬Jauza') : 21 Mei - 21 Juni
4. Cancer - ‫( ﺳرطﺎن‬Sarthan) : 22 Juni - 22 Juli
5. Leo - ‫( اﺳد‬Asad) : 23 Juli - 22 Agustus
6. Virgo - ‫( ﺳﻧﺑﻠﮫ‬Sunbulah) : 23 Agustus - 22 September
7. Libra - ‫( ﻣﯾزان‬Mizan) : 23 September - 23 Oktober
8. Scorpio - ‫( ﻋﻘراب‬Akrab) : 24 Oktober - 21 November
9. Sagittarius - ‫( ﻗوس‬Qaws) : 22 November - 21 Desember
10. Capricorn - ‫( ﺟدي‬Jadi) : 22 Desember - 19 Januari
11. Aquarius - ‫( دﻟو‬Dalwu) : 20 Januari - 18 Februari
12. Pisces - ‫( ﺣوت‬Hut) : 19 Februari - 20 Maret

12
Diproduksi Oleh:

Jl. Affandi Soropadan CC XII/04


Condongcatur, Depok, Sleman DIY
Telp. (0274) 552630 / 0812.274.3082

w w w. MMCjogja.com

13

Anda mungkin juga menyukai