Dosen Pengampu :
Prof. Ir. Rukmi Sari Hartati, MT., Ph.D
Disusun Oleh :
Erika Yuanita Sefti : 2201581060
Kirana Hanni Ma’ruf : 2201581033
Dinari Sucinta Nurazizah : 2201581041
Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya makalah yang saya buat ini yang berjudul “Rasulullah Sebagai Hakim”.
Hadits Rasul dan ijtihad para ahli hukum Islam, terdapat aturan-aturan hukum materiil
sebagai pedoman hidup dan aturan dalam hubungan antar manusia (muamalah) serta hukum formal
sebagai pedoman beracara di Peradilan Agama.
Muhammad SAW menegaskan bahwa hukum Allah bersifat universal dalam maslahat dan
lingkupnya, imparsial dan adil dalam penerapannya, serta abadi sifatnya. Karena itu, beliau
menekankan bahwa hukum tersebut harus berada di atas seluruh hukum dan peraturan buatan
manusia. Rasulullah mengajarkan bahwa seluruh manusia harus memasrahkan, baik secara individu
maupun bersama-sama, seluruh hak dan pembuatan hukum kepada-Nya.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi makalah yang
telah kami buat ini. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada tim kami yang telah
menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Pengertian Al – Hakim...............................................................................................................5
B. Nabi Muhammad Sebagai Al-Hakim (Pembuat/Penjelas Hukum).............................................6
C. Rasulullah Sebagai Hakim..........................................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................8
B. SARAN........................................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kenabian menurut Ibnu Sina merupakan jiwa (roh) yang tinggi. Nabi merupakan manusia pilihan
yang memiliki kelebihan dari manusia lainnya. Memiliki mukjizat yang bertujuan mengajak manusia
untuk meninggalkan kemusyrikan, menetapkan peraturan untuk kebahagiaan umat manusia,
mengantar manusia untuk memahami sitem kebaikan.
Hakim merupakan salah satu unsur terpenting dalam lembaga peradilan (agama). Ia memainkan
peranan yang sangat penting dalam melaksanakan pemberlakuan hukum Islam dan merupakan orang
yang paling bertanggungjawab sepenuhnya dalam menjaga dan mempertahankan hukum Islam.
Demikian beratnya tugas hakim, tentu tidak semua orang mampu melaksanakannya. Hal inilah
yang menyebabkan pentingnya pemberian kriteria khusus dan penyaringan tersendiri bagi orang yang
akan diangkat menjadi hakim. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa orang yang memegang jabatan
ini benar-benar berwibawa dan berkelayakan.
Di samping itu, seorang hakim harus mampu melakukan pemeriksaan, penilaian dan akhirnya
memberikan keputusan terhadap suatu perkara yang diajukan kepadanya. Kewenangan yang demikian
itulah yang disebut dengan kekuasaan kehakiman.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Al – Hakim
B. Nabi Muhammad Sebagai Al-Hakim (Pembuat/Penjelas Hukum)
C. Rasulullah Sebagai Hakim
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Al – Hakim
Secara etimologis kata “ ” ح;;;;;;اكمberasal dari bahasa Arab yang berarti “yang
menghukum” merupakan isim fail dari kata “( حكم;;;;;ا, يحكم, ”)حكمyang berarti “memerintah,
menghukum”.[1] Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hakim” berarti : “orang yang
mengadili perkara (dalam pengadilan atau mahkamah)” dan didalam bahasa Inggris disebut
dengan “judge”.[2]
Sedangkan secara terminologis hakim adalah yang menetapkan hukum (dzat yang mengeluarkan
hukum).
Di kalangan ulama Islam tidak ada perselisihan pendapat mengenai, bahwasanya sumber
hukum syar’iyyah bagi seluruh orang-orang mukallaf adalah Allah SWT, baik hukumnya mengenai
perbuatan mukallaf itu telah diwahyukan kepada Rasul-Nya ataupun Dia (Allah) memberi petunjuk
kepada para mujtahid untuk mengetahui hukumnya pada perbuatan mukallaf dengan perantaraan dalil-
dalil dan tanda-tanda yang telah disyariatkannya untuk mengistinbathkan hukum-hukumnya. Oleh
karena inilah, ada kesepakatan kata diantara mereka mengenai definisi hukum syara’ sebagai : “Khitab
Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf, berupa tuntutan, atau suruhan memilih, atau
ketetapan”.[3]
artinya :
….. menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah, Dia menerangkan sebenarnya dan Dia pemberi
keputusan yang baik”(Q.S. 6/ Al-An’am : 57).
B. Nabi Muhammad Sebagai Al-Hakim (Pembuat/Penjelas Hukum)
Nabi Muhammad SAW diakui sejarah sebagai penggagas hukum yang paling besar karena
beliau tidak hanya menghakimi kasus secara adil dan imparsial, tetapi juga menetapkan asas hukum
yang universal dan seimbang bagi seluruh umat manusia. Tentu saja hal tersebut meliputi seluruh
aspek kehidupan; perlindungan hidup, harta benda, kehormatan, dan melindungi hak-hak pribadi,
sosial, legal, sipil, dan beragama setiap individu. Apa pun peran yang beliau jalankan dalam
kapasitasnya sebagai legislator merupakan teladan abadi yang menunjukkan kebesaran dan
keadilannya bagi seluruh generasi mendatang. Muhammad SAW menegaskan bahwa hukum Allah
bersifat universal dalam maslahat dan lingkupnya, imparsial dan adil dalam penerapannya, serta abadi
sifatnya. Karena itu, beliau menekankan bahwa hukum tersebut harus berada di atas seluruh hukum
dan peraturan buatan manusia.
Rasulullah mengajarkan bahwa seluruh manusia harus memasrahkan, baik secara individu
maupun bersama-sama, seluruh hak dan pembuatan hukum kepada-Nya. Sebab, manusia tidak diberi
hak membuat hukum apa pun tanpa wewenang-Nya. Sebagai manusia, Nabi Muhammad SAW pun
tunduk pada kedaulatan Ilahi seperti manusia lainnya. Karena itu, beliau tidak memiliki hak untuk
memerintah orang-orang menurut kemauannya sendiri agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Nabi Muhammad dengan jelas telah menggambarkan aspek hukum Islam melalui banyak
cara. Beliau menegaskan kewajiban umat Islam untuk menaati Alquran. Kemudian, tentang posisi
sunah di hadapan Alquran, Nabi menyatakan, "Perintahku tidak dapat membatalkan perintah Allah.
Namun, perintah Allah dapat membatalkan perintahku.” (HR Daruquthni).
Nabi SAW adalah legislator Islam pertama. Beliau menafsirkan hukum Alquran, memberikan
komentar terhadapnya, dan menjelaskan tata cara penerapan Alquran ke dalam masalah-masalah
praktis kehidupan. Beliau tidak bisa mengganti atau mengubah hukum Ilahi mana pun yang
terkandung dalam Alquran. Beliau bertindak hanya sebagai penafsir dan komentator, kemudian
menerapkannya dalam beragam situasi.
Seorang hakim sebagai wakil Allah SWT dan khalifah memiliki tugas yang sangat berat. Jika ia
memutuskan sebuah perkara dengan hukum yang menyelisihi keadilan dan nilai-nilai syara,
tempatnya adalah di neraka.
Hakim sendiri menurut sebuah hadis terbagi dalam tiga kelompok. Dua kelompok akan dimasukkan
ke dalam neraka dan hanya satu kelompok yang selamat hingga ke surga. Kelompok hakim yang
masuk surga adalah mereka yang mengetahui kebenaran dan memutuskan hukuman berdasarkan
kebenaran tersebut.
Nabi Muhammad SAW diakui sejarah sebagai penggagas hukum yang paling besar karena beliau
tidak hanya menghakimi kasus secara adil dan imparsial, tetapi juga menetapkan asas hukum yang
universal dan seimbang bagi seluruh umat manusia. Rasulullah mengajarkan bahwa seluruh manusia
harus memasrahkan, baik secara individu maupun bersama-sama, seluruh hak dan pembuatan hukum
kepada-Nya, dalam menegakkan aturan hukum, Nabi SAW selalu mengacu kepada sistem hukum
bahwa Allah SWT merupakan sumber seluruh hukum.
B. SARAN
Penulis menyarankan agar semua mahasiswa atau pun masyarakat dapat mengetahui mengenai
materi Rasulullah Sebagai Hakim, sehingga mahasiswa mampu menjelaskan konsep tentang
pengertian Al-Hakim secara luas dan mampu memberikan pemahaman kepada teman-teman semua
yang belum terlalu mengerti mengenai materi Rasulullah Sebagai Hakim.
Dalam pembuatan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangannya, semua keputusan terletak
ditangan Peradilan Islam sehingga bukan Jabatan yang main-main karena orang yang menentukan
suatu keputusan.
Barakallah semoga bisa memberi manfaat bagi pembaca, mohon maaf atas segala kesalahan baik
dalam penulisan maupun dalam materi yang disampaikan.