Disusun Oleh:
METRO LAMPUNG
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puja puji syukur kepada Allah SWT, kami ucapkan atas selesainya
makalah ini. Tanpa ridho, hidayah, inayah-Nya mustahil penulisan makalah ini bisa selesai secara
tepat waktu.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Cecep Wahyuni,M.Pd. yang telah membimbing
dan mengajarkan Mata Kuliah Alamiah Dasar ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah
membantu, sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik dari semua pihak, khususnya teman-teman seprofesi menjadi harapan bagi kami guna
perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat ridho dan
kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu
pengetahuan. Amin.
i
MOTTO
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
MOTTO .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
D.Saran .....................................................................................................................5
DAFTARPUSTAKA...............................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai khalifah di muka bumi?
2. Apakah tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi?
3. Bagaimana hadis yang menerangkan tentang manusia sebagai khalifah di muka
bumi?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberi wawasan kepada pembaca tentang pengertin
manusia sebagai khalifah di muka bumi, fungsi potensi dan hadis yang menerangkan
tentng hal tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia Sebagai Khalifatullah
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi.
Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan
tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan
ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang
diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu
adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah
manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa
mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat
yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti
disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30: Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui“. (Q.S. al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari
tugastugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia
memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh
Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah. Jika kita menyadari
diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia
ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang
bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai
khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu
merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu
manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya.Sehingga tidak ada satu
manusia pun yang akan melakukan penyimpangan penyimpangan selama dia
menjabat. Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan
duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh
sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran
dari khalifatullah.Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah
bertindak kepada semua makhluknya. Pada dasarnya, semua makhluk Allah di atas
bumi ini beribadah menurut kondisinya. Paling tidak, ibadah mereka itu adalah
bertasbih kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al Baqarah:(Yushabbihu
lillahi mafissamawati wama fil ardh). Bebatuan, pepohonan, gunung, dan sungai
misalkan, semuanya beribadah kepada Allah dengan cara bertasbih. Dalam hal ini,
janin yang berada di dalam rahim ibu beribadah sesuai dengan kondisinya, yaitu
dengan cara bertasbih. Ketika Allah akan meniupkan roh ke dalam janin, maka Allah
bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah mengatakan “Aku akan meniupkan roh ke
dalam dirimu. Tetapi jawab dahulu pertanyaan-Ku, baru Aku akan tiupkan roh itu ke
dalam dirimu. Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu?” Lalu dijawab oleh
janin tersebut, “Iya, aku mengakui Engkau sebagai Tuhanku.” Dari sejak awal,
ternyata manusia itu sebelum ada rohnya, atau pada saat rohnya akan ditiupkan,
maka Allah menanyakan dahulu apakah si janin mau mengakui-Nya sebagai Tuhan.
Jadi, janin tersebut beribadah menurut kondisinya yaitu dengan bertasbih kepada
Allah. Tidak ada makhluk Allah satupun yang tidak bertasbih kepada-Nya Manusia
mulai melakukan penyimpangan dan pembangkangan terhadap Allah yaitu pada saat
ia berusia akil baligh hingga akhirhayatnya. Tetapi, jika kita ingat fungsi kita sebagai
khalifatullah, maka takkan ada manusia yang melakukan penyimpangan. Makna
sederhana dari khalifatullah adalah “pengganti Allah di bumi”. Setiap detik dari
kehidupan kita ini harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah.
2
seperti ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya yang artinya: “Tidak Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.”.{Surah Az-Zariyat
Ayat 56}. Kalau begitu, sepanjang hayat kita sebenarnya adalah untuk beribadah
kepada Allah. Dalam pandangan Islam, ibadah itu ada dua macam, yaitu: ibadah
primer (ibadah mahdhah) dan ibadah sekunder (ibadah ghairu mahdhah). Ibadah
mahdhah adalah ibadah yang langsung, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah
ibadah tidak langsung. Seseorang yang meninggalkan ibadah mahdhah, maka akan
diberikan siksaan oleh Allah. Sedangkan bagi yang melaksanakannya, maka akan
langsung diberikan ganjaran oleh Allah. Ibadah mahdhah antara lain: shalat, puasa,
zakat, dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah semua aktifitas kita yang
bukan merupakan ibadah mahdhah tersebut, antara lain: bekerja, masak, makan, dan
menuntut ilmu.
B. Tugas Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi
Tugas dari seorang khalifah menjadikan perlindungan bagi umat dan menjaga
kelestarian alam (ekosistem), sehingga khalifah dan umat harus bersatu dan saling
mencintai guna menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat islam dan
keberlangsungan hidup.
Tugas khalifah dalam Al Qur’an biasa disebut imaratul ardh (memakmurkan bumi)
dan ibadatullah (beribadah kepada Allah). Allah menciptakan manusia dari bumi ini
dan menugaskan manusia untuk melakukan imarah dimuka bumi dengan mengelola
dan memeliharanya.
Tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi:
1. Mengulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang tersedia ini agar
dibudayakan, sehingga menghasilkan karya- karya yang bermanfaat bagi
kemaslahatan hidup manusia.
2. Mengulturkan kultur (mengalamkan budaya), yakni budaya atau hasil karya
manusia harus disesuaikan dengan kondisi alam, jangan sampai merusak alam
atau lingkungan hidup, agar tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan
lingkungannya.
3. MengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus
tetap komitmen dengan nilainilai Islam yang rahmatan lil-‘alamin, sehingga
berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat
manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran
ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.
اع َعلَى َأ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َوه َُو ٍ َوال َّر ُج ُل َر،اع َوه َُو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ ْم ٍ اس َرِ َّ فَاَأل ِمي ُر الَّ ِذي َعلَى الن،اع فَ َم ْسُئو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه ٍ ُكلُّ ُك ْم َر
ُئو ٌلK و َم ْسK ِ اع َعلَى َم
َ Kُال َسيِّ ِد ِه َوه ٍ ر
َ د ُ ْ
ب ع
َ ال و
َ ، م
ْ ُ هنْ ع
َ ٌ ةَ ل وُئس ْ م ي
َ َ ه
ِ و
َ هِ د
ِ َ ل و
َ و
َ اَ هل
ِ ْ
ع َ ب ت
ِ ْ
ي َ ب ىَ لعَ ٌ ةَ ياع
ِ ر
َ ُ ةَأ ْر م
َ ال و
َ ، م
ْ ُ هنْ عَ َم ْسُئو ٌل
اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسُئو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه
ٍ ر
َ م
ْ ُ
ك ُّ ل ُ
ك َ ف َ الَأ ،ُ ه ْ
ن ع
َ
3
Artinya: "Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin
bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang
laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta
pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya
dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang
budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta
pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian
adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban
tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari)
5
DAFTAR PUSTAKA
https://pasca.uin-malang.ac.id/tugas-manusia-dibumi/#:~:text=Tugas%20manusia%20sebagai
%20khalifah%20Allah%20di%20muka%20bumi% 0antara%20lain,bekerjasama%20dalam
%20menegakkan%20kebenaran%20K
https://mahad.uin-antasari.ac.id/wp-content/uploads/2021/05/2.-Manusia
Sebagai-Khalifah.pdf
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5883544/surat-al-baqarah-ayat-30-
manusia-sebagai-khalifah-di-muka-bumi
6