Anda di halaman 1dari 12

MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Alamiah Dasar

Mata Kuliah: Alamiah Dasar

Dosen Pengampu: Bpk. Cecep Wahyuni M, Pd.

Disusun Oleh:

Diana Fitriani: PAI

Echa Silvia: PGMI

Fitri Novia Mahmuda: PAI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH IAI AGUS SALIM

METRO LAMPUNG

TAHUN 2022
i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puja puji syukur kepada Allah SWT, kami ucapkan atas selesainya
makalah ini. Tanpa ridho, hidayah, inayah-Nya mustahil penulisan makalah ini bisa selesai secara
tepat waktu.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Cecep Wahyuni,M.Pd. yang telah membimbing
dan mengajarkan Mata Kuliah Alamiah Dasar ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah
membantu, sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik dari semua pihak, khususnya teman-teman seprofesi menjadi harapan bagi kami guna
perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat ridho dan
kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu
pengetahuan. Amin.

Margodadi, 31 Oktober 2022

i
MOTTO

AKTIF KREATIF INOFATIV

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

MOTTO .....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Khalifatullah............................................................................................2


B. Tugas Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi...............................................................3
C. Hadis Yang Menerangkan Tentang Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi.................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .....................................................................................................................5

D.Saran .....................................................................................................................5

DAFTARPUSTAKA...............................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, sebagai khalifah
manusia bukan saja diberi kepercayaan untuk menjaga, memelihara, dan memakmurkan
alam ini, tetapi juga dituntut untuk berlaku adil dalam segala urusannya. Dengan kata
lain, manusia harus selalu menjaga perilakunya, baik dalam hubungannya dengan Allah,
sesama manusia maupun alam di sekitarnya, karna itulah manusia perlu memiliki kode
etik, yang mana adanya pola aturanaturan tentang berperilaku, atau tata cara pedoman
bertingkah laku sesama mahluk hidup, dan peraturan tersebut memberikan kebaikan
kepada manusia, jika tidak adanya kode etik tersebut maka manusia kacau didalam
menjalani kehidupannya, dan semaunya didalam hidup ini. Etika ataupun akhlak dalam
Islam suatu hal yang amat penting yang harus dimiliki oleh manusia, yang dibuktikan
dengan kebesaran suatu bangsa dan Negara dinilai dari etika dan akhlaknya serta
moralitas rakyat dan penduduknya, jika mereka tidak memiliki etika dan bermoral maka
cepat ataupun lambat maka Negara itu akan segera hancur dan binasa, begitu juga dengan
manusia etika atupun akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam hidupnya,jika
manusia tidak memiliki etika maka hidupnya akan kacau dan tidak beraturan,dan
hidupnya tidak akan tentram didunia, dan tidak akan memperoleh kenikmatan hidup
diakhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai khalifah di muka bumi?
2. Apakah tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi?
3. Bagaimana hadis yang menerangkan tentang manusia sebagai khalifah di muka
bumi?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberi wawasan kepada pembaca tentang pengertin
manusia sebagai khalifah di muka bumi, fungsi potensi dan hadis yang menerangkan
tentng hal tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia Sebagai Khalifatullah
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi.
Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan
tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan
ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang
diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu
adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah
manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa
mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat
yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti
disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30: Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui“. (Q.S. al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari
tugastugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia
memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh
Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah. Jika kita menyadari
diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia
ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang
bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai
khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu
merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu
manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya.Sehingga tidak ada satu
manusia pun yang akan melakukan penyimpangan penyimpangan selama dia
menjabat. Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan
duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh
sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran
dari khalifatullah.Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah
bertindak kepada semua makhluknya. Pada dasarnya, semua makhluk Allah di atas
bumi ini beribadah menurut kondisinya. Paling tidak, ibadah mereka itu adalah
bertasbih kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al Baqarah:(Yushabbihu
lillahi mafissamawati wama fil ardh). Bebatuan, pepohonan, gunung, dan sungai
misalkan, semuanya beribadah kepada Allah dengan cara bertasbih. Dalam hal ini,
janin yang berada di dalam rahim ibu beribadah sesuai dengan kondisinya, yaitu
dengan cara bertasbih. Ketika Allah akan meniupkan roh ke dalam janin, maka Allah
bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah mengatakan “Aku akan meniupkan roh ke
dalam dirimu. Tetapi jawab dahulu pertanyaan-Ku, baru Aku akan tiupkan roh itu ke
dalam dirimu. Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu?” Lalu dijawab oleh
janin tersebut, “Iya, aku mengakui Engkau sebagai Tuhanku.” Dari sejak awal,
ternyata manusia itu sebelum ada rohnya, atau pada saat rohnya akan ditiupkan,
maka Allah menanyakan dahulu apakah si janin mau mengakui-Nya sebagai Tuhan.
Jadi, janin tersebut beribadah menurut kondisinya yaitu dengan bertasbih kepada
Allah. Tidak ada makhluk Allah satupun yang tidak bertasbih kepada-Nya Manusia
mulai melakukan penyimpangan dan pembangkangan terhadap Allah yaitu pada saat
ia berusia akil baligh hingga akhirhayatnya. Tetapi, jika kita ingat fungsi kita sebagai
khalifatullah, maka takkan ada manusia yang melakukan penyimpangan. Makna
sederhana dari khalifatullah adalah “pengganti Allah di bumi”. Setiap detik dari
kehidupan kita ini harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah.
2
seperti ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya yang artinya: “Tidak Aku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.”.{Surah Az-Zariyat
Ayat 56}. Kalau begitu, sepanjang hayat kita sebenarnya adalah untuk beribadah
kepada Allah. Dalam pandangan Islam, ibadah itu ada dua macam, yaitu: ibadah
primer (ibadah mahdhah) dan ibadah sekunder (ibadah ghairu mahdhah). Ibadah
mahdhah adalah ibadah yang langsung, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah
ibadah tidak langsung. Seseorang yang meninggalkan ibadah mahdhah, maka akan
diberikan siksaan oleh Allah. Sedangkan bagi yang melaksanakannya, maka akan
langsung diberikan ganjaran oleh Allah. Ibadah mahdhah antara lain: shalat, puasa,
zakat, dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah semua aktifitas kita yang
bukan merupakan ibadah mahdhah tersebut, antara lain: bekerja, masak, makan, dan
menuntut ilmu.
B. Tugas Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi
Tugas dari seorang khalifah menjadikan perlindungan bagi umat dan menjaga
kelestarian alam (ekosistem), sehingga khalifah dan umat harus bersatu dan saling
mencintai guna menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat islam dan
keberlangsungan hidup.
Tugas khalifah dalam Al Qur’an biasa disebut imaratul ardh (memakmurkan bumi)
dan ibadatullah (beribadah kepada Allah). Allah menciptakan manusia dari bumi ini
dan menugaskan manusia untuk melakukan imarah dimuka bumi dengan mengelola
dan memeliharanya.
Tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi:
1. Mengulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang tersedia ini agar
dibudayakan, sehingga menghasilkan karya- karya yang bermanfaat bagi
kemaslahatan hidup manusia.
2. Mengulturkan kultur (mengalamkan budaya), yakni budaya atau hasil karya
manusia harus disesuaikan dengan kondisi alam, jangan sampai merusak alam
atau lingkungan hidup, agar tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan
lingkungannya.
3. MengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus
tetap komitmen dengan nilainilai Islam yang rahmatan lil-‘alamin, sehingga
berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat
manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran
ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.

C. Hadis Yang Menerangkan Tentang Manusia Sebagai Khalifah Di


Muka Bumi
1. Surat Al-Baqoroh Ayat 30

ُ ‫ ِف‬K‫ا َويَ ْس‬Kَ‫ ُد ِفيه‬K‫ض خَ ِليفَةً ۖ قَالُوا َأتَجْ َع ُل ِفيهَا َم ْن يُ ْف ِس‬


‫بِّ ُح‬K‫ ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َس‬K‫ك ال‬ ِ ْ‫اع ٌل ِفي اَأْلر‬
ِ ‫ال َربُّكَ ِل ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َج‬
َ َ‫َوِإ ْذ ق‬
)30 ‫ال ِإنِّي َأ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُمونَ (البقراة‬ َ َ ‫ق‬ ۖ َ‫ك‬َ ‫ل‬ ‫د‬
ُ‫ِّس‬ َ ‫ق‬ُ ‫ن‬‫و‬ َ‫ك‬‫د‬ ‫م‬‫ح‬
َ ِْ َ ِ ‫ب‬

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"."
2. H.R Bukhori

‫اع َعلَى َأ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َوه َُو‬ ٍ ‫ َوال َّر ُج ُل َر‬،‫اع َوه َُو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ ْم‬ ٍ ‫اس َر‬ِ َّ‫ فَاَأل ِمي ُر الَّ ِذي َعلَى الن‬،‫اع فَ َم ْسُئو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬ ٍ ‫ُكلُّ ُك ْم َر‬
‫ُئو ٌل‬K ‫و َم ْس‬K ِ ‫اع َعلَى َم‬
َ Kُ‫ال َسيِّ ِد ِه َوه‬ ٍ ‫ر‬
َ ‫د‬ ُ ْ
‫ب‬ ‫ع‬
َ ‫ال‬ ‫و‬
َ ، ‫م‬
ْ ُ ‫ه‬‫ن‬ْ ‫ع‬
َ ٌ ‫ة‬َ ‫ل‬ ‫و‬‫ُئ‬‫س‬ ْ ‫م‬ ‫ي‬
َ َ ‫ه‬
ِ ‫و‬
َ ‫ه‬ِ ‫د‬
ِ َ ‫ل‬ ‫و‬
َ ‫و‬
َ ‫ا‬َ ‫ه‬‫ل‬
ِ ْ
‫ع‬ َ ‫ب‬ ‫ت‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ب‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ٌ ‫ة‬َ ‫ي‬‫اع‬
ِ ‫ر‬
َ ُ ‫ة‬‫َأ‬ ْ‫ر‬ ‫م‬
َ ‫ال‬ ‫و‬
َ ، ‫م‬
ْ ُ ‫ه‬‫ن‬ْ ‫ع‬َ ‫َم ْسُئو ٌل‬
‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْسُئو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬
ٍ ‫ر‬
َ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ ُّ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ف‬ َ ‫ال‬‫َأ‬ ،ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ
3
Artinya: "Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin
bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang
laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta
pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya
dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang
budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta
pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian
adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban
tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari)

3. Surat Shad Ayat 26


ِ ‫يل هَّللا‬ ِ ‫ق َواَل تَتَّبِ ِع ْالهَ َوى فَي‬
ِ ِ‫ُضلَّكَ ع َْن َسب‬ ِّ ‫اس بِ ْال َح‬ ِ ْ‫يَا دَا ُوو ُد ِإنَّا َج َع ْلنَاكَ خَ لِيفَةً ِفي اَأْلر‬
ِ َّ‫ض فَاحْ ُك ْم بَيْنَ الن‬
“Wahai Dawud, Aku telah jadikan dirimu sebagai Khalifah di bumi ini, maka
tegakkan hukum di tengah-tengah manusia dengan kebenaran, jangan ikuti hawa
nafsu sehingga menyesatkanmu dalam menempuh jalan Tuhanmu”

4. Surat Al-A’raf Ayat 96


ۢ ۤ ٰ ۤ
‫ح َّوزَ ا َد ُك ْم فِى‬ ٍ ْ‫و‬KK‫وْ ِم نُهّٰللا‬KKَ‫اَ َوع َِج ْبتُ ْم اَ ْن َجا َء ُك ْم ِذ ْك ٌر ِّم ْن رَّ بِّ ُك ْم عَلى َرج ٍُل ِّم ْن ُك ْم ِليُ ْن ِذ َر ُك ۗ ْم َو ْاذ ُكر ُْٓوا اِ ْذ َج َعلَ ُك ْم ُخلَفَا َء ِم ْن بَ ْع ِد ق‬
ْ َّ ۤ ٰ
َ‫صطَة ۚفَاذ ُكر ُْٓوا ااَل َء ِ لَ َعل ُك ْم تُفلِحُوْ ن‬ ْ ً ْۣ َ‫ق ب‬ ْ
ِ ‫الخَ ل‬ ْ
Terjemahan
“Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui
seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu?
Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh,
dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan. Maka ingatlah akan
nikmat-nikmat Allah agar kamu beruntung”.
5. Al-An’am Ayat 165
ٰۤ
ِ ۖ ‫ت لِّيَ ْبلُ َو ُك ْم فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى ُك ۗ ْم اِنَّ َربَّكَ َس ِر ْي ُع ْال ِعقَا‬
ٗ‫ب َواِنَّه‬ ٍ ‫ْض د ََر ٰج‬ ٍ ‫ق بَع‬ َ ْ‫ْض ُك ْم فَو‬ ِ ْ‫َوه َُو الَّ ِذيْ َج َعلَ ُك ْم خَ ل ِٕىفَ ااْل َر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع بَع‬
‫َّح ْي ٌم‬ِ ‫لَ َغفُوْ ٌر ر‬
“Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas
(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat
memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang”.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, sebagai
khalifah manusia bukan saja diberi kepercayaan untuk menjaga, memelihara,
dan memakmurkan alam ini, tetapi juga dituntut untuk berlaku adil dalam segala
urusannya. Dengan kata lain, manusia harus selalu menjaga perilakunya, baik
dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia maupun alam di sekitarnya,
karna itulah manusia perlu memiliki kode etik, yang mana adanya pola
aturanaturan tentang berperilaku, atau tata cara pedoman bertingkah laku sesama
mahluk hidup, dan peraturan tersebut memberikan kebaikan kepada manusia,
jika tidak adanya kode etik tersebut maka manusia kacau didalam menjalani
kehidupannya, dan semaunya didalam hidup ini.
1. Manusia Sebagai Khalifatullah
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di
bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk
beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk
mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia
di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah
dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah
untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari
tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di
bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas
yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi
sebagai khalifatullah.
2. Tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi:
a. Mengulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang
tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya-
karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia.
b. Mengulturkan kultur (mengalamkan budaya), yakni budaya
atau hasil karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi
alam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup,
agar tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan
lingkungannya.
c. MengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam
berbudaya harus tetap komitmen dengan nilainilai Islam yang
rahmatan lil-‘alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan
segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk
mencari dan menemukan kebenaran ajaran Islam atau
kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.
3. Hadis yang menerangkan manusia sebagai khalifah di muka bumi
a. Surat al-baqoroh ayat 30
b. H.r bukhori
c. Surat shod ayat 26
d. Surat al-a’rof ayat 96
e. Surat al-an’am ayat 165
B. Saran
Saran dari penulis untuk pembaca adalah jadilah manusia yang dapat
menggantikan para utusan allah agar dianggap sebagai umatnya. Dalam
makalah ini masih terdapat kesalahan sehingga kamimengaharap kritik
konstruktif dari pembaca untuk menyempurnakan makalah selanjutnya

5
DAFTAR PUSTAKA

https://pasca.uin-malang.ac.id/tugas-manusia-dibumi/#:~:text=Tugas%20manusia%20sebagai
%20khalifah%20Allah%20di%20muka%20bumi% 0antara%20lain,bekerjasama%20dalam
%20menegakkan%20kebenaran%20K

https://mahad.uin-antasari.ac.id/wp-content/uploads/2021/05/2.-Manusia
Sebagai-Khalifah.pdf
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5883544/surat-al-baqarah-ayat-30-
manusia-sebagai-khalifah-di-muka-bumi
6

Anda mungkin juga menyukai