Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAFSIR AYAT DAN HADITS TENTANG ILMU


PENGETAHUAN DAN ILMU FALAK
Guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Hadits Falak
Dosen Pengampu: Dr. Mohamad Arja Imroni, M. Ag.

Oleh :

Ayu Fitri Damayanti 1702046094

Rijalul Muta Akhiri 1702046107

Rohadatul ‘Aisy Idra 1702046108

PROGRAM STUDI ILMU FALAK


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah telah menciptakan manusia dan memberi akal kepada mereka tidak
lain adalah agar manusia berfikir terhadap berbagai kejadian atau fenomena yang
terjadi di muka bumi ini sehingga manusia mengenal berbagai macam tanda
kebesaran-Nya. Allah SWT menciptakan fitrah yang bersih dan mulia itu lalu
melengkapinya dengan bakat dan sarana pemahaman yang baik yang
memungkinkan manusia mengetahui kenyataan-kenyataan besar di alam raya ini.
Fitrah manusia mukmin mengarah ke alam raya untuk mengungkap rahasia dan
tujuan penciptaannya serta berakhir dengan memahami posisi dirinya di alam raya
ini dan menentukan bagaimana ia harus berbuat dan bersikap di dalamnya.
Sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran, manusia dituntut untuk
berpikir serta menggali ilmu karena Islam sendiri telah mewajibkan untuk
menuntut ilmu pengetahuan. Berbicara tentang Ilmu Pengetahuan dalam
hubungannya dengan Al-Qur’an dan hadis, ada persepsi bahwa Al-Qur’an itu
adalah kitab yang memuat berbagai Ilmu Pengetahuan. Sekarang ini, di saat
semua teknologi sudah canggih, dunia membuktikan dengan banyaknya temuan-
temuan terkini yang ternyata semuanya sudah terdapat dalam Al-Qur’an dan
diperjelas oleh hadis. Penafsiran Al-Quran serta hadis sendiri seolah tidak pernah
selesai, karena setiap saat bisa muncul sesuatu yang baru, sehingga keduanya
terasa selalu segar karena dapat mengikuti perkembangan zaman. Oleh karenanya
pada kesempatan ini, penulis hendak sedikit mengulas tentang ayat-ayat Al-Quran
serta hadis tentang ilmu pengetahuan dan ilmu falak beserta tafsirnya.
B. Rumusan Masalah
1. Ayat-ayat dan Hadits-hadits apa saja yang terkait dengan Ilmu
Pengetahuan dan Ilmu Falak?
2. Bagaimana Tafsir ayat dan hadits tentang ilmu pengetahuan dan ilmu
falak?

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Ayat Tentang Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Falak
Terkait dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Falak dalam Al-Qur’an telah
disebutkan beberapa ayat yang terkait dengannya, diantaranya:
a. Al-An’am ayat 96
b. Yunus ayat 5
c. Ar-Ra’du ayat 2
d. Ibrahim ayat 33
e. Al-Anbiya ayat 33
f. Yasin ayat 38 dan 40
g. Ar-Rahman ayat 5
Mempelajari ilmu falak pada dasarnya memiliki kepentingan yang saling
berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan.1

B. Tafsir Ayat Tentang Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Falak


Dan terkait tafsir ayat-ayat tersebut, yaitu
a. Surat Al-An’am ayat 96
‫ك فتصقلديقر اصلفعلزيلز اصلفعلليلم‬
‫س فواصلفقفمفر قحصسفباَنناَ فذلل ف‬ ‫ففاَللقق اصلل ص‬
‫صفباَلح فوفجفعفل الللصيفل فسفكنناَ فواللشصم ف‬
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah takdir
(ketetapan) Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
Dalam ayat tersebut terdapat kata (َ‫حصسفباَننا‬
‫ ) ق‬husbanan terambil dari kata (‫حس‬
‫ )اَب‬hisab. Penambahan huruf alif dan nun memberi arti kesempurnaan
sehingga kata tersebut diartikan perhitungan yang sempurna dan teliti.
Penggalan ayat ini dipahami oleh sebagian ulama dalam arti peredaran
matahari dan bumi terlaksana dalam satu perhitungan yang sangat teliti.
Peredaran benda-benda langit sedemikian konsisten, teliti, dan pasti sehingga
tidak terjadi tabrakan antar – planet-planet serta dapat diukur sehingga
diketahui- misalnya kapan terjadinya gerhana- jauh sebelum terjadinya. Ada
juga ulama yang memahami penggalan ayat diatas dalam arti Allah
menjadikan peredaran matahari dan bulan sebagai alat untuk melakukan
perhitungan waktu; tahun, bulan, minggu, dan hari, bahkan menit dan detik.
Bulan memantulkan sinar matahari ke arah bumi dari permukaannya yang
tampak dan terang hingga terlihatlah bulan sabit. Apabila pada paruh pertama,

1
Susikna Azhari, Ilmu Falak:Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern”I,
(Yogyakarta:Suara Muhammadiyyah), 2011, cet. III, hlm. 3

2
bulan berada pada posisi diantara matahari dan bumi, bulan itu menyusut
yang berarti bulan sabit baru muncul untuk seluruh penduduk bumi. Dan
apabila berada di arah berhadapan dengan matahari, di mana bumi berada di
tengah, akan tampak bulan purnama. Kemudian purnama itu kembali
mengecil sedikit demi sedikit sampai kepada paruh kedua. Dengan begitu,
sempurnalah satu bulan Qamariah selama 29,5309 hari. Atas dasar itu, dapat
ditentukan penanggalan Arab sejak munculnya bulan sabit hingga tampak
sempurna. Bila bulan sabit itu tampak seperti garis tipis di ufuk barat,
kemudian tenggelam beberapa detik setelah tenggelamnya matahari, dapat
dilakukan ru’yah terhadap bulan baru. Dengan cara demikian, dapat
ditentukan dengan mudah penanggalan bulan Qamariah. Perputaran bulan
itulah yang mengajarkan manusia cara perhitungan bulan, termasuk
diantaranya bulan haji. Peredaran matahari mengilhami perhitungan hari dan
tahun. Sedang peredaran bulan mengilhami perhitungan bulan.2
Ayat di atas juga mengisyaratkan dampak perbedaan matahari dan bulan
terhadap munculnya cahaya dan gelap. Kedua makna husbanan di atas dapat
diterima oleh banyak ulama tanpa memilih salah satunya. Kata ( ‫ )فتصقلدير‬taqdir
digunakan oleh al-Qur’an untuk makna pengaturan dan ketentuan yang sangat
teliti. Kata ini terulang dalam al-Qur’an sebanyak tiga kali dalam konteks
uraian tentang penciptaan. Ia digunakan untuk menunjukkan konsistensi
hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya.3

b. Surat Yunus ayat 5


‫ل ل لت لععل ل م‬
‫موُا‬ ‫ملر منوُررا ولقلد دلره م ل‬
‫ملناَزل ل‬ ‫ق ل‬ ‫ضلياَرء لوال ع ل‬
‫س ل‬‫م ل‬ ‫ش ع‬‫ل ال د‬ ‫جعل ل‬‫ذيِ ل‬‫هموُل ال د ل‬
‫ل اعللياَ ل‬
‫ت‬ ‫ص م‬
‫ف ص‬ ‫ك إ لدل لباَل ع ل‬
‫حق ص ي م ل‬ ‫خل لقل الل د م‬
‫ه ذ لل ل ل‬ ‫ماَ ل‬‫ب ل‬‫ساَ ل‬
‫ح ل‬‫ن لوال ع ل‬ ‫سلني ل‬
‫ع لد لد ل ال ص‬
‫قوُعم م ي لععل ل م‬
‫موُن‬ ‫لل ل‬
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah baginya supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan. Allah tidak menciptakan itu melainkan

2
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an ed. Rev. Jil. 3
(Tangerang: Lentera Hati, 2016), hlm. 568.
3
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 569.

3
dengan haq. Dia menjelaskan ayat-ayat (-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.”
Ayat ini masih merupakan lanjutan dari uraian tentang kuasa Allah Swt
serta ilmu dan hikmah-Nya dalam mencipta, menguasai, dan mengatur alam
raya. Ia ditempatkan disini untuk mengingatkan bahwa kalau matahari dan
bulan saja di atur-Nya, lebih-lebih lagi manusia. Bukankah seluruh alam raya
diciptakan-Nya untuk dimanfaatkan manusia.4
Kata (‫ء‬
‫ضلياَ ر‬
‫ ) ل‬dhiya’ dipahami oleh ulama masa lalu sebagai cahaya yang
sangat terang karena, menurut mereka ayat ini menggunakan kata tersebut
untuk matahari dan menggunakan kata (‫ )منوُررا‬nur untuk bulan, sedang cahaya
bulan tidak seterang matahari. Hanafi Ahmad, yang menulis tafsir kauniyah,
membuktikan bahwa al-Qur’an menggunakan kata dhiya’ dalam berbagai
bentuknya untuk benda-benda yang cahayanya bersumber dari diri sendiri,
misalnya digunakan untuk kata api (QS. al-Baqarah (2): 17), kilat (QS. al-
Baqarah (2): 20), dan minyak zaitun (QS. an-Nur (24): 35). Dalam ayat ini
digunakan untuk membedakan cahaya matahari yang berasal dari dirinya
sendiri dengan kata nur untuk sinar bulan yang merupakan pantulan dari sinar
matahari.5
Kata (‫ل‬ ‫ )ولقلد دلره م ل‬qaddarahu manazila dipahami bahwa Allah Swt
‫ملناَزل ل‬
menjadikan bagi bulan manzilah-manzilah, yakni tempat-tempat dalam
perjalanannya mengitari matahari, setiap malam ada tempatnya dari saat ke
saat sehingga terlihat di bumi ia selalu berbeda sesuai dengan posisinya
dengan matahari. Inilah yang menghasilkan perbedaan bentuk bulan dari
pandangan kita, dan dimungkinkan untuk menentukan bulan-bulan qamariah.
Bulan berevolusi selama 29 hari 12 jam 44 menit dan 2,8 detik. Ada juga
ulama yang memahaminya bukan hanya pada bulan tetapi juga matahari,
meskipun dhamirnya tunggal tetapi yang dimaksud ialah dua dalam rangka
mempersingkat. Ayat ini merupakan salah satu bukti keesan Allah Swt dalam
memelihara manusia, ketika menciptakan sesuatu pasti ada tujuan dan

4
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an ed. Rev. Jil. 5
(Tangerang: Lentera Hati, 2016), hlm. 332.
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 333.

4
manfaatnya bagi manusia, maka itu haq. Oleh karena itu, manusia harus

‫قوُعم م ي لععل ل م‬
menggunakan untuk tujuan yang haq pula. Kata ( ‫موُن‬ ‫ )ل ل ل‬liqaumin
ya’lamun, bermakna menjanjikan tersingkapnya tanda-tanda kebeesaran Allah
oleh mereka yang berupaya mengetahuinya. Ini berarti juga rahasia masih
dapat terungkap bagi para peneliti.6
c. Surat Ar-Ra’du ayat 2
‫ش ِ سوسسشخسر الششمم س‬
‫س‬ ‫ت بشسغميشر سعسمدد تسسرمونسسهاَ ِ ثثشم امستسسوىى سعسلىَ املسعمر ش‬
‫اث الششذيِ سرفسسع الشسسماَسوا ش‬
‫ش‬
‫ت لسسعلشثكمم بشلشسقاَشء سرببثكمم ثتوقشثنوسن‬ ‫سواملقسسمسر ِ ثكلُل يسمجشريِ شلسسجدل ثمسسممىَ يثسدببثر املسممسر يثفس ب‬
‫صثل املسياَ ش‬

“Allah yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-
masing beredar untuk waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan
menjelaskan ayat-ayat supaya kamu meyakini pertemuan dengan tuhan
kamu.”
‫ )سرفسسسسع الشسسسسماَسوا ش‬rafa’a as-samawati, bermakna memisahkan dari
Kata (‫ت‬
bumi, sehingga matahari dan bintang-bintang dapat memancarkan cahayanya
ke bumi dan hujan yang ditampung oleh awan dapat tercurah, hal itu tidak
mungkin terjadi tanpa ada yang mengaturnya.7
Kata (َ‫عسمدد تسسرمونسسها‬
‫ )بشسغميشر س‬bighairi ‘amadin taraunaha, bermakna tiang yang
sebenarnya tetapi tidak dapat dilihat oleh mata kepala manusia. Tiang ini
ialah daya yang diciptakan Allah Swt, sehingga dapat meninggi dan tidak
jatuh ke bumi, dan planet-planet tidak bertabrakan.8
Ayat ini menyebutkan matahari dan bulan karena memiliki pengaruh yang
besar terhadap kehidupan di bumi.
d. Surat Ibrahim ayat 33
‫س سواملقسسمسر سدآَئشسبيسن سوسسشخسر لسثكثم اللشميسل سوالنشسهاَسر‬
‫سوسسشخر لسثكثم الششمم س‬
“Dan dia telah menundukkan pula bagi kamu matahari dan bulan yang
terus-menerus beredar dan telah menundukkan bagi kamu malam dan
siang.”

6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 334.
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an ed. Rev. Jil. 6
(Tangerang: Lentera Hati, 2016), hlm. 206.
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: .......hlm. 206.

5
Maksud ayat ini ialah matahari dan bulan beredar dalam orbitnya secara
terus-menerus, untuk memancarkan cahaya, memberi kehangatan dan banyak
manfaat untuk makhluk hidup. “dan telah menundukkan malam” maknanya
kita dapat beristirahat di waktu malam, dan siang maknanya supaya kita dapat
bekerja dengan giat. Sehingga dari peredaran matahari dan bulan kita dapat
peredaran siang dan malam.9
e. Surat Al-Anbiya ayat 33
‫س فواصلفقفمفر قكلل لفيِ فففلكَك فيصسفبقحوفن‬
‫فوقهفو الللذيِ فخلففق الللصيفل فواللنفهاَفر فواللشصم ف‬
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Dalam ayat ini, disebutkan “masing-masing beredar pada garis edarnya”
maknanya bahwa masing-masing mempunyai poros dan garis edar, semua
bergerak tanpa lelah dan diam. Hal ini terjadi pada matahari dan bulan, yang
mengisyaratkan suatu fakta ilmiah yang baru ditemukan oleh para astronom
selama belasan abad sesudah turunnya al-Qur’an. Matahari, bumi, bulan, dan
seluruh planet serta benda-benda langit lainnya bergerak di ruang angkasa
dengan kecepatan dan arah tertentu.10
Kata (‫ )فخفلفق‬khalaqa pada ayat ini, untuk memberikan kesan kehebatan
ciptaan Allah Swt yang harus mengantarkan manusia untuk mengakui
keesaan dan kebesaran-Nya.11
f. Surat Yasin ayat 38 dan 40
‫ك تسمقشديثر املسعشزيشز املسعشليشم‬
‫س تسمجشريِ لشثممستسقسرر لشسهاَ سذلش س‬
‫سوالششمم ث‬
“Dan matahari beredar pada garis edarnya. Itulah pengaturan (tuhan) Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
Dalam ayat ini, dapat diketahui bahwa bumi tidak pernah diliputi
kegelapan, karena matahari yang terus-menerus beredar secara teratur sejak
penciptaannya sampai oleh kuasa Allah. akibat peredaran tersebut terjadi
siang dan malam.12

9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an ed. Rev. Jil. 6
(Tangerang: Lentera Hati, 2016), hlm. 377.
10
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an ed. Rev. Jil. 8
(Tangerang: Lentera Hati, 2016), hlm. 46.
11
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 47.
12
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an ed. Rev. Jil.
11 (Tangerang: Lentera Hati, 2016), hlm. 151.

6
‫ )تسمجسس ش‬tajri digunakan untuk menggambarkan perindahan yang
Kata (ِ‫ري‬
cepat dari satu tempat ke tempat yang lain atau untuk menunjukkan
perjalanan jauh yang ditempuh dalam waktu singkat. Kata ( ‫سسسستسقسرر‬
‫)لشثم م‬
limustaqarrin terdiri dari li yaitu menuju dan mustaqqar yaitu perhentian.
Jadi limustaqarrin yaitu menuju perhentian, maksudnya peredaran matahari
tersebut kembali ke tempat ia memulai beredar atau tidak menyimpang
sedikitpun. Kata ( ‫ )تسمقسسشديثر‬taqdir yaitu menjadikan sesuatu memiliki kadar,
maksudnya Allah menetapkan bagi matahari kadar sistem peredarannya yang
sangat teliti.13

‫ك املقسسمسر سوسل اللشميثل سساَبش ث‬


‫ق النشسهاَشر سوثكلُل شفيِ فسلسدك يسمسبسثحوسن‬ ‫س سينبسشغيِ لسسهاَ سأن تثمدشر س‬
‫سل الششمم ث‬
“Matahari tidak akan dapat mendahului bulan. Dan tidak juga malam dapat
mendahului siang, dan masing-masing pada garis edarnya terus menerus
beredar.”
Dalam ayat ini, bahwa kedua benda langit yaitu matahari dan bulan tidak
dapat mempercepat dan memperlambat geraknya karena semua telah diatur
oleh Allah untuk silih berganti.14
‫ )يسمسبس ث‬yusabihun bermakna mereka berenang, maksudnya untuk
Kata (‫حوسن‬
mengisyaratkan ketundukan benda-benda langit tersebut pada ketentuan dan
takdir Allah.15
g. Surat Ar-Rahman ayat 5
‫ن‬
‫سلباَ م‬
‫ح ع‬
‫ممر ب ل م‬ ‫س لوال ع ل‬
‫ق ل‬ ‫م م‬ ‫ال د‬
‫ش ع‬
“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.”
Kata (‫ن‬
‫سلباَ م‬
‫ح ع‬
‫ ) م‬husban berasal dari kata hisab yang berarti perhitungan,
diambah alif dan nun mengandung makna ketelitian dan kesempurnaan.
Matahari bukanlah planet terbesar di alam semesta, banyak benda langit lain
yang lebih besar, tetapi matahari memiliki pengaruh terhadap makhluk hidup
di bumi, demikian juga bulan yang memiliki pengaruh seperti pasang dan
surut air laut. Hal ini yang menyebabkan matahari dan bulan disebut pada
ayat ini.16
13
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 152.
14
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 154.
15
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 154.
16
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an ed. Rev. Jil.
13 (Tangerang: Lentera Hati, 2016), hlm. 281.

7
Menurut pakar mesir, matahari dan bulan beredar dengan sistem yang
akurat sejak penciptaannya, keduanya mengelilingi bumi mengikuti hukum-
hukum gravitasi. Adanya peredaran kita dapat mengetahui bukan saja hari,
tetapi dapat mengetahui akan terjadinya gerhana, jauh sebelum terjadinya.
Penempatan benda-benda langit oleh dalam posisi tertentu memberikan
dampak positif bagi kehidupan makhluk. Seandainya Matahari terlalu dekat
maka bumi akan meleleh, dan jika terlalu jauh maka bumi akan membeku.
Begitu juga bulan, jika terlalu dekat atau terlalu jauh akan berakibat pada
pasang-surut yang tidak stabil, bahkan dapat menenggelamkan bumi. Inilah
bukti kuasa Allah dalam menetapkan perhitungan dan mengatur sistem alam
raya.17

C. Hadis Tentang Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Falak


Hadits-hadits Nabi juga sangat banyak yang mendorong dan menekankan,
bahkan mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu. 18 Sebagaimana
Sabda Rasulullah SAW:
‫عن انس رضيِ ا عنه قاَ ل قاَ ل رسول ا صلىاَل عليه وسلم طلب العلم فريضة كل‬
‫ أخرجه إبن ماَجة‬.‫مسلم وعلىَ مسلمة‬
Dari Anas r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: mencari ilmu itu wajib bagi
setiap muslim dan muslimat. (H.R. Ibnu Majah)

Hadits diatas menerangkan bahwa menunutut ilmu itu hukumnya fardhu


‘ain bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan yang mukallaf. Seperti ilmu
yang membebankan untukm menerangkan ma’rifat kepada Allah SWT
dengan meng-Esakan-Nya dan mengetahui sifat-Nya serta membenarkan
adanya Rasul, sebab hal ini tidak boleh taklid, berdasarkan firman Allah
SWT:

‫فاَعلم أمنه لإله إلا‬

17
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: ....hlm. 281-282.
18
Alavi, Z, Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad Klasik dan Pertengahan. Bandung:
Angkasa, 2003.

8
Artinya: “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan
Allah.”(QS. Muhammad : 19)

Imam al-Ghazali berpendapat bahwa kewajiban mencari ilmu itu wajib bagi
muslim laki-laki dan perempuan ketika setelah mencapai akil baligh dan
keislamnnya adalah mengetahui dua kalimat syahadat dan memahami
maknanya. Tidak wajib baginya menyempurnakannya dengan penjelasan-
penjelasan terperinci. Melainkan cukup meyakininya tanpa kebimbangan dan
keraguan, walau melalui taklid.

‫ من خسسرج‬:‫ قاَل رسول ا عليه و سلم‬:‫عن أنس ابن ماَلك رضيِ ا عنه قاَل‬
‫فيِ طلب العلم كاَن فيِ سبيل ا حت يرجع‬

Dari Anas bin Malik ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa
keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia
kembali.” (HR. al-Tirmidzi).19
‫تعلموا من النجوم ماَ تهتدون به فيِ ظلماَت البر والبحر ثم انتهوا‬

“Pelajarilah keadaan bintang-bintang supaya kamu mendapat petunjuk


dalam kegelapan darat dan laut, lalu berhentilah.” (H.R Ibnu Sunni).20
‫ان خياَر عباَد ا الذين يراعون الشمس والقمر لذكر ا‬

“Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang baik adalah yang selalu


memperhatikan matahari dan bulan, untuk mengingat Allah.” (H.R.
Thabrani).21

19
Imam al-Tirmidzi, Sunan al-Turmudzi (al-Jami’a al-Turmudzi) (Semarang : Maktabah wa
Mathba’ah Toha Putra, 2003) Juz V, hlm. 29. Komentar Imam al-Tirmidzi, “Hadis ini hasan, gharib”.
20
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis: Metode Hisab-Rukyat Praktis dan Solusi
Permasalahannya (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 5.
21
Kitab Mustadrak ‘ala Shohihaini, Kitabul Iman, No. 67 dan 168.

9
َ‫إن خياَر عباَد ا تعاَلىَ الذين يراعون الشمس والقمر لذكر ا تعاَلىَ )رواه الطبرانى‬
‫والبزار والحاَكم وقاَل صحيح السناَد‬

Artinya: “Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah SWT adalah orang yang


mengamat-amati matahari dan bulan untuk mengingat Allah SWT.” (H.R.
Tabhrani, Bazzar dan Hakim berkata bahwa Hadits tersebut shahih sanadnya)
(H.R Thabrani)22

Dalam memahami hadits di atas, para ulama berbeda dalam menetapkan


hukumnya. Ibnu Hajar al-Haitami misalnya dalam kitabnya al-Fatawā al-
Hadīṡiyyah menjelaskan yang artinya:
“Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bintang-bintang di antaranya wajib
dipelajari, seperti ilmu yang akan menunjukkan arah kiblat, waktu-waktu
shalat, bersatu dan berbeda maṭla’, dan lain-lainnya. Ada pula yang mubah
mempelajarinya, seperti ilmu yang dapat menunjukkan manzil bulan, lintang
geografis dan lain-lainnya. Dan ada pula yang haram, seperti ilmu yang dapat
menunjukkan kejadian-kejadian gaib-gaib.”
Abdurrahman bin Muhammad mengatakan dalam kitabnya Bugiyah al-
Mustarsyidīn bahwa mempelajari ilmu falak adalah wajib bahkan mesti
menguasainya, karena konsekuensinya dapat mengetahui dengannya arah
kiblat, waktu memulai puasa, waktu sholat. Sementara itu, Zubair Umar al-
Jailaniy memberikan penjelasan bahwa mempelajari ilmu falak hukumnya
fardu kifayah atas orang-orang yang bersendirian.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas mengenai hukum
mempelajari ilmu falak, yaitu: Pertama, Fardu Kifayah bila tujuannya untuk
mengetahui arah kiblat, waktu-waktu shalat, dan hal-hal yang berhubungan
dengan ibadah, bahkan ada yang memahaminya sampai ke tingkat wajib.
Kedua, Mubah bila hanya untuk mengetahui manzil bulan, lintang dan buzur
geografis. Ketiga, Haram bila mempelajarinya dengan tujuan untuk
mengetahui hal-hal gaib –seperti nasib seseorang– bahkan dari sini bisa
menumbulkan perbuatan syirik.(marpaung:24-25).

22
Kitab Mustadrak ‘ala Shohihaini, Kitabul Iman, No. 67 dan 168

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran, manusia dituntut untuk
berpikir serta menggali ilmu karena Islam sendiri telah mewajibkan untuk
menuntut ilmu pengetahuan. Berbicara tentang Ilmu Pengetahuan dalam
hubungannya dengan Al-Qur’an dan hadis, ada persepsi bahwa Al-Qur’an itu
adalah kitab yang memuat berbagai Ilmu Pengetahuan. Sekarang ini, di saat
semua teknologi sudah canggih, dunia membuktikan dengan banyaknya
temuan-temuan terkini yang ternyata semuanya sudah terdapat dalam Al-
Qur’an dan diperjelas oleh hadis. Penafsiran Al-Quran serta hadis sendiri
seolah tidak pernah selesai, karena setiap saat bisa muncul sesuatu yang baru,
sehingga keduanya terasa selalu segar karena dapat mengikuti perkembangan
zaman.
Terkait dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Falak dalam Al-Qur’an telah
disebutkan beberapa ayat yang terkait dengannya, diantaranya:
1. Al-An’am ayat 96
2. Yunus ayat 5
3. Ar-Ra’du ayat 5
4. Ibrahim ayat 33
5. Al-Anbiya ayat 33
6. Yasin ayat 38 dan 40
7. Ar-Rahman ayat 5

DAFTAR PUSTAKA

11
Al-Tirmidz, Imam. 2003. Sunan al-Turmudzi (al-Jami’a al-Turmudzi). Semarang :
Maktabah wa Mathba’ah Toha Putra.
Alavi, Z. (2003). Pemikiran Pendidikan Islam Pada Abad Klasik dan
Pertengahan. Bandung: Angkasa.
Azhari,Susiknan. 2011. , Ilmu Falak:Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains
Modern”, Yogyakarta:Suara Muhammadiyyah.
Izzuddin, Ahmad. 2012. Ilmu Falak Praktis: Metode Hisab-Rukyat Praktis dan
Solusi Permasalahannya. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Shihab, M. Quraish. 2016. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an ed. Rev. Jil. 3. Tangerang: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2016. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an ed. Rev. Jil. 5. Tangerang: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2016. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an ed. Rev. Jil. 6. Tangerang: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2016. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an ed. Rev. Jil. 8. Tangerang: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2016. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an ed. Rev. Jil. 11. Tangerang: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2016. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-
Qur’an ed. Rev. Jil. 13. Tangerang: Lentera Hati.
Marpaung Watni, Pengantar Ilmu Falak, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2015

12

Anda mungkin juga menyukai