Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ALIRAN, PEMIKIRAN DAN TOKOH JABARIYAH DAN QODARIYAH


MATA KULIAH : TEOLOGI ISLAM

DOSEN PENGAMPU : SITI FATIMAH

Di Susun oleh :

 NURUL LAILATUL BADRYAH


 MARPU BAHAR
 AI SAADAH

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH NAHDLATUL ULAMA (STISNU)
CIANJUR
2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya, dapat memperbaiki bentuk
maupunmenambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masihbanyak kekurangan dalam makalah
ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan sarandan kritik yang membangun dari
pembaca demi terciptanya pembelajaran pembuatanmakalah yang lebih baik untuk ke
depannya.

Cianjur, 5 April 2021

Penyusun

II
DAFTAR ISI

Cover...............................................................................................................................I
Kata Pengantar.............................................................................................................II
Daftar Isi......................................................................................................................III

BAB 1 ALIRAN JABARIYAH DAN QADARIYAH................................................1

A. PENGERTIAN JABARIYAH DAN QADARIYAH ............................................1


1. Pengertian jabariyah.........................................................................................1
2. Pengertian qadariyah........................................................................................1

BAB 2 Ajaran – Ajaran Dan Tokoh Jabariyah Dan Qadariyah.............................2


A. Ajaran-ajaran Jabariyah dan Qadariyah.......................................................2
B. Ciri-ciri Aliran Jabariyah dan Qadariyah......................................................3
C. Dalil-dalil yang Dijadikan Landasan
dalam Aliran Jabariyah dan Qadariyah........................................................4
D. Perbandingan Aliran Jabariyah dan Qadariyah...........................................4

BAB 3 PENUTUP..........................................................................................................6
A. KESIMPULAN .................................................................................................6
B. SARAN ..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

III
BAB 1

ALIRAN JABARIYAH DAN QADARIYAH


A. Pengertian Jabariyah dan Qadariyah

1. Pengertian jabariyah

Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung pengertian


memaksa. Adapun yang dimaksud memaksa adalah semua perbuatan manusia itu bukan atas
kehendak sendiri, namun di tentukan oleh Allah SWT Sedangkan menurut al-Syahrastani
Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan hamba secara hakikat dan menyandarkan
perbuatan tersebut kepada Allah SWT
Dalam istilah inggris paham jabariyah disebut fatalism atau  predestination, yaitu
paham yang menyatakan bahwasanya perbuatan manusia ditentukan sejak semula oleh qada
dan qadar Tuhan.
Aliran ini muncul di Khurasan, yang dipelopori oleh Jahm bin Sofwan. Dalam aliran
Jabariyah ini manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak
mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh
paham Qadariyah.

2. Pengertian qadariyah

Sedangkan yang dimaksud Qadariyah adalah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari
kata Qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan. Secara terminologi, Qadariyah yaitu
suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia  dalam
menghasilkan perbuatan-perbuatannya.
Aliran ini muncul di Irak sekitar tahun 70 H (689 M) yang di pelopori oleh Ma’bad al-
Juhani dan Ghailan al-Dimasyqi. Dalam ajaranya aliran Qadariyah manusia dinilai
mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak
melaksanakan kehendaknya itu. Dalam menentukan keputusan yang menyangkut
perbuatannya sendiri, manusialah yang menentukan tanpa ada campur tangan Tuhan.[5]
Dengan demikian, Qadariyah merupakan aliran yang bertolak belakang dengan aliran
jabiriyah, Jabriyah  yaitu aliran yang menganggap manusia itu dijalankan  oleh
ALLAH SWT atau ALLAHlah seakan-akan yang menggerakan manusia untuk melakukan
sesuatu hal,  sedangkan Qadariyah menganggap manusialah yang menentukan kehendaknya
sendiri dan perbuatannya  sendiri.

1
BAB 2
Ajaran – Ajaran Dan Tokoh Jabariyah Dan Qadariyah

A. Ajaran-ajaran Jabariyah dan Qadariyah

1. Ajaran Jabariyah

Menurut Asy-Syahratsani, Jabariyah dikelompokan menjadi dua yaitu ekstrim dan


moderat diantara ajaran Jabariyah ekstrim adalah bahwa segala perbuatan manusia
bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan
yang di paksakan atas dirinya. Sedangkan ajaran Jabariyah moderat adalah bahwa
Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik,
tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Adapun tokoh Jabariyah ekstrim adalah sebagai berikut:
a. Jahm bin Showan
Nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham bin Shafwan. Ia berasal dari Khurasan,
bertempat tinggal di Khufah. Sebagai seorang penganut dan penyebar faham
Jabariyah banyak usaha yang di lakukan Jahm yang tersebar keberbagai tempat,
seperti Tirmidz dan Balk. Adapun pendapatnya:
1) Manusia tidak mampu berbuat apa-apa. Kerena tidak ada yang kekal selain Tuhan.
2) Surga dan neraka tidak kekal.
3) Imam adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
4) Kalam Tuhan adalah mkhluk. Allah mahasuci dari segala sifat dan kesempurnaan
dengan manusia yang seperti mendengar, berbicara, melihat dan sebagainya.
b. Ja’ad bin Dirham
Ajaran pokok Ja’ad secara umum sama dengan pemikiran Jahm. Al-Ghuraby
menjelaskan sebagai berikut:
1) Al- Qur’an itu adalah mahluk. Oleh karena itu, dia baru. Sesuatu yang baru tidak
dapat disifatkan kepada Allah.
2) Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahklukNya. Seperti melihat,
mendengar, berbicara, dan sebagainya.
3) Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.

2
Sedangkan tokoh-tokoh Jabariyah moderat adalah:
a. An-Najjar
Nama lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar. di antara
pendapat-pendapatnya adalah:
1) Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian
atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2) Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat. Akan tetapi, An Najjar menyatakan bahwa
Tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia
dapat melihat Tuhan.

b. Adh-Dhirar
Nama lengkapnya adalah Dhirar bin amr. Pendapatnya tentang perbuatan
manusia sama dengan Husain An-Najjar, yakni “manusia tidak hanya merupakan
wayang yang digerakkan dalang”, jadi maksudnya adalah manusia itu mempunyai
perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata di paksa dalam melakukan
perbuatannya. Secara tegas Dhirar mengatakan bahwa satu perbuatan dapat di
timbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak hanya
di timbulkan oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia itu sendiri.

2. Ajaran Qadariyah
Ajaran Qadariyah pada dasarnya mengatakan bahwa segala tindakan manusia
dilakkukan atas kehendaknya sendiri, baik perbuatan baik maupun perbuatan jahat.
Oleh karena itu ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan
juga berhak memperoleh hukuman atas kejahatan yang di perbuatnya.

B. Ciri-ciri Aliran Jabariyah dan Qadariyah


a. ciri-ciri ajaran Jabariyah adalah :
1. Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatan
yang baik maupun yang buruk semata Allah yang menentukannya.
2. Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.
3. Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama
penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.

3
b. ciri-ciri aliran Qadariyah adalah sebagai berikut:
1. Manusia berkuasa penuh untuk menentukan nasib dan perbuatannya, maka
perbuatan dan nasib manusia itu dilakukan dan terjadi atas kehendak dirinya
sendiri, tanpa ada campur tangan Allah SWT.
2. Iman adalah pengetahuan dan pemahaman, sedang amal perbuatan tidak
mempunyai iman. Artinya orang yang berbuat dosa besar tidak mempengaruhi
keimanannya.
3. Orang yang sudah beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan ibadah dan amal-
amal kebajikan lainnya.

C. Dalil-dalil yang Dijadikan Landasan dalam Aliran Jabariyah dan Qadariyah


1. Dalil—dalil aliran Jabariyah
a. Surah al-Saffat: 96
96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu"
b. Surah al-Insan: 30
30. dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki
Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2. Dalil-dalil Aliran Qadariyah


a. Surah al-Ra’d: 11
11. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

b. Surah al-Kahfi: 29
29.: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Katakanlah Barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir".

D. Perbandingan Aliran Jabariyah dan Qadariyah


Beberapa perbedaan mendasar terhadap berbagai permasalahan teologi yang
berkembang diantara kedua aliran ini diantaranya adalah:
1. Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh
Allah sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup,

4
sementara Qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan
manusia sehingga manusia memiliki wewenang penuh dalam menentukan
hidupnya dan dalam menentukan sikap.
2. Jabariyah menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia pasti
merasakan surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap. Qadariyah
menyatakan bahwa manusia yang berbuat baik akan mendapat surga, sementara
yang berbuat jahat akan mendapat ganjaran di neraka, kedua keputusan itu
merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan manusia berdasarkan
kehendak dan pilihannya sendiri.
3. Takdir dalam pandangan kaum Jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan
manusia telah ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan
bagi manusia. Sementara takdir menurut kaum Qadariyah merupakan ketentuan
Allah terhadap alam semesta sejak zaman azali, manusia menyesuaikan terhadap
alam semesta melalui upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam
kreatifitasnya.

5
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung pengertian
memaksa. Adapun yang dimaksud memaksa adalah semua perbuatan manusia itu bukan atas
kehendak sendiri, namun di tentukan oleh Allah SWT. Aliran ini muncul di Khurasan, yang
dipelopori oleh Ja’ad Ibn Dirham.
Sedangkan yang dimaksud Qadariyah adalah Qadariyah berasal dari bahasa Arab,
yaitu dari kata Qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan. Secara terminologi Qadariyah
yaitu suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan
manusia  dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Aliran ini muncul di Irak sekitar
tahun 70 H (689 M) yang dipelopori oleh Ma’bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimasyqi.
Menurut Asy-Syahratsani, ajaran Jabariyah dikelompokan menjadi dua
yaitu ekstrim dan moderat. Adapun tokoh ajaran Jabariyah ekstrim yaitu: Jahm bin Shofwan,
Ja’ad bin Dirham. Sedangkan tokoh Jabariyah moderat adalah: An-Najjar, Adh-Dhirar.
Satu diantara ciri aliran Jabariyah yaitu, bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan
dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata
yang menentukannya. Sedangkan ciri aliran Qadariyah adalah Manusia berkuasa penuh untuk
menentukan nasib dan perbuatannya, maka perbuatan dan nasib manusia itu dilakukan dan
terjadi atas kehendak dirinya sendiri, tanpa  ada campur tangan Allah SWT.
Masing-masing aliran ini memiliki dalil-dalil yang mendukung aliran tersebut seperti
aliran Jabariyah yang terdapat dalam surah al-Saffat: 96. Sedangkan aliran Qadariyah
terdapat dalam surah al-Kahfi: 29.
Terdapat banyaknya perbandingan aliran Jabariyah dan Qadariyah diantaranya
Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah
sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara
qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga
manusia memiliki wewenang penuh dalam menentukan hidupnya dan dalam menentukan
sikap.

6
B.     Saran
Baik aliran Jabariyah dan Qadariyah nampaknya memperlihatkan paham yang saling
bertentangan sekalipun mereka sama-sama berpegang kepada al-Quran. Hal ini
memperlihatkan betapa terbukanya kemungkinan terjadinya pebedaan pendapat dalam Islam.
Namun pendapat mana diantara pendapa-pendapaat tersebut yang paling baik, tidak dapat
dinilai sekarang. Penilaian yang sesungguhnya akan diberikan oleh Allah Swt. di akhirat
nanti.   

7
DAFTAR PUSTAKA

http://riyanslamet.blogspot.com/2014/06/makalah-jabariyah-dan-qadariyah.html
https://www.kompasiana.com/mailanaaks/5bbcccd56ddcae574d34ad52/teologi
dan-pemikiran-aliran-jabariyah
https://nikmatislam.com/apa-itu-aliran-jabariyah-dan-qadariyah/
https://www.bacaanmadani.com/2018/02/pengertian-jabariyah-tokoh-aliran.html
https://www.google.com/search?
q=stisnu+cianjur&rlz=1C1PRFI_enID841ID841&source=lnms&tbm=isch&sa=
X&ved=2ahUKEwjh_ardwefvAhWkjuYKHR

Anda mungkin juga menyukai