Anda di halaman 1dari 50

ANALISIS EKSTRAKURIKULER PRAMUKA

PADA KURIKULUM 2013


SEBAGAI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DI SD MUHAMMADIYAH 8 KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh

Luki Ardanika Hanum

201610430311187

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan atas kehadirat Allah SWT, tuhan yang
menciptakan alam semesta beserta isinya dengan segala keberkahan yang
diberikan. Limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Ekstrakurikuler Pramuka
Pada Kurikulum 2013 Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter” dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.

Penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami kekurangan.


Namun dari kekurangan tersebut dapat terselesaikan dengan baik berkat
bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Dengan semua bentuk dorongan
maupun bimbingan yang telah diberikan penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-sebarnya kepada:

1. Budiono, M.Si, selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing


dengan penuh rasa sabar dan tak lupa selalu memberikan motivasi dan
juga saran sebagai proses perbaikan.
2. Tyas Deviana, M.Pd, selaku dosen pembimbing 2 yang dengan sangat
sabar dan telaten membimbing saya dan memberikan saran sebagai
proses perbaikan.
3. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 8 Kota malang yang telah berkenan
menerima dan memberi izin guna dilaksanakan penelitian.
4. Keluarga tersayang, Bapak Suwadi, Ibu Widayati beserta kakak-
kakakku Mas Didit Eko Prasetyo, Mas Khoirul Umam Prayogo dan juga
Adik ku Muhammad Zultaharra serta semua keluarga yang tiada
hentinya meberikan semangat dan do’a demi kelancaran skripsi ini.
5. Sahabat-sahabat ku Risma Binti Kholifa, Ainun Feroza Hadi, Tiffana
Nurunnada ‘aini, Azizah Ulaya, Mauliga Hana dan Salma Silvia yang
selalu ada dikala senang mau pun susah, sehingga keberadaan kalian
sangat memberikan dorongan kepada peneliti untuk terus semangat
dalam mengerjakan skripsi.
6. Teman-teman PGSD kelas D angkatan 2016 yang telah memberikan
semangat dan memotivasi peneliti hingga terselesaikannya skripsi
dengan lancar.
7. Semua pihak yang juga terkait yang tidak mungkin peneliti sebutkan
satu persatu.

Demikian pengantar dan ucapan terimakasih peneliti sampaikan. Semoga


bimbingan, motivasi serta saran yang diberikan mendapatkan ganjaran yang
datangnya dari Allah SWT. Peneliti hanyalah manusia biasa yang menyadari
masih sangat jauh dari kesempurnaan penyusunan dan penulisan skripsi. Penulis
juga berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi peneliti lain maupun
orang lain yang membacanya.

Malang, 17 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
E. Batasan Penelitian........................................................................................7
F. Definisi Istilah..............................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................9
A. Kajian Teori.................................................................................................9
1. Ekstrakurikuler Pramuka...........................................................................9
2. Kurikulum 2013......................................................................................14
3. Penguatan Pendidikan Karakter..............................................................16
B. Penelitian yang Relevan............................................................................22
C. Kerangka Pikir...........................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24
A. Jenis Penelitian...........................................................................................24
B. Kehadiran Peneliti......................................................................................24
C. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................25
D. Sumber Data...............................................................................................26
E. Intrumen Penelitian....................................................................................27
F. Prosedur Penelitian....................................................................................31
G. Analisis Data..............................................................................................32
H. Pengecekan Keabsahan Data.....................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya penyimpangan perilaku yang terjadi di lingkungan

masyarakat menyebabkan mulai berkurangnya adat istiadat serta nilai dan

norma. Beberapa kasus penyimpangan berasal dari lembaga pendidikan.

Permasalahan mengenai persoalan moral, lunturnya budi pekerti dan

hilangnya karakter masih berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

terjadi disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Kenyataanya

sering dijumpai siswa disekitar kita yang berperilaku menyimpang seperti

siswa yang kecanduan menonton video dewasa dan mengikuti adegan

sinetron berkelahi sehingga timbulnya rasa ingin mencoba adegan tersebut.

Hal tersebut merupakan aktivitas orang dewasa yang semestinya belum

pantas untuk dimengerti siswa seusia sekolah dasar. Kasus tersebut menjadi

bukti bahwa institusi pendidikan belum mampu untuk mewujudkan tujuan

pendidikan yang sesuai dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan Nasional.

Pasal 3 dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa

pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Maka dari itu

perlu dilakukan upaya untuk membangun kembali moral sesuai dengan

identitas bangsa. Hal tersebut dapat terlihat dari pendidikan karakter melalui
sistem pendidikan nasional yang terbentuk sejak tahun 2010 hingga saat ini

yang diintegrasikan dalam kurikulum 2013.

“Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk

membentuk watak atau kepribadian seseorang berdasarkan nilai-nilai yang

ada dalam masyarakat” (Machful, 2015:42). Penanaman pendidikan karakter

tentu sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan dan pembelajaran agar

terbentuknya disiplin dan karakter yang baik bagi siswa. Agar karakter baik

tersebut tetap tertanam pada diri siswa maka dibutuhkan kegiatan untuk

memperkuat pendidikan karakter tersebut.

Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh guru dalam melaksanakan

program pembina pemerintah untuk menerapkan dan mensukseskan

pendidikan karakter siswa. Maka diharapkan pada setiap pembinaan terdapat

nilai yang dapat membentuk karakter siswa.

Hal ini mendorong sekolah untuk berupaya memberikan tanggung

jawab dalam aspek pengetahuan dan keterampilan baik melalui pendidikan

formal atau pendidikan non formal. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan

diangkatnya esktrakurikuler Pramuka yang menjadi esktrakurikuler wajib

bagi seluruh Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Dalam peraturan Mentri

Pindidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 63 Tahun 2014

tentang Pendidikan Pramuka sebagai kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Saipul, 2014:20). Maka

diperlukannya pengenalan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib dengan

harapan agar siswa dapat memahami tentang perilaku baik yang boleh

dikerjakan dan perilaku buruk yang tidak boleh dikerjakan.


Kurikulum pembelajaran di sekolah tidak hanya mengajarkan

membaca, menulis, dan berhitung melalui pendidikan formal saja. Tolak ukur

keberhasilan pendidikan formal dapat dilihat juga dari ketaatan siswa kepada

Tuhan, kesehatan, kesejahteraan dan juga kehidupan masyarakat yang

makmur (Powel, 2008:18). Maka ekstrakurikuler Pramuka memiliki peran

penting dalam melengkapi pembelajaran di sekolah, sehingga tepat sekali

pemilihan ekstrakulikuler Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib pada

kurikulum 2013.

Untuk membangun karakter atau sikap, tidak hanya di integrasikan

kedalam pembelajaran saja tetapi perlu juga untuk dibentuk melalui kegiatan

ekstrakurikuler pada setiap sekolah. Melaui hasil wawancara dan observasi

awal yang dilakukan peneliti dengan pembina pramuka pada hari jumat

tanggal 13 Desember 2019. Ekstrakurikuler Pramuka di SD Muhammadiyah

8 Kota Malang mulai awal berdiri ketika ditetapkannya sebagai

ekstrakurikuler wajib pada tahun 2015 awal, dikarenakan sebelumnya

mengikuti kegiatan Hisbul Waton. Ketika dilaksanakannya ekstrakurikuler

Pramuka siswa merasa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan pramuka.

Dikarenakan perubahan kegiatan yang awalnya monoton berubah menjadi

kegiatan yang menyenangkan. Dari kedua kegiatan tersebut keduanya sama-

sama organisasi kepanduan yang melaksanakan ektrakurikuler pramuka.

Ketika dilaksanakannya ektrakurikuler pramuka pun tidak akan terlepas dari

nilai-nilai Hisbul Waton.

Sebelum diangkatnya ektarkurikuler pramuka oleh pemerintah sebagai

ektrakurikuler wajib pada kurikulum 2013 SD Muhammadiyah 8 Kota


Malang ini sudah melaksanakan kegiatan ektrakurikuler pramuka. Terlebih

ketika diwajibkannya maka nilai-nilai yang ada di alam kepramukaan ini

harus masuk kedalam nilai-nilai kurikulum 2013 begitupun sebaliknya jadi

terdapat kesinambungan diantara keduanya.

Pertama mulainya esktrakurikuler pramuka pada tahun 2015-2016

jadwal untuk kegiatan pramuka dihari Jumat yang berdurasi satu jam yaitu

dimulai pada jam 13.00 WIB sampai jam 14.00 WIB. Dilakukan perubahan

jadwal dikarena kegiatan pramuka banyak diluar kelas atau out door dan akan

berefek pada siswa. Maka mulai dari situ berubah durasi menjadi satu jam di

hari yang sama. Dengan dibantunya 4 pembina kegiatan pramuka berjalan

dengan baik. Empat pembina tersebut dibagi menjadi dua, yang pertama untuk

membina kelompok pramuka reguler yaitu pramuka siaga dan pramuka

penggalang dan yang kedua membina kelompok pramuka inti yang merupakan

anggota pilihan dari pramuka penggalang. Hingga materi yang diberikan pun

berbeda karena pramuka inti 100% kegiatan di luar kelas.

Selama satu bulan kegiatan pramuka materi yang diberikan yaitu di

dalam dan di luar ruangan, seperti yang telah dijadwalkan pada minggu

pertama di dalam ruangan, minggu ke dua dan tiga di luar ruangan dan

dilanjutkan minggu ke empat diadakan perlombaan sebagai bentuk evaluasi

selama pembelajaran. Sehingga diakhir kegiatan evaluasi yang diberikan yaitu

ujian praktek dan ujian tulis yang dilaksanakan pada saat ujian semester.

Selama kegiatan berlangsung baik di dalam maupun di luar ruangan

siswa mulai diterapkan kode kehormatan pramuka untuk membentuk karakter

siswa. Tidak hanya kegiatan di luar ruangan saja yang diterapkan kode
kehormatan sebagai penguatan pendidikan karakter namun pendidikan karakter

di dalam ruangan juga perlu untuk diterapkan berikut contoh yaitu kedisiplinan

ketika berada di dalam ruangan baik dari cara duduk hingga ditekankannya

rajin, terampil dan gembira agar tidak terjadinya kegiatan yang monoton.

Pada penelitian terdahulu oleh Anggatra Harucakra Aji dengan judul

“Pendidikan Karakter dalam Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negri 1

Yogyakarta” perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Anggatra Harucakra Aji yaitu antusias yang kurang dari siswa serta

kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kegiatan ekstrakurikuler pramuka

dan kegiatan dilaksanakan di SMP (Sekolah Menengah Pertama). Kemudian

Penelitian terdahulu oleh Astri Desy Fatmawati dengan judul “Pendidikan

Karakter Cinta Tanah Air Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN

Pilangsari 3 Sragen Tahun Ajaran 2018” dengan perbedaan penelitian yaitu

pada penelitian Astri Desy Fatmawati hanya terfokus pada Pendidikan

Karakter untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air.

Sebagai alasan peneliti memilih SD tersebut yaitu karena ketertarikan

dan antusias yang tinggi dari siswa serta partisipasi dari orang tua selama

kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah berlangsung. Melatar belakangi

peneliti untuk meneliti sejauh mana ekstrakulikuler pramuka berperan untuk

penguatan pendidikan karakter siswa di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang

sesuai yang ditetapkan oleh kurikulum 2013. Maka penulis perlu melakukan

penelitian yang berjudul: ANALISIS EKSTRAKURIKULER PRAMUKA

PADA KURIKULUM 2013 SEBAGAI PENGUATAN PENDIDIKAN

KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 KOTA MALANG.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka pada kurikulum 2013 di

SD Muhammadiyah 8 Kota Malang?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi penguatan pendidikan karakter pada

ektrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang?

3. Bagaimana peran ekstrakurikuler pramuka sebagai penguatan pendidikan

karakter?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan esktrakurikuler pramuka

pada kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang.

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penguatan pendidikan

karakter pada ekstrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota

Malang.

3. Untuk mengidentifikasi peran ekstrakurikuler pramuka sebagai

penguatan pendidikan karakter.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru

bagaimana pelaksanaan pramuka berpengaruh sebagai penguatan

pendidikan karakter.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi peneliti

selanjutnya sehingga dapat meningkatkan dan menambah

pengetahuan baru.

b. Bagi siswa

1. Diharapkan agar siswa memiliki karakter yang baik dan sesuai

dengan kode kehormatan yang tercantum pada ekstrakurikuler

pramuka.

2. Memberi wawasan bagi siswa tentang besarnya pengaruh

pendidikan karakter dalam ekstrakurikuler pramuka.

c. Bagi sekolah

Memberi informasi pentingnya penguatan pendidikan karakter

pada kegiatan pramuka sehingga dapat memperbaiki karakter siswa

yang buruk menjadi karakter yang lebih baik lagi.

E. Batasan Penelitian

Berdasarkan manfaat penelitian yang telah diberikan, perlunya batasan

penelitian yang akan dikaji agar lebih terfokusnya pembahasan yang

diperlukan.

1. Anggota pramuka penggalang di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang

yang menerapkan penguatan pendidikan karakter selama kegiatan

berlangsung.

2. Kesesuain penguatan pendidikan karakter dengan kode kehormatan

pramka di SD 8 Muhammadiyah Kota Malang.


3. Peran 5 nilai-nilai penguatan pendidikan karakter bagi anggota pramuka

penggalang di SD 8 Muhammadiyah Kota Malang.

F. Definisi Istilah

Sebagai penjelas pemahaman istilah agar tidak terjadnya kesalahan

maka diperlukannya penegasan istilah. Berikut ini penegasan istilah dalam

penelitian:

1. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan siswa di luar

jam belajar kurikulum standar. (Saipul, 2014:19)

2. Pramuka

Pramuka adalah singkatan dari praja muda karana artinya pemuda yang

suka berkarya. Pramuka adalah warga Indonesia yang aktif dalam

pendidikan kepramukaan serta mengamalkan satya dan darma pramuka.

(Saipul, 2014:17-18)

4. Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan

sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada

semua jenis dan jenjang pendidikan. (Drs. Zainal Arifin:1)

5. Penguatan Pendidikan Karakter

Merupakan proses pembentukan, transformasi, trasmisi dan

mengembangkan potensi siswa agar berpikiran baik, berhati baik, dan


berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup pancasila. (Kemendikbud,

2016:21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Ekstrakurikuler Pramuka

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Sekolah merupakan salah satu wadah pengembangan potensi siswa.

Dengan terprogramnya ektrakurikuler pada setiap sekolah yang telah

disesuaikan dengan potensi bakat dan minat siswa. Yang mana

pengertian ektrakurikuler menurut Usman (2011:148) kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang waktunya diluar waktu yang

telah di tetapkan dalam susunan program seperti kegiatan pengayaan,

perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau kegiatan lain

yang bertujuan memantapkan pembentukan kepribadian seperti kegiatan

pramuka, usaha kesehatan sekolah, palang merah Indonesia, olahraga,


kesenian, koperasi sekolah, peringatan hari-hari besar agama/ nasional,

dan lain-lain.

Upaya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dapat di

integrasikan melalui kegiatan pengembangan diri atau melalui kegiatan

ektrakurikuler yang telah dipogram oleh sekolah menurut Wiyani

(2013:108) pengertian ektrakurikuler adalah suatu kegiatan yang

dilaksanakan di dalam atau di luar lingkungan sekolah untuk memperluas

pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menginternalisasi nilai-

nilai atau aturan-aturan agama, norma sosial, baik lokal, nasional, mapun

global untuk insan paripurna.

Dengan begitu kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

bersifat menyenagkan untuk dilakukan diluar kelas jam tatap muka

pelajaran dengan alokasi waktunya yang tidak ditentukan. Sehingga

melalui partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka, usaha

kesehatan, kesenian, dan lain lain, siswa dapat menemukan kemampuan

berkomunikasi dan tolong menolong serta mampu mngembangkan

prestasi bakat dan minat.

b. Fungsi Ekstrakurikuler

Melalui kegiatan ektrakurikuler siswa tentu akan mendapatkan

tambahan wawasan pada bidang yang ditekuni. Sehingga fungsi dari

ekstrakurikuler yaitu sebagai upaya untuk mengembangkan potensi dan

memiliki rasa tanggung jawab serta memperluas rasa sosial kepada


lingkungan sekitar. Satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan,

sosial, rekreatif, dan persiapan karir: (Saipul, 2014: 19)

1. Fungsi Pengembangan

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung

perkembangan personal siswa.

2. Fungsi sosial

Yaitu kegiatan esktrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan rasa tanggung jawab sosial siswa.

3. Fungsi Rekreatif

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,

menggembirakan dan menyenangkan.

4. Fungsi Persiapan Karir

Yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kesiapan karir siswa melalui pengembangan

kapasitas.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari

kegiatan ekstrakurikuler merupakan sarana untuk membantu proses

pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dalam mengaplikasikan teori

dan praktik sehingga menciptakan pembelajaran yang nyata. Sehingga

penerapan fungsi ekstrakurikuler yang telah dibuat tidak hanya serta

merta ditetapkan dan di adakan melainkan tentu memiliki peran penting

agar tercapainya kegiatan ekstrakurikuler dengan baik.


c. Pengertian Pramuka

Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana memiliki

arti pemuda yang berkarya. Kegiatan pramuka identik dengan kegiatan

yang bersifat menyenangkan baik dilaksanakan di luar kelas maupun di

dalam kelas. Ketika kegiatan tersebut dilakukan di luar kelas siswa akan

mudah memahami dan memperoleh materi pramuka secara cepat dan

nyata. Nugraha (2013:5) pramuka adalah wahana yang dilakukan di alam

terbuka, mka kegiatan yang dilakukan oleh pramuka selalu di alam

terbuka dan membutuhkan pengetahuan serta keterampilan dasar tentang

hal tersebut.

Kegiatan pramuka dapat membentuk sikap religius, mandiri,

disiplin, gotong royong dan sebagainya. Dengan adanya kegiatan

pramuka siswa tidak hanya memperoleh prestasi akademik tetapi juga

memperoleh prestasi non akademik. Melinda (2013:2) dalam Ardiansyah

mengemukakan bahwa keaktifan mengikuti esktrakurikuler pramuka

dapat mempengaruhi sikap disiplin, berani, menghargai oranglain, peduli

lingkungan, cinta alam dan kemandirian.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa melalui

kegiatan pramuka maka akan mencetak pemuda yang tidak hanya

berkarya saja namun dapat membentuk sikap disiplin, religius, mandiri,

gotong royong, dan sebagainya. Diharapkan setelah terlaksananya

kegiatan pramuka dapat memunculkan berbagai sistem pendidikan

kepramukaan yang sesuai dengan Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK)

dan Metode Kepramukaan (MK).


d. Tingkatan Pramuka

Pada suatu tingkatan di Pramuka terbagi menjadi 4 kelompok yang

dibagi berdasarkan umur dan tingkatan serta kecakapan, Zubair (2014).

Kelompok umur ialah suatu tingkatan dalam Pramuka yang ditentukan

berdasarkan umur anggotanya. Kemudian tingkatan-tingkatan Pramuka

ialah tingkatan yang telah ditentukan berdasarkan kemampuan atau

kecakapan anggotanya.

Tabel 2.1 Kelompok Pramuka Berdasarkan Kelompok Umur,


Tingkatan dan Kecakapan

No Kelompok Umur Tingkatan Kecakapan


1. Umur 7-10 tahun Siaga Mula, Bantu, dan Tata
2. Umur 11-15 tahun Penggalang Ramu, Rakit, dan Terap
3. Umur 16-20 tahun Penegak Bantara dan Laksana
4. Umur 21-25 tahun Pandega

“Secara umum pramuka dibagi atas dua kelompok yaitu pramuka

muda dan pramuka dewasa dalam aktifitas hubungan kesehariannya

terhubung sebagai adik dan kakak” (Saipul, 2014:18). Anggota muda

terdiri dari kelompok pramuka siaga yang berusia 7-10 tahun, kelompok

pramuka penggalang yang berusia 11-15 tahun, kelompok pramuka

penegak yang berusia 16-20 dan kelompok pramuka pandega yang

berusia 21-25 tahun. Setelah terucapnya dwisatya bagi pramuka siaga

dan trisatya bagi pramuka penggalang, penegak dan pandega. Maka saat

itu telah terlantik menjadi anggota muda. Anggota muda yang telah
menikah maka sudah dianggap menjadi pramuka dewasa. Anggota

dewasa terdiri dari pembina pramuka, pembantu pembina pramuka, dan

pelatih pembina pramuka. Pramuka siaga dan pramuka pengglang

merupakan tingkatan Pramuka yang terdapat di Sekolah dasar.

Pramuka siaga yang difokuskan untuk siswa kelas 1-3 dan Pramuka

penggalang yang difokuskan untuk siswa kelas 4-6. Pramuka penggalang

merupakan anggota muda yang berusia 11-15 yang melanjutkan

tinggkatannya dari pramuka siaga. Dengan menerapkan kecapakan ramu

dan rakit pada ranah Sekolah dasar dan dilanjutkan kecakapan terap

ketika siswa mulai memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pramuka penggalang telah dianggap anggota muda yang sudah

mandiri. Pembina penggalang akan memberikan tanggung jawab kepada

pemimpin regu dan wakil pemimin regu pada setiap kegiatan yang akan

dilaksanakan. Untuk menambah semangat siswa pembina membentuk

dua kelompok pada tingkatan Pramuka Penggalang. Pada saat

pembelajaran berlangsung, pembina akan mengelompokkan anggota

menjadi regu inti dan regu biasa atau reguler. Dimana regu inti terdiri

dari anggota penggalang yang mengikuti pembinaan lebih intens guna

mempersiapkan diri untuk keikutsertaan dalam lomba. Sedangkan regu

biasa atau reguler merupakan anggota yang mengikuti Pramuka sesuai

pembelajaran pada kurikulum yang ada.

2. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum memiliki kedudukan yang tertinggi dalam proses

pembelajaran. Kurikulum akan mengarahkan seluruh bentuk aktivitas

pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Arifin (2012:1)

“kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan

sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada

semua jenis dan jenjang pendidikan”.

Pengertian kurikulum diatas mencangkup semua pengalaman yang

diharapkan untuk dikuasai siswa dibawah bimbingan para guru (Machali,

2014:74). Pengalaman yang dimaksud tersebut dapat diperoleh melalui

kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler yang dilakukan

baik di dalam akelas atau luar kelas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kurikulum yaitu seperengkat

rencana yang digunakan sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang

dipelajari oleh siswa dibawah bimbingan guru. Maka melalui kurikulum

dapat menghantarkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Kebijakan Kurikulum 2013

Kurikulum memiliki fungsi yang penting atas keberhasilan

pendidikan. Melalui kurikulum tentu dapat membantu para pendidik dan

tenaga kependidikan untuk mengembangkan kreativitas dalam

menjabarkan materi yang akan diajarkan. Kebijakan baru mengenai

kurikulum 2013 yaitu sebagai upaya perbaikan menjadi lebih baik dari

kurikulum sebelum-sebelumnya untuk mewujudkan pedidikan yang

bermutu.
Kurikulum 2013 dikembangkan dan diperkuat melalui aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang. Serta penekanan

pembelajaran diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

yang dapat mengembangkan sikap siritual dan sosial seusai dengan

karakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Machali,

2014:82). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

kebijakan kurikulum 2013 dapat menjadi perbaikan bagi kurikulum

sebelum-sebelumnya melalui pengembangan aspek sikap, pengetahuan

dan keterampilan. Sehingga dapat menjadikan kurikulum yang mampu

mengarahkan siswanya untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

baru baik dari lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

c. Kurikulum 2013 pada Ekstrakurikuler Pramuka

Kurikulum telah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman

guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Mengembangkan

kurikulum bukan memperbarui seluruh komponen yang ada di dalam

kurikulum lama namun memperbaiki dan melengkapi kekurangan-

kekurangan dari kurikulum sebelumnya. Pengembangan kurikulum di

sekolah akan menyesuaikan dengan karakteristik pendidikan karakter.

Mengingat pentingnya pendidikan karakter di sekolah. Sehingga

kurikulum 2013 ditekankan pada pendidikan karakter.

Kegiatan Pramuka dilaksanakan ketika siswa duduk di bangku

Sekolah Dasar. Siswa akan diajarkan berbagai materi dan permaianan.

Materi dasar akan diajarkan pada kelompok Pramuka siaga hingga lanjut
materi yang lebih tinggi pada kelompok Pramuka penggalang. Prasetya

(2019:804) sesuai dengan keputusan Permendikbud Nomor 63 Tahun

2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ektrakurikuler Wajib

menyebutkan bahwa dalam kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan

ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.

3. Penguatan Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Setiap manusia yang terlahir di dunia tentu memiliki karakter.

Pendidikan karakter merupakan salah satu yang saat ini sangat

ditekankan dalam dunia pendidikan. Megawangi (Kusuma, 2011)

mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sebuah usaha untuk

mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Melalui

pendidikan karakter siswa akan diajarkan berbagai sikap mulai dari sikap

disiplin, mandiri, kerjasama, tanggung jawab, percaya diri, dan

sebagainya.

Dengan demikian dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membentuk,

mengembangkan danmembimbing nilai-nilai positif siswa sejak dini agar

dapat mengambil keputusan dengan bijak dan menerapkan nilai-nilai


tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jika karakter

seseorang tersebut sudah diketahui, maka dapat diketahui pula sikap

seseorang tersebut terhadap lingkungan dan tindakannya dalam

mengambil keputusan.

Sedangkan pengertian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

merupakan proses pembentukan, transformasi, trasmisi dan

mengembangkan potensi siswa agar berpikiran baik, berhati baik, dan

berperilaku baiksesuai dengan falsafah hidup pancasila (Kemendikbud,

2016:21). Karakter anak merupakan hasil interaksi antara pembawaan

dan lingkungan, sehingga dalam penguatan pendidikan karakter (PPK)

yang diintegrasikan bukanlah pembawaan dan lingkungan kulturnya saja,

namun dibuthkan interaksi keduanya (Anshori, 2017:65). Sehingga

melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan untuk

memperkuat karakter yang dimiliki siswa dengan dukungan yang

diberikan oleh guru, oarang tua dan lingkungan.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Membekali siswa untuk menjadi generasi yang berkarakter guna

menghadapi dunia yang semakin maju dan berkmbang. (Puskur,

Balitbang, 2010) merumuskan tujuan pendidikan budaya dan karakter

bangsa sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi afektif siswa sebagai manusia dan

warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.


2. Mengembangkan kebiasaan danperilaku siswa yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang

religius.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai

penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri,

kreatif, berwawasan kebangsaan.

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta

dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Maka dari itu dengan adanya tujuan pendidikan karakter dapat

menjadi acuan tercapainya siswa yang berkarakter dan berkepribadian

baik. Sehingga dengan adanya upaya pemerintah dalam menekankan

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat disambut dengan baik dan

positif dikarenakan kepandaian ilmu seseorang tidak cukup jika tidak

dibarengi dengan karakter.

c. Nilai-nilai dalam Penguatan Pendidikan Karakter

Nilai merupakan hal yang dianggap sangat berharga dalam

kehidupan yaitu hal-hal yang membahas mengenai sesuatu yang

dianggap baik dan layak keberadaanya. Nilai-nilai dalam pendidikan

karakter tentu layak untuk dijadikan acuan penanaman karakter pada diri

siswa. Menurut Fadillah & Lilif (2013: 30-41)Pendidikan karakter di

Indonesia telah dikembangkan menjadi beberapa nilai. Berikut terdapat


delapan belas nilai pendidikan karakter yang wajib diterapkan dalam

disetiap proses pendidikan atau pembelajaran. Nilai-nilai pendidikan

karakter yang dimaksud yaitu sebagai berikut: Religius, Jujur, toleransi,

disiplin, kerjakeras, kratif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau

berkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan tanggung jawab.

Berdasarkan paparan diatas dari delapan belas nilai pendidikan

karakter dikemas menjadi lima nilai utama Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK). Menurut Isa Anshori (2017: 66) terdapat lima nilai

utama karakter yang menjadi prioritas Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK). Lima nilai karakter tersebut suatu kesatuan yang utuh dan tidak

dapat dipisah-pisahkan, saling mempengaruhi dan saling menentukan dan

ditentukan.

1. Religius

Karakter religius merupakan cerminan ketaatan manusia terhadap

Allah SWT.

2. Nasionalis

Karakter nasionalis nampak dalam pola pikir, sikap dan perilaku setia,

peduli, dan menghargai bahasa, lingkungan sosial dan fisik,

kebudayaan, ekonomi dan politik bangsa Indonesia diatas pribadi dan

golongan.

3. Mandiri
Karakter mandiri nampak pada pola pikir, sikap dan perilaku yang

tidak bergantung pada orang lain, serta mengoptimalkan semua

tenaga, pikiran, waktu, biaya untuk mewujudkan keinginan dan cita-

cita.

4. Gotong Royong

Karakter gotong royong nampak pada pola pikir, sikap dan perilaku

kerjasama dan bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan

bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat,

dengan orang lain dan memberi bantuan pada mereka yang miskin,

tersingkir dan membutuhkan pertolongan.

5. Integritas

Karakter integritas menjadi nilai utama yang melandasi pola pikir,

sikap, dan perilaku amanah, setia pada nilai-nilai sosial dan moral.

Maka dapat disimpulkan bahwa tertanamnya nilai-nilai karakter

pada diri siswa guna menjadi bekal untuk menjadi pribadi yang baik.

Sehingga terciptanya kehidupan yang nyaman dan dapat berjalan dengan

baik.

d. Ekstrakurikuler Pramuka pada Penguatan Pendidikan Karakter

Ekstrakurikuler merupakan wadah pengembangan potensi siswa.

Sehingga kegiatan ekstrakurikuler tentu mempunyai peran dalam

pembelajaran. Kegiatan ektrakurikuler dilakukan di luar jam

pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan begitu diharapkan melalui


kegiatan di luar jam pelajaran dapat memberikan pengaruh positif pada

pribadi siswa.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka diharapkan dapat

menerapkan nilai-nilai karakter pada diri siswa. Karena ekstrakurikuler

Pramuka berkontribusi dalam pembentukan karakter pada diri siswa.

Pada kegiatan tersebut mengajarkan nilai-nilai yang baik untuk

membentuk serta mengembangkan karakter siswa. (Joko,2013:3) dalam

Ismayaningrum,2016) “Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari Trisatya,

dasadarma, kecakapan dan keterampilan yang dikuasai anggota Pramuka

dan nilai-nilai kepramukaan yang tersirat itu adalah untuk membentuk

karakter bagi anggota”.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan terlebih

dahulu yang kemudian dijadikan sebagai acuan dan pembanding penelitian

yang akan dilakukan selanjutnya. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang

berhubungan dengan ekstrakurikuler pramuka sebagai pendidikan karakter

yang telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, antara lain sebagai

berikut:

Tabel 2.2 Kajian yang Relevan

No Judul Penelitian Perbedaan Persamaan


1. Anggatra Herucakra Aji pada Penelitian yang Penelitian yang
tahun 2016, penelitian dengan dilakukan oleh Anggatra dilakukan oleh
judul “Pendidikan Karakter Dalam Harucakra Aji Anggatra Harucakra
Ekstrakulikuler Pramuka di SMP 1. Antusias yang kurang Aji yaitu proses dan
Negeri 1 Yogyakarta” dari siswa serta implementasi
kurangnya pengetahuan pendidikan karakter
orang tua mengenai dalam kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler ekstrakurikuler
pramuka.
2. Kegiatan dilaksnakan
di SMP (Sekolah
Menengah Pertama)

2. Astri Desy Fatmawati pada tahun Penelitian Astri Desy Penelitian Astri Desy
2018 telah melakukan penelitian fatmawati hanaya Fatmawati memiliki
berjudul “Pendidikan Karakter terfokus pada kesamaan dalam
Cinta Tanah Air Melalui Kegiatan pendidikan karakter meneliti pendidikan
Ekstrakurikuler Pramuka di SDN untuk menumbuhkan karakter dalam
Pilangsari 3 Sragen Tahun Ajaran kecintaan terhadap tanah kegiatan
2018” air ekstrakurikuler di
Sekolah Dasar

C. Kerangka Pikir

Kondisi Ideal Kondisi Lapangan

1. Siswa berperan aktif dan gembira


1. Siswa sudah berperan aktif dan
dalam kegiatan ekstrakurikuler
gembira dalam kegiatan
Pramuka
ekstrakurikuler Pramuka
2. Partisipasi dari siswa dan orang tua
2. Adanya pasrtisipasi yang baik dari
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
siswa dan orang tua selama kegiatan
3. Terciptanya Penguatan Pendidikan
esktrakurikuler Pramuka berlangsung
Karakter (PPK) pada setiap kegiatan
3. Penanaman Penguatan Pendidikan
ekstrakurikuler Pramuka
Karakter (PPK) telah diberikan
selama kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka berlangsung

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai penguatan pendidikan karakter di


Sekolah Dasar sesuai dengan ekstrakurikuler wajib yang telah ditetapkan

Pengumpulan data:
Analisis data:
Observasi, wawancara,
Redukasi data,
Penelitian : dokumentasi
penyajian data dan
Jenis Penelitian Kualitatif penarikan kesimpulan
Sumber: Guru, Pembina
Pramuka, dan siswa
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Jenis penelitian analisis

deskriptif digunakan karena peneliti ingin mengamati obyek yang dituju

sesuai pengumpulan data yang terdapat di lapangan serta menyertakan

beberapa sumber informasi yang relevan. Pada penelitian ini dibatasi dengan

adanya waktu, tempat serta pembahasan pada kasus yang akan di amati baik

dari program aktivitasnya, individunya sampai dengan peristiwanya.


Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Sehingga dengan

menggunakan pendekatan deskriptif dapat menggambarkan yang terjadi di

lapangan keadaan subjek atau objek berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti pada penelitian ini merupakan pengumpul data

utama hasil penelitian. Didalam penelitian kualitatif peneliti juga merupakan

human instrumen yaitu sebagai kunci instrumen. Sehingga peneliti dapat

mengimprovisasi atau melakukan suatu hal berdasarkan bahan yang telah

tersedia di lapangan. Berperan pentingnya kehadiran peneliti tentu harus

diketahui oleh informan apakah peneliti sebagai partisipan penuh atau

pengamat partisipan. Mulai dari pengumpulan data hingga analisis data dan

dilanjutkan dengan menyimpulkan data yang diperoleh peneliti berperan

penting dan aktif dalam melaksanakan penelitian ini. Tahapan dalam

pengumpulan data melalui tahap observasi yang dilakukan dengan

mendatangi secara langsung sekolah yang akan diteliti, wawancara kepada

narasumber untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan penguatan

pendidikan karakter pada ekstrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8

Kota Malang dan dokumentasi yang dilakukan selama penelitian dilakukan.

Kemudian peneliti menganalisis hasil data yang telah didapatkan dan

melaporkan penelitian yang telah dilaksanakan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian merupakan tempat sebagai

pelaksanaan proses penelitian dalam pemecahan masalah dengan batasan

waktu yang telah ditentukan. Tempat penelitian di SD Muhammadiyah 8

Kota Malang yang berlokasi di Jl. Sidomulyo III No.7, Purwantoro, Kec.

Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Alasan pemilihan lokasi penelitian

ini adalah dengan pertimbangan bahwa SD Muhammadiyah 8 Kota

Malang menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan baik

berdasarkan observasi awal yang telah peneliti lakukan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksamakan pada semester genap tahun

ajaran 2019/2020, penelitian kualitatif dilaksanakan selama data yang di

kumpulkan telah pada titik jenuh. Karena penelitian kualitatif tidak dapat

ditentukan berapa kali peneliti mengumpulkan data.

D. Sumber Data

Dalam pemilihan sumber data terdapat syarat yang harus dipenuhi.

Syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan sumber data adalah ketepatan

sumber data yang harus digunakan, baik sumber lembaga maupun orang.

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui

wawancara dengan informan dan observasi secara langsung mengenai

kegiatan yang harus dilakukan oleh subjek penelitian, dan sumber data
tersebut akan dicatat secara tertulis. Adapun informan dalam penelitian

ini adalah kepala sekolah melakukan wawancara mengenai kegiatan

ekstrakurikuler pramuka dan pengaruh serta peran ekstrakurikuler dalam

menanamkan penguatan Pendidikan Karakter di SD Muhammadiyah 8

Kota Malang, kemudian dengan pembina pramuka menggali informasi

mengenai kegiatan Penguatan Pendidikan karakter, dan siswa yang

megikuti ekstrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang.

2. Data Sekunder

Pada peneliian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah foto-

foto dan video dokumentasi selama penelitian berlangsung. Sumber data

sekunder ini dilakukan untuk memperkuat data primer agar data yang

diperoleh menjadi data yang valid.

E. Intrumen Penelitian

Intrumen penelitian merupakan alat yang akan digunakan ketika proses

penelitian berlangsung untuk menyusun, mengukur, dan mengumpulkan data.

instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi, lembar

wawancara, lembar panduan dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Lembar observasi ini dibuat dan digunakan untuk mempermudah

peneliti dalam mengumpulkan dan mengelompokkan data saat observasi

dilaksanakan. lembar observasi ini juga dapat dilakukan mengumpulkan


data awal sebelum melakukan penelitian secara menyeluruh untuk

mengetahui gambaran atau pandangan. Peneiti melakukan observasi

tentang pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler pramuka. Pedoman

observasi ini memerlukan kisi-kisi instrumen agar observasi yang

dilakukan sesuai dengan rumusan masalah. Kisi-kisi pedoman observasi

awal disajikan dalam tabel 3.1. di bawah ini :

Tabel 3.1 Kisi-kisi pedoman observasi


No. Aspek yang dinilai Indikator
1. Sarana dan prasarana sekolah a. Visi dan misi sekolah
b. Ketersediaan tempat
ekstrakurikuler pramuka
c. Sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan
ekstrakurikuler pramuka.
d. Kelengkapan
kepramukaan

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka a. siswa antusias dalam


mengikuti kegiatan
b. Kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dilakukan
seminggu sekali
c. Pelatih mampu
mengkondisikan siswa saat
pelaksanaan kegiatan

3. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) a. Siswa rajin mengikuti


kegiatan ekstrakurikuler
pramuka
b. Siswa terbiasa mengikuti
ekstrakurikuler tepat waktu
c. Meningkatkan PPK pada
siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler pramuka
d.Siswa mampu
mengimplementasi nilai
PPK

2. Pedoman Wawancara

Wawancara dilaksanakan bertujuan guna membantu peneliti untuk

memperoleh data atau informasi yang dilakukan peneliti dalam


menyatakan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber

dalam penelitian. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada

subjek penelitian yaitu kepala sekolah, pembina Pramuka, serta siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota

Malang. Wawancara dilakukan dengan beberapa sumber, antara lain:

a. Kepala Sekolah

Wawancara dilakukan guna menggali informasi yang berkaitan

dengan kegiatan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan

pengaruh serta peran ekstrakurikuler dalam menanamkan Penguatan

Pendidikan Karakter di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang. Berikut

ini kisi-kisi wawacara diuraikan dalam tabel 3.2 :

Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara Kepala Sekolah


No. Aspek yang dinilai Indikator Butir soal
1. Kegiatan sekolah 1. Visi dan Misi 1,2,3
ekstrakurikuler pramuka
2. sarana dan prasarana
yang menunjuang
kegiatan PPk dalam
ekstrakurikuler pramuka
3. Tujuan dari penguatan
pendidikan karakter
dalam ekstrakurikuler
pramuka

2. Kegiatan PPK dalam 1. Alasan diadakan 4,5,6,7


ekstrakurikuler pramuka ekstrakurikuler pramuka
2. Manfaat dari kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka
3. Peran ekstrakurikuler
dalam mewujudkan PPK
4. Kendala dalam
pelaksanaan
ekstrakurikuler pramuka
5.Dukungan dari sekolah
dan orangtua dengan
adanya kegiatan
ekstrakurikuler pramuka

3. Penguatan Pendidikan 1. Pengaruh penguatan 8,9,10


Karakter pendidikan karakter pada
siswa
2. Kendala dalam
penguatan pendidikan
karakter

b. Guru atau Pembina Pramuka

Wawancara dilakukan guna menggali informasi mengenai kegiatan

penguatan pendidikan karakter. Berikut ini kisi-kisi wawancara

dengan guru atau pelatih pada tabel 3.3 :

Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman Guru atau Pembina Pramuka


No. Aspek yang Indikator Butir soal
dinilai
1. Kegiatan a. Alasan diadakannya 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler
pramuka b. Keselarasan kegiatan
dengan visi dan misi
ekstrakurikuler pramuka
c. Bentuk kegiatan setiap
minggunya
d. Proses awal sampai akhir
kegiatan
e. Manfaat dari kegiatan
untuk siswa dan sekolah
f. Waktu pelaksanaan
kegiatan
g. Persiapan untuk
pelaksanaan kegiatan
h. Kendala dalam
pelaksanaan kegiatan
i. Usaha guru guna
mengatasi kendala dalam
pelaksanaan kegiatan
j. Partisipasi siswa dalam
pelaksanaan kegiatan

2. Penguatan a. Pengaruh pelaksanaan 11


pendidikan ekstrakurikuler terhadap
karakter penguatan pendidikan
karakter pada siswa

c. Siswa
Wawancara yang dilakukan bersama siswa guna menggali informasi

tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang


mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter, berikut ini

pedoman wawancara pada tabel 3.4 :

Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara Siswa


No. Aspek yang dinilai Indikator Butir soal
1. Kegiatan ekstrakurikuler a. Perasaan pada 1,2,3
pramuka saat mengikuti
kegiatan
b. Manfaat yang
didapatkan siswa
dari megikuti
kegiatan
c. Kendala yang
dialami siswa
dalam
melaksanakan
kegiatan
2. Penguatan Pendidikan a. Sikap siswa 4
Karakter dalam aspek
penguatan
pendidikan
karakter dan
mengikuti
ekstrakurikuler
pramuka
3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pelengkap dari observasi serta wawancara

supaya data yang didapatkan oleh peneliti lebih akurat karena nantinya

akan digunakan sebagai laporan bahwa penelitian ini sungguh-sungguh

dilaksanakan. Adapun dokumetasi yang digunakan ialah foto-foto yang

berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam

pelaksanaan Ekstrakurikuler Pramuka serta beberapa dokumen yang

mendukung kegiatan di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang.

F. Prosedur Penelitian

langkah-langkah atau prosedur yang digunakan pada penelitian ini

sebagai berikut.

1. Tahap sebelum di lapangan (perencanaan)


Tahapan pertama yang peneliti lakukan yaitu tahap sebelum di

lapangan. Untuk mengetahui gambaran penelitian secara menyeluruh

pada tahap ini peneliti menyusun rancangan penelitian, kemudian menilai

kondisi lapangan yang akan diteliti, peneliti juga memilih narasumber

atau informan yang akan diwawancarai hingga menyiapkan beberapa

perlengkapan saat penelitian.

2. Tahap di lapangan (pengumpulan data)

Setelah tersusunnya tahap sebelum di lapangan peneliti akan mudah

untuk melaksanakan tahap di lapangan. Tahap di lapangan ini peneliti

mulai melakukan pengumpulan data. Peneliti dapat memulai dengan

wawancara terlebih dahulu kepada narasumber yang bersangkutan.

3. Analisis Data

Setelah tahap sebelum di lapangan dan tahap di lapangan telah

dilakukan maka peneliti menganalisis seluruh data yang telah diperoleh

dengan teknik analisis kualitatif dengan menggunakan kalimat deskriptif.

Hasil dokumentasi berupa foto yang didapatkan selama pengumpulan

data juga perlu dalam penelitian ini yaitu sebagai bentuk laporan dari

kegiatan yang telah dilaksanakan untuk kevalidan data tersebut.


G. Analisis Data

Pada penelitian ini peneliti menganalisis data menggunakan analisis

deskriptif untuk menganalisis ekstrakurikuler Pramuka pada kurikulum 2013

sebagai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Muhammadiyah 8 Kota

Malang. Tahapan analisis data kualitatif dilakukan sebagai berikut:

1. Reduski Data

Peneliti melakukan Reduksi data dari hasil observasi dan

wawancara selama proses penelitian berlangsung di SD Muhammadiyah 8

Kota Malang dengan beberapa narasumber dan informan yang

bersangkutan seperti kepala sekolah, pembina Pramuka dan siswa.

Kemudian peneliti mengelompokkan dan menyederhanakan menjadi satu

data hasil observasi dan juga wawancara.

2. Penyajian Data

Peneliti mulai melakukan Penyajian data yaitu dengan menjabarkan

dan menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil

penjabaran data tersebut berisi hasil wawancara, hasil observasi dan juga

hasil dokumentasi yang telah direduksi atau dikumpulkan menjadi satu

yang kemudian peneliti sajikan dalam bentuk teks naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap analisis data yang dilakukan peneliti selanjutnya yaitu

dengan penarikan kesimpulan. Tahap terakhir analisis data ini peneliti

harus mengacu pada tahap sebelumnya yaitu reduksi dan penyajian data
agar tidak terjadi kesalahan dalam menyimpulkan hasil data. Karena pada

tahap penarikan kesimpulan terfokuskan pada data pemecahan masalah

dan penemuan fakta.

Gambar 3.1 Pola Interaktif Data Penelitian


(Diadaptasi dari Miles dan Huberman, dalam Sugiyono,2015)

Kesimpulan

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

H. Pengecekan Keabsahan Data

Proses pengecekan keabsahan data perlu untuk peneliti lakukan yaitu

guna memperoleh keakuratan data, diterimanya data dari penelitian yang

telah terlaksana dan juga untuk mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi di

lapangan. Pengecekan keabsahan data yang digunakan pada penelitian

kualitatif ini yaitu dengan menggunakan triangulasi dan member chek.

1. Triangulasi

a. Triangulasi sumber data, peneliti memulai dengan mengumpulkan

data dari berbagai sumber yang berbeda dengan beberapa metode

yang sama yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

b. Triangulasi metode, untuk memperoleh keabsahan data maka peneliti

menggunakan beberapa metode seperti observasi, wawancara dan

dokumentasi sebagai pengumpulan data. Sehinga menggunakan tiga

metode akan diterimanya data penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah 8 Kota

Malang telah menunjukkan dan membuktikan hasil yang diperoleh dari

observasi, wawancara dengan beberapa informan dengan kepala

sekolah, pembina pramuka dan siswa SD Muhammadiyah 8 Kota

Malang terkait pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler pramuka pada

kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang, faktor apa saja

yang mempengaruhi penguatan pendidikan karakter pada ektrakurikuler

pramuka dan juga bagaimana peran ektrakurikuler pramuka pada

penguatan pendidikan karakter. Kemudian mendokumentasikan kegiatan


dan juga dokumen-dokumen penting seperti SKU dan Silabus . berikut

deksripsi hasil penelitian yang telah dilaksanakan:

1. Pelaksanaan Ektrakurikuler Pramuka Pada Kurikulum 2013 di

SD Muhammadiyah 8 Kota malang

Ekstrakurikuler Pramuka pada kurikulum 2013 saat ini telah

diangkat menjadi ektrakurikuler wajib. Dimana ektrakurikuler

pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang merupakan

ektrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa-siswi SD

Muhammadiyah 8 Kota Malang. Maka dari itu tentunya pembina

pramuka untuk melakukan persiapan yang matang sebelum

menyelenggarakan kegiatan baik dan berkualitas mingguan atau

bulanan.

Setiap rencana kegiatan dan program-program yang dibuat dan

di susun untuk kegiatan ektrakurikuler pramuka di SD

Muhammadiyah 8 Kota Malang sudah sesuai dengan kebijakan

kurikulum 2013 karena program-program kegiatan yang dirancamg

sudah sesuai dengan peraturan yang dicantumkan oleh KWARNAS

(Kwartir Nasional) yaitu program-program yang sudah berujuk pada

SKU, SKK dan silabus dengan dibantu beberapa rujuan seperti buku

Boy Man dan Scout For Boy. Sehingga selama kegiatan berlangsung

siswa akan menerapkan materi yang ada di SKU dan akan di tanda

tangani oleh pembina.

Sehingga aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang

terdapat pada kurikulum 2013 sudah terlihat selama kegiatan


berlangsung. Seperti sikap disipin, Nasionalis, berjiwa mandiri dan

rasa tanggung jawab selama mengikuti kegiatan ektrakurikuler

pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang, tidak hanya

mendapatkan pengetahuan sandi-sandi saja siswa juga akan

mempelajari beberapa materi PPKn, ilmu pengetahuan alam, dan

teknologi. pada aspek keterampilan juga sudah mulai tampak dalam

setiap kegiatan karena keterampilan sangat diperlukan seperti

keterampilan membuat pionering.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara untuk kegiatan

ektrakurikuler Pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota malang ini

sudah mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam dasa darma dan

SKU. Sehingga setiap kegiatan berlangsung siswa tidak terlepas dari

pengamalan SKU sesuai dengan materi yang diberikan. Pada bulan

ini siswa difokuskan menghafalkan, membaca dan mempraktekkan

sandi AZ-ZA, lalu sandi morse dan terakhir sandi semaphore. Yang

dibagi menjadi Minggu pertama di dalam ruangan mempelajari sandi

AZ-ZA. Dilanjutkan di minggu kedua masih di dalam ruangan

dengan materi sandi morse. Lalu di minggu ketiga siswa di dalam

ruangan mempelajari materi sandi semapore. Kemudian pada

minggu terakhir yaitu minggu keempat siswa membaca dan

mempraktekkan secara langsung di luar ruangan bersama regu

masing-masing. Pada minggu akhir ini juga merupakan bagian dari

evaluasi kegiatan mingguan.


B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguatan Pendidikan

Karakter Pada Ektrakurikuler Pramuka di SD Muhammadiyah 8

Kota Malang

Penguatan Pendidikan Karakter atau banyak orang ketahuai

dengan sebutan PPK tentu berpengaruh penting dalam kegiatan serta

pembelajaran siswa. Dari hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan

penguatan pendidikan karakter selama kegiatan ektrakurikuler pramuka

di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang. Faktor tersebut didukung dengan

metode, strategi dan pendekatan yang digunakan oleh pembina pramuka.

Metode yang digunakan selama kegiatan ektrakurikuler

pramuka untuk menumbuh kembangkan penguatan pendidikan karakter

yaitu dengan mengamalkan point-point yang ada di SKU dan

mengamalkan dasa darma. Misalnya sebelum memulai kegiatan siswa

diminta untuk mebersihkan sampah-sampah yang tidak pada tempatnya,

melaksanakan sholat berjama’ah, dan melakukan apersepsi dengan

pengamalan poin-point SKU yang telah diajarkan.

Srategi yang digunakan ialah penekanan pada sikap siswa

anggota pramuka penggalang. Tegas tapi menyenangkan dan asik tapi

tidak mengusik begitulah strategi yang dibuat untuk

menumbuhkembangkan penguatan pendidikan karakter siswa. Strategi

yang digunakan terlaksana dengan baik dimana pembina akan memilih

pemimpin regu dari anggota pramuka penggalang untuk bersifat tegas

kepada teman-temannya. Begitupun sebaliknya anggota regu diminta


untuk patuh kepada ketua regu. Hal ini melatih siswa untuk berikap

tegas, berani dan saling mengormati.

Begitupun pendekatan yang digunakan oleh pembina selama

kegiatan berlangsung yaitu disiplin, yaitu untuk selalu disiplin

menerapkan 5 nilai penguatan pendidikan karakter religius, nasionalis,

mandiri, gotong royong dan integritas. Sehingga strategi, pendekatan,

dan metode yang digunakan oleh pembina pramuka merupakan faktor

keberhasilan dari penguatan pendidikan karakter selama kegiatan

ektrakurikuler di SD Muhammadiyah 8 Kota Malang berlangsung.

Dengan adanya strategi, pendekatan dan metode yang diberikan oleh

pembina pramuka maka anggota pramuka penggalang mulai terbentuk

menjadi pribadi yang santun, tegas dan mampu bersosialisasi dengan

baik. Dengan ektrakurikuler pramuka sebagai wadah atau lingkungan

yang sangat mendukung agar siswa memperoleh karakter yang baik.

C. Peran Ektrakurikuler Pramuka Sebagai Penguatan Pendidikan

Karakter

Ekstrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8 kota Malang

sangat berperan sekali sebagai penguatan pendidikan karakter ini.

Karena antusias yang tinggi dari siswa dan juga orang tua maka tepat

sekali jika ektrakurikuler pramuka dijadikan wadah sebagai penguatan

pendidikan karakter. Ektrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8

Kota Malang sudah menekankan pada pengamalan dasa darma. Untuk

memperkuat karakter yang dimiliki siswa. Maka pembina terus


melakukan upaya seperti menyusun metode, strategi dan pendekatan

yang digunakan.

Setelah banyaknya upaya yang digunakan oleh pembina untuk

membentuk karakter yang bagi siswa, maka tak hanya dasa darma saja

yang tampak. 5 nilai penguatan pendidikan karakter mulai tampak dalam

setiap kegiatan ektrakurikuler pramuka di SD Muhammadiyah 8 Kota

Malang.

Nilai karakter pertama yaitu religius sebelum memulai kegiatan

ektrakurikuler pramuka maka seluruh siswa melaksnakan sholat

berjama’ah, lalu tak lupa untuk memberi salam berjabat tangan dengan

sesama mahrom nya, dan berdoa sebelum memulai kegiatan. Nilai

karakter kedua yaitu nasionalis tidak hanya dibahas pada materi

pramuka SKU nomer 15-18 tentang nasinalisme. Pembina pramuka akan

selalu menanamkan pada diri siswa jiwa nasionalis agar selalu mencintai

tanah air indonesia. Sesuai dengan seragam pramuka yang anggota

penggalang dimana kacuk yang berwarna merah putih diletakkan di

leher. Hal tersebut untuk selalu mengingatkan pada siswa agar nama

indonesia dan bendera merah putih akan selalu ada di dalam jiwa dan

raga kita. Nilai karakter yang ketiga yaitu mandiri pembina selalu

menanamkan pada diri siswa untuk menjadi anggota pramuka yang

mandiri ketika jauh dari orang tua. Dapat menyelesaikan masalahnya

sendiri. Nilai karakter yang keempat yaitu gotong royong. Pembina

selalu berhasil menjadikan anggota pramuka penggalang menjadi

anggota yang memiliki sifat peduli terhadap sekitarnya. Sebagai contoh


dalam pembuatan pionering tentu tidak bisa dibuat hanya satu orang

saja, tapi perlunya beberapa orang atau kelompok untuk membantu itu.

Contoh lainnya yaitu anggota pramuka penggalang SD Muhammadiyah

8 kota malang melakukan baksos kecil-kecilan dengan menggalang dana

yang dikumpulkan untuk membantu orang-orang dipinggir jalan yang

membutuhkan. Pada kegiatan ini tidak hanya karakter bergotong royong

saja yang muncul, namun karakter berani pun muncul pada diri siswa.

kemudian nilai karakter terakhir yaitu integritas. Pembina selalu

bersikap tegas pada setiap peraturan yang dibuat. Anggota pramuka

penggalang sudah mulai disiplin untuk patuh kepada peraturan yang

dibuat. Akan tetapi masih ada beberapa yang tentunya melakukan

pelanggaran. Maka disinilah sikap tegas pembina untuk memberikan

hukuman kepada anggota pramuka yang melanggar. Tidak ada hukuman

fisik melainkan pembina akan menguji keberanian siswa lagi. Salah

contohnya yaitu dengan meminta siswa untuk menghafalkan dasa darma

di depan seluruh anggota pramuka penggalang dengan suara lantang dan

sikap tegas.

Dari hasil 5 nilai penguatan pendidikan karkter yang sudah muncul

pada diri siswa ternyata memiliki kesuaian pada pengamalan kode

kehormatan pramuka dasa darma. Sehingga ektrakurikuler pramuka

sangat berperan aktif dalam penguatan pendidikan karakter di SD

Muhammadiyah 8 Kota Malang.


PEMBAHASAN ANTAR VARIABEL

1. Ekstrakurikuler Pramuka terhadap penguatan pendidikan karakter

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil analisis yang

menunjukan bahwa antar variabel ektrakurikuler terhadap penguatan

pendidikan karakter menunjukan adanya pengaruh antara keduanya.

menurut Usman (2011:148) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

belajar yang waktunya diluar waktu yang telah di tetapkan dalam

susunan program seperti kegiatan pengayaan, perbaikan yang berkaitan

dengan program kurikuler atau kegiatan lain yang bertujuan

memantapkan pembentukan kepribadian seperti kegiatan pramuka, usaha

kesehatan sekolah, palang merah Indonesia, olahraga, kesenian, koperasi

sekolah, peringatan hari-hari besar agama/ nasional, dan lain-lain.

Wiyani (2013:108) pengertian ektrakurikuler adalah suatu kegiatan

yang dilaksanakan di dalam atau di luar lingkungan sekolah untuk

memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan

menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama, norma sosial, baik

lokal, nasional, mapun global untuk insan paripurna. Nugraha (2013:5)

pramuka adalah wahana yang dilakukan di alam terbuka, mka kegiatan

yang dilakukan oleh pramuka selalu di alam terbuka dan membutuhkan

pengetahuan serta keterampilan dasar tentang hal tersebut.

Melinda (2013:2) dalam Ardiansyah mengemukakan bahwa

keaktifan mengikuti esktrakurikuler pramuka dapat mempengaruhi sikap


disiplin, berani, menghargai oranglain, peduli lingkungan, cinta alam dan

kemandirian.

2. Kurikulum 2013 terhadap penguatan pendidikan karakter

Arifin (2012:1) “kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai

tujuan pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan

pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan”.

Pengertian kurikulum diatas mencangkup semua pengalaman yang

diharapkan untuk dikuasai siswa dibawah bimbingan para guru (Machali,

2014:74). Pengalaman yang dimaksud tersebut dapat diperoleh melalui

kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler yang dilakukan

baik di dalam akelas atau luar kelas.

Kurikulum 2013 dikembangkan dan diperkuat melalui aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang. Serta penekanan

pembelajaran diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

yang dapat mengembangkan sikap siritual dan sosial seusai dengan

karakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Machali,

2014:82).

Prasetya (2019:804) sesuai dengan keputusan Permendikbud

Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai

Ektrakurikuler Wajib menyebutkan bahwa dalam kurikulum 2013,

pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler

wajib.

Anda mungkin juga menyukai