Anda di halaman 1dari 1

Perpustakaan Universitas Indonesia >> Laporan Penelitian -

Dikti

Pemanfaatan tongkol jagung untuk pembuatan bioetanol menggunakan


bakteri asal Indonesia
Anja Meryandini
Deskripsi Dokumen: http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=135133&lokasi=lokal
------------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak

Penggunaan etanol sebagai bahan bakar alternatif meningkat didunia karena berbagai
alasan. Etanol adalah bahan bakar yang bersih dan terbarukan yang dapat diproduksi secara
ekonomis dengan metode yang ramah lingkungan.
Disamping beras, jagung adalah sumber karbohidrat utama di Indonesia terutama
untuk pakan ternak dan industri. Pada tahun 2005 produksi biji jagung kering mencapai
12,52 juta ton pertahun dengan limbah tongkol jagung sebanyak 3,76 juta ton. Tongkol
jagung terdiri atas 40 % selulosa, 36 % hemiselulosa dan 16 % lignin yang dapat di
hidrolisis oleh enzim bakteri. Pemanfaatan tongkol jagung untuk pembuatan etanol akan
menyediakan energi alternatif disamping memberikan nilai tambah pada limbah ini.
Memproduksi etanol menggunakan mikroba dilakukan melalui 2 proses utama.
Proses pertama adalah sakarifikasi (hidrolisis) bahan berlignosellulosa menjadi gula
sederhana dan proses kedua adalah fermentasi. Hidrolisis bahan berlignoselulosa menjadi
gula sederhana adalah langkah yang terpenting dalam produksi etanol. Penggunaan bakteri
untuk langkah pertama ini menjadi perhatian peneliti karena kecepatannya dalam
menghidrolisis.
Dari penelitian terdahulu telah didapatkan 5 kombinasi bakteri penghasil enzim
xilanase dan selulase yang dapat mendegradasi tongkol jagung. Proses hidrolisisnya
optimal pada suhu 50 oC atau 70 oC. Tingginya suhu yang digunakan memberi keuntungan
seperti meningkatkan daya larut substrat dan menurunkan viskositas serta mengurangi
kemungkinan kontaminasi.
Lima kombinasi bakteri ini dicobakan pada berbagai konsentrasi substrat tongkol
jagung yang telah didelignifikasi. Delignifikasi bubuk tongkol jagung dilakukan dengan
merendam bubuk tongkol jagung dalam pelarut natrium hipoklorit (NaOCl) 10 % selama 5
jam pada suhu ruang. NaOCl mengandung ion hipoklorit yang dapat memecah ikatan
karbon dalam struktur lignin. Hasil delignifikasi dicuci dengan akuades dan dikeringkan
dalam oven selama 48 jam pada suhu 50 oC.
Konsentrasi substrat yang digunakan adalah 1%, 5% dan 10%. Kemampuan
menghidrolisis tongkol jagung dilihat dari jumlah produksi gula pereduksi dan jumlah total
gula serta waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan monomer terbanyak. Total gula
hasil hidrolisis xilanase ditetapkan berdasarkan metode fenol (Apriyantono 1989) dengan
prinsip bahwa gula sederhana, oligosakarida, polisakarida dan turunannya dapat bereaksi
dengan fenol dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna oranye yang stabil. Gula
pereduksi diukur menggunakan metode DNS (Miller 1959). Prinsip pengukuran yaitu

Anda mungkin juga menyukai