PEMBAHASAN
untuk
merubah
hukum
Allah
atau
mempermainkannya
ataupun
menggugurkannya, menafsirkannya sesuai dengan hawa nafsu, tentu ini akan berakibat
sangat fatal.1
Masa`il Fiqhiyah menurut pengertian bahasa adalah permasalahan-permasalahan
baru yang berhubungan dengan masalah-masalah atau jenis-jenis hukum (fiqh) dan
dicari jawabannya. Secara istilah, masail fiqhiyah adalah problem-problem hukum
Islam baru al-waqiiyyah (faktual) dan dipertanyakan oleh umat jawaban hukumnya
karena permasalahan tersebut tidak tertuang di dalam sumber-sumber hukum Islam.
Dan persoalan tersebut belum pernah terjadi pada waktu yang lalu karena adanya
1
perbedaan situasi yang melingkupinya. Masail fiqhiyah disebut juga Masail fiqhiyah
al haditsah (persoalan hukum Islam yang baru). Objek kritis adanya masa'il fiqhiyah ini
menunjukkan adanya kepedulian islam untuk mencari jawaban berbagai masalah yang
berkembang dimasa kini.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Masail
Fiqhiyah adalah masalah-masalah baru yang muncul setelah turunnya Al-quran dan
hadits dan setelah wafatnya Rasulullah SAW yang belum ada ketentuan hukum secara
pasti, sehingga dalam mencari jawabannya memerlukan metodologi ijtihad para ulama
dalam menginstinbatkan hukum yang diambil dari Al-quran, Hadits, ijma, qiyas, qaulul
sahabat dan lain sebagainya. Dengan adanya Ilmu masa'il fiqhiyah menunjukkan
adanya kebebasan berpikir secara bertanggung jawab di kalangan umat islam dan
sekaligus toleransi dan kedewasaan sikap dalam menghadapi berbagai perbedaan
pendapat.2
B. Sejarah Perkembangan Pemikiran Hukum Islam
Hukum islam adalah perintah Allah SWT yan berkaitan dengan aktivitas para
mukallaf, baik berbentuk perintah (suruhan dan larangan), pilihan maupun ketetapan.
Hukum islam tersebut digali dari dalil-dalilnya yang terperinci yaitu al-Quran dan
Sunnah, dan lain-lain yang secara jelas maupun samar-samar yang perlu digali dengan
menggunakan kemampuan akal (ijtihad). Secara umum dapat dikatakan bahwa agar
ijtihad tidak menyimpang dari garis yang ditentukan oleh al-Quran dan Sunnah, para
mujtahid telah membuat semacam aturan main dalam bentuk norma-norma dan kaidahkaidah dalam ijtihad yang dikenal dengan Ushul Fiqh yang menjadi garis yang
mengikat mujtahid yang menggunakan akal bebasnya.
1. Hukum islam di zaman Rasulullah
Dengan turunnya wahyu kepada Rasulullah dalam bentuk al-Quran dan
Sunnah, mulailah timbul sejarah hukum islam yang berkenaan dengan hukum dari
ayat Madaniyah. Ilmu-ilmu yang berkenaan dengan hukum islam, khususnya Fiqh
dan Ushul Fiqh telah ada pada zaman Rasulullah meskipun belum ada klasifikasi dan
kodifikasinya. Masa ini baru merupakan periode peletakkan dasar-dasar dan prinsip
umum.
2
http://velliezardiansyah.blogspot.co.id/2012/11/masail-fiqhiyyah.html
Rasulullah adalah pakar ilmu Ushul Fiqh yang pertama dan beliau menerima
wahyu al-Quran yang kemudian dijelaskan dengan sunnahnya (perkataan maupun
perbuatan). Beliau juga menggunakan metode berpikir analogis (qiyas) dan juga
metode ijtihad.pemikiran rasional untuk menjelaskan hukum islam melalui penalaran
hukum dan induksi guna memperoleh hukum dalam hubungan vertikal dam
horizontal, atau dalam kasus-kasus baru, atau memberi nilai hukum terhadap
peristiwa khusus, belum merupakan gejala umum dalam masyarakat pada periode ini
dan masa sahabat. Kegiatan berpikir baru muncul sebagai gejala umum ketika
kepentingan duniawi telah mulai mengejar.3
Setiap ijtihad seorang sahabat dalam menetapkan suatu hukum dan
memutuskan perkara tidak dapat menjadi tasyri dan undang undang bagi umat islam,
kecuali setelah ada pengakuan dari Rasulullah SAW sendiri. Jadi selama Rasulullah
SAW masih hidup kekuasaan penetapan hukum atau perundang-undangan berada
ditangan beliau sendiri.
2. Masa khulafa al-rasyidin
Para sahabat telah mewarisi apa yang ada masa Rasulullah dan dihadapkan
kepada mereka masalah-masalah baru. Metode pengajaran hukum yang dilakukan
para sahabat adalah mengembalikan permasalahan terlebih dahulu kepada al-Quran.
Jika tidak didapatkan pemecahan masalah didalamnya, mereka kembalikan kepada
Sunnah Nabi. Dan kalau tidak juga terselesaikan, baru mereka melakukan ijtihad
untuk mendapatkan hukum yang dicari. Para mereka berijtihad adalah dengan
berpegang kepada maqul al-nash dan mengeluarkan illah (penyebab adanya
hukum) atau hikmah yang dimaksud dari nash itu, kemudian menerapkannya pada
semua masalah yang sesuai illahnya dengan illah yang ada pada nash yang disebut
al-qiyas. Dengan bermusyawarah dalam mencari hukum yang tidak ada nashnya,
kemudian mereka bersepakat dalam hukum yang mereka temukan atas suatu masalah
yang disebut dengan ijma. Para sahabat dalam menghadapi berbagai problem yang
terjadi yang tidak ada ketetapan hukumnya dalam al-Quran dan sunnah, mereka
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA., Masail Al-Fiqhiyah, (Jakarta: Prenada Media Group,
2006), h. 5-9
benar
tampak
perkembangannya,
sehingga
mulai
dipikirkan
pengkodifikasiannya. Imam SyafiI adalah orang yang pertama kali menulis tentang
Ushul Fiqh dalam kitab Al-Risalah.
Pemikiran hukum islam, khususnya Ushul Fiqh, pada abad III H ini memiliki
keistimewaan tersendiri, walaupun masih ada yang mencampurkan dengan fiqh. Dan
pada abad IV H merupakan titik pemisah sejarah hukum islam karena sebagai
periode telah selesainya pembentukan hukum yang berdasarkan ijtihad secara mutlak
sehingga tidak dapat lagi menetapkan atau mengeluarkan keputusan hukum kecuali
masalah kecil. Kemudian abad V sampai pertengahan abad VII H, merupakan masa
penyempurnaan pemikiran hukum islam. Pemikiran Ushul Fiqh mengalami
kemajuan luar biasa dengan munculnya pemikir-pemikir berbobot.
Prof. Dr. Abdul Wahab Khallaf, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 12, 59
Prof. Dr. Abdul Wahab Khallaf, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan , h. 84-85
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, kita telah mengetahui pembahasan hukum islam dari
zaman Rasulullah hingga hukum islam kontemporer atau masail fiqhiyah. Masail
fiqhiyah adalah problem-problem hukum Islam yang baru karena tidak terjadi pada
zaman dahulu dan dipertanyakan oleh umat jawaban hukumnya sebab permasalahan
tersebut tidak tertuang di dalam sumber-sumber hukum Islam.
Hukum islam adalah kumpulan hasil pemahaman para mujtahid terhadap alQuran dan Sunnah, dengan metodologi istimbath hukum yang telah dibuat sebagai
dasar pemikiran. Hukum islam dalam perjalanannya mengalami perkembangan yang
sangat pesat, sejak zaman Rasulullah, para sahabat, dan kurun waktu selanjutnya,
sampai lahirnya para mujtahid mazhab dengan berbagai karya ilmiah sebagai khazanah
intelektual keislaman. Dengan metodologi istimbath yang diciptakan oleh para
mujtahid, menjadikannya sebagai hukum yang sempurna yang mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan berbagai kasus yang dihadapi oleh umat dalam perkembangan
zaman dulu, sekarang, dan akan datang sampai hari kiamat tiba.
DAFTAR PUSTAKA
http://velliezardiansyah.blogspot.co.id/2012/11/masail-fiqhiyyah.html
Khallaf, Abdul Wahab. 2002. Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhibbuthabry. 2011. Masail Fiqhiyah Al-Haditsah: Penyelesaian kasus-kasus
kekinian. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Nata, Abuddin. 2006. Masail Al-Fiqhiyah. Jakarta: Prenada Media Group.