Anda di halaman 1dari 43

URGENSI ILMU FALAK

Dalam Perspektif Sains dan Teknologi

OLEH : H. IMAM ISKAROM, LC


DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM (UNIDA)
GONTOR
PENGANTAR

Pengetahuan tentang letak, pergerakan dan


sifat-sifat matahari, bulan, bintang,
planet(termasuk bumi) disebut Astronomi. Ilmu
Falak sebagai bagian dari ilmu Astronomi
mempelajari yang berkaitan dengan benda-benda
langit, baik dari segi bentuk, ukuran, fisik, posisi,
gerakan maupun hubungan satu dengan lainnya.
KONDISI INDONESIA
1. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Presentase Muslim Indonesia
mencapai hingga 12,7 persen dari populasi dunia atau berjumlah sebanyak 207.176.162 (87.18%). Menyusul pada
peringkat 9 besar berikutnya adalah Pakistan (178 juta), India (177 juta), Bangladaesh (149 juta), Mesir 80 juta), Nigeria
(76 juta), Iran (76 juta), Turki 76 juta jiwa), Algeria (38 juta jiwa) dan Maroko (32 juta jiwa).
2. Data yang menunjukkan tingginya kuantitas muslim Indonesia, ini, sayangnya tidak berbanding lurus dengan status
yang lain seperti pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih tergolong rendah, yaitu 14,6 %. Misalnya saja,
angka ini jauh lebih rendah dari Malaysia yang mencapai angka (28%) dan Singapura yang mencapai angka 30%.
3. Merujuk fakta ketertinggalan yang lain terutama dari sisi literasi, Indonesia menduduki ranking yang rendah, yaitu 60
dari 61 negara yang diteliti. Temuan yang dirilis oleh The World’s Most Literate Nations (WMLN) tahun 2016 ini lagi-
lagi menempatkan Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura.


PENGERTIAN ILMU FALAK
FALAK dalam bahasa Arab ‘falaky’ yang artinya
garis edar (orbit) atau
lintasan benda benda langit
Sehingga Ilmu Falak Adalah ilmu yang mempelajari tentang
pergerakan benda langit.

BENDA LANGIT :
matahari - bulan - planet – komet - meteor - bintang – galaksi
dll
Astronomi (Yunani) : astro=bintang + nomos=ilmu
• Ilmu Falak juga disebut Kosmografi. Bila ilmu Falak
bermakna pengetahuan bidang edar, maka Kosmografi berarti
catatan tentang alam semesta (kosmos = alam semesta;
graphein = menulis).
DALAM ISLAM
ILMU FALAK (HISAB RUKYAT)
DIGUNAKAN UNTUK MEMBANTU PELAKSANAAN
IBADAH

1 - PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH


2 - PENENTUAN JADWAL SHALAT
3 - PENENTUAN ARAH KIBLAT
4 - PENENTUAN SAAT GERHANA
MANFAAT ILMU FALAK

Menghitung dan memastikan arah kiblat di


permukaan bumi.
Menghitung dan memastikan waktu shalat
Menghitung dan memastikan matahari terbenam
Menghitung dan memastikan awal bulan qomariyah
Menghitung dan memastikan terjadinya gerhana
RUANG LINGKUP HISAB RUKYAT
KEGIATAN
MENGHISAB

Arah Qiblat

 Waktu Shalat
ILMUFALAK UNTUK
[ Ilmu Hisab Rukyah ] MENENTUKAN
 Awal Bulan

 Gerhana

KEGIATAN
MERUKYAH
PERMASALAHAN
HISAB-RUKYAT DI INDONESIA
1 - PENENTUAN ARAH KIBLAT
banyak masjid belum mengarah ke kiblat

2 - PENENTUAN JADWAL SHALAT


waktu subuh masih menuai kontroversi

3 - PENENTUAN AWAL BULAN HIJRIYAH


masih terjadi perbedaan di masyarakat

4 - PENENTUAN SAAT GERHANA


PENGERTIAN ISTILAH

Kiblat
berasal dari bahasa Arab ( ‫ ) ق بلة‬yaitu arah yang merujuk ke
suatu tempat dimana bangunan Ka’bah berada.

Ka’bah
Adalah bangunan berbentuk kotak yang terletak di tengah-tengah
Masjidil Haram , Kota Makkah, Arab Saudi. Ka’bah juga sering
disebut dengan Baitullah (Rumah Allah). Bangunan ini menjadi pusat
ibadah Umat Islam seluruh dunia.
Arah
adalah “jarak terpendek” berupa garis lurus
ke suatu tempat. Karena Bumi berbentuk
bulat maka garis ini membentuk busur besar
sepanjang permukaan bumi. Dengan
demikian Kiblat juga menunjukkan jarak
terpendek ke Ka’bah dari suatu tempat di
permukaan Bumi.
MASALAH ARAH KIBLAT DI
LAPANGAN
 Arah kiblat dianggap masalah sepele.
Banyak masjid arah kiblatnya melenceng.
Pembangunan Masjid / Musholla kurang memikirkan ketepatan arah
kiblat.
 Arah Kiblat di Rumah-rumah jarang diukur
 Pembetulan arah kiblat  Rawan Konflik
 Umat Islam banyak yang tidak tahu cara mencari arah kiblat yang
tepat.
 Ahli yang menguasai pengukuran arah kiblat hanya sedikit.
 Penggalian makam / kuburan kurang memperhatikan arah kiblat.
FATWA MUI NO.3 TAHUN 2010

1. Terjadinya pergeseran kiblat akibat gempa


yang menyatakan bahwa “Letak geografis
Indonesia berada di sebelah timur
Makkah/Ka’bah, maka kiblat umat Islam
Indonesia adalah menghadap ke arah
barat”
LANJUTAN
2. KALANGAN AHLI FALAK DAN ILMUWAN MEMPROTES SEBAB ARAH BARAT
INDONESIA ADALAH AFRIKA BUKAN MEKAH/KA’BAH

3. PERTEMUAN MUI DAN AHLI FALAK


 MUI MERALAT FATWA NO . 3 TENTANG ARAH KIBLAT KE BARAT
 MENJADI FATWA NO. 5 TENTANG ARAH KIBLAT KE ARAH BARAT-LAUT
DENGAN VARIASI SUDUT SESUAI POSISI MASING-MASING.
PROBLEMATIKA

HIJRIYAH
DI INDONESIA
HISAB (PERHITUNGAN)

HISAB berasal dari bahasa Arab “hasaba“


artinya menghitung  ilmu hitung posisi benda-benda
langit khususnya bulan dan matahari seperti terlihat dari
bumi.
 Pengamatan  Gerak benda langit teratur
 Algoritma / Rumus  Penemuan teknologi hisab
 AMakin teliti  Hasil Hitungan “Qat’i” / Pasti
Pengertian Hisab & Rukyat
Hisab : Perhitungan astronomis menentukan awal bulan qomariah (hijriyah)
Rukyat: Pengamatan(observasi) hilal menentukan awal bulan qomariah(hijriyah).

Ijtima’ (bulan baru/New Moon, konjungsi,lunasi)


 peristiwa segaris/sebidang-nya pusat bulan dan matahari dari pusat bumi.
 Bulan dan matahari memiliki bujur ekliptika (bujur astronomi) yang sama.
 Fraksi illuminasi(pencahayaan) bulan minimum.
 Posisi Istimewa saat ijtima’ berlangsung gerhana matahari.
iIjtima’ berlangsung bersamaan di seluruh tempat di permukaan bumi.
Awal Bulan(New Month)Penanggalan
Hijriyah.
1.Awal bulan(tanggal 1 bulan hijriyah)menandai awal penanggalan.
2.Awal bulan ditentukan pada setiap ghurub tanggal 29 bulan hijriyah.
3.Jika pada saat ghurub tgl. 29 bulan hijriyah ijtima’ belum terjadi, secara astronomis
, keesokan harinya tgl. 30 di bulan yang sedang berlangsung.
4.Jika pada saat ghurub tgl. 29 bulan hijriyah ijtima’ sudah terjadi, tinggi hilal negatif,
maka keesokan harinya tgl. 30 di bulan yang sedang berlangsung.
5.Jika pada saat ghurub tgl. 29 bulan hijriyah ijtima’ sudah terjadi, tinggi hilal positif,
maka penentuan awal bulan berdasarkan kriteria awal bulan. Jika memenuhi kriteria
keesokan harinya tgl. 1 bulan baru. Jika tidak memenuhi, keesokan harinya tgl. 30 di
bulan yang sedang berlangsung.
KITAB-KITAB HISAB FALAK
SULAMUN NAYYIRAIN
ITTIFAQ DZATIL BAIN
KHULASATUL WAFIAYAH
AL QAWAID AL FALAKIYAH
NURUL ANWAR
MENARA KUDUS
FATH UL RAUF AL MANAN
BADI’ATUL MITSAL
HISAB HAKIKI DLL.
PERKEMBANGAN ILMU HISAB
TEKNOLOGI  ILMU HISAB

METODE-RUMUS-KETELITIAN
ALAT HITUNG-SIMULASI

RUBUK  DAFTAR LOGARITMA


KALKULATOR  KOMPUTER

SOFTWARE APLIKASI FALAK


HISAB AWAL BULAN
 Hisab Urfi : kebiasaan ( 1 bulan kadang 29/30 hari)
 Hisab Istilahi : Hisab Urfi + Ralat Kabisat
 Hisab Takribi : pendekatan ( ketelitian rendah )
 Hisab Hakiki : rumus lebih sempurna, penggunaan
alat bantu hitung seperti kalkulator ( lebih teliti )
 Hisab Tahkiki : rumus lebih sempurna disertai koreksi atau ralat
hitungan, penggunaan rumus yang sudah teruji, penggunaan komputer
(sangat teliti)  Tahqiq = pasti
 Hisab Kontemporer Modern : penggunaan algoritma atau rumus terbaru
yang dikemas dalam program komputer dengan ketelitian sangat tinggi.
Disertai animasi dan visualisasi posisi benda langit.
SOFTWARE APLIKASI FALAK
WIN HISAB (KEMENAG)
HISAB FALAK (AMINUDIN KARWITA)
MAWAQIT (KHAFID)
AL HILAL (MUHYIDDIN)
IJTIMAK (MUZAKKIN)
ASCRIP (MOEDJI RAHARTO)
MOON CALC (MONZUR AHMAD)
ACCURATE TIME (ODEH)
STARRYNIGHT (CANADA)
SKYVIEWCAFE (AUSTRALIA)
KRITERIA HISAB
KEMENTERIAN AGAMA RI
Kriteria MABIMS, yakni kriteria Departemen Agama
Indonesia yang diterima sebagai kriteria bersama
dalam forum MABIMS yang mencakup negara: Brunai
Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura adalah
sebagai berikut:
a. Tinggi Hilal minimum 2o
b. jarak dari matahari minimum 3o, atau
c. Umur bulan dihitung saat ijtimak atau bulan baru atau
bulan dan matahari segaris bujur saat matahari terbe-
nam minimal 8 jam.(Dirbinapera, 2000).
KRITERIA AWAL BULAN

1. RUKYATUL HILAL BIL FI’LI( NAHDLATUL ULAMA )

2. HISAB WUJUDUL HILAL (MUHAMMADIYAH, PERSIS)

3. HISAB IMKANURRUKYAT ( PEMERINTAH + ASEAN )

4. RUKYAT GLOBAL SAUDI ( HTI, PKS )


(1) RUKYATUL HILAL BIL FI’LI
"BERPUASALAH KAMU KARENA MELIHAT HILAL
DAN BERBUKALAH KAMU KARENA MELIHAT
HILAL. JIKA TERHALANG MAKA GENAPKANLAH
(ISTIKMAL)“

RUKYAT HILAL  WAJIB KIFAYAH


HISAB  ALAT BANTU RUKYAT
TERLIHAT HILAL  MULAI BULAN BARU
GAGAL  ISTIKMAL (DIGENAPKAN 30 HARI)
(2) Hisab Wujudul Hilal
AWAL BULAN BARU AKAN DIMULAI PADA SORE ITU JIKA :

(1) IJTIMAK TELAH TERJADI SEBELUM MATAHARI TERBENAM


(2) BULAN TERBENAM SETELAH MATAHARI TERBENAM

HISAB  DIGUNAKAN HISAB HAKIKI  BERKEMBANG


KE HISAB KONTEMPORER / MODERN
MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER
(3) Hisab Imkanurrukyat

AWAL BULAN BARU AKAN DIMULAI PADA SORE ITU JIKA :

(1) SAAT MATAHARI TERBENAM TINGGI BULAN > 2°


DARI UFUK DAN SUDUT ELONGASI / JARAK BUSUR
BULAN-MATAHARI > 3°
ATAU 
(2)· SAAT MATAHARI TERBENAM UMUR BULAN > 8 JAM
SETELAH IJTIMAK / KONJUNGSINYA.
(4) RUKYAT GLOBAL SAUDI
AWAL BULAN BARU AKAN DIMULAI PADA SORE ITU JIKA :

ADA LAPORAN RUKYAT DARI SEANTERO DUNIA YANG


MENYAKSIKAN HILAL. ATAU

ARAB SAUDI MENGUMUMKAN BAHWA SORE ITU


ADALAH AWAL BULAN BARU
SATUAN UKUR ILMU FALAK
 Untuk menyatakan besarnya sudut menggunakan satuan ukur derajat ( º ), menit
( ’ ) dan detik ( ” )
1 O = 360 º, 1 º = 60 ’, 1 ’ = 60 ”
misal : 5 º 7 ’ 9 ”
 Untuk menyatakan waktu menggunakan satuan ukur jam ( j ), menit ( m ) dan
detik ( d )
1 hari = 24 ʲ, 1 ʲ = 60 ͫ , 1 ͫ = 60 ᵈ
misal : 05 ʲ 07 ͫ 09ᵈ atau 05 : 07 : 09
KONVERSI SATUAN UKUR
• Dilakukan dengan berpedoman pada tempuhan peredaran semu matahari yang sekali
putaran ( 360 º) memerlukan waktu 24 jam, sehingga :
360 º = 24 ʲ
15 º = 1ʲ
1º = 4 ͫ
15 ’ = 1 ͫ
1’ = 4ᵈ
15 ” = 1ᵈ
• KONVERSI DERAJAT MENJADI JAM
yaitu dengan cara data derajat dibagi 15
misal : 15º 30’ 45” : 15 = 01ʲ 02 ͫ 03.00ᵈ atau 01:02:03.00
16º 16’ 16” : 15 = 01ʲ 05 ͫ 05.07ᵈ atau 01:05:05.07
• KONVERSI JAM MENJADI DERAJAT
yaitu dengan cara data jam dikalikan 15
misal : 01ʲ 02 ͫ 03ᵈ atau 01:02:03 x 15 = 15º 30’ 45”
03ʲ 05 ͫ 05ᵈ atau 03:05:05 x 15 = 46º 16’ 15”
Direktorat Jenderal
Bimas Islam

Sekretariat

Direktorat Urusan Direktorat Bina Direktorat Direktorat


Agama Islam & KUA & Keluarga Penerangan Agama Permberdayaan
Binsyar Sakinah Islam Zakat & Wakaf

Subbag Tata
Usaha

Subdit Bina Paham


Subdit
Subdit Hisab Subdit Keagamaan Islam
Kepustakaan
Rukyat & Syariah Kemasjidan & Penanganan
Konflik Islam
‫القواعد الفقهية‬

‫‪ .١‬ما لا يتم الواجب إلا ّ به فهو الواجب‬


‫‪ .٢‬الأمر بالشيء أمر بوسائله‬
‫‪ .٣‬الوسيلة تأخذ حكم المقاصد‬
‫‪ .٤‬الوسيلة لها حكم الغاية‬

Anda mungkin juga menyukai