Anda di halaman 1dari 6

Gambaran tentang Hak Asasi Manusia

Istilah hak-hak asasi manusia merupakan terjemahan dari istilah drots de


I’homme dalam bahasa Prancis, yang berarti, hak manusia, atau dalam bahasa
Inggrisnya, human right. Dalam bahasa Belanda, disebut menselijke rechten.
Sedangkan al-Quran, di mana lebih dari 1400 tahun yang lalu diwahyukan Allah
swt kepada seluruh umat manusia melalui rasul dan utusannya, Nabi Muhammad
saw, merupakan pencerminan nilai-nilai asasi bagi manusia.1

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.2

Sedangkan dalam KBBI, Hak Asasi Manusia adalah Hak yang dilindungi
secara International (yaitu deklarasi PBB Declaration of Human Rights) sperti hak
untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, dan hak untuk mengeluarkan
pendapat.3

Menurut Sidney hook Hak Asasi Manusia adalah tuntutan yang secara
moral bisa dibenarkan,agar seluruh manusia dapat menikmati dan melaksanakan
kebebasan dasar mereka, harta benda, dan pelayanan-pelayanan mereka yang
dipandang perlu untuk mencapaiharkat kemanusiaan.4

Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam

Pada dasarnya semua undang-undang adalah bersifat kemanusiaan, yaitu


ingin mewujudkan kebahagiaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Untuk
membuktikan di antara ciri khas hukum Islam itu adalah kemanusiaan atau
Insaniyyah dapat dilihat bagaimana hukum, hukum Islam memberi perhatian
1
Zuman Malaka, Ham dan Demokrasi dalam Dunia Islam, pdf, h. 363-364.
2
https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_39_Tahun_1999,
diakses pada tgl 15 April 2018
3
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 502.
4
Tim Penyusun, Hak Azazi Manusiadalam Islam, (tk: Pustaka Firdaus, 1995), h. 19.
penuh kepada manusia, memelihara segala yang berhubungan dengan urusan
manusia seperti pemeliharaan dan pelindungan aqidah, fikiran, diri, ruh akal,
usaha, kehormatan, pahala, dan siksa bagi kehidupan manusia, dan lain-lain. Baik
secara peribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

Hukum Islam memperhatikan kemuliaan manusia sebagai seorang yang


beriman kepada Allah yang mentaati perintahnya dan sebagai orang kafir yang
mengingkari hukum Allah. Mereka semua akan mendapat balasan dari Allah
secara adil. Dalam etika perang sendiri tentara Islam tidak dibenarkan mencincang
anggota tubuh musuh walaupun ia kafir, karena ia tetap manusia mahluk Allah
yang dimuliakan. Manusia tidak boleh disakiti walaupun dalam rangka
mengembangkan aqidah Islam, untuk kepentingan negara atau kepentingan-
kepentingan yang lain. Tubuh manusia sesudah ia meninggal harus tetap
dihormati seperti ketika ia masih hidup.

Oleh karena itu agama tidak membenarkan melecehkan kemuliaan


manusia, mengancamnya, atau menumpahkan darahnya. Jalan yang ditempuh
Islam dalam menangani dan menyelesaikan orang-orang yang bertindak jahat,
harus tetap menggunakan cara-cara yang telah ditentukan syara’, tidak boleh
melampaui batas. Semua hukuman itu telah ditetapkan atas dasar memelihara
kemuliaan manusia yang melebihi lain-lainnya, tanpa membedakan warna kulit,
agama, status sosial, pendidikan dan lain-lain.5

Ringkasnya hukum Islam merupakan hukum kemanusiaan.6 karena itu hukum


Islam mensyari’at wajib tolong-menolong seperti ajaran zakat, infaq, shadaqah,
wakaf dan sebagainya.7 Zakat diwajibkan kepada orang kaya yang hartanya
mencapai nisab. Zakat juga diperuntukan kepada orang-orang yang membutuhkan
, baik yang disebut fakir miskin dan lainnya.8 Sedangkan menurut Hasbi Ash-

5
Asmawi, FILSAFAT HUKUM ISLAM, (Yogyakarta: SUKSES offset, 2009), h. 61-62.
6
Hasbi Ash Shiddieqy, FALSAFAH HUKUM ISLAM, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990), h. 157.
7
Miftahul Huda, FILSAFAT HUKUM ISLAM, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2006), h. 36.
8
Ismail Muhammad Syah, FILSAFAT HUKUM ISLAM, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 118.
shiddieqiy bahwa Islam itu mengimbangi hak jiwa dengan hak-hak anggota tubuh
dalam batas-batas yang imbang.9

Cara Pandang Hak Asasi Manusia dalam Dua Sisi

Hukum Islam sebagai bagian agama Islam, melindungi hak asasi manusia.
Kalau hukum Islam dibandingkan dengan pandangan atau pemikiran
(hukum) Barat (Eropa, terutama Amerika) tentang hak asasi manusia, akan
kelihatan perbedaannya. Perbedaan itu terjadi karena pemikiran (hukum) Barat
memandang hak asasi manusia semata–mata antroposentris, artinya berpusat pada
manusia. Dengan pemikiran itu manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya
pandangan hukum Islam yang bersifat teosentris. Artinya berpusat pada Tuhan.
Manusia adalah penting, tetapi yang lebih utama adalah Allah. Allahlah pusat
segala sesuatu.

Oleh karena perbedaan pandangan itu, terdapat perbedaan pokok antara


Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia yang disponsori Barat dengan Deklarasi Hak-
hak Asasi Manusia yang dikeluarkan oleh umat Islam. Deklarasi kairo tahun
1990, misalnya, yang dikeluarkan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI), di
dalamnya termasuk juga Indonesia, merupakan pendirian resmi umat Islam
mengenai Hak-hak Asasi Manusia, berbeda kerangka acuannya dengan Deklarasi
atau pernyataan Hak-hak Asasi Manusia yang diseponsori negara-negara Barat.
Dinyatakan dalam deklarasi itu bahwa semua hak dan kebebasan yang terumus
dalam deklarasi tunduk pada syariat atau hukum Islam. Satu-satunya ukuran
mengenai Hak-hak Asasi Manusia adalah syariat Islam.10

9
Hasbi Ash Shiddieqy, FALSAFAH HUKUM ISLAM, (Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI
PUTRA, 2001), h. 114.
10
Muhammad Daud, Hukum Islam: Pengantar ilmu hukum dan tata hukum Islam di Indonesia,
(Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2009), h. 59-60.
Pada sisi lain, hukum Islam terlihat dalam cara yang tidak manusiawi.
Penilaian Kejam terhadap Hukum Pidana Islam Kritik terhadap hukuman dalam
Islam bisa disebabkan karena tidak disadarinya alasan spiritual dari hukuman itu.
Hukuman tidaklah dijatuhkan secara kejam oleh seseorang pada orang lain,
melainkan suatu pelaksanaan dari ketentuan Allah terhadap hamba-hambaNya.
Ketaatan kepada hukum Allah adalah karakter dasar bagi masyarakat Muslim
yang benar. Menurut Jean Claude Vatin di satu pihak syariah menganjurkan
manusia memenuhi hak-hak pribadinya dan berlaku adil dengan dirinya sendiri.
Di pihak lain, dicobanya menciptakan keseimbangan antara hak-hak seseorang
dengan masyarakat, sehingga di antara keduanya tak akan muncul konflik. 11 Salah
satu persoalan yang selalu dibahas oleh para ahli hukum pidana adalah masalah
pidana atau hukuman.

Sebelum membahas hal-hal di atas, terlebih dahulu akan dipaparkan


bagaimana tuduhan-tuduhan terhadap hukuman dalam sistem pidana Islam yang
kerap kali digambarkan sebagai sesuatu yang kejam, tidak manusiawi dan
barbarian. Dalam sistem ini misalnya dikenal hukuman mati. Persoalan yang
sering berkaitan dengan hukuman mati ini adalah karena sering kali bentuk-
bentuk hukuman tersebut hanya dilihat dari satu sisi saja. Yaitu, sisi kemanusiaan
menurut standar abad 20 yang dianggap paling beradab, dan tidak pernah dilihat
alasan, maksud, tujuan dan keefektifan hukuman-hukuman tersebut.

Berkaitan dengan teori pemidanaan ini dikenal adanya beberapa tujuan


pemidanaan, yaitu retribution (pembalasan), deterence (pencegahan) dan
reformation (perbaikan). Banyak penulis menyatakan, satu-satunya tujuan
pemidanaan dalam hukum-hukum pidana Islam adalah untuk pembalasan semata.
Pada kenyataannya, hal tersebut tidaklah benar. Dalam Hukum Pidana Islam,
hukuman tidak hanya berfungsi sebagai pembalasan, tetapi juga memiliki fungsi
pencegahan (umum dan khusus) serta perbaikan. Dalam kenyataannya, juga
berfungsi melindungi masyarakat dari tindakan jahat serta pelanggaran hukum
(fungsi perlindungan).

11
Tim Penyusun, Hak Azazi Manusiadalam Islam, (tk: Pustaka Firdaus, 1995), h. 180.
Hukuman dalam Islam memiliki landasan yang sangat kokoh, yaitu al-
Qur’an dan Sunah Nabi saw, dan bukan berdasarkan dugaan-dugaan manusia
semata mengenai hal-hal yang dirasa adil. Dari sisi kepastian hukum juga jelas,
karena manusia dilarang mengubah hukuman yang diancamkan. Jadi, untuk
tindak pidana yang diberi ancaman hukuman hadd tidak boleh ada perubahan
-perbuatan yang dilarang misalnya-, tetap menjadi sesuatu yang diharamkan
sampai kapan pun. Bandingkan dengan sistem hukum yang berlaku di
negaranegara Barat yang bahkan untuk perbuatan yang sangat kotor, seperti zina,
dapat dilakukan dekriminalisasi.

Selain itu, dalam Hukum Pidana Islam, juga dikenal ‘afwan atau pemaafan
bagi tindak pidana qisas, seperti pembunuhan atau penganiayaan, jika pihak
korban atau keluarga korban mau memaafkan. Sistem ini juga sangat
memperhatikan aspek pencegahan, pendidikan dan perlindungan bagi masyarakat
serta perbaikan bagi si pelaku.

Dikatakan oleh Shiddiqi, hukuman yang ditentukan oleh syariah hanya


dilaksanakan oleh suatu negara Islam. Hukuman ini merupakan bagian dari sistem
Islam. Dalam sistem seperti ini, negara melakukan distribusi kekayaan dengan
baik, yang bertanggung jawab untuk menolong setiap warga negara, tidak peduli
latar belakang suku, ras, bahasa, warna kulit atau status sosialnya. Negara juga
bertanggung jawab menjamin pekerjaan yang baik bagi warganya. Jika pekerjaan
itu tidak tersedia atau jika ada seseorang yang tidak mampu bekerja harus
diberikan kepadanya harta dari Baitul Mal atau rumah harta Negara.12

Jika dikaji secara mendalam, maka akan kita temukan bahwa pengertian
penerapan konteks tentang HAM antara tiap-tiap negara pasti memiliki perbedaan
yang amat tajam. Tidak terkecuali pemaknaan antara negara Barat dengan Timur
juga demikian. Sebab, masing-masing mempunyai perbedaan kultur yang amat
tajam. Orang Timur Tengah tidak bisa dipaksakan harus hidup layaknya orang
Hawai, yang selalu terkenal dengan bikini dan tariannya. Demikian juga orang
Barat tidak bisa dipaksakan hidup dengan selalu berjubah layaknya orang Arab.
12
Zuman Malaka, Ham dan Demokrasi dalam Dunia Islam, pdf, h.369-370.
Di negara Barat yang dikenal pelopor, bahkan sering memaksakan HAM
terhadap negara-negara lain, bukan berarti bersih dari pelanggaran HAM.
Misalnya saja Perancis yang baru saja telah melarang warganya untuk memakai
jilbab. Bukankah ini suatu pembunuhan terhadap hak seseorang. Demikian juga
dengan Amerika yang sampai saat ini juga masih sering memarjinalkan orang-
orang kulit hitam dan lain sebagainya, sehingga suatu kebohongan besar jika suatu
negara sudah terbebas dari pelanggaran HAM. Hukum Islam sangat menjunjung
tinggi HAM, ini bisa dipelajari mulai dari hukum pidana, perdata, ataupun yang
lainnya. Perbedaan masing-masing negara dengan penerapan hukum memang
disesuaikan dengan faktor kondisi dan situasi negara tersebut.13

13
Ibid, h. 377.

Anda mungkin juga menyukai