Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.2
Sedangkan dalam KBBI, Hak Asasi Manusia adalah Hak yang dilindungi
secara International (yaitu deklarasi PBB Declaration of Human Rights) sperti hak
untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, dan hak untuk mengeluarkan
pendapat.3
Menurut Sidney hook Hak Asasi Manusia adalah tuntutan yang secara
moral bisa dibenarkan,agar seluruh manusia dapat menikmati dan melaksanakan
kebebasan dasar mereka, harta benda, dan pelayanan-pelayanan mereka yang
dipandang perlu untuk mencapaiharkat kemanusiaan.4
5
Asmawi, FILSAFAT HUKUM ISLAM, (Yogyakarta: SUKSES offset, 2009), h. 61-62.
6
Hasbi Ash Shiddieqy, FALSAFAH HUKUM ISLAM, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990), h. 157.
7
Miftahul Huda, FILSAFAT HUKUM ISLAM, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2006), h. 36.
8
Ismail Muhammad Syah, FILSAFAT HUKUM ISLAM, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 118.
shiddieqiy bahwa Islam itu mengimbangi hak jiwa dengan hak-hak anggota tubuh
dalam batas-batas yang imbang.9
Hukum Islam sebagai bagian agama Islam, melindungi hak asasi manusia.
Kalau hukum Islam dibandingkan dengan pandangan atau pemikiran
(hukum) Barat (Eropa, terutama Amerika) tentang hak asasi manusia, akan
kelihatan perbedaannya. Perbedaan itu terjadi karena pemikiran (hukum) Barat
memandang hak asasi manusia semata–mata antroposentris, artinya berpusat pada
manusia. Dengan pemikiran itu manusia sangat dipentingkan. Sebaliknya
pandangan hukum Islam yang bersifat teosentris. Artinya berpusat pada Tuhan.
Manusia adalah penting, tetapi yang lebih utama adalah Allah. Allahlah pusat
segala sesuatu.
9
Hasbi Ash Shiddieqy, FALSAFAH HUKUM ISLAM, (Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI
PUTRA, 2001), h. 114.
10
Muhammad Daud, Hukum Islam: Pengantar ilmu hukum dan tata hukum Islam di Indonesia,
(Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2009), h. 59-60.
Pada sisi lain, hukum Islam terlihat dalam cara yang tidak manusiawi.
Penilaian Kejam terhadap Hukum Pidana Islam Kritik terhadap hukuman dalam
Islam bisa disebabkan karena tidak disadarinya alasan spiritual dari hukuman itu.
Hukuman tidaklah dijatuhkan secara kejam oleh seseorang pada orang lain,
melainkan suatu pelaksanaan dari ketentuan Allah terhadap hamba-hambaNya.
Ketaatan kepada hukum Allah adalah karakter dasar bagi masyarakat Muslim
yang benar. Menurut Jean Claude Vatin di satu pihak syariah menganjurkan
manusia memenuhi hak-hak pribadinya dan berlaku adil dengan dirinya sendiri.
Di pihak lain, dicobanya menciptakan keseimbangan antara hak-hak seseorang
dengan masyarakat, sehingga di antara keduanya tak akan muncul konflik. 11 Salah
satu persoalan yang selalu dibahas oleh para ahli hukum pidana adalah masalah
pidana atau hukuman.
11
Tim Penyusun, Hak Azazi Manusiadalam Islam, (tk: Pustaka Firdaus, 1995), h. 180.
Hukuman dalam Islam memiliki landasan yang sangat kokoh, yaitu al-
Qur’an dan Sunah Nabi saw, dan bukan berdasarkan dugaan-dugaan manusia
semata mengenai hal-hal yang dirasa adil. Dari sisi kepastian hukum juga jelas,
karena manusia dilarang mengubah hukuman yang diancamkan. Jadi, untuk
tindak pidana yang diberi ancaman hukuman hadd tidak boleh ada perubahan
-perbuatan yang dilarang misalnya-, tetap menjadi sesuatu yang diharamkan
sampai kapan pun. Bandingkan dengan sistem hukum yang berlaku di
negaranegara Barat yang bahkan untuk perbuatan yang sangat kotor, seperti zina,
dapat dilakukan dekriminalisasi.
Selain itu, dalam Hukum Pidana Islam, juga dikenal ‘afwan atau pemaafan
bagi tindak pidana qisas, seperti pembunuhan atau penganiayaan, jika pihak
korban atau keluarga korban mau memaafkan. Sistem ini juga sangat
memperhatikan aspek pencegahan, pendidikan dan perlindungan bagi masyarakat
serta perbaikan bagi si pelaku.
Jika dikaji secara mendalam, maka akan kita temukan bahwa pengertian
penerapan konteks tentang HAM antara tiap-tiap negara pasti memiliki perbedaan
yang amat tajam. Tidak terkecuali pemaknaan antara negara Barat dengan Timur
juga demikian. Sebab, masing-masing mempunyai perbedaan kultur yang amat
tajam. Orang Timur Tengah tidak bisa dipaksakan harus hidup layaknya orang
Hawai, yang selalu terkenal dengan bikini dan tariannya. Demikian juga orang
Barat tidak bisa dipaksakan hidup dengan selalu berjubah layaknya orang Arab.
12
Zuman Malaka, Ham dan Demokrasi dalam Dunia Islam, pdf, h.369-370.
Di negara Barat yang dikenal pelopor, bahkan sering memaksakan HAM
terhadap negara-negara lain, bukan berarti bersih dari pelanggaran HAM.
Misalnya saja Perancis yang baru saja telah melarang warganya untuk memakai
jilbab. Bukankah ini suatu pembunuhan terhadap hak seseorang. Demikian juga
dengan Amerika yang sampai saat ini juga masih sering memarjinalkan orang-
orang kulit hitam dan lain sebagainya, sehingga suatu kebohongan besar jika suatu
negara sudah terbebas dari pelanggaran HAM. Hukum Islam sangat menjunjung
tinggi HAM, ini bisa dipelajari mulai dari hukum pidana, perdata, ataupun yang
lainnya. Perbedaan masing-masing negara dengan penerapan hukum memang
disesuaikan dengan faktor kondisi dan situasi negara tersebut.13
13
Ibid, h. 377.