Anda di halaman 1dari 2

Novel ini menceritakan tentang seorang mahasiswi baru sekaligus muslimah bernama Nidah Kirani yang

sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Lewat kawan satu
pesantrennya di Pondok Ki Ageng, Nidah Kirani mulai mengikuti sebuah pengajian di masjid Tarbiyah
yang membahas soal-soal keislaman. Dari sinilah asal mula nidah Kirani mulai mempelajari Islam secara
totalitas sampai kemudian memutuskan untuk ikut dalam jamaah (organisasi) yang memiliki tujuan
untuk menegakan Dauhal Islamiyah di Indonesia.

Namun, ditengah prosesnya menjadi muslimah yang kaffah (total), Kiran diterpa badai kekecewaan oleh
organisasi yang awal mula dipujanya tersebut. Ternyata, semangat untuk beribadah, berdakwah dan
berjidah para anggota jamaah tidak seperti yang dibayangkannya seperti semangat juang muslim-
muslim di timur tengah. Maka, ia menggugat dan menuntut banyak hal terkait kegiatan-kegiatan
jamaah. Namun nalar kritisnya tersebut dirampas dan dibalas dengan dogma-dogma tertutup yang
kemudian semakin membuat Kiran resah. Keresahan itu terus memuncak setelah melewati berbagai
kejadian-kejadian pelik yang Kiran alami dalam proses berdakwah sehingga akhirnya memutuskan untuk
keluar (kabur) dari jamaah.

Masalah yang dihadapi Kiran semakin rumit setelah ia keluar dari jamaah. Ditengah ketakutannya akan
diburu, kekecewaan dan kegeramannya terhadap organisasi semakin meledak-ledak hingga menyulut
perihal agama dan tuhannya. Semua ini akhirnya membuat hidup Kiran terasa semakin hampa dan
kosong. Ia Frustasi. Dalam kondisi kritis inilah ia masuk dalam dunia hitam. Kiran melampiaskan
frustasinya dengan seks bebas dan obat-obatan terlarang ditengah amukan perasaan kekecewaan
terhadap organisasi, agama dan tuhannya.

Mari kesampingkan dulu perihal kualitas kesusastraan dalam novel ini. Hal yang paling menarik darinya
sungguh bukan itu, dan mari kita bicara substansi. Buku ini menggambarkan secara utuh bagaimana
proses seorang awam menjadi fanatik dalam beragama. Kiran, yang menjadi tokoh utama dalam novel
ini awalnya adalah seorang awam yang ingin bertranformasi diri menjadi seorang muslim yang kaffah
dan menjadi fanatik sebelum akhirnya dikecewakan. Sebagaimana yang Multatuli katakan, semua
fanatik adalah seorang awam.

Bagian paling menarik dari isi novel ini adalah pergolakan-pergolakan pemikiran dan perasaan yang
Kiran alami setiap kali dicekoki oleh doktrin doktrin keagamaan. Kita akan meihat bagaimana keraguan
seorang awam dikupas, dikoyak-koyak dan dibongkar sebelum kemudian dibangun dengan kokoh oleh
dogma-dogma keagamaan.

Buku ini juga mengambarkan bagaimana proses psikologis yang sangat kompleks terjadi pada seseorang
dalam perubahan keberagamannya. Cak Nur (Nurcholis Madjid) menyebut ini sebagai sindrom convert
compleks untuk menggabarkan kondisi psikologis seseorang yang mengalami perubahan dalam
keyakinan atau pun agamanya sebagai suatu proses yang kompleks. Dalam novel ini kita akan melihat
bagaimana proses perubahan keimanan Kiran dipengaruhi oleh banyak hal baik yang berasal dari
wilayah internal seperti pembebas batin maupun wilayah keternal seperti pengaruh sosial dan
lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai