Anda di halaman 1dari 4

Maqam Sabar

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Nilai Tugas UAS Dari

Mata Kuliah Akhlak dan Tasawuf

Yang Diampu Oleh : Dr. H. Farkhan, M.Ag

Disusun oleh :

Arief Junarto (202111055)

Prgram Studi Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah

Institut Agama Islam Negeri Surakarta

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu tasawuf merupakan ilmu yang bertujuan memperoleh hubungan langsung


secara sadar dengan Tuhan sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat
Tuhan. Dalam ilmu tasawuf dikenal juga istilah maqam, sebagai sebuah istilah
yang menunjukkan posisi / kedudukan seseorang. Terdapat beberapa maqam dalam
ilmu tasawuf salah satunya ialah maqam sabar.

Setiap manusia dalam menjalani kehidupannya di pastikan akan mengalami


banyak hambatan, cobaan dan ujian, oleh karena itu sikap sabar merupakan tahapan
yang harus ditempuh. Kebahagiaan seorang mukmin terletak pada kesabarannya.
Imam al-Khowas berpendapat bahwa sabar merupakan refleksi dari keteguhan hati
untuk merealisasikan al-Qur’an dan sunnah. Sabar tidak selalu identik dengan
kepasrahan dan ketidak mampuan.

Dalam melakukan studi tentang Maqam Sabar melalui penelitian deskriptif


kuantitatif, perlu diketahui mengenai Relevansi maqam sabar dalam kehidupan
modern saat ini. Selain itu sikap sabar adalah usaha kesungguhan yang juga
merupakan sifat Allah yang sangat mulia dan tinggi. Jadi maqam sabar merupakan
maqam yang memiliki tujuan yang baik dengan upaya menahan diri dan menerima
segala cobaan/ujian. Untuk memahami lebih lanjut mengenai Islam normatif dan
historis akan dijelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Sabar?
2. Bagaimana Konsep Imam Al-Ghazali tentang Sabar?
3. Bagaimana Relevansi sabar dalam kehidupan  modern?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Sabar.
2. Untuk mengetahui Konsep Imam Al-Ghazali tentang Sabar.
3. Untuk mengetahui ajaran Relevansi sabar dalam kehidupan  modern.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sabar
Sabar secara etimologi sabar berasal dari bahas Arab, yaitu sabara
-yasbirusabran yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah, sabar dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar berarti menahan diri untuk menghadapi cobaan,
tidak lekas marah, tidak putus asa atau patah hati. 1
Dalam ilmu tasawuf sabar digolongkan pada pembasan maqam sabar. Maqam
Sabar merupakan maqam yang harus ditempuh bagi tiap sufi dalam menjalani disiplin
spiritual yang bertujuan untuk  untuk membersihkan jiwanya. keistimewaan orang
yang sabar ialaj mampu mengatasi setiap masalah dan tetap tenang ketika marasa
takut atau bingung. Pada Al-Qur’an Q.S Al Baqarah ayat 153 juga menegaskan bahwa
sifat sabar merupakan sifat yang seharusnya diterapakan pada setiap orang yang
beriman .

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)


dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”

B. Konsep Imam Al-Ghazali tentang Sabar dalam Kitab Ihya ‘Ulum al-Din
Al-Ghazali mendefinisikan sabar Sebagai suatu proses untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang penuh dengan nafsu syahwat, yang dihasilkan oleh suatu keadaan.2
Dan Menurut Imam al-Ghazali, sabar merupakan kedudukan dari kedudukan agama dan
derajat dari derajat-derajat orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah.
C. Relevansi sabar dalam kehidupan modern
Dalam kehidupan modern saat ini yang penuh dengan cobaan, tasawuf
menjadi solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kerohanian manusia
yang berasal dari pusat dirinya. Untuk menjadikan hidup yang lebih baik dan terarah

1
H. Stiono, ONSEP SABAR DAN AKTUALISASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN
KELUARGA (KAJIAN BUKU SABAR DAN SYUKUR KARYA IBNUL QAYYIM AL-JAUZIYAH),( Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Tarniyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2016).
2
A. HUSNI, RELEVANSI KONSEP IMAM AL-GAZÂLÎ TENTANG SABAR DALAM KITAB IHYA ULUMUDDIN DENGAN
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM (SEMARANG: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
WALISONGO, 2011).
maka sifat sabar harus diterapkan pada setiap masa kehidupan manusia. Sabar dapat
menjauhkan dari kemaksiatan atau larangan Allah Swt, sehingga sikap sabar dirasa
paling tepat untuk diterapkan dalam kehidupan modern seperti saat ini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sabar dapat diartikan sebagai menahan diri untuk menghadapi cobaan, tidak lekas
marah, tidak putus asa atau patah hati. Maqam Sabar merupakan maqam yang harus
ditempuh bagi tiap sufi dalam menjalani disiplin spiritual yang bertujuan untuk  untuk
membersihkan jiwanya, sabar dalam kehidupan modern bertujuan sebagai mencegah dari
kemaksiatan atau larangan Allah Swt, sehingga sikap sabar dirasa paling tepat untuk
diterapkan dalam kehidupan modern seperti saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

H. Stiono, ONSEP SABAR DAN AKTUALISASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA (KAJIAN BUKU SABAR DAN SYUKUR
KARYA IBNUL QAYYIM AL-JAUZIYAH),( Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarniyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2016).

A. HUSNI, RELEVANSI KONSEP IMAM AL-GAZÂLÎ TENTANG SABAR DALAM


KITAB IHYA ULUMUDDIN DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM (SEMARANG:
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO,
2011).

Anda mungkin juga menyukai