Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

SIFAT KEMAGNETAN BUMI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Kajian

Dosen pengampu
Drs. Tanti

Disusun Oleh :
1. Abdan Shiddiq Mubarak NIM 1227030001
2. Irsalina Azra Lathifah NIM 1227030018
3. Salsabiila Dhiyaa Wijaya NIM 1227030031

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 1


BAB I ......................................................................................................................................... 2
1.1 Dalil Qur’an ................................................................................................................................ 2
1.2 Medan Magnet Bumi (Salsa)..................................................................................................... 2
a. Pengertian Medan Magnet Bumi (Salsa) ............................................................................. 3
b. Letak Magnet Bumi (salsa) ................................................................................................... 3
c. Peran Medan Magnet Bumi (Salsa) ..................................................................................... 3
1.3 Sifat – Sifat Kemagnetan (Abdan)............................................................................................ 4
a. Penyebab Adanya Sifat Kemagnetan Bumi (Thifah) ......................................................... 6
1.4 Bukti Adanya Kemagnetan Bumi (Abdan) ............................................................................. 6
a. Adanya Aurora (Salsa) .......................................................................................................... 9
b. Adanya Atmosfer (Thifah) .................................................................................................. 10
1.5 Dampak Adanya Kemagnetan Bumi (Salsa) ......................................................................... 18
1.6 Apabila Medan Magnet Bumi Melemah (Salsa) ................................................................... 19
BAB II ...................................................................................................................................... 21
BAB III .................................................................................................................................... 23
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Dalil Qur’an
Secara eksplisit, tidak ada dalil yang membahas mengenai ‘Sifat Kemagnetan Bumi’, namun
karena pembahasan mengenai ini tergolong ke dalam pembahasan mengenai Keagungan Allah,
maka salah satu ayat yang dapat dijadikan referensi untuk pembahasan ini, yaitu QS. Al-
Baqarah (2): 164.

َ َ‫اس َو َما ٓ أ‬
‫نز َل‬ َ َّ‫َار َوٱ ْلفُ ْلكِ ٱلَّتِى تَ ْج ِرى فِى ٱ ْلبَ ْح ِر بِ َما يَنفَ ُع ٱلن‬
ِ ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّه‬ِ َ‫ض َوٱ ْختِ َٰل‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬ ِ ‫إِ َّن فِى َخ ْل‬
َّ ‫ق ٱل‬
‫س َّخ ِر‬ َ ‫ب ٱ ْل ُم‬
ِ ‫سحَا‬ َّ ‫ح َوٱل‬ َٰ ِ ‫يف‬ ِ ‫َث فِيهَا مِن ك ُِل َدآبَّ ٍة َوتَص ِْر‬ َّ ‫س َما ٓءِ مِن َّما ٓءٍ فَأ َ ْحيَا ِب ِه ْٱْل َ ْرضَ بَ ْع َد َم ْوتِهَا َوب‬ َّ ‫ٱَّلل ِم َن ٱل‬
ِ َ‫ٱلري‬ ُ َّ
‫ت ِلقَ ْو ٍم يَ ْع ِقلُو َن‬ٍ َ‫ض َل َءا َٰي‬ِ ‫س َما ٓءِ َو ْٱْل َ ْر‬ َّ ‫بَ ْي َن ٱل‬

Artinya:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-
nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Al-Baqarah: 164).

1.2 Medan Magnet Bumi (Salsa)

Medan magnet bumi berasal dari dinamo termonuklir yang terjadi di inti luar Bumi, yang
didominasi oleh besi dan nikel dalam bentuk cair karena suhu yang tinggi. Proses
pembentukan medan magnet melibatkan perubahan fase material dari padat menjadi cair dan
pergerakan konvektif di dalam inti luar. Saat material cair ini mengalir dan bergerak karena
perbedaan suhu dan tekanan, arus listrik dihasilkan. Arus ini, yang muncul dari dinamika
fluida yang bersifat meruap, menciptakan medan magnet sepanjang sumbu rotasi Bumi.
Medan magnet ini memiliki dua kutub magnetik, yaitu kutub Utara dan Selatan, dan pola
medan ini dapat berubah seiring waktu karena perubahan dalam dinamika fluida di dalam inti.
Fenomena pergeseran kutub magnetik dan bahkan pembalikan magnetik terjadi sepanjang
waktu, menciptakan medan magnet yang dinamis. Perubahan medan magnet Bumi, yang
dapat tercatat dalam rekaman geomagnetik di batuan, memberikan wawasan tentang sejarah
panjang dan kompleks dari medan ini. Melalui mekanisme ini, medan magnet Bumi tidak
hanya menjadi ciri khas planet ini tetapi juga memainkan peran vital dalam melindungi
atmosfer dan kehidupan di Bumi dari dampak buruk angin matahari dan radiasi luar angkasa.

a. Pengertian Medan Magnet Bumi (Salsa)


Medan magnet Bumi adalah suatu wilayah di sekitar planet kita yang dipengaruhi
oleh keberadaan medan magnet yang dihasilkan oleh inti Bumi. Medan ini bersifat
vektor, artinya memiliki magnitude (besaran) dan arah. Inti luar Bumi, yang sebagian
besar terdiri dari besi dan nikel yang cair, menciptakan medan magnet ini melalui proses
dinamo termonuklir.
Medan magnet Bumi memiliki dua kutub magnetik, yaitu Utara dan Selatan,
meskipun letaknya tidak selalu sesuai dengan kutub geografis Bumi. Garis-garis medan
magnetiknya berjalan dari kutub Utara ke kutub Selatan dalam pola yang kompleks.
Medan magnet Bumi sangat dinamis, mengalami perubahan seiring waktu, termasuk
pergeseran dan pembalikan kutub magnetik.
Fungsi utama medan magnet Bumi adalah melindungi atmosfer dan kehidupan di
Bumi dari angin matahari dan partikel bermuatan yang dapat merusak lapisan ozon dan
atmosfer. Selain itu, medan magnet Bumi berperan penting dalam navigasi, membantu
kompas dan alat navigasi lainnya untuk menentukan arah Utara dan Selatan.
Secara keseluruhan, medan magnet Bumi adalah fenomena alam yang kompleks
dan esensial, memberikan perlindungan terhadap radiasi luar angkasa dan memberikan
kontribusi pada banyak aspek kehidupan dan ilmu pengetahuan.
b. Letak Magnet Bumi (salsa)
Letak geografis Bumi mencakup dua titik penting dalam kerangka sistem koordinat
geografis. Pertama-tama, kutub geografis terdiri dari kutub Utara geografis yang terletak
di wilayah Arktik sekitar 90 derajat utara lintang, dan kutub Selatan geografis yang
terletak di Antarktika sekitar 90 derajat selatan lintang. Kedua, garis khatulistiwa, sebuah
lingkaran besar, membagi Bumi menjadi dua bagian setara, yaitu belahan utara dan
selatan. Garis khatulistiwa ini terletak tepat di tengah-tengah antara kutub Utara dan
kutub Selatan dan memiliki lintang nol derajat. Sistem koordinat ini menggunakan
lintang untuk mengukur posisi utara atau selatan dari garis khatulistiwa, dan bujur untuk
mengukur posisi timur atau barat dari meridian referensi utama, sering kali diambil
sebagai meridian yang melewati Observatorium Greenwich di London. Letak geografis
ini memberikan dasar untuk menentukan posisi suatu tempat di Bumi dengan akurat,
memfasilitasi kegiatan navigasi, penelitian geografis, dan pemetaan global.
c. Peran Medan Magnet Bumi (Salsa)
Medan magnet Bumi memainkan peran kunci dalam berbagai aspek kehidupan di Bumi
dan fenomena alam tertentu. Beberapa peran utamanya melibatkan perlindungan terhadap
atmosfer dan kehidupan dari dampak angin matahari, serta kontribusinya dalam bidang
navigasi. Berikut adalah beberapa peran medan magnet Bumi:
• Pelindung Atmosfer dan Kehidupan
Medan magnet Bumi berfungsi sebagai perisai pelindung terhadap angin matahari dan
partikel bermuatan yang dapat merusak atmosfer dan lapisan ozon Bumi. Tanpa
medan magnet, partikel bermuatan dari angin matahari dapat merusak molekul di
atmosfer dan mengakibatkan hilangnya atmosfer Bumi.
• Pengaruh pada Aurora
Interaksi antara partikel bermuatan dari angin matahari dengan medan magnet Bumi
menciptakan aurora, atau cahaya utara-cahaya selatan, yang terjadi di daerah kutub.
Fenomena ini menambah keindahan alam dan memberikan pemahaman tentang
interaksi antara medan magnet dan partikel bermuatan.
• Navigasi
Medan magnet Bumi menjadi dasar bagi alat navigasi seperti kompas. Kompas
menggunakan jarum magnetik yang mengarah ke utara magnetik, memberikan arah
utara dan selatan. Selama berabad-abad, manusia telah mengandalkan medan magnet
Bumi untuk menentukan arah dan navigasi di lautan dan daratan.

• Penelitian Ilmiah:
Medan magnet Bumi menjadi objek penelitian ilmiah yang terus-menerus.
Observatorium magnet tersebar di seluruh dunia untuk memantau perubahan medan
magnet dan perilaku kutub magnetik. Pemahaman lebih dalam tentang medan magnet
Bumi memberikan wawasan tentang struktur dan dinamika internal planet kita.

• Perubahan Magnetik dan Pergeseran Kutub


Studi perubahan magnetik dan pergeseran kutub membantu ilmuwan memahami
evolusi medan magnet Bumi dan dinamika inti Bumi. Informasi ini berguna untuk
pemahaman lebih lanjut tentang aktivitas geodinamika dan sejarah planet kita.
Melalui peran-peran ini, medan magnet Bumi tidak hanya memberikan perlindungan penting
terhadap dampak lingkungan luar angkasa, tetapi juga berkontribusi pada penelitian ilmiah
dan memainkan peran esensial dalam aktivitas manusia sehari-hari.
1.3 Sifat – Sifat Kemagnetan (Abdan)

Bumi memiliki sifat kemagnetan yang luar biasa karena terdapat inti yang terdiri dari
besi dan nikel cair. Proses dinamo di dalam inti Bumi, yang melibatkan aliran konvektif dari
logam cair tersebut, menciptakan aliran listrik. Aliran listrik ini, yang disebabkan oleh gerakan
konvektif dan rotasi Bumi, menghasilkan medan magnet yang melingkupi planet kita. Medan
magnet Bumi ini dikenal sebagai medan magnetik geomagnetik, dan memiliki peran penting
dalam melindungi atmosfer dan kehidupan di Bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari
angin matahari.
Selain berfungsi sebagai pelindung, Bumi juga dapat dianggap sebagai magnet raksasa.
Medan magnet Bumi bersifat seperti batang magnet, dengan kutub magnetik utara dan selatan
yang tidak tepat berada di kutub geografis, tetapi cukup dekat. Fenomena ini menjadikan Bumi
seperti magnet raksasa yang memengaruhi kompas dan berbagai objek magnetik di sekitarnya.

Sementara itu, magnet sebagai benda memiliki sifat kemagnetan yang dapat dijelaskan
melalui berbagai karakteristik:

• Medan Magnet Bumi

Bumi bertindak seperti magnet raksasa dengan medan magnetnya sendiri. Medan
magnet ini dihasilkan oleh gerakan konvektif besar-besaran dalam inti cair Bumi yang terdiri
dari besi dan nikel. Medan magnet bersifat seperti medan magnet batang dengan kutub utara
magnetik dan kutub selatan magnetik.

• Kutub Magnet Bumi

Kutub utara magnetik Bumi tidak terletak di dekat Kutub Utara geografis, tetapi di
sekitar Kutub Selatan geografis, dan sebaliknya untuk kutub selatan magnetik. Ini disebabkan
oleh orientasi medan magnet Bumi.

• Inversi Magnetik

Medan magnet Bumi mengalami inversi magnetik, di mana kutub magnetik bertukar
tempat atau arah medan magnet Bumi berbalik. Inversi magnetik merupakan fenomena alami
dan terjadi dalam skala waktu geologis.

• Intensitas Medan Magnet

Intensitas medan magnet Bumi bervariasi di seluruh dunia. Di sekitar kutub magnetik,
medan magnet lebih kuat, sedangkan di khatulistiwa, medan magnet lebih lemah. Variasi ini
dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam inti Bumi.

• Navigasi dengan Kompas

Sifat kemagnetan Bumi memainkan peran penting dalam navigasi. Kompas magnetik,
yang mengandalkan medan magnet Bumi, selalu menunjukkan arah utara dan selatan magnetik.
Ini digunakan dalam pelayaran, petualangan, dan navigasi udara.
• Gaya Tarik yang Menembus

Medan magnet Bumi memiliki kekuatan gaya tarik yang dapat menembus material
penghalang seperti tanah dan batuan. Gaya tarik ini memungkinkan deteksi medan magnet
tanpa terhalang oleh objek di atas permukaan Bumi.

• Sudut Deklinasi dan Inklinasi

Sudut deklinasi adalah sudut antara arah utara magnetik dan arah utara geografis,
sedangkan sudut inklinasi adalah sudut antara medan magnet dan bidang horizontal. Kedua
sudut ini berubah seiring waktu dan di berbagai tempat, memberikan informasi tentang variasi
medan magnet.

• Paleomagnetisme

Paleomagnetisme menggunakan rekaman magnetisasi batuan dan sedimen untuk


memahami perubahan medan magnet Bumi di masa lalu. Ini memberikan wawasan tentang
sejarah magnetisme Bumi.

• Efek Aurora

Interaksi antara partikel bermuatan dari angin matahari dan medan magnet Bumi
menciptakan aurora, cahaya yang indah yang terlihat di dekat kutub magnetik.

a. Penyebab Adanya Sifat Kemagnetan Bumi (Thifah)


1.4 Bukti Adanya Kemagnetan Bumi (Abdan)

Bukti-bukti adanya kemagnetan Bumi mencakup observasi dan eksperimen yang


memberikan konfirmasi tentang eksistensi dan sifat medan magnetik Bumi. Berikut adalah
penjelasan lebih rinci tentang bukti-bukti tersebut:

• Kompas Magnetik

Kompas magnetik merupakan alat yang paling sederhana dan umum digunakan untuk
membuktikan adanya kemagnetan Bumi. Jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara
magnetik, membuktikan bahwa Bumi bertindak seperti magnet besar dengan kutub magnetik
di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan geografis.
• Variasi Medan Magnet Bumi

Pengukuran intensitas medan magnet Bumi di berbagai lokasi menunjukkan variasi


yang konsisten dengan model medan magnet batang. Intensitas medan cenderung lebih kuat di
sekitar kutub magnetik dan lebih lemah di khatulistiwa.

• Inversi Magnetik dalam Catatan Geologi

Catatan geologi pada batuan sedimen menyimpan bukti inversi magnetik. Pada saat
pembentukan batuan tersebut, magnetisasi yang direkam menunjukkan arah medan magnet
Bumi pada waktu itu. Penelitian ini membuktikan bahwa medan magnet Bumi mengalami
inversi secara periodik.

• Aurora

Fenomena aurora adalah hasil dari interaksi partikel bermuatan dari angin matahari
dengan medan magnet Bumi. Ketika partikel bermuatan ini masuk ke atmosfer di dekat kutub
magnetik, mereka menyebabkan ionisasi dan emisi cahaya yang menghasilkan aurora.

• Paleomagnetisme

Paleomagnetisme merupakan studi tentang rekaman magnetisasi di batuan dan sedimen.


Analisis ini memungkinkan ilmuwan untuk merekonstruksi perubahan medan magnet Bumi
selama waktu geologis, termasuk perubahan arah dan intensitas.

• Studi Laboratorium

Eksperimen laboratorium dengan besi cair dan nikel cair, yang dianggap ada di inti
Bumi, telah menunjukkan bahwa material tersebut dapat menjadi magnetik ketika terkena panas
dan terjadi pergerakan konveksi. Model dinamo di inti Bumi memperkuat konsep bahwa
gerakan fluida di inti menghasilkan medan magnet.

• Navigasi Global dan GPS

Sistem navigasi global seperti GPS menggunakan informasi tentang medan magnet
Bumi untuk menentukan posisi dan arah. Kesuksesan dan akurasi sistem ini adalah bukti nyata
bahwa kemagnetan Bumi memiliki dampak langsung pada teknologi navigasi modern.

• Model Dinamo di Inti Bumi


Model dinamo menggambarkan bagaimana gerakan konveksi besar-besaran dalam inti
cair Bumi dapat menghasilkan medan magnet. Model ini konsisten dengan pengamatan
geofisika dan eksperimen laboratorium yang menunjukkan bahwa besi dan nikel bersifat
magnetik dalam kondisi tertentu.

• Kompas Magnetik

Kompas magnetik merupakan alat yang paling sederhana dan umum digunakan untuk
membuktikan adanya kemagnetan Bumi. Jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara
magnetik, membuktikan bahwa Bumi bertindak seperti magnet besar dengan kutub magnetik
di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan geografis.

• Variasi Medan Magnet Bumi

Pengukuran intensitas medan magnet Bumi di berbagai lokasi menunjukkan variasi


yang konsisten dengan model medan magnet batang. Intensitas medan cenderung lebih kuat di
sekitar kutub magnetik dan lebih lemah di khatulistiwa.

• Inversi Magnetik dalam Catatan Geologi

Catatan geologi pada batuan sedimen menyimpan bukti inversi magnetik. Pada saat
pembentukan batuan tersebut, magnetisasi yang direkam menunjukkan arah medan magnet
Bumi pada waktu itu. Penelitian ini membuktikan bahwa medan magnet Bumi mengalami
inversi secara periodik.

• Aurora

Fenomena aurora adalah hasil dari interaksi partikel bermuatan dari angin matahari
dengan medan magnet Bumi. Ketika partikel bermuatan ini masuk ke atmosfer di dekat kutub
magnetik, mereka menyebabkan ionisasi dan emisi cahaya yang menghasilkan aurora.

• Paleomagnetisme:

Paleomagnetisme merupakan studi tentang rekaman magnetisasi di batuan dan sedimen.


Analisis ini memungkinkan ilmuwan untuk merekonstruksi perubahan medan magnet Bumi
selama waktu geologis, termasuk perubahan arah dan intensitas.

• Studi Laboratorium
Eksperimen laboratorium dengan besi cair dan nikel cair, yang dianggap ada di inti
Bumi, telah menunjukkan bahwa material tersebut dapat menjadi magnetik ketika terkena panas
dan terjadi pergerakan konveksi. Model dinamo di inti Bumi memperkuat konsep bahwa
gerakan fluida di inti menghasilkan medan magnet.

• Navigasi Global dan GPS

Sistem navigasi global seperti GPS menggunakan informasi tentang medan magnet
Bumi untuk menentukan posisi dan arah. Kesuksesan dan akurasi sistem ini adalah bukti nyata
bahwa kemagnetan Bumi memiliki dampak langsung pada teknologi navigasi modern.

• Model Dinamo di Inti Bumi

Model dinamo menggambarkan bagaimana gerakan konveksi besar-besaran dalam inti


cair Bumi dapat menghasilkan medan magnet. Model ini konsisten dengan pengamatan
geofisika dan eksperimen laboratorium yang menunjukkan bahwa besi dan nikel bersifat
magnetik dalam kondisi tertentu.

a. Adanya Aurora (Salsa)


Aurora, yang dikenal juga sebagai cahaya utara (Aurora Borealis) dan cahaya selatan
(Aurora Australis), adalah fenomena alam yang menakjubkan yang terjadi ketika partikel
bermuatan dari angin matahari bertabrakan dengan atmosfer bumi. Proses ini menciptakan
tampilan cahaya yang mempesona, terutama di dekat kutub magnetik. Ketika partikel
matahari, terutama elektron dan proton, bersentuhan dengan molekul atmosfer seperti
nitrogen dan oksigen, energi yang dihasilkan memancarkan cahaya yang berbagai warna,
termasuk hijau, merah, dan biru. Aurora memberikan pertunjukan cahaya yang spektakuler
dan sering diamati di malam hari di daerah-daerah kutub selama musim malam. Fenomena
ini tidak hanya memancarkan keindahan visual, tetapi juga memberikan wawasan ilmiah
tentang interaksi antara angin matahari dan atmosfer bumi.
Warna-warna yang terlihat dalam aurora berasal dari jenis molekul atmosfer yang
terlibat dan tingkat energi yang dilepaskan selama interaksi. Misalnya, molekul nitrogen
dapat menghasilkan cahaya biru, sedangkan molekul oksigen dapat menciptakan cahaya
hijau atau merah. Keindahan dan variasi warna aurora menciptakan pertunjukan cahaya
alam yang menakjubkan di langit malam, khususnya di dekat kutub selama musim malam.
Studi terhadap aurora tidak hanya memberikan pemahaman tentang keindahan alam,
tetapi juga mengungkap proses fundamental dalam ilmu atmosfer dan fisika partikel
bermuatan. Pengamatan aurora juga memberikan wawasan tentang aktivitas matahari dan
interaksi antara angin matahari dan medan magnet bumi.
b. Adanya Atmosfer (Thifah)
Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti suatu planet, termasuk Bumi. Atmosfer
Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%), oksigen (20.97%), argon (0.9%), karbondioksida
(sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Lapisan atmosfer ini memiliki beberapa fungsi,
antara lain melindungi kehidupan di Bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari
Matahari dan mengurangi suhu ekstrem antara siang dan malam. Atmosfer juga memiliki
sifat utama yang dapat dimampatkan, sehingga lapisan atmosfer yang berada di bawah
lebih padat dibandingkan lapisan atmosfer di atasnya. Massa total atmosfer diperkirakan
sebesar 5.1480×10^18 kg. Atmosfer Bumi terbagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan
suhu, di antaranya troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Gejala cuaca
dan pemanasan lingkungan terjadi karena adanya pengaruh penguapan air di atmosfer[5].
Jumlah uap air di atmosfer sangat sedikit, di wilayah tropika, komposisi uap air di atmosfer
hanya 4%, sedangkan di wilayah subtropika berkisar antara 0–3%.

1) Dalil Qur’an
Dalil mengenai atmosfer tercantum secara eksplisit dalam QS. Al-Mulk (67):3

‫ار ِج ِع ا ْلبَص َۙ ََر َه ْل ت ََٰرى م ِْن فُطُ ْو ٍر‬ ٍ ۗ ‫الر ْحمَٰ ِن م ِْن ت ََٰف ُو‬
ْ َ‫ت ف‬ َّ ‫ق‬ ْ ِ‫ت طِ بَاقً ۗا َما ت ََٰرى ف‬
ِ ‫ي َخ ْل‬ ٍ ‫سمَٰ َٰو‬
َ ‫س ْب َع‬ َ َ‫ِي َخل‬
َ ‫ق‬ ْ ‫الَّذ‬

Artinya:

“(Yaitu Dia) Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka
lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?” (QS. Al-Mulk:3)

2) Proses Pembentukkan Atmosfer (Thifah)


Atmosfer terbentuk segera setelah planet ini terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang
lalu. Udara terjadi dari gas-gas yang lepas dari planetesimal-planetesimal yang
bertabrakan saat Bumi terbentuk. Pada awalnya, gas-gas yang terdapat di atmosfer
adalah gas-gas yang ada pada tata surya awal, seperti nitrogen, karbon dioksida, dan
gas lainnya. Seiring dengan waktu, tumbuhan mulai berfotosintesis dan melepaskan
banyak oksigen, yang mengubah atmosfer purba. Hal ini menyebabkan terbentuknya
atmosfer yang kita kenal saat ini, dengan komposisi utama terdiri dari nitrogen (78%),
oksigen (21%), dan gas-gas lain dalam jumlah kecil seperti karbon dioksida. Selain
itu, atmosfer "terpasang" di Bumi melalui gravitasi Bumi yang kuat.
3) Komposisi Atmosfer

1. Oksigen (O2) – Kadar oksigen yanga da di atmosfer adalah sekitar 20,95 %.


Oksigen sendiri berfungsi mengubah berbagai bahan dan zat makanan di dalam
tubuh menjadi energi. Oksigen sendiri berasal dari pohon. Oleh karenanya
kehadiran lahan hijau atau hutan kemudian akan sangat membantu menjaga
lapisan ozon. Oksigen juga berperan sangat penting bagi kehidupan sebab
mengubah zat makanan menjadi energi untuk tetap bertahan hidup.
2. Karbondioksida (CO2) – Kadar karbondioksida yang ada di muka bumi adalah
sekitar 0,034%. Angka ini sendiri sangat sedikit, meski karbondioksida sendiri
dapat dihasilkan dari pembakaran lahan, pernapasan pada hewan dan manusia
juga sebagai energi yang dibutuhkan oleh tanaman. Salah satu dampak dari
keberadaan karbondioksida sendiri dapat menimbulkan terjadinya efek rumah
kaca (ERK) terhadap radiasi gelombang elektromagnetik. Dengan demikian
terjadilah kenaikan serta dengan semakin banyaknya karbondioksida maka
kemudian akan menyebabkan terjadinya kenaikan suhu di permukaan bumi.
3. Nitrogen (N2) – Nitrogen sebagai unsur yang paling banyak jumlahnya di dalam
atmosfer bumi yaitu sekitar 78,08%. Kehadiran nitrogen sendiri sangat
dibutuhkan oleh senyawa organik jadi meski demikian nirogen juga tak langsung
membentuk senyawa baru dengan unsur lain.
4. Neon (Ne), kripton (Kr), argon (Ar), xenon (Xe) sebagai salah satu unsur gas
mulia. Karena keempat unsur ini sendiri tidak mudah bergabung dengan unsur
lain sehingga akan kian sulit membentuk senyawa yang lain.
5. Hidrogen (H2) dan Helium (He) – Keduanya sangat jarang berada di udara
kecuali pada panas yang tinggi. Gas ini sendiri sangat ringan serta sering
digunakan untuk mengisi balon meteorologi.
6. Ozon (O3) – Ozon sendiri hanya dapat dijangkau di ketinggian 20 km – 30 km.
Merupakan bentuk lain dari oksigen sehingga sangat efektif menyerap radiasi
ultra violet dimana proses radiasi ini mengandung energi yang sangat besar dan
berbahaya bagi manusia.
7. Uap air (H2O) – Uap air yang terdapat di atmosfer merupakan hasil penguapan
dari danau, transpirasi tanaman, laut, kolam, dan sungai. Uap air sendiri
memiliki peran yang sangat penting dalam proses iklim dan cuaca karena
fasenya dapat berubah.

4) Struktur Atmosfer (Thifah)


Berdasarkan temperaturnya, lapisan atmosfer dapat diurutkan sebagai berikut.

8. Troposfer
Troposfer merupakan suatu lapisan udara yang menempel di permukaan
bumi. Lapisan ini sebagai lapisan terendah dari seluruh lapisan atmosfer yang
menyelimuti bumi. Pada bagian atas khatulistiwa, lapisan ini mencapai hingga
ketinggian 19 km.
Sementara di atas kutub, lapisan ini mencapai ketinggian hingga 8 km. Di
dalam lapisan troposfer adalah tempat dari semua jenis cuaca, semua perubahan
suhu, hembusan angin, tekan dan juga kelembapan yang dapat kita rasakan
secara langsung di muka bumi.
Oleh sebab itu di lapisan inilah lokasi berlangsungnya peristiwa cuaca. Mulai
dari cuaca hujan, angin, salju, kemarau, dan cuaca yang lainnya. Ciri-ciri dari
lapisan troposfer adalah sebagai berikut:
• Pada umumnya, lapisan ini merupakan lapisan yang paling tipis dengan
memiliki ketebalan sekitar 12 km dari permukaan tanah.
• Ketinggian dari troposfer berbeda-beda di setiap tempat.
• Pada daerah kutub, ketinggian lapisan ini sekitar 8 km serta di daerah
khatulistiwa atau daerah ekuator dapat mencapai hingga ketinggian 16 km.
• Lapisan troposfer merupakan lapisan yang berkaitan langsung dengan
permukaan bumi serta dipakai sebagai tempat tinggal untuk berbagai jenis
makhluk hidup.
• Tempat berlangsungnya peristiwa cuaca serta iklim, seperti hujan, angin, petir,
dan juga awan.
• Di dalam lapisan roposfer terdapat lapisan tropopause yang merupakan lapisan
antara troposfer serta stratosfer.
• Setiap kenaikan 100 meter, suhunya akan turun menjadi 0,5°-0,6° C.
• Puncak troposfer mempunyai temperatur hingga mencapai minus 600 C.
• Di dalam lapisan troposfer berlangsung gejala cuaca seperti berlangsungnya
hujan, angin, halilintar, munculnya pelangi, serta halo. Oleh sebab itu, lapisan
ini sangat penting untuk kehidupan di bumi.
• Lapisan troposfer terdiri atas: Lapisan planetair 0-1 km Lapisan konveksi 1-8
km, Lapisan tropopause 8-12km (adalah pembatas antara troposfer dengan
stratosfer, pada lapisan ini aktivitas udara secara vertikal (konveksi) berhenti)
Campuran gasnya sendiri sesungguhnya paling ideal sebab dapat menopang
seluruh kehidupan yang ada di bumi. Lapisan ini juga melindungi sengatan
radiasi yang dipancarkan oleh berbagai benda langit lain. Dibanding lapisan
atmosfer lain, lapisan troposfer ini sendiri paling tipis jika dibandingkan dengan
lapisan lainnya (berjarak kurang lebih 15 km dari permukaan tanah).
Pada lapisan ini, terjadinya beragam cuaca serta perubahan suhu yang
mendadak, angin, kelembapan serta berbagai tekanan yang di rasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Suhu udara di permukaan air laut sendiri mencapai sekitar
30 derajat Celsius yang kian naik ke atas, kian menurun suhunya. Tiap kenaikan
100m sendiri suhu kemudian berkurang sebanyak 0,61 derajat Celsius.Pada
lapisan ini terjadilah peristiwa cuaca seperti angin, musim salju, hujan, kemarau,
dan sebagainya. Tinggi terendah sebagai bagian terhangat dari troposfer,
karenanya permukaan bumi kemudian menyerap radiasi panas dari matahari
hingga kemudian menyalurkan panasnya ke udara.
Biasanya, jika ketinggian ditambah, suhu udara kemudian akan berkurang
dari 17℃ hingga -52℃. Pada permukaan bumi tertentu, seperti dataran tinggi
dan daerah pegunungan kemudian akan menyebabkan anomali terhadap gradien
suhu tersebut. Di antara “troposfer” dan “stratosfer” sendiri terdapat lapisan yang
disebut juga sebagai lapisan “Tropopause”, yang kemudian membatasi lapisan
stratosfer dan troposfer.

9. Stratosfer
Lapisan stratosfer terletak di atas tropopause hingga ketinggian 50 km. Di
dalam lapisan ini angin berhembus sangat kencang serta mempunyai pola aliran
tertentu.
Pada lapisan stratosfer ini juga tempat terbangnya pesawat. Di dalam
stratosfer terdapat lapisan yang sangat penting yaitu lapisan ozon.
Ozon adalah semacam gas yang mengandung banyak unsur kimia serta
memiliki sifat yang racun bagi makhluk hidup. Pada umunya, di dalam lapisan
stratosfer inilah sinar dari ultra violet disaring sekaligus diserap sebab telah
mengandung lapisan ozon dengan kadar sekitar 90%.
Sehingga sinar dari ultra violet yang masuk ke dalam permukaan bumi tidak
berlebihan. Pada lapisan stratosfer terbagi menjadi dua lapisan, diantaranya
lapisan isothermal serta lapisan inversi. Lapisan isothermal merupakan berasal
dari kata iso yang artinya sama serta term yang artinya panas.
Sehingga dalam lapisan ini merupakan temperatur udaranya tetap, yakni
sekitar -600. Lapisan ini terletak pada ketinggian 11-20 km. Lapisan invesi
terletak di ketinggian 20-50 km. Makin ke atas temperaturnya akan semakin
meningkat serta di ketinggian 50 km temperaturnya akan masih di bawah beku
(-50 C).
Kenaikan temperatur udara yang terjadi pada lapisan ini dikarenakan adanya
gas ozon. Puncak stratosfer di batasi oleh lapisan stratopause yang merupakan
batas antara stratosfer dengan mesosfer. Ciri-ciri dari lapisan stratosfer adalah
sebagai berikut:
• Lapisan stratosfer adalah lapisan yang berada di ketinggian sekitar 12-60 km.
• Suhu dalam lapisan ini akan meningkat dengan bertambahnya ketinggian, yaitu
dari -60°C (pada tropopause) sampai 10°C pada puncaknya.
• Dalam lapisan ini terdapat lapisan ozon (ozone layer) yang memiliki tugas
untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet matahari dengan cara menyerap
sinar yang berlebih.
• Serapan dari radiasi matahari oleh ozon inilah yang dapat mengakibatkan suhu
udara naik pada setiap bertambahnya ketinggian .
• Dalam lapisan ini idak mengandung uang air, awan, ataupun debu. Sehingga
udara di dalam lapisan ini kering.
• Terdapat lapisan stratopause yang merupakan lapisan antara stratosfer dengan
mesosfer. Lapisan stratosfer terdiri atas: Lapisan isotherm Lapisan panas
Lapisan campuran atas
Perubahan pada stratosfer terjadi secara bertahap dimulai dari troposfer
ketinggiannya diantara 11 km. Suhu terendah di lapisan stratosfer sendiri relatif
lebih stabil serta sangat dingin yaitu sekitar -57c atau -70F.
Pada lapisan ini angin kemudian yang sangat kencang kemudian terjadi
dengan beberapa pola aliran yang tertentu. Lapisan ini sendiri sebagai tempat
terbangnya pesawat. Awan tinggi dengan jenis cirrus sendiri kadang-kadang
terjadi di lapisan paling bawah, tetapi tidak ada pola cuaca yang signifikan yang
terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi kian
bertambahnya ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan konsentrasi
ozon. Lapisan ozon ini sendiri menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada
lapisan ini bisa mencapai sekitar 18C pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan
stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya. Nama pesawat B-
52 Stratofortress diambil disini. karena, kemampuan untuk terbang sangat tinggi.

10. Mesosfer
Ketinggian dari lapisan mesosfer antara 50-85 km dengan karakteristik di
mana semakin ke atas, maka temperatur udara akan makin rendah. Tiap kenaikan
1000 m, temperatur udara turun menjadi 2,50-30 C. Dalam lapisan mesosfer di
bagian atas, temperaturnya mencapai hingga -900 C.
Puncak mesosfer telah dibatasi oleh lapisan mesopause. Di dalam lapisan
yang satu ini adalah lapisan di mana terdapat bagian yang bisa mengikis benda-
benda langit yang masuk ke dalam permukaan bumi. Benda langit tersebut dapat
berupa komet, meteor, debu angkasa, atau benda-benda asing angkasa yang
lainnya.
Proses dari pengikisan berbagai benda itu adalah dengan cara terkikis sedikit
demi sedikit dan kemudian akan terbakar sebab telah bergesekan dengan udara
yang terkandung di dalam lapisan ini. Ciri-ciri dari lapisan mesosfer adalah
sebagai berikut:
• Ketinggiannya berada di sekitar 60-80 km.
• Suhu pada lapisan mesosfer sekitar -50°C hingga -70°C.
• Lapisan mesosfer adalah lapisan yang melindungi bumi dari berbagai ancaman
benda luar angkasa seperti meteor dan benda-benda langit lainnya yang akan
jatuh ke bumi.
• Meteor yang akan jatuh ke bumi nantinya akan terbakar serta akan hancur
apabila lapisan mencapai lapisan ini serta akan berubah menjadi pecahan-
pecahan kecil yang disebut sebagai meteorit.
• Terdapat lapisan mesopause yang merupakan lapisan antara mesosfer dengan
termosfer.
Pada lapisan ini memiliki karakteristik seperti:
• Lapisan mesosfer sendiri terdiri dari lapisan Mesopouse yang membatasi nya
dengan lapisan lain yaitu lapisan Termosfer. Pada lapisan ini sendiri terjadi
suhu yang kemudian akan mengalami penurunan saat bertambah ketinggian.
• Semakin tinggi lapisan maka semakin berkurang suhu yang kemudian akan
mengakibatkan terjadinya pergeseran objek dari angkasa luar. Hal ini sendiri
menyebabkan meteor yang datang dari angkasa hingga menjadi terbakar.

11. Termosfer
Lapisan termosfer ini berada di ketinggian 85-500 km. Lapisan atmosfer yang
satu ini juga sering disebut sebagai lapisan panas (hot layer). Sebab di lapisan
inilah sering terjadi transisi kenaikan temperatur yang sangat tinggi. Temperatur
dalam lapisan ini mencapai 90-5000 C.
Tinggi dari temperatur tersebut dikarenakan molekul oksigen mengabsorpsi
(menyerap) radiasi dari energi surya. Radiasi inilah yang mengakibatkan suatu
reaksi kimia yang kemudian membentuk lapisan bermuatan listrik.
Sebelum dikenal yang namanya satelit, lapisan ini berfungsi untuk membantu
memancarkan gelombang radio. Sebab, di dalam lapisan atmosfer inilah bisa
memantulkan gelombang radio. Ciri-ciri dari lapisan termosfer adalah sebagai
berikut:
• Lapisan termosfer ini berada di ketinggian 85-500 km.
• Lapisan ini juga sering disebut seabgai lapisan panas (hot layer).
• Suhu udara yang ada di bagian paling atas dari lapisan ini bisa mencapai
>1000°C.
• Di dalam lapisan ini juga terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ionosfer memiliki
fungsi sebagai penyebaran gelombang radio.
• Keunikan dari lapisan termosfer, diantaranya:
• Termosfer sebagai tempat terjadinya aurora yang juga disebabkan oleh adanya
interaksi antara medan magnetik yang dimiliki oleh planet bumi dengan
partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari.
• Lapisan ionosfer pada Termosfer memiliki kemampuan untuk memantulkan
gelombang radio yang bermanfaar bagi satelit dan komunikasi.
• Pada Termosfer Terdapat ISS yang mengelilingi bumi.
• Pada Termosfer terdapat kandungan massa udara yang rendah dan
bertemperatur tinggi, sehingga tak mampu menghantarkan panas ke benda-
benda seperti satelit dan astornot.

12. Eksosfer
Lapisan eksosfer ini adalah suatu lapisan dari atmosfer yang berada di bagian
paling luar. Lapisan eksosfer terletak di ketinggian 500 km ke atas.
Di dalam lapisan ini, berbagai molekul udara bergerak dengan cepat serta
pengaruh gaya grafitasi bumi telah jauh berkurang. Sehingga, dalam lapisan ini
berbagai gesekan benda di udara sudah jarang terjadi. Pengaruh angkasa luar
juga sudah terasa di lapisan ini.
Pada lapisan ini sendiri terdapat berbagai refleksi cahaya matahari yang
kemudian dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya yang dipantulkan
ini dikenal juga dengan cahaya Zodiakal.
Ciri-ciri dari lapisan eksosfer adalah sebagai berikut:
• Lapisan eksosfer terletak di ketinggian 500 km ke atas.
• Lapisan atmosfer berada di bagian paling luar, sehingga pengaruh gaya
gravitasi sangatlah kecil.
• Kandungan gas atmosfer juga sangat rendah pada lapisan eksosfer ini.
• Karakteristik dari lapisan Eksosfer sendiri diantaranya:
• Eksosfer memiliki suhu yang sangat tinggi mencapai 2.200 derajat celcius.
• Eksosfer merupakan lapisan yang berbatasan langsung dengan angkasa luar
• Eksosfer merupakan lapisan yang sangat berbahaya.
• Pada lapisan Eksosfer terjadi berbagai kehancuran benda-benda luar angkasa
dan meteor
5) Fungsi Atmosfer (Thifah)
Atmosfer memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi makhluk hidup yang berada di
bumi. Di antaranya, yaitu:

13. Menjaga temperatur bumi tetap hangat: Atmosfer mengatur proses penerimaan
panas sinar matahari, memantulkan sekitar 34% panas matahari ke angkasa,
awan, dan permukaan bumi, serta menjaga suhu tetap hangat.
14. Melindungi makhluk hidup dari radiasi ultraviolet: Atmosfer memiliki lapisan
ozon di stratosfer yang membantu menyaring sinar ultraviolet yang berbahaya,
sehingga menjaga keseimbangan suhu bumi dan melindungi makhluk hidup di
dalamnya.
15. Menjaga gravitasi bumi stabil: Atmosfer memainkan peran dalam menjaga
gravitasi bumi stabil, yang penting untuk kehidupan di Bumi.
16. Atmosfer berfungsi sebagai pengatur cuaca yang kemudina akan mempengaruhi
salju, hujan, angin, badai, topan, awan, atau lain sebagainya.

1.5 Dampak Adanya Kemagnetan Bumi (Salsa)

Kemagnetan Bumi memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek geofisika dan
fenomena alam. Beberapa dampak utama dari adanya kemagnetan Bumi melibatkan
pelindungan atmosfer dan kehidupan di Bumi, serta pengaruhnya terhadap navigasi dan
teknologi.

• Perlindungan terhadap Radiasi Matahari

Kemagnetan Bumi membentuk medan magnet yang melindungi atmosfer dan


kehidupan di Bumi dari angin matahari yang bermuatan tinggi. Angin matahari dapat
merusak lapisan atmosfer dan mempengaruhi iklim serta kesehatan organisme hidup di
Bumi. Medan magnet Bumi bertindak seperti perisai yang melindungi planet ini dari
dampak negatif angin matahari.

• Orientasi Navigasi
Manusia dan banyak makhluk hidup lainnya menggunakan kemagnetan Bumi untuk
navigasi. Banyak hewan, terutama burung migran, menggunakan medan magnet Bumi
untuk menentukan arah dan lokasi. Selain itu, manusia telah menggunakan kompas
(yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan) selama berabad-abad untuk navigasi.

• Pengaruh pada Teknologi

Kemagnetan Bumi juga mempengaruhi berbagai teknologi modern. Misalnya,


komponen elektronik seperti komputer dan perangkat penyimpanan data dapat
terpengaruh oleh medan magnet, sehingga perlu dijauhkan dari medan magnet yang
kuat. Pemahaman tentang medan magnet Bumi juga penting dalam pengembangan
teknologi penerbangan dan ruang angkasa.

• Penelitian Geologi dan Struktur Bumi

Studi tentang kemagnetan Bumi juga memberikan wawasan tentang struktur dalam
Bumi. Pemetaan medan magnet Bumi dapat membantu ilmuwan memahami pergerakan
cairan logam di dalam inti Bumi dan melacak perubahan dalam struktur planet ini
seiring waktu.

• Pengaruh pada Iklim

Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa kemagnetan Bumi dapat mempengaruhi


iklim global. Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, namun medan
magnet Bumi diyakini dapat berinteraksi dengan partikel bermuatan yang masuk ke
atmosfer dan mempengaruhi dinamika atmosfer.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun kemagnetan Bumi memiliki dampak penting pada
banyak aspek kehidupan dan ilmu pengetahuan, masih banyak yang harus dipelajari tentang
hubungan yang kompleks antara medan magnet Bumi dan fenomena alam lainnya. Penelitian
terus dilakukan untuk memahami lebih lanjut tentang sifat dan peran medan magnet Bumi
dalam ekosistem planet ini.

1.6 Apabila Medan Magnet Bumi Melemah (Salsa)


Pelemahan medan magnet Bumi dapat memiliki sejumlah dampak pada lingkungan dan
teknologi. Jika medan magnet Bumi mengalami perubahan yang signifikan, dapat terjadi
peningkatan penetrasi radiasi angkasa ke dalam atmosfer Bumi. Hal ini dapat memengaruhi
kesehatan organisme hidup dan juga dapat mempengaruhi elektronik di luar angkasa. Selain
itu, medan magnet yang melemah dapat meningkatkan intensitas dan frekuensi aurora,
khususnya di wilayah kutub Bumi. Di sisi lain, medan magnet yang lemah juga dapat
mempengaruhi perilaku partikel bermuatan di atmosfer, yang dapat mengakibatkan gangguan
pada sinyal komunikasi dan sistem navigasi, terutama di wilayah kutub. Selain itu, peran medan
magnet sebagai perisai pelindung terhadap angin matahari dan partikel bermuatan dapat
berkurang, memungkinkan lebih banyak radiasi angkasa mencapai atmosfer Bumi. Beberapa
penelitian teoretis juga mencatat bahwa pelemahan medan magnet Bumi dapat mempengaruhi
pola cuaca dan iklim global, meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami.
Akhirnya, pengaruh pada orientasi kompas juga mungkin terjadi, karena pergeseran kutub
magnetik atau peningkatan deklinasi magnetik dapat memengaruhi akurasi penggunaan
kompas. Meskipun pelemahan medan magnet Bumi adalah fenomena alam yang kompleks,
pemahaman lebih lanjut tentang proses dan dampaknya terus menjadi fokus penelitian dalam
ilmu Bumi dan geofisika.
BAB II

KESIMPULAN

1. Sifat magnetik termasuk magnetisasi, koersivitas, magnetisme residual, permeabilitas


magnetik, susceptibility magnetik, dan titik Curie. Sifat-sifat ini memungkinkan material
untuk memiliki interaksi dengan medan magnet dan mempertahankan sifat magnetiknya.
2. Kemagnetan Bumi berasal dari medan magnet Bumi yang kompleks, yang dihasilkan oleh
proses di inti Bumi. Fenomena seperti perilaku kompas, pembalikan kutub, serta pergerakan
medan magnet Bumi adalah bukti dari adanya kemagnetan pada planet kita.
3. Sains modern memahami kemagnetan Bumi, dan terdapat upaya untuk mengaitkan temuan
ilmiah ini dengan ayat-ayat dalam Al-Quran yang dapat diinterpretasikan sebagai deskripsi
fenomena alam semesta, termasuk kemagnetan Bumi.
4. Medan magnet Bumi melindungi atmosfer dari radiasi berbahaya, memengaruhi navigasi,
serta berperan penting dalam kehidupan dan kesehatan manusia. Fenomena seperti aurora
adalah contoh dari dampak visual yang ditimbulkan dari interaksi medan magnet Bumi dengan
partikel matahari.
5. Kemagnetan Bumi memiliki peran penting dalam menjaga kehidupan di planet ini,
melindungi atmosfer, memengaruhi navigasi, dan mempengaruhi aspek teknologi serta
kesehatan manusia. Pemahaman akan sifat-sifat magnetik dan pengaruhnya pada Bumi
merupakan bagian integral dalam eksplorasi dan pemeliharaan lingkungan kita.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.gramedia.com/literasi/sifat-magnet/
[2] https://brainly.co.id/tugas/25573583
[3] https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/13/180000269/teori-kemagnetan-
bumi-dan-gaya-lorentz?page=all
[4] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6440214/sifat-sifat-magnet-pengertian-
dan-contoh-soalnya
[5] https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-magnet/
[6] https://www.idntimes.com/science/experiment/izza-namira-1/dampak-medan-
magnet-bumi-melemah?page=all
[7] https://www.fimela.com/info/read/4839612/ketahui-penyebab-aurora-fenomena-
alam-yang-unik-dan-indah-beserta-proses-terjadinya?page=4
[8] https://www.merdeka.com/jateng/proses-terjadinya-aurora-berikut-penjelasan-
lengkapnya-
kln.html#:~:text=Aurora%20merupakan%20pancaran%20cahaya%20yang,terjadi%20
pada%20matahari%20dan%20bumi

Anda mungkin juga menyukai