Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Proses Terbentuknya Bumi ( Daratan dan Lautan )


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Oseanografi

Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir.Rifardi,M.Sc

DISUSUN OLEH:

NAYLA SABINA
NIM:2304113548

PROGRAM STUDI OSEONOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Adapun judul dari
makalah ini adalah “Proses Terbentuknya Bumi (Daratan dan Lautan ).

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar


besarnya kepada dosen mata kuliah Oseanografi yang telah memberikan tugas
kepada kami sehingga sedikit banyaknya kami juga mendapatkan ilmu dan
manfaat dalam pengerjaan makalah ini.

Harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat berupa motivasi dan
menambah wawasan kepada pembaca. Makalah ini jauh dari kata sempurna dan
ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya .Diikarenakan
keterbatasan waktu dan kemampuan kami,maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan.

Pekanbaru,September 2023

Penulis,
DAFTAR ISI

Isi Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................1

BAB I PENDAHULUAN....................................................................2
1.1 Latar Belakang ....................................................................2
1.2Rumusan Masalah ................................................................3
1.3Tujuan Penulisan ..................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................4
2.1 Teori-teori pembentukan bumi............................................4
2.2 Lapisan Bumi......................................................................6
2.3 Struktur Lapisan Bumi berdasarkan susunan kimia............7
2.4 Proses terbentuknya daratan dan lautan............................10
2.5 contoh terjadinya pembentukan bumi dan lautan..............15
BAB III PENUTUP...........................................................................16
3.1 Kesimpulan .......................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman
1. Gambar Bentuk Bumi....................................................................... 4

2. Gambar Lapisan Bumi..................................................................... 6

3. Gambar Proporsi Unsur Bumi.......................................................... 7

4. Gambar Proses Pembentukan Gunung........................................... 11

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi terdiri dari berbagai bentuk permukaan, seperti gunung, bukit, lembah,
daratan dan lainnya. Aneka ragaman bumi tersebut merupakan hasil pengerjaan
tenaga geologi, baik tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun dari
luar bumi (oksogen). Tenaga endogen bersifat membangun atau membentuk
permukaan bumi dalam wujud pegunungan, perbukitan, lembah, daratan, dan
lainnya. Sedangkan tenaga oksogen bersifat sebaliknya, yaitu pengubahan bentuk-
bentuk permukaan bumi yang sudah dibangun oleh tenaga endogen, sehingga
nampak terlihat seperti torehan atau sayat-sayatan di permukaan.

Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis, karena bentuk permukaan bumi


mengalami perubahan. Perubahan bentuk diakibatkan oleh tenaga yang sangat
besar yaitu tenaga geologi. Tenaga geologi yang menyebabkan perubahan bentuk
permukaan bumi yaitu : tenaga endogen dan tenaga eksogen

Tenaga endogen merupakan tenaga yanng berasal dari dalam bumi, seperti :
tektonisme (aktivitas kulit bumi), Vulkanisme (aktivitas gumumg api), dan
gempa. Sedangkan tenaga oksogen meliputi pemgikisan dan pengedapan.
Termasuk kedalam tenaga oksogen ini adalah kelaputan (weathering) dan erosi,
baik yang diakibatkan oleh angin, air, gletser, iklim dan sebagainya.

Bentuk tenaga yang bekerja untuk mengubah muka bumi baik dari dalam
bumi maupun dari luar bumi disebut dengan tenaga geologi, yakni tenaga endogen
dan eksogen. Tenaga endogen bersifat membangun permukaan bumi sedangkan
tenaga eksogen bersifat merusak permukaan bumi. Jadi, kedua tenaga itulah yang
membuat berbagai macam bentuk permukaan bumi (Siregar, 2017).

2
Melalui berbagai penelitian yang dilakukan, para ilmuwan mencoba untuk
menjawab hipotesis dari pertanyaan-pertanyaan terkait pembentukan bumi. Inilah
yang melatar belakangi lahirnya berbagai macam teori. Teori pembentukan bumi
tersebut kemudian menjadi rujukan para ahli geografis untuk mendalami sifat-
sifat yang terkandung dalam bumi itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam kutipan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu proses terbentuknya bumi baik
dari faktor daratan ataupun lautan.

1.3 Tujuan Penulisan


-Tujuan Umum

Untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi mahasiswa,sekaligus


untuk melengkapi tugas yang telah dosen berikan.

-Tujuan khusus

Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya bumi baik dari faktor


daratan maupun faktor lautan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori-teori Pembentukan Bumi

Gambar 2.1 bentuk bumi

Bumi merupakan urutan planet ketiga dari kedelapan planet pada sistem
tata surya, dengan perkiraan umur mencapai 4,6 miliar tahun. Menurut (Ria,
Sutarman, & Dkk, 2016, hal. 35) beranggapan bahwa awal mula dalam proses
pembentukan bumi merupakan benda yang berpijar lalu mendingin. Ketika proses
mendingin maka lapisan luar yang disebut kerak bumi atau kulit bumi (lithosfer)
akan mengeras. Tahap awal lithosfer sangat labil akan tetapi tetap melakukan
rotasi.

Oleh karena itu, lapisan kerak bumi akan bergeser ke arah horizontal atau
vertikal dan ini juga terjadi karna lapisan yang berada di bawah kerak bumi masih
meleleh. Menurut (Harmoni, hal. 38)memaparkan bahwa bentuk bumi pada
katulistiwa menyerupai bentuk benda yang hampir bulat sempurna dengan jari-jari
± 6370 km. Permukaan bumi terdiri atas daratan dan lautan, akan tetapi sebagian
besar permukaan bumi terdiri atas lautan.

4
Berikut bebrapa ulasan mengenai teori-teori pembentukan Bumi:

1. Teori Laplace

Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar


matematika dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis
de Laplace. Teori ini muncul pada tahun 1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi
terbentuk dari gumpalan gas panas yang berputar-putar pada sebuah pusat
peredaran.

Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di sekelilingnya yang


kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin-cincin yang
bergerak menjauh tersebuh mengalami pendinginan membentuk bola raksasa.
Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi.

2. Teori Tidal

Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama


James Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam.
Menurut teori tidal, pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari
mengalami tarik menarik akibat bergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari
hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar membentuk cerutu.

Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan.


Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola.
Kemudian gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah
satunya bumi.

3. Teori Pasang Surut Gas

Pencetus dari teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffreys. Kedunya
sepkat bahwa pembentukan bumi berawal dari bintang besar yang mendekati
matahari, hingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada matahari berupa gas.

5
Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan gelombang
raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah
pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah menjadi planet-
planet, salah satunya bumi.

2.2 Lapisan Bumi

Gambar 2.2 Lapisan bumi

Menurut Riswanto & Suseno (2015) lapisan bumi ini terdiri dari beberapa
bagian, di antaranya:
1) Kulit bumi sebelah luar, tebalnya 16-40 km, dapat dihuni segala makhluk di
darat, laut dan udara, dan mengandung bahan-bahan tambang, seperti: emas, batu
bara, minyak bumi, dan lain-lain.
2) Lapisan di bawahnya setebal 2880 km dan merupakan kulit bagian dalam yang
lebih tebal.
3) Inti luar bumi tebalnya 2208 km dan bersifat encer. Bagian ini tidak
merambatkan gelombang gempa.
4) Lapisan yang paling dalam berupa inti bumi yang tebalnya 1248 km.
Temperatur kulit bumi semakin ke bawah semakin naik, tiap 100 kaki naik 1 ℃.
Hal ini diketahui dari penggalian minyak bumi.

6
Relief tanah lempeng benua terbentuk karena siklus alam. Tanah memiliki
jenis, berat, dan massa jenis serta kandungan yang berbeda. Sementara sebagian
besar Relief daratan lempeng benua terbentuk karena proses siklus hidrologi
global dalam jumlah besar yang menutupi permukaan planet bumi. Diketahu pada
masa tersebut terjadi banjir bandang berupa air bah yang menutupi permukaan
planet bumi karena es mencair dalam jumlah besar. Dan pada akhirnya, relief
lempengan daratan benua terbentuk karena bergeser membentuk pecahan benua.

2.3 Struktur Lapisan Bumi Berdasarkan Susunan Kimia

Gambar 2.3 Proporsi unsur Bumi


1. Atmosfer
Lapisan ini disusun dari nitrogen sebesar 78 persen dan oksigen sebesar 21
persen. Atmosfer juga dibagi menjadi lima lapisan, yaitu troposfer, stratosfer,
mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Troposfer adalah lapisan yang paling dekat
dengan permukaan Bumi. Jaraknya sekitar 0 hingga 15 kilometer.

Di lapisan selanjutnya ada stratosfer yang berada di atas troposfer.


Jaraknya sekitar 15 sampai 40 kilometer dari permukaan Bumi. Lapisan ini
berfungsi untuk menyerap dan menyebarkan radiasi ultraviolet dari Matahari.

7
2. Hidrosfer

Hidrosfer adalah jumlah semua air di bumi dan siklus air yang
mendistribusikannya ke seluruh planet. Di bumi, air cair (liquid water) ada di
permukaan bumi dalam bentuk lautan, danau dan sungai. Ada pula air di bawah
tanah seperti air tanah, di sumur dan akuifer. Air dalam hidrosfer juga ada yang
berbentuk uap dan terlihat sebagai awan atau kabut. Bagian beku dari hidrosfer
bumi terdiri dari es meliputi gletser, tutup es (ice caps) dan gunung es.

Air dalam bentuk gas (uap air) lebih tepat disebut bagian dari atmosfer.
Bagian beku dari hidrosfer bumi tersebut mempunyai nama tersendiri yaitu
cryosfer (cryosphere). Hidrosfer selalu bergerak Gerakan sungai dan aliran air
dapat terlihat, tetapi gerakan air di kolam dan danau memang kurang terlihat jelas.

Air bergerak melalui hidrosfer dalam siklus. Air terkumpul di awan


kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan atau salju. Air ini terkumpul di
sungai, danau dan lautan. Kemudian air menguap ke atmosfer untuk memulai
siklus dari awal lagi. Perputaran ini disebut siklus air (water cycle).

3. Litosphere

Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di permukaan bumi


ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida. Penyusun utama
lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran antara mineral sejenis
atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan
pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat
tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa
proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf.

Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah


terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi
maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir.

8
Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen
organis makhluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan
sebagai tempat hidup organisme. Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral
bagi mahluk hidup.

Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang


treletak berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang
menjadi sumber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai
ke laut dan terdeposit di dasar laut.

Itulah sebabnya mengapa lapisan litosfer sering sekali dinamakan dengan


lapisan silikat dengan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas 2
bagian

4. Biosfer

Biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk


hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer
(batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Biosfer Menurut Para Ahli
Selain pengertian baku biosfer, terdapat pula definisi yang disampaikan oleh para
ahli mengenai biosfer, antara lain:

Menurut Vladimir Wanouich Veinadsku, biosfer adalah sebuah sistem


terbuka dan berkembang sejak dimulainya sejarah kehidupan makhluk di bumi.
Menurut John Wiley, yaitu sebuah zona dari planet bumi dimana terdapat
kehidupan yang terbentuk secara alami pada lapisan bumi dengan lapisan
atmosfer yang lebih rendah. Menurut M. Allaby, biosfer merupakan salah satu
bagian habitat organisme yang membentuk sistem kelompok stabil dan efektif
untuk keseluruhan ekosistem planet bumi.

9
2.4 Proses terbentuknya daratan dan lautan

Litosfer Batuan dan macamnya. Lithos artinya batu-batuan. Kulit bumi ini
terdiri dari batu-batuan maka disebut litosfer. Menurut ilmu alam batuan ini
merupakan tanah gembur, pasir, tanah liat ataupun abu (Danieslon & Denecke,
1986). Macam-macam batuan menurut Danieslon (1978), di antaranya:

a. Batuan beku Sebagian besar batuan beku mempunyai struktur kristalin, namun
teksturnya bervariasi. Batuan beku bisa terbentuk dari pendinginan magma atau
lava. Dari teksturnya terdapat dua jenis batuan beku, yaitu batuan beku intrusif
dan batuan beku ekstrunsif. Batuan beku intrusif merupakan batuan beku yang
terbentuk dari magma. Magma mendingin dan mengeras di bawah permukaan
bumi. Pendinginan magma terjadi secara perlahan. Magma dapat menerobos ke
dalam retakan-retakan bawah tanah dan terperangkap di dalamnya. Sejumlah
magma yang terperangkap mendingin hanya beberapa derajat tiap abad.
Akibatnya, magma memerlukan ribuan tahun untuk mengeras menjadi batuan.
Batuan beku ekstrusif merupakan batuan beku yang terbentuk dari lava. Jika lava
terdorong keluar dari suatu gunung api, lava itu akan memiliki temperatur yang
lebih dingin. Lava mendingin secara cepat, mengeras dan menjadi batuan.

b. Batuan sedimen Sedimen diendapkan oleh air, angin atau pembawa yang lain.
Sedimen yang diendapkan cenderung membentuk lapisan-lapisan sehingga
sedimen ini tertimbun makin dalam yang mengakibatkan temperatur dan tekanan
yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini, terjadi perubahan sedimen menjadi batuan.
Proses yang membantu perubahan sedimen menjadi batuan adalah proses
pemadatan dan sementasi.

c. Batuan metamorf Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk akibat


perubahan batuan beku, batuan sedimen, atau batuan metamorf lainnya. Penyebab
perubahan ini adalah temperatur tinggi, tekanan besar, dan kerja kimia.

10
A. SEJARAH TERBENTUKNYA DARATAN

Turunnya suhu bumi terjadi secara tidak serempak sehingga ada banyak
daratan yang terpisah-pisah. Hal ini disebabkan oleh komposisi batuan yang
terbentuk dari magma panas tidak sama. Ada batuan yang mudah membeku dan
ada yang tidak. Secara umum, batuan yang padat ada pada permukaan cairan yang
panas. Dengan demikian, cairan yang panas akan mencari jalan keluar, terutama
untuk mengeluarkan gas. Demikian pula cairan yang membeku akan menyusut,
sedangkan volume di dalam bumi masih mengembang karena panas. Karena
adanya hal yang demikian, bentuk daratan bumi masih sangat tidak stabil.
Berdasarkan analisis muka bumi, diperkirakan pada waktu daratan mulai
terbentuk terdapat banyak sekali daratan berukuran kecil. Daratan tersebut
misalnya Laurentia, Uralian, Siberia, Kaskhstania, Caledonian, Tasmanian, Cina,
dan lain-lain. Daratan-daratan tersebut kemudian akan membentuk Laurasia dan
Gondwana. Bersatunya daratan-daratan tersebut menimbulkan sejumlah
pegunungan, misalnya Pegunungan Ural, Appenine, Jura, dan lain-lain di Asia
dan Eropa. Daratandaratan tersebut sulit sekali ditelusuri, mengingat sebagian
mengalami proses subduksi sehingga tenggelam kembali ke pusat bumi dan
melarut kembali dalam dapur magma.

Perhatikan bahwa pada proses pergerakan benua, ada dua kemungkinan,


pertama berbenturan dan terangkat yang menghasilkan gunung nonvulkanik,
kedua peristiwa subduksi yaitu salah satu bagian terangkat dan yang lain masuk
ke perut bumi, biasanya menyebabkan terbentuknya gunung berapi

Gambar 2.4.1 proses pembentukan gunung

11
Data fosil pada masa itu praktis tidak ada karena kehidupan baru ada organisme
bersel tunggal. Adanya kehidupan organisme bersel tunggal dan yang berklorofil
dapat ditelusuri dengan adanya batuan tua yang berbelang-belang. Hal ini
disebabkan organisme berklorofil mengeluarkan oksigen.

A. MASA PANGEA

Pada masa ini, semua daratan yang ada di muka bumi membentuk satu benua
yang utuh. Pembentukan menjadi satu benua yang utuh mempunyai banyak
konsekuensi. Organisme yang hidup pada masa itu secara teoritis dapat bergerak
ke mana saja. Hal ini menjelaskan mengapa ada sejumlah fosil yang ditemukan di
banyak benua.

Selain itu, adanya benturan antardaratan akan menyebabkan dua macam


kemungkinan sebagai berikut. : 1. Timbulnya pegunungan Ada sejumlah
pegunungan yang timbul akibat benturan. Misalnya, Pegunungan Ural. Akibat
benturan, pegunungan yang terbentuk umumnya tidak bersifat vulkanis. 2.
Tenggelamnya suatu daratan Masalah ini sulit untuk ditelusuri karena daratan
yang masuk ke dalam bumi dapat sangat dalam dan masuk ke dalam dapur
magma. Dengan demikian, daratan tersebut akan mencair kembali Oleh karena
itu, data tidak mungkin diperoleh.

Bersatunya daratan menimbulkan gurun pasir. Kalau kita perhatikan daratan


yang luas, Afrika, Asia, dan Amerika Utara mempunyai gurun pasir. Hal tersebut
disebabkan oleh luasnya daratan tidak setimbang dengan curah hujan yang dapat
diberikan alam. Semua titik air sudah diturunkan sebagai hujan di daerah yang
lebih dekat dengan pantai. Apabila sebelumnya ada kehidupan, kehidupan akan
berkurang secara drastis sejak daratan bersatu.

Bersatunya daratan menimbulkan percampuran flora dan fauna.


Bercampurnya flora dan fauna akan menyebabkan suatu daratan kehilangan
identitas awal, contohnya Eurasia.

12
Tidak banyak organisme yang dapat dipakai untuk membedakan fauna dan
flora Eropa dari Asia. Hal tersebut disebabkan oleh bersatunya Eropa dengan Asia
sudah berlangsung sangat lama. Jadi, tidak mungkin membedakan fauna dan flora
khas dari Laurentia, Uralian, Caledonian, Kaskhstania, Cina, dan lain-lainnya.

B. MASA LAURASIA DAN GONDWANA


Ada yang mengajukan hipotesis bahwa adanya meteorit yang jatuh di sekitar
Yucatan, Meksiko, menyebabkan pertambahan volume batuan di satu pihak dan
menjadikan bumi berubah kesetimbangannya. Untuk menetralisasi hal tersebut,
terjadi pergeseran benua. Pada masa Laurasia dan Gondwana terpisah, timbullah
laut Tethys I. Jadi, ada dua benua besar, Laurasia yang terdiri atas sebagian Asia,
Eropa, dan Amerika (Utara) serta Gondwana yang terdiri atas Antartika, Australia,
Afrika, Neotropika, dan sebagian besar Asia Selatan. Adanya hubungan daratan
antara benua-benua tersebut menyebabkan fauna dan flora Gondwana dan
Laurasia terpisah.

B. PROSES TERBENTUKNYA KEPULAUAN DI INDONESIA

1. Indonesia Muncul dari Dasar Laut

Pada tahun 60-an, asal usul Indonesia diperkirakan muncul dari dasar laut.
Pada waktu itu, diperkirakan bahwa Indonesia berasal dari dua dataran besar yang
dikenal dengan dataran atau paparan Sunda yang bersatu dengan Asia dan paparan
Sahul yang bersatu dengan Australia. Oleh karena itu, di Indonesia terdapat dua
daerah geografis, terlihat dari segi biogeografi dengan adanya dua macam fauna
dan flora. Akibat naiknya permukaan laut, daerah yang rendah menjadi
tenggelam. Hal ini masih dapat dibuktikan bahwa ada sejumlah bekas sungai yang
menghubungkan Sungai Musi, Batanghari, Kapuas, Rokan, dan lain-lainnya serta
yang bermuara ke Laut Cina Selatan. Sebaliknya, Sungai Tulang Bawang,
Sekampung, Kambas, Ciliwung, Citarum. Bengawan Solo, Sampit, dan lain-lain
bermuara di Selat Sulawesi.

13
Demikian pula Sungai Lorentz, Fly, Digul, dan lain-lain bermuara ke
Teluk Carpentaria di dekat Australia. Teori ini mulai goyah, melihat adanya
sejumlah besar fauna Asia di Sulawesi dan hanya sedikit sekali fauna dari
Australo-Papua di Sulawesi. Yang termasuk fauna Australo-Papua misalnya
hanyalah beberapa jenis katak dari marga Oreophryne dan tiga jenis kuskus.
Sisanya merupakan fauna yang berasal dari Asia. Keadaannya akan lebih rumit
kalau kita memperhitungkan floranya. Teori yang ada tidak dapat menerangkan
hal tersebut.

2. Indonesia Berasal Sebagian dari Laurasia dan Sebagian dari Gondwana.

Sulawesi berasal dari dua pulau, yaitu sebagian Laurasia dan sebagian lagi
Gondwana. Teori ini dikemukakan pada tahun 1981. Data yang dikumpulkan oleh
para ahli geologi telah dirangkum dalam suatu rekonstruksi. Sekitar 200 juta tahun
yang lalu, daratan Laurasia terdiri atas Eropa, Asia, dan Indonesia bagian barat
hingga ke Sulawesi Barat, termasuk Nusa Tenggara Utara (tidak termasuk Sumba,
Timor, dan Tanimbar). Yang belum termasuk Asia adalah daratan Arab Saudi,
Persia, dan India. Pada masa tersebut, diperkirakan Indonesia bagian barat ada di
sebelah utara ekuator, sedangkan Indonesia bagian timur masih ada di sekitar
daerah subtropika selatan.

Teori ini belum dapat menerangkan mengapa misalnya famili arecaceae


terdapat sama banyaknya di bagian barat mulai dari Indo-Cina ataupun di bagian
timur Indonesia sampai dengan Australia. Sebaliknya, data fauna pada dasarnya
mendukung teori ini dengan beberapa kekecualian, misalnya suku Pythonidae
(ular sanca), suku Typhlopidae (ular kawat)

3. Indonesia Seluruhnya Berasal dari Gondwana

Teori ini (1985) merupakan suatu revolusi dari pandangan mengenai


Indonesia kalau kita bandingkan dengan dua teori sebelumnya. Berdasarkan data
geologi, para pakar memperoleh bukti yang meyakinkan bahwa terjadi pergeseran
benua yang berulang-ulang setelah Gondwana dan Laurasia memisahkan diri.

14
Gelombang pertama yang terjadi adalah pergeseran dari Gondwana
sebidang paparan yang kemudian akan menjadi Turki, Irak, Iran, Tibet Utara, dan
sebagian Indocina. Paparan tersebut sudah mencapai Laurasia sekitar 160 juta
tahun yang lalu pada masa Triasik. Kemudian, timbullah gelombang pergeseran
yang kedua dan melibatkan paparan Tibet Selatan, Burma, dan Semenanjung
Malaysia, sekitar 165 juta tahun yang lalu. Hampir bersamaan dengan pergeseran
paparan tersebut, ada paparan lain yang melibatkan Borneo Barat, Sumatra,
Borneo Timur, Sulawesi Barat, dan Jawa yang juga bergerak ke arah utara.
Kemudian, tidak lama berikutnya berlayarlah paparan yang disebut dengan Banda
Allochtone (kemudian membentuk Kepulauan Nusa Tenggara dan Maluku
Selatan).

Teori ini dapat menerangkan mengapa misalnya famili Araucariaceae,


Arecaceae (Palmae), Podocarpaceae, Proteaceae, dan Fagaceae dapat dijumpai di
New Guinea dan di dataran Sunda, demikian pula ular dari suku Pythonidae dan
Typhlopidae.

Walaupun teori ini sudah dapat menjawab kebanyakan pertanyaan


mengenai penyebaran flora dan fauna, fakta yang menyatakan bahwa pergeseran
tersebut berjalan di bawah laut tidak dapat menjawab sejumlah masalah. Oleh
karena itu, para ahli menduga, meskipun berada di bawah laut, tetap ada bagian
yang bergantiganti terdedahkan di atas permukaan laut.

2.5 Contoh proses terjadinya pembentukan daratan dan lautan :

1. Tsunami, yaitu pemisahan lempeng satu kesamaan yang diakibatkan karena


adanya tekanan arus diperairan.

2. gunung api, adanya tekanan besar mendorong batuan yang mencair naik ke
atas.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
awal mula dalam proses pembentukan bumi merupakan benda yang
berpijar lalu mendingin. Ketika proses mendingin maka lapisan luar yang disebut
kerak bumi atau kulit bumi (lithosfer) akan mengeras. Tahap awal lithosfer sangat
labil akan tetapi tetap melakukan rotasi.

Menurut Riswanto & Suseno (2015) lapisan bumi ini terdiri dari beberapa
bagian, di antaranya:
1) Kulit bumi sebelah luar, tebalnya 16-40 km, dapat dihuni segala makhluk di
darat, laut dan udara, dan mengandung bahan-bahan tambang, seperti: emas, batu
bara, minyak bumi, dan lain-lain.
2) Lapisan di bawahnya setebal 2880 km dan merupakan kulit bagian dalam yang
lebih tebal.
3) Inti luar bumi tebalnya 2208 km dan bersifat encer. Bagian ini tidak
merambatkan gelombang gempa.
4) Lapisan yang paling dalam berupa inti bumi yang tebalnya 1248 km.
Temperatur kulit bumi semakin ke bawah semakin naik, tiap 100 kaki naik 1 ℃.
Hal ini diketahui dari penggalian minyak bumi.
Struktur Lapisan Bumi Berdasarkan Susunan Kimia :

1. Atmosfer.

2. Litosphere.

3. hidrosfer

4. Biosfer

16
DAFTAR PUSTAKA

Danieslon, E. W., & Denecke, E. J. (1986). Earth Seience Third Edition. New
York: Macmillan Publishing Company.

Iskandar, D. T. Teori Evolusi.

Materi, D. U. (2021). A. Pengantar. Bumi Dan Antariksa Kajian Konsep,


Pengetahuan dan Fakta, 13.

Riswanto, & Suseno, N. (2015). Dasar-Dasar Astronomi dan Fisika Kebumian.


Metro: Lembaga Penelitian UM Metro Press.

Siregar, S. (2017). Fisika Tata Surya. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam ITB.

Suparto, N. P., & Choirul, S. F. (2018). EARTH (BUMI). Universitas


Muhammadiyah Sidoarjo.

Zaim, Y., dkk. (2011). New 1.5 million years old homo erectus maxilla from
Sangiran (Central Java, Indonesia).

17

Anda mungkin juga menyukai