MAKALAH
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah geologi
oleh:
Moch. Wildan Kamali (210220104001)
Inggrid Ayu Amala (210220104003)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Pengertian Geologi
dan Asal-usul Terbentuknya Bumi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah geologi.
Tentunya dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan,
tetapi semua ini menjadikan penulis untuk selalu semangat dakam menyelesaikan
makalah ini dengan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bari para pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
b. Geologi dinamis, adalah bagian dari ilmu geologi yang membahas tentang sifat-sifat
dinamika bumi yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pada bagian bumi
yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energy yang bersumber dari
dalam bumi seperti magma yang menghasilkan vulkanisme, gerak litosfer yang
menyebabkan adanya arus konveksi, gempa bumi dan gerakan pembentukan
cekungan pengendapan dan pegunungan. Cabang-cabang ilmu geologi dinamis
yang lainnya seperti mempelajari tentang petrologi, stratigrafi, geologi struktur,
tektonik serta kaitannya terhadap pembentukan cebakan mineral, minyak bumi, dan
sumber alam lainnya.
Kajian geologi memiliki ruang lingkup yang luas, di dalamnya terdapat kajian-
kajian yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri walaupun
sebenarnya ilmu-ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang satu sama
lain. Ilmu-ilmu tersebut antara lain:
a. Mineralogi, ilmu yang mempelajari mineral, berupa pendeskripsian mineral yang
meliputi warna, kilap, goresan, belahan, pecahan dan sifat lainnya.
b. Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan, didalamnya termasuk
deskripsi,klasifikasi dan originnya.
c. Sedimentologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan sediment, meliputi deskripsi,
klasifikasi dan proses pembentukan batuan sediment.
d. Stratigrafi, yaitu ilmu tentang urut-urutan perlapisan batuan, pemeriannya dan
proses pembentukannya.
e. Geologi Struktur, adalah ilmu yang mempelajari arsitektur kerak bumi dan proses
pembentukannya.
f. Palentologi, yaitu ilmu yang mempelajari aspek kehidupan masa lalu yang berupa
fosil. Paleontology berguna untuk penentuan umur dan geologi sejarah.
g. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk bentang alam dan proses0proses
pembentukan bentang alam tersebut. Ilmu ini berguna dalam menentukan struktur
geologi dan batuan penyusun suatu daerah.
5
Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Teori nebula ini terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1. Matahari dan planet -planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat
dan besar.inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air
laut.
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan
materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut
sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
b. Teori Planetisimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi
Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi,
mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari
massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya
hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir
menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua
bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisima-
Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-
planet yang mengelilingi matahari.
7
f. Teori Buffon
Buffon mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari
dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke
luar. Massa yang terpental ini menjadi planet. Teori Kuiper atau teori kondensasi
dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula
besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa
gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Pusat piringan yang
merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin.
Unsur ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet-planet. Dalam
teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut
raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya
sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat
berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan perputarannya
semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
g. Teori Weizsaecker
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C. Von Weizsaecker, seorang ahli
astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka
unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang
lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur -unsur
lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet -
planet, termasuk bumi.
h. Teori Whipple
Seorang ahli astronomi Amerika Fred L. Whipple, mengemukakan pada mulanya
tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam
piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa
dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap
ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk
10
satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi.
Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di
abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme
dialektika Karl Marx. Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak
hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes
Fondamentaux de Philosophie, filosof materi alis George Politzer mengatakan bahwa
“alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan dan menambahkan: Jika ia
diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan,
ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya
sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi
yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan
materialisme ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan Big Bang,
dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa “volume nol”
merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman.
Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep “ketiadaan”, yang berada di luar
batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai ”titik bervolume
nol”. Sebenarnya, “sebuah titik tak bervolume” berarti “ketiadaan”. Demikianlah alam
semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20,
telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau, yakni "Dia (Allah) Pencipta langit dan
bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101).
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Geologi merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan tentang kebumian yang
mempelajari segala sesuatu tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur bumi, proses-proses yang bekerja pada bumi, kedudukan bumi di
alam semesta serta sejarah perkembangan bumi
b. Ruang lingkup geologi secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu geologi
fisik yang membahas tentang sifat-sifat fisik dari bumi dan geologi dinamis yang
membahas tentang dinamika perubahan-perubahan bumi. Sedangkan dalam
kajian ilmu, ruang lingkup geologi terdiri dari mineralogy, petrologi,
sediimentologi, stratigrafi, geologi struktur, palentologi, geomorfologi dan
geologi terapan.
c. Terdapat berbagai macam teori pembentukan bumi di alam semesta, antara lain;
teori kabut (nebula), teori planetisimal, teori pasang surut gas, teori bintang
kembar, teori big bang, teori buffon, teori weizsaecker, teori whipple dan teori
gerge gamov.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran yang diberikan sebagai berikut:
a. Bagi pembaca, ketika membaca makalah ini disarankan untuk mencari sumber
referensi lain sebagai pendukung atau penambahan wawasan hasil bacaan.
b. Bagi penulis lain, jika terdapat banyak kekurangan dalam uraian materi
dipersilahkan untuk mencari dari sumber referensi yang akurat atau bisa
ditambahkan jurnal pendukung untuk menguatkan argumentasi hasil penulisan
anda.
DAFTAR PUSTAKA
Ruslan, Wegie. 2017. Terjadinya Alam Semesta: Perspektif Teori Big Bang:
Jakarta: Unika Atma Jaya.