Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN GEOLOGI DAN ASAL-USUL TERBENTUKNYA BUMI

MAKALAH
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah geologi

oleh:
Moch. Wildan Kamali (210220104001)
Inggrid Ayu Amala (210220104003)

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Pengertian Geologi
dan Asal-usul Terbentuknya Bumi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah geologi.
Tentunya dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan,
tetapi semua ini menjadikan penulis untuk selalu semangat dakam menyelesaikan
makalah ini dengan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bari para pembaca.

Jember, 09 September 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Pengertian Geologi ............................................................................ 3
2.2 Ruang Lingkup Geologi ................................................................... 3
2.3 Asal-usul Terbentuknya Bumi ......................................................... 5
BAB 3. PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang bumi mulai
dari segi geometri atau dimensi bumi, material penyusun bumi yang terdiri dari
komposisi padat, cair dan gas serta mempelajari segala aktivitas yang disebabkan
oleh bumi itu sendiri baik secara endogen maupun eksogen. Perkembangan studi
ilmu geologi banyak digunakan untuk ilmu dan aktivitas kehidupan sehari-hari
seperti bidang pertambangan, ilmu lingkungan dan kebencanaan. Selain itu aspek-
aspek geologi yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, mekanisme
dan kronologi pembentukan ruang dan waktu dalam geologi juga harus dipelajari
untuk memahami secara nyata bagaimana susunan bumi yang sebenarnya.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa bumi terdiri dari banyak
material penyusun, bumi memiliki struktur yang bersifat kompleks dan bumi
memberikan manfaat yang besar bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Secara
garis besar bentuk permukaan bumi berbeda-beda mulai dari adanya lautan,
pegunungan, danau, lembah, daratan dan lain sebagainya. Hal ini akan memacu kita
untuk mengetahui jauh lebih dalam tentang darimana sebenarnya bumi berasal dan
bagaimana proses pembentukannya. Proses penciptaan bumi dijelaskan oleh
banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya permulaan bumi
merupakan bagian dari gumpalan gas yang dihasilkan oleh matahari yang selalu
berputar, kemudian bagian tersebut terlepas jauh akan tetapi gumpalan tersebut
tetap mengelilingi matahari. Selain itu terdapat juga teori yang mengatakan bahwa
segala sesuatu berasal dari tiga komponen penyusun utama yaitu gas, air dan udara.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan geologi?
b. Bagaimana ruang lingkup geologi dalam ilmu pengetahuan?
c. Bagaimana asal-usul terbentuknya bumi?
2

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian ilmu geologi.
b. Untuk mendeskripsikan ruang lingkup geologi dalam ilmu pengetahuan.
c. Untuk mendeskripsikan asal-usul terbentuknya bumi.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geologi


Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya
bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi.
Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk
Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh batuan,
pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama
dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang
dipelajari dalam geologi.
Geologi merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan tentang kebumian yang
mempelajari segala sesuatu tentang bumi beserta isinya yang pernah ada seperti
membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur bumi,
proses-proses yang bekerja pada bumi, kedudukan bumi di alam semesta serta sejarah
perkembangan bumi ketika baru lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat
dikatakan sebagai suatu ilmu yang kompleks karena mempunyai pembahasan materi
yang beraneka ragam seperti mempelajari benda-benda sekecil atom hingga ukuran
benua, samudra, cekungan dan rangkaian atau deretan pegunungan.

2.2 Ruang Lingkup Geologi


Ruang lingkup ilmu geologi secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu
geologi fisik dan geologi dinamins.
a. Geologi fisik, merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat fisik dari bumi,
seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang membentuk bumi,
selaput udara yang mengitari bumi khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi
dengan bumi, selaput air atau hidrosfer, serta proses-proses yang bekerja di atas
permukaan bumi yang dipicu oleh energi matahari dan tarikan gaya berat bumi.
Proses yang dimaksudkan dapat dijabarkan sebagai pelapukan, pengikisan,
pemindahan dan pengendapan.
4

b. Geologi dinamis, adalah bagian dari ilmu geologi yang membahas tentang sifat-sifat
dinamika bumi yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pada bagian bumi
yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energy yang bersumber dari
dalam bumi seperti magma yang menghasilkan vulkanisme, gerak litosfer yang
menyebabkan adanya arus konveksi, gempa bumi dan gerakan pembentukan
cekungan pengendapan dan pegunungan. Cabang-cabang ilmu geologi dinamis
yang lainnya seperti mempelajari tentang petrologi, stratigrafi, geologi struktur,
tektonik serta kaitannya terhadap pembentukan cebakan mineral, minyak bumi, dan
sumber alam lainnya.
Kajian geologi memiliki ruang lingkup yang luas, di dalamnya terdapat kajian-
kajian yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri walaupun
sebenarnya ilmu-ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang satu sama
lain. Ilmu-ilmu tersebut antara lain:
a. Mineralogi, ilmu yang mempelajari mineral, berupa pendeskripsian mineral yang
meliputi warna, kilap, goresan, belahan, pecahan dan sifat lainnya.
b. Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan, didalamnya termasuk
deskripsi,klasifikasi dan originnya.
c. Sedimentologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan sediment, meliputi deskripsi,
klasifikasi dan proses pembentukan batuan sediment.
d. Stratigrafi, yaitu ilmu tentang urut-urutan perlapisan batuan, pemeriannya dan
proses pembentukannya.
e. Geologi Struktur, adalah ilmu yang mempelajari arsitektur kerak bumi dan proses
pembentukannya.
f. Palentologi, yaitu ilmu yang mempelajari aspek kehidupan masa lalu yang berupa
fosil. Paleontology berguna untuk penentuan umur dan geologi sejarah.
g. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk bentang alam dan proses0proses
pembentukan bentang alam tersebut. Ilmu ini berguna dalam menentukan struktur
geologi dan batuan penyusun suatu daerah.
5

h. Geologi Terapan, merupakan ilmu-ilmu yang dikembangkan dari geologi yang


digunakan untuk kepentingan umat manusia, diantaranya Geologi Migas, Geologi
Batubara,Geohidrologi, Geologi Teknik, Geofisila, Geothermal dan sebagainya.

2.3 Asal-usul Terbentuknya Bumi


Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira
250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di bumi merupakan satu massa
daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang
lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri
dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana
yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi. Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai
salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam
seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran
pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang
surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Terdapat berbagai macam teori-teori pembentukan bumi di alam semesta yang
akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
a. Teori Kabut (Nebula)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya
bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796). Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-
6

Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Teori nebula ini terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1. Matahari dan planet -planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat
dan besar.inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air
laut.
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan
materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut
sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
b. Teori Planetisimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi
Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi,
mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari
massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya
hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir
menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua
bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisima-
Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-
planet yang mengelilingi matahari.
7

c. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)


Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,
yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan
ke bumi (60 kali radius orbit bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke
arah bintang besar itu. Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan
akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri,
yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian- bagian
tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan
ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih
cepat.
d. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori
ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai
gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut
mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang
disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet
yang mengelilinginya.
8

e. Teori Big Bang


Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar
pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang
4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi
yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata
surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi
sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan
bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang
diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih
besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke
permukaan.
2. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi.Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen
dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa
konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan
teoritis konsentrasi hydrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam
semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur
hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
9

f. Teori Buffon
Buffon mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari
dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke
luar. Massa yang terpental ini menjadi planet. Teori Kuiper atau teori kondensasi
dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula
besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa
gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Pusat piringan yang
merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin.
Unsur ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet-planet. Dalam
teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut
raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya
sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat
berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan perputarannya
semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
g. Teori Weizsaecker
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C. Von Weizsaecker, seorang ahli
astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka
unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang
lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur -unsur
lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet -
planet, termasuk bumi.
h. Teori Whipple
Seorang ahli astronomi Amerika Fred L. Whipple, mengemukakan pada mulanya
tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam
piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa
dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap
ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk
10

planet-planet.Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang


bernaman Sir Fred Hoylen mengemukakan suatuteori yang disebut “Steady-
State”.Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan
kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini
sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah
lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan
pandangan mereka.
i. Gerge Gamov
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang.
Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa,
sisa radiasi yang diting galkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi
ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Pada tahun 1965, dua
peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa
sengaja. Radiasi ini, yang disebut radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah,
diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal
peristiwa Big Bang.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer.
COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis.
Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson.
COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan
alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa,
penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang. Gagasan yang umum di
abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak
hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan
dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang
Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak
berakhir.Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-
11

satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi.
Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di
abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme
dialektika Karl Marx. Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak
hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes
Fondamentaux de Philosophie, filosof materi alis George Politzer mengatakan bahwa
“alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan dan menambahkan: Jika ia
diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan,
ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya
sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi
yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan
materialisme ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan Big Bang,
dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa “volume nol”
merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman.
Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep “ketiadaan”, yang berada di luar
batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai ”titik bervolume
nol”. Sebenarnya, “sebuah titik tak bervolume” berarti “ketiadaan”. Demikianlah alam
semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20,
telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau, yakni "Dia (Allah) Pencipta langit dan
bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101).
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Geologi merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan tentang kebumian yang
mempelajari segala sesuatu tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk
bumi, struktur bumi, proses-proses yang bekerja pada bumi, kedudukan bumi di
alam semesta serta sejarah perkembangan bumi
b. Ruang lingkup geologi secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu geologi
fisik yang membahas tentang sifat-sifat fisik dari bumi dan geologi dinamis yang
membahas tentang dinamika perubahan-perubahan bumi. Sedangkan dalam
kajian ilmu, ruang lingkup geologi terdiri dari mineralogy, petrologi,
sediimentologi, stratigrafi, geologi struktur, palentologi, geomorfologi dan
geologi terapan.
c. Terdapat berbagai macam teori pembentukan bumi di alam semesta, antara lain;
teori kabut (nebula), teori planetisimal, teori pasang surut gas, teori bintang
kembar, teori big bang, teori buffon, teori weizsaecker, teori whipple dan teori
gerge gamov.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran yang diberikan sebagai berikut:
a. Bagi pembaca, ketika membaca makalah ini disarankan untuk mencari sumber
referensi lain sebagai pendukung atau penambahan wawasan hasil bacaan.
b. Bagi penulis lain, jika terdapat banyak kekurangan dalam uraian materi
dipersilahkan untuk mencari dari sumber referensi yang akurat atau bisa
ditambahkan jurnal pendukung untuk menguatkan argumentasi hasil penulisan
anda.
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.

Ruslan, Wegie. 2017. Terjadinya Alam Semesta: Perspektif Teori Big Bang:
Jakarta: Unika Atma Jaya.

Tjasyono, Bayong. 2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai