RELIEF BUMI
Oleh
Elkanah Amaresi (072.10.022)
Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakt
Jakarta
2011
Prakata
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa
penulis telah menyelesaikan makalah mata kuliah Geomorfologi yang membahas
tentang Relief Bumi.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman-teman, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua, dosen mata kuliah Geomorfologi, dan teman-teman
yang telah turut serta membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah yang penulis buat ini dapat
membantu pembaca untuk lebih mengetahui tentang relief bumi dan dapat
menginterpretasikan pada mata kuliah lain. Penulis menyadari adanya kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga penulis juga menerima saran dan kritiknya.
Penulis
Daftar Isi
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Stadia...............................................................................................................10
1.1 Simpulan.........................................................................................................12
1.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari
dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini.
Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua
tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang
kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan
seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan
tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan
tersebut dikenal sebagai relief bumi.
1. Relief Orde I
2. Relief Orde II
3. Relief Orde III
Tepi Benua (Continental shelf) adalah bagian dari paparan benua (continental
platforms) yangterletak dibawah permukaan air laut. Cekungan Lautan (Ocean
Basin) mempunyai kedalamanrata-rata 2,5 mil dibawah muka air laut, walaupun kita
tahu bahwa dasar lautan memiliki bentuk topografi yang tidak teratur.
Relief orde Kedua biasa disebut juga sebagai bentuk bentuk yang
membangun (Constructionalforms), hal ini disebabkan relief orde kedua dibentuk
oleh gaya endogen sebagai gaya yang bersifat membangun (Constructional Forces).
Kawasan benua-benua dan Cekungan-cekungan laut merupakan tempat
keberadaan atau terbentuknya satuan-satuan dari relief dari orde kedua,
sepertidataran, plateau, dan pegunungan. Gaya endogen yang berasal dari dalam
bumi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan diatas muka bumi.
Adapun gaya endogen dapat berupa:
Kelompok lainnya dari relief orde kedua adalah bentuk bentang alam yang
dihasilkan oleh aktivitas volkanik yang dikenal bentangalam gunungapi. Bentuk
bentuk bentangalam yang dihasilkan oleh proses endogen diatas masih brada dalam
tahapan awal (initial stage). Bentuk bentuk bentangalam ini kemudian akan
mengalami proses penghancuran oleh gaya eksogen(destruction forces) yang
memungkinkan terjadinya perubahan dari bentuk aslinya.
Relief order ketiga dikenal juga sebagai bentuk bentuk yang bersifat
menghancurkan(Destructional forms), hal ini disebabkan karena relief ini dibentuk
oleh proses proses eksogen.Bentuk bentangalam yang berasal dari proses-proses
eksogenik banyak dijumpai pada relief orde ketiga dan jumlahnya tak terhitung
banyaknya dimana bentuk bentuk bentangalam inimemperindah dan menghiasi
bentuk-bentuk bentangalam konstruksional dari relief orde kedua.
1. Energi yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen) lebih cenderung
sebagai faktor yang membangun, seperti pembentukan dataran, plateau,
pegunungan kubah, pegunungan lipatan, pegunungan patahan, dan gunung api.
2. Energi yang berasal dari luar bumi (gaya eksogen) lebih cenderung merubah
bentuk atau struktur bentang alam.
yaitu semua bentang alam yang terbentuk akibat gaya endogen (gaya eksogen
belum bekerja disini, jadi masih berada pada tingkat initial). Adapun bentuk-
bentuk bentang alam endogen antara lain adalah :
a. Pelapukan
Pelapukan adalah proses desintegrasi atau disagregasi secara berangsur
dari material penyusun kulitbumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dankomposisi kimia dari mineral-
mineral penyusun batuan. Pelapukan dapat melibatkan proses
mekanis(pelapukan mekanis), aktivitas kimiawi (pelapukan kimia), dan
aktivitas organisme (termasuk manusia) yang dikenal dengan pelapukan
organis.
1. Pelapukan mekanis
2. Pelapukan kimiawi
(dikenal juga sebagai proses dekomposisi atau proses peluruhan)
adalahterurai/pecahnya batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi,
hidrasi, hidrolisis,oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan. Pelapukan kimiawi
merubah komposisi mineralmineral dalam batuan menjadi mineral permukaan
seperti mineral lempung. Mineral-mineralyang tidak stabil yang terdapat dalam
batuan akan dengan mudah mengalami pelapukan apabilaberada dipermukaan
bumi, seperti basalt dan peridotit. Air merupakan agen yang sangat pentingdalam
terhadinya proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan cangkang
(speriodalweathering) pada batuan.
3. Pelapukan organis
dikenal juga sebagai pelapukan biologis dan merupakan istilah yang umumdipakai
untuk menjelaskan proses pelapukan biologis yang terjadi pada penghancuran
batuan,termasuk proses penetrasi akar tumbuhan kedalam batuan dan aktivitas
organisme dalammembuat lubang-lubang pada batuan (bioturbation), termasuk
didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam mineral melalui proses
leaching. Pada hakekatnya pelapukan organismerupakan perpaduan antara proses
pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.
Hasil akhir dari ke-tiga jenis pelapukan batuan tersebut diatas dikenal sebagai
soil (tanah). Olehkarena tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan maka
berbagai jenis tanah, seperti Andosol,Latosol atau Laterit tergantung pada jenis
batuan asalnya.
b. Erosi.
Erosi adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan
(pelapukan) dan prosespengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses erosi
fisika disebut sebagai proses corration (erosimekanis) sedangkan proses erosi kimia
disebut dengan corrosion. Agen dari proses erosi adalahgaya gravitasi, air, es,
dan angin. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, erosi dapat dibagi menjadi 5(lima)
2.4 Stadia
Stadia/tingkatan bentangalam (jentera geomorfik) dinyatakan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat kerusakan yang telah terjadi dan dalam
tahapan/stadia apa kondisi bentangalam saat ini.Untuk menyatakan tingkatan
(jentera geomorfik) digunakan istilah: (1) Muda, (2) Dewasa dan (3)Tua. Tiap-tiap
tingkatan dalam geomorfologi itu ditandai oleh sifat-sifat tertentu yang spesifik,
bukan ditentukan oleh umur bentangalam.
Stadia Muda:
Dicirikan oleh lembah berbentuk “V”, tidak dijumpai dataran banjir, banyak
dijumpai airterjun, aliran air deras, erosi vertikal lebih dominan dibandingkan erosi
lateral. Dataran pada stadia ini masih relative datar. Relief belum banyak dan belum
jelas bentuknya.
Stadia Dewasa:
Dicirikan oleh lembah dan sungai meander yang lebar, erosi lateral lebih
dominan dibandingkan erosi vertikal karena permukaan erosi sudahmendekati
ketingkat dasar muka air.
4.1 Simpulan
Relief merupakan unsur utama dalam penelitian untuk menentukan beda
tinggi dan gejala-gejala geologi yang terdapat di suatu daerah dengan daerah lain.
Relief dibagi lagi menjadi 3 orde yang masing-masing membentuk bentang alam
berdasarkan sifat utamanya. Adapun proses pembentukannya geomorfologi itu
sendiri berasal dari 2 proses utama geologi yaitu proses endogen dan eksogen yang
juga berkaitan dengan sejarah pembentukan bentang alam yang dibagi menjadi dua
yaitu bentang alam kontruksional dan bentang alam destruksional. Dari proses
endogen dan eksogen juga dapat dilihat seberapa jauh tingkat kerusakan pada
bentang alam saat ini dan memperkirakan tingkatannya yang ditandai dengan sifat-
sifat tertentu pada tiap tingkatan.
4.2 Saran
Penulis berharap agar makalah ini lebih lengkap lagi dengan menjelaskan
secara detil kosakata yang berasal dari serapan ataupun pengertian umum dari
beberapa istilah geologi yang mungkin pembaca belum mengetahuinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anugrahadi, Afiat. 2002. Buku Pedoman Praktkum Geomorfologi dan Geologi Foto.
Jakarta : Universitas Trisakt