Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH OCEANOGRAFI

BENTUK TOPOGRAFI DASAR LAUT


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Oceanografi

DOSEN PENGAMPU:
Dicki Hartanto, Dr., S,Pi., M.M.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 2 (4 B)

M Geovando Musadava (12211314323)


Muhammad Rifky Nugroho (12211311188)
Nur Ayu Audia (12211321297)
Syifa Alisya (12211321187)
Umi Anisa (12211321350)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang memiliki segalanya


kesempurnaan. Kita memuji, memohon pertolongan dan ampunan, serta berlindung
kepada-Nya untuk menuju kebahagiaan yang dirindukan, kebahagiaan yang kekal dan
kebahagiaan yang tidak kekal. Dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Oceanografi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dicki Hartanto, Dr., S,Pi., M.M.
selaku dosen pengampu mata kuliah Oceanografi. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua
kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati untuk pembuatan
makalah kedepannya agar menjadi lebih baik.
Tulisan ini dapat terselesaikan penuh berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam proses pembuatan makalah sehingga
makalah dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis berharap makalah ini dapat memberi
manfaat kepada pembaca dan utamanya kepada penulis sendiri.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 20 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
A. Definisi Topografi Dasar Laut ............................................................................3
B. Bentuk-Bentuk Dasar Laut.................................................................................5
C. Klasifikasi Topografi Dasar Laut .......................................................................6
D. Bentukan Negatif dan Positif Morfologi Dasar Laut .....................................14

BAB III PENUTUP .......................................................................................................17


A. Kesimpulan ........................................................................................................17
B. Saran ...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era penjelajahan dan penelitian laut yang semakin maju, topografi dasar
laut tidak hanya dianggap sebagai aspek krusial dari pengetahuan kita tentang
samudera, tetapi juga sebagai jendela yang terbuka lebar menuju pemahaman yang
lebih dalam tentang kompleksitas interaksi antara lautan, kerak bumi, dan lingkungan
global. Dalam ranah ini, topografi dasar laut meleburkan beragam disiplin ilmu, mulai
dari geologi, oseanografi, hingga geofisika, untuk mengeksplorasi dan memahami
dengan lebih baik struktur, morfologi, dan proses dinamis yang terjadi di dasar laut.
Lebih dari sekadar sekumpulan data geospasial, topografi dasar laut merangkum
cerita evolusi panjang lautan, termasuk pergerakan lempeng tektonik, penyebaran
vulkanisme bawah laut, dan pola sedimentasi yang membentuk cekungan laut dan
gunung bawah laut. Di samping itu, melalui pendekatan interdisipliner yang
komprehensif, topografi dasar laut juga menyingkap kompleksitas ekosistem bawah
laut, memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang keanekaragaman hayati
laut, migrasi spesies, dan perubahan iklim global.
Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti sonar multibeam, pemetaan
seismik, dan analisis data spasial, topografi dasar laut tidak hanya memberikan
gambaran yang lebih akurat tentang relief bawah laut, tetapi juga memainkan peran
penting dalam pengelolaan sumber daya alam bawah laut, mitigasi risiko bencana
alam, dan pengembangan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim yang cepat.
Dalam pembahasan yang akan menyusul, kita akan menjelajahi lebih jauh
kompleksitas dan signifikansi topografi dasar laut dalam konteks pemahaman global
tentang lautan dan planet kita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Topografi Dasar Laut
2. Apa Saja Bentuk-Bentuk Dasar Laut
3. Apa Saja Klasifikasi Topografi Dasar Laut
4. Apa Saja Hasil Bentukan Negatif dan Positif Morfologi Dasar Laut

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Topografi Dasar Laut
2. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Dasar Laut
3. Untuk Mengetahui Klasifikasi Topografi Dasar Laut
4. Untuk Mengetahui Bentukan Negatif dan Positif Morfologi Dasar Laut

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Topografi Dasar Laut


1. Pengertian Topografi Dasar Laut
Topografi dasar laut adalah studi tentang bentuk dan relief dasar laut, termasuk
fitur-fiturnya seperti gunung bawah laut, palung, dan ngarai. Ini melibatkan
pengukuran kedalaman dan bentuk dasar laut, serta pemetaan fitur-fitur tersebut
untuk memahami proses geologis yang membentuknya. Topografi dasar laut
sangat penting untuk berbagai bidang, termasuk navigasi, pengelolaan sumber
daya, dan penelitian ilmiah.
Topografi bawah laut merupakan permukaan bumi di bawah permukaan air
laut, yang mempengaruhi bagaimana lautan bergerak, bagaimana sumber daya di
bawah laut tersebar, dan bagaimana biota laut beradaptasi dengan topografi
tersebut. Topografi bawah laut merupakan salah satu kondisi laut yang sangat
unik, terdiri dari banyak bentukan dan kompleks.
2. Berdasarkan keadaan relief, topografi dasar laut dapat dibedakan atas 2 golongan
besar masing masing masih mempunyai bentuk bentuk topografi yang lebih
khusus, Golongan tersebut dibagi menjadi:
a. Continental Margin/Tepi Kontinen
Continental margin adalah dasar laut yang berdekatan dengan benua.
Bagian ini dibedakan atas 3 bagian, yaitu:
1) Continental Shelf (landas kontinen) adalah dasar laut yang berhubungan
langsung dengan benua lerengnya landai, pada umumnya kurang dari 10
kedalamannya kurang dari 200 m. Lebar continental shelt pada berbagai
daerah berbeda beda. Continental shelf yang bersambungan dengan pantai
yang datar sangat lebar, sedangkan yang bersambungan dengan pantai
curam dan bergunung sangat sempit.
2) Continental Slope (lereng kontinen) adalah dasar laut yang terletak di
bawah continental shelf. Kemiringan lerengnya lebih curam, yaitu antara
20-50, dengan kedalaman sampai 1400 m-3000 m. Continental shelf dan

3
continental slope berbatuan dasar granit, seperti halnya batuan dasar
benua.
3) Continental rise (kaki kontinen)
Continental rise terletak di luar continental slope dan merupakan
peralihan dengan ocean basin di bandingkan dengan continental slope
lerengnya lebih landai 0,50 dan mempunyai lapisan sedimen yang tebal.

Gambar 2.1 continental shelf, continental slope, continental rise


b. Ocean Bassin
Ocean Bassin adalah dasar laut yang paling dalam dan berbentuk oval
mnyerupai suatu baskom yang luas, dan mempunyai bentuk bentuk topografi
khusus, yakni:
1) Abyssal Plain dan Abyssal Hill
Abyssal Plain merupakan bagian terbesar dari topografi dasar laut
dan paling rata di bandingkan dengan bentuk topografi dasar laut yang
lain. Apabila pada bagian tertentu reliefnya lebih kasar maka disebut
abyssal hill.
2) Submarine Ridge
Submarine Ridge adalah dasar laut yang dangkal, panjang dan
memisahkan laut yang dalam. Jika lerengnya tidak begitu terjal dinamakan
oceanic rise.
3) Trough / Palung Laut
Trough adalah dasar laut yang sangat dalam panjang dan sempit
seolah olah adalah lembah di dasar laut.

4
4) Seamount
Seamount adalah gunung berapi yang muncul di dasar laut tetapi
puncaknya masih di bawah permukaan air laut.

Gambar 2.2 Abyssal Plain, Abyssal Hill, Submarine Ridge, Trough, Seamount

B. Bentuk-Bentuk Dasar Laut


Kerak bumi merupakan lempeng tektonik sehingga pergerakan relatifnya
menyebabkan terbentuknya ciri-ciri khusus dasar laut. Berikut ini merupakan
pembagian bentuk-bentuk dasar laut berdasarkan defenisi dari Nontji (1993).
1. Paparan (shelf) yang dangkal
2. Depresi dalam berbagai bentuk (basin, palung)
3. Berbagai bentuk elevasi berupa punggung (rise, ridge)
4. Gunung bawah laut (sea mount)
5. Terumbu karang dan sebagainya.

Menurut Ilahude (1997), dilihat dari ari segi skala atau besarnya bentuk – bentuk
dasar laut, dasar laut dibedakan ke dalam 3 golongan besar yaitu:
1. Relief Besar (macro relief)
a. Secara vertikal ukurannya bisa sampai ribuan meter.
b. Secara horizontal ukurannya bisa mencapai ratusan atau ribuan kilometer.
2. Relief Pertengahan (intermediate relief)
a. Secara vertikal berukuran ratusan meter.
b. Secara horizontal berukuran puluhan kilometer.
c. Bisa merupakan bagian integral dari satu relief besar.
3. Relief Kecil (micro relief)

5
a. Hanya berukuran beberapa cm sampai beberapa meter.
b. Umumnya hanya bisa diungkapkan dengan teknik fotografi bawah air.

Sedangkan menurut Hutabarat (1985) bentuk-bentuk dasar laut terdiri dari :


1. Trench atau trog. Trench yaitu dasar laut yang dalam, memanjang, sempit dengan
lerengnya yang curam. Sedangkan trog yaitu dasar laut yang dalam, memanjang,
lebih lebar dari trench dan lerengnva tidak terlalu curam.
2. Ridge yaitu penggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya sempit dan
lerengnya curam.
3. Rise yaitu punggungan/pegunungan dasar laut dengan puncaknya luas dan
lerengnya tidak securam ridge.
4. Swell yaitu punggungan, kalau tidak panjang lereng tidak curam.
5. Dremple atau ambang yaitu punggungan yang tidak begitu panjang dan tidak
begitu tinggi. Dremple biasanya yang batasi laut pedalaman/laut tengah dengan
laut lepas/samudera.
6. Plateau dataran tinggi dasar laut dengan bagian puncaknya yang relative datar dan
disebut juga mesas, Bagian atasnya masih lebih dalam dari 200 meter (shelf).
7. Island arc yaitu rangkaian pulau-pulau seperti rangkaian pulau-pulau di
kepulauan Hawaii, kepulauan Marshall yang ada di samudera Pasifik.
8. Guyote yaitu gunung api dasar laut dengan puncaknya yang datar.
9. Basin yaitu laut dalam yang berbentuk cekungan yang dasarnya relative datar.
10. Deep yaitu cekungan dalam basin dengan lereng yang tidak terlalu curam
11. Sea mounts yaitu gunung yang terdapat di laut seperti gunung Krakatau.
12. Coral reef (terumbu karang) yaitu semacam timbunan yang terdiri dari karang,

C. Klasifikasi Topografi Dasar Laut


1. Morfologi Dasar Laut Berdasarkan Kecuramannya
a. Paparan Benua
Paparan benua (continental shelf) merupakan dasar laut yang dangkal dan
merupakan daratan yang meluas serta terdapat disepanjang pantai. Sebenarnya
continental shelf ini merupakan bagian dari benua yang berdekatan dan
tergenang oleh air laut. Continental shelf ini dalamnya tak lebih dari 200 m.

6
Gambar 2.3 Paparan Benua (continental shelf)
Paparan benua (continental shelf) merupakan kelanjutan wilayah benua
(kontinen). Sebagian besar paparan terbentuk selama periode glacial dan
berupa permukaan daratan, tetapi sekarang relatif terendam dangkal di bawah
laut dikenal sebagai rak laut dan teluk-teluk. Paparan benua ini terdiri dari
lereng curam suatu dataran yang diikuti oleh kenaikan secara mendatar dari
dataran itu. Sedimen dari dataran tinggi akan menuruni lereng dan
terakumulasi sebagai tumpukan sedimen di dasar lereng, yang disebut
continental bertingkat dan daerah yang tebing paparan benua disebut tebing
benua/kontinen.
Lebar paparan benua sangat bervariasi. Landas continental terbesar adalah
Paparan Siberia di Samudra Arktik membentang hingga 1.500 kilometer (930
mil) lebarnya. Lebar rata rata paparan benua adalah sekitar 80 km (50 mil).
Kedalaman paparan benua juga bervariasi tetapi umumnya terbatas pada air
dangkal dari 150 m (940 kaki) dengan kemiringannya biasanya cukup rendah,
yaitu 0,5°.
Meskipun paparan benua termasuk kedalam fisiografi laut suatu provinsi,
namun hal ini tidak menjadikannya bagian dari cekungan laut dalam, tetapi
margin dari benua. Margin pasif benua seperti yang terdapat di sebagian besar
pantai Atlantik yang memiliki paparan benua luas dan dangkal, tersusun dari
irisan tebal sedimen yang berasal dari erosi yang panjang dari benua tetangga.
Paparan benua ini relatif curam, karena seringnya terjadi gempa bumi
yang membawa pergerakan sedimen sedimen ke laut dalam. Contoh lain dari
paparan benua adalah Dangkalan Sunda antara Kalimantan, Jawa, dan

7
Sumatera yang berkedalaman ±40 45 meter. Paparan benua merupakan suatu
proses dinamik yang dikontrol oleh beberapa faktor, seperti laju sedimentasi
bahan bahan dari daratan ke lautan, laju energi yang cukup untuk
menggerakkan sedimen ke dalam dan keluar paparan, erosi dan naik turunnya
permukaan laut.
b. Lereng Benua (Continental Slope)
Lereng benua (Continental Slope) biasanya terdapat di pinggir continental
shelf (landasan benua). Daerah continental slope bisa mencapai kedalaman
1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5°. Kedalaman
lereng benua lebih dari 200 meter. Lebar dari lereng ini mencapai 100 km.

Gambar 2.4 Lereng Benua (Continental Slope)


Tidak hanya submarine canyon, lereng benua ini merupakan jalan bagi
sedimen untuk tertransportasi menuju ke continental rise dan lantai samudera.
Penampakan lereng benua yang sekarang ini memilki banyak sekali variasi
dan beberapa lereng terakumulasi oleh tebalnya susunan sedimen. Lereng
benua secara relatif merupakan bagian yang terjal dari tepi landasan benua.
c. Dataran Dasar Laut (Deep Sea Plain)
Dataran dasar laut (deep sea plain) merupakan relief yang mempunyai
kelerengan hampir datar sampai landai karena adanya pengendapan dasar laut
meskipun masih terdapat seperti punggungan, plato, palung, dan gunungapi
dasar laut yang muncul seperti pulau gunung api.

8
d. Laut Dalam (The Deeps)
Laut dalam merupakan kebalikan dari deep sea plain. Morfologi ini relatif
lebih curam dan sempit dan mencapai kedalaman lebih dari 5.000 meter.
Biasanya relief ini bentuknya memanjang dan terdapat adanya palung laut.

2. Morfologi Dasar Laut Berdasarkan Bentukannya


a. DataraN Abisal (Basin Floor)
Dataran abisal (basin floor) adalah dasar laut yang luas setelah tebing
benua, dan mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari
paparan benua.

Gambar 2.5 Dataran Abisal (Basin Floor)

Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan


kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada
permukaan bumi. Dataran abisal yang dijumpai di Pantai Argentina
mempunyai perbedaan tinggi kurang dari 3 meter pada jarak lebih dari 1.300
kilometer. Topografi yang datar ini kadang-kadang di selingi dengan puncak
puncak gunung bawah laut yang tertimbun.
Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal.
Penampakan sedimen pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini
dibentuk oleh endapan sedimen yang telah megalami pengangkutan sangat
jauh oleh arus turbidit ini berselingan dengan material sedimen yang
berukuran lempung yang terus menerus terendapkan pada tempat ini.

9
Dataran abisal didefinisikan sebagai dataran yang memiliki gradien
kurang dari 1:1000, yang berfungsi untuk membedakannya dari kenaikan
kontinental (continental rise) yang berdekatan. Dataran ini pada dasarnya
lingkungan yang paling luas dan datar di permukaan bumi. Kedalaman air di
atas dataran abyssal berkisar dari sekitar 3.000 hingga 6.000 m. Kedalaman
tersebut bisa bervariasi, dan kemiringan yang dimiliki bertahap sampai ratusan
kilometer. Topografi yang datar ini kadang kadang di selingi dengan puncak
puncak gunung bawah laut yang tertimbun.
Dataran abisal dijumpai sebagai bagian dari dasar samudera pada semua
lautan. Dataran ini akan lebih luas apabila tidak dijumpai palung laut yang
berdekatan dengan daratan. Samudera Atlantik memiliki dataran abisal yang
lebih luas daripada Samudera Pasifik karena Samudera Atlantik mempunyai
palung laut jauh lebih sedikit dibandingkan yang dijumpai pada Samudera
Pasifik. Dataran abyssal yang besar dan luas terjadi di masing masing dari
tiga cekungan laut besar dan juga hadir dalam mediterraneans besar seperti
Teluk Meksiko dan Laut Mediterania.
b. Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon)
Relief terbesar pada pinggiran benua (continental margin) berada pada
ngarai bawah laut (submarine canyon). Submarine canyon berbentuk seperti
lembah yang memotong lereng benua (continental slope) dan membentang
pada bagian landasan benua (continental shelf) dan continental rise. Lembah
dari submarine canyon biasanya berbentuk V, dengan sisi lembah curam. Jalur
dari lembah submarine canyon mungkin bisa lurus atau mungkin juga berliku-
liku.

Gambar 2.6 Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon)

10
Submarine canyon adalah jalur utama dari sedimen untuk dibawa atau
mengalami transportasi dari benua ke lingkungan laut dalam. Gradien dari
lantai ngarai ini cukup terjal, Pada lembah pendek berkisar 60 m dan pada
lembah yang panjang berkisar 10-15 m. Meskipun terlihat tidak terlalu curam,
namun kemiringan yang dimiliki lembah ini adalah 5 sampai 30 kali gradien
lereng benua (continental slope). Submarine canyon biasanya terdapat 2 km
dibawah permukaan laut. Ekstensi lembah relatif lurus, menebang sekitar 200
meter ke landas kontinen, dan melebar dari sekitar tiga kilometer di garis
pantai sekitar 15 mil ke arah laut yang akhir.
Contoh submarine canyon adalah Congo Canyon, sungai ngarai terbesar
yang membentang dari sungai Congo, yang mempunyai panjang 800 km dan
mempunyai kedalaman 1200 m, Amazon Canyon, yang membentang dari
sungai Hudson dan Zhemcug Canyon, submarine canyon terbesar yang ada di
Laut Bering.
c. Gunung Laut (Sea Mount)
Gunung bawah laut (sea mount) merupakan puncak puncak gunung yang
muncul pada dasar samudera dengan ketinggian sampai beberapa ratus meter
di atas topografi sekitarnya. Puncak kerucut yang terjal ini telah banyak
dijumpai pada semua samudera di dunia ini. Samudera Pasifik merupakan
samudera dengan gunung bawah laut yang terbanyak dibandingkan dengan
samudera lainnya.

Gambar 2.7 Gunung Laut (Sea Mount)


Jika pertumbuhan gunug api tersebut cukup cepat maka gunungapi
tersebut akan membentuk suatu pulau. Setelah gunung tersebut tumbuh
sebagai pulau, gunung tersebut akan mengalami proses erosi oleh aliran air

11
permukaan dan kerja ombak sehingga ketinggiannya menurun sampai
mendekati muka air laut.
Gunung laut adalah bagian yang berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari
dasar laut. Puncak gunung dapat muncul ke permukaan air. gunung ini
menjulang tinggi mencapai permukaan laut atau tidak namun akarnya ada di
dasar laut. Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.
Di dunia, terdapat lebih dari 30.000 gunung laut yang ada dibawah
samudra. Namun kebanyakan gunung laut ini berupa gunung api yang sudah
mati atau sudah tidak aktif lagi. Sea mount dapat ditemukan di setiap cekungan
laut di dunia, Sea mount terdistribusikan sangat luas dan baik dalam ruang dan
waktu. Sebuah gunung bawah secara teknis didefinisikan sebagai gunung
yang terisolasi akibat meningkatnya elevasi 1.000 m (3.281 kaki) atau lebih
dari dasar laut sekitarnya.
Sea mount cenderung ditemukan pada kerak samudera dekat pegunungan
tengah laut, mantel bulu, dan busur kepulauan. Hampir setengah dari sea
mount dunia ditemukan di Samudra Pasifik, dan sisanya terdistribusikan
sebagian besar melintasi lautan Atlantik dan India. Secara keseluruhan ada
juga yang signifikan terdapat dalam distribusi disekitar belahan bumi selatan.
Cara paling mudah untuk mengetahui proses terbentuknya gunung laut
barang kali adalah dengan melihat proses tektonik lempeng (plate tectonic).
Di daerah pemekaran samudra terjadi proses keluarnya material dari mantel
atas yang keluar seperti keluarnya gelembung air pada saat mendidih. Arus
berputarnya ini disebut arus konveksi. Kerak samudra akan selalu bertambah
atau bergerak karena terjadi pembentukan kerak baru pada zona pemekaran
samudra. Pada saat pergerakan tentu saja ada lempeng yang berukuran besar
sehingga membentuk sebuah gunung api bawah laut.
d. Mid Ocean Ridge
Mid Oceanic Ridge atau biasa disingkat MOR, merupakan rantai gugusan
gunungapi di bawah laut dimana kerak bumi baru terbentuk dari lelehan
magma dan aktivitas gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan daerah
divergensi lempeng tektonik yang membentuk celah di dasar laut (rift).
Pematang tengah samudera dijumpai pada semua samudera dan merupakan

12
20% dari permukaan bumi, juga merupakan kenampakan topografi yang
sangat menakjubkan didasar laut.
Topogarfi ini merupakan rangkaian pegunungan yang memanjang sampai
sekitar 65.000 kilometer. Meskipun demikian kenampakan pematang tengah
samudera sangat berbeda dengan rangkaian pegunungan yang dijumpai di
daratan. Pada rantai pegunungan di daratan disusun oleh batuan granitik dan
andesitik serta metamorf yang megalami perlipatan dan penesaran, maka
pematang tengah samudera disusun oleh lapisan lapisan batuan beku basaltik
yang belum mengalami deformasi.
Topografi mid ocean ridge ini tidak sempit tetapi mempunyai lebar antara
500 sampai 5000 kilometer. Topografi ini cenderung kasar, terutama dekat
daerah pusat. Puncak dari pematang ditandai oleh adanya celah (rift) dan
dibatasi oleh pematang yang memanjang sampai ratusan kilometer. Sumbu
dari pematang ditandai oleh adanya gempa bumi yang terus menerus dan
dicirikan oleh aliran panas yang sangat tinggi dari kerak bumi. Celah yang
terdapat pada tengah pematang merupakan tempat magma baru muncul dari
astenosfer yang secara menerus membentuk kerak samudera baru. Celah ini
menggambarkan batas kerak yang divergen tempat terjadinya pemekaran
lantai dasar samudera (sea floor spreading).

Gambar 2.8 Mid Ocean Ridge


e. Continental Island
Continental Island merupakan beberapa pulau yang menurut sifat
geologisnya merupakan bagian dari masa tanah dataran benua besar yang
kemudian terpisah.

13
f. Island Arc
Island Arc merupakan kumpulan pulau pulau seperti Indonesia yang
mempunyai perbatasan dengan benua.
g. Guyot
Guyot atau sering juga disebut dengan table mount merupakan sebuah
gunung bawah laut yang terisolasi dengan rata rata tinggi lebih dari 200 (660
kaki) di bawah permukaan laut. Puncak guyot berbentuk datar dan
diameternya dapat mencapai 10 km (6 mil). Guyot ini merupakan bekas dari
sebuah gunung api. Guyot paling sering ditemukan di kisaran Samudera
Pasifik.

D. Bentukan Negatif dan Positif Morfologi Dasar Laut


1. Bentukan Negatif Morfologi Dasar Laut
a. Lubuk Laut (Basin)
Lubuk laut (basin) merupakan cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau
lonjong (oval). Basin terjadi akibat pemerosotan dasar laut. Dasar laut yang
bentuknya cekung seperti lembah dasar laut. Contoh dari lubuk laut yang ada
diIndonesia yaitu lubuk Laut Banda, lubuk Laut Sulawesi, lubuk Laut Sulu.
b. Palung Laut (Trench/Trog)
Palung laut (trench/trog) adalah dasar laut sangat dalam dan
berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit. Palung sempit
dan tidak terlalu curam disebut trench, sedangkan palung yang lebih lebar dan
curam disebut trog. Kedalaman palung bisa mencapai ±7.000- 11.000 meter.
Fenomena ini yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Aktivitas
gunungapi juga berhubungan dengan proses pembentukan palung laut. Pada
laut yang terbuka, palung laut membentuk alur yang sejajar dengan deretan
pulau pulau gunung api (volcanic island arcs). Sedangkan deretan gunung api
kemungkinan dijumpai sejajar dengan palung laut yang berdekatan dengan
daratan.

14
Gambar 2.9 Palung Laut (Trench)
Palung laut juga bisa terjadi akibat menyusupnya lempeng samudera
ke bawah lempeng benua. Jadi lokasinya berada didaerah tumbukan lempeng
benua dan samudera, seperti di barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa.
Contoh palung laut yang terdapat di dunia yaitu Palung Mindanau (10.475
meter), palung Laut Jawa (7.415 meter), Palung Aleut (7.679 meter), palung
Puerto Rico (9.175 meter).
2. Bentuk Positif Morfologi Dasar Laut
a. Ambang Laut (Dremple)
Ambang laut (dremple) merupakan relief dasar laut yang berupa bukit
dalam laut yang memisahkan dua buah pulau. Di Indonesia, ambang laut Sulu
dimana dari ambang laut dikelilingi oleh pulau pulau dan laut dangkal di
Sulawesi yang dipisahkan oleh ambang yang ada di Kepulauan Talaud.
b. Cembungan (Rise/Weels)
Cembukan(rise/weels) adalah bentukan positif dengan ukuran panjang
dan lebar, lebih tinggi dari dasar laut rata-rata di sekitarnya. Contohnya adalah
cembungan Hawaii, dimana cembungan tersebut memiliki panjang 3.500 km
dan lebar 1.000 km.
c. Punggung Laut (Ridge)
Punggung laut adalah dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan
sempit yang dikanan kirinya merupakan lautan dalam. Contoh: pegunungan
di Samudra Atlantik, yaitu pegunungan atlantik utara dari Kepulauan Azora
sampai ke Sint Paul. Punggung laut atau punggung bukit lautan adalah
bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjagnya bisa ribuan

15
kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya. Punggung
laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng landau
disebut rise.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Topografi dasar laut sangatlah beragam, menampilkan fitur-fitur seperti palung
laut, jurang, celah, graben, dan lubuk. Fitur-fitur ini terbentuk melalui proses geologis
yang terjadi di sepanjang jutaan tahun, seperti pergerakan lempeng tektonik,
sedimentasi, dan aktivitas vulkanik. Topografi dasar laut memainkan peran penting
dalam siklus biogeokimia global, perikanan, dan navigasi laut. Pemahaman yang
komprehensif tentang topografi dasar laut sangat penting untuk berbagai bidang,
termasuk geologi, biologi kelautan, dan eksplorasi minyak dan gas.
Topografi dasar laut merujuk pada bentuk dan fitur geografis yang ada di dasar
laut. Topografi dasar laut memiliki peran penting dalam memahami geologi bumi,
aktivitas geologis, serta kehidupan laut karena mempengaruhi distribusi organisme
laut dan fenomena alam seperti gempa bumi dan tsunami.

B. Saran
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dicki
Hartanto, Dr., S,Pi., M.M. selaku dosen mata kuliah Oceanografi. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa mash banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, penulis
berharap pembaca dapat memperoleh ilmu dan menambah wawasan terkait materi
yang disampaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk makalah selanjutnya agar lebih baik.
Dengan demikian atau penulis mengharapkan agar pembaca merasa sangat senang
dan tertarik dengan makalah yang telah dibuat. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, agar di lain kesempatan penulis
dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

International Hydrographic Organization (IHO). (2020). Manual Hidrografi IHO M-13:


Panduan Hidrografi Khusus untuk Survei Hidrografi.
NOAA Pusat Data Geofisika Nasional. (n.d.). Topografi Dasar Laut. Diakses dari:
https://www.ngdc.noaa.gov/mgg/bathymetry/
Universitas California, San Diego. (n.d.). Topografi Dasar Laut. Diakses dari:
https://oceansciences.ucsd.edu/teaching/courses/earth2/earth2lectures/earth2lecture23.p
df
Universitas Pendidikan Indonesia. (n.d.). DASAR LAUT. Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/194902051978031-
DJAKARIA_M_NUR/DASAR__LAUT.pdf
Topografi Dasar Laut. https://tamboraku.blogspot.com/2015/11/topografi-dasar-
laut.html

18

Anda mungkin juga menyukai