Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DASAR DESAIN TAMBANG

LUBUK SIKAPING

Disusun Oleh:
Kelompok 12
Arif Ridho Rahman (22080015)
M. Luthfi Ahdawi Nasution (22080067)
Putri Rahmadilah (22080077)
Thoci Morino Zalpira (22080093)

Dosen Pengampu:
Harizona Aulia Rahman S.T, M.Eng

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunian-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir
dasar desain tambang.
Dalam Kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Harizona Aulia Rahman S.T,M.Eng selaku dosen pengampu
mata kuliah Dasar Desain Tambang besrta para staf pengajar
lainya.
2. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepanya. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun khusunya dan pada pembaca pada umumnya.

Padang, Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI
..................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan Teori............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
D. Manfaat.......................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peta Geologi...............................................................................................
B. Kontur.........................................................................................................
C. Cross Section dan Long Section.................................................................
D. Pit dan Ramp Design..................................................................................
E. Mining Road Design...................................................................................
F. Wastedump Design.....................................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
DAFTAR GAMBAR

4
DAFTAR LAMPIRAN

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bentangan alam daerah Lubuk Sikaping dan sekitarnya merupakan


bagian dari jalur pegunungan Bukit Barisan. Bentangan alam daerah penelitian
ini dibangun oleh bentangan alam perbukitan struktur, sisa kerucup gunung
api, kerucup gunung api, dan lembah struktur dan dataran aluvial. Bentang
alam tersebut dipisahkan menjadi bentuk lahan yang berdasarkan genesanya.

Menarik untuk diketahui bahwa bentuk lahan di sebelah barat


lembah struktur lebih komplek dibanding dengan bentang alam di sebelah
timur. Bentang alam di sebelah barat terdiri atas beberapa bentuk lahan yaitu
bentuk lahan gawir sesar, perbukitan struktur terdenudasi, struktur perlipatan,
Kerucut Sisa Gunung Talu, Kerucut Gunung Api Talamau, kipas aluvial dan
dataran aluvial, sementara itu di sebelah timur lembah struktur hampir
terbentuk oleh perbukitan terdenudasi. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
daerah di sebelah barat Lembah Struktur merupakan daerah yang lebih
dinamis.

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bentang


alam daerah penelitian dipengaruhi oleh aktivitas gunung api, dan tektonik
regional dan lokal demikian juga proses geologi seperti pelapukan, erosi,
dan pengendapan. sesar, perbukitan struktur terdenudasi, struktur perlipatan,
Kerucut Sisa Gunung Talu, Kerucut Gunung Api Talamau, kipas aluvial dan
dataran aluvial, sementara itu di sebelah timur lembah struktur hampir
terbentuk oleh perbukitan terdenudasi. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
daerah di sebelah barat Lembah Struktur merupakan daerah yang lebih
dinamis. Berdasarkan data tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bentang
alam daerah penelitian dipengaruhi oleh aktivitas gunung api, dan tektonik

6
regional dan lokal demikian juga proses geologi seperti pelapukan, erosi,
dan pengendapan.

B. Rumusan Masalah

1. Melakukan pemetaan peta geologi lubuk sikaping


2. Melakukan analisis peta geologi lubuk sikaping

C.Tujuan

1. Dapat mengetahui letak geologi lubuk sikaping


2. Dapat menganalisis geologi lubuk sikaping
3. Untuk melengkapi tugas akhir dasar desain tambang

D. Manfaat

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui letak geologi lubuk sikaping


2. Agar mahasiswa dapat menganalisis letak geologi lubuk sikaping

7
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peta Geologi

Peta geologi adalah peta yang dibuat untuk menunjukkan


kenampakan geologi, seperti satuan batuan dan strata geologi, dengan warna
atau lambang yang menunjukkan letaknya. Peta geologi membantu dalam
menggambarkan permukaan stratum, struktur geologi, dan letak batuan.
Beberapa jenis peta geologi meliputi:

1. Peta Dasar: Menampilkan informasi dasar tentang geologi suatu


daerah, seperti formasi geologi, umur geologi, dan struktur geologi
2. Peta Ikhtisar Geologis: Berisi tentang formasi sebuah daerah yang
masih aktif
3. Peta Isopach: Menggambarkan variasi ketebalan satuan stratigrafis
4. Peta Fotogeologi: Dibuat berdasarkan interpretasi foto udara,
menampilkan informasi tentang morfologi dan kerentanan tanah

Peta geologi sangat penting dalam mengambil keputusan


pengembangan wilayah, mengantisipasi jatuhnya korban, dan memberikan
informasi kepada masyarakat tentang daerah yang berpotensi longsor atau
bencana. Selain itu, peta geologi juga bermanfaat untuk menjadi bekal awal
dalam menganalisis keberadaan sumber daya, seperti udara, mineral
pertambangan, dan sumber energi seperti panas bumi, minyak, dan gas.

8
Peta geologi Lubuk Sikaping adalah peta yang menggambarkan
informasi tentang penyebaran batuan di muka bumi dengan struktur,
penampang, dan sejarah geologi suatu daerah. Peta geologi Lembar Lubuk
Sikaping Skala 1:250.000 menunjukkan adanya struktur perlipatan dan
pensesaran di bagian timur, serta ringkasannya dengan tektonik regional.
Daerah Lubuk Sikaping dan sekitarnya memiliki syarat-syarat tatanan
struktur geologi dan tektonik yang merupakan kendala untuk memahami
tektonik di daerah tersebut. Tektonik daerah Lubuk Sikaping ini sangat erat
hubungannya dengan tektonik regional, dan peta geologi menjadi salah satu
alat untuk memahami fenomena geologi yang terjadi di daerah tersebut.

B. Kontur

Garis kontur, juga dikenal sebagai kontur suatu fungsi dua


variabel, adalah kurva di mana fungsi tersebut memiliki nilai konstan. Dalam
kartografi, garisan kontur menyambungkan titik-titik dengan lantai tinggi
yang sama di atas suatu lantai tertentu, seperti permukaan laut rata-rata. Garis
kontur digunakan untuk menampilkan naik turunnya keadaan permukaan
tanah atau topografi wilayah. Beberapa karakteristik garis kontur meliputi:

1. Interval Kontur: Menunjukkan perbedaan elevasi atau sudut


ketinggian antara dua garis kontur yang berdekatan.
2. Garis Kontur Indeks: Garis kontur yang lebih tebal dari garis
kontur lainnya, dibuat untuk menggambarkan bentuk permukaan
tanah beserta ketinggiannya.
3. Sifat: Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis
menutup, menjorok ke arah hulu jika melewati sungai, dan tidak
tergambar jikamelewati bangunan.

Garis kontur dapat dibuat dengan membuat suatu proyeksi garis tegak
lurus pada bidang garis kontur yang dibuat pada peta. Garis kontur yang
ditebalkan dibuat setiap kelipatan 50 meter, sehingga garis kontur yang tebal

9
akan ditemui pada nilai ketinggian mulai dari 50meter, 100 meter, 150 meter,
200 meter, 250 meter, 300 meter, dan seterusnya.

C. Cross Section dan Long Section

Cross section dan long section adalah dua metode yang digunakan
dalam penelitian dan analisis perubahan pemandangan tanah dan permukaan
udara. Keduanya memiliki perbedaan dalam cara pengambilan data dan analisis
hasil.

Cross section adalah metode penelitian yang melibatkan


pengambilan data secara horizontal di suatu titik tertentu dalam wilayah yang
diteliti. Metode ini digunakan untuk mengukur luas bidang, kedalaman, dan
profil pemandangan tanah di suatu titik tertentu. Cross section dapat digunakan
untuk menganalisis perubahan pemandangan tanah di suatu wilayah dengan
membandingkan data yang diperoleh dengan metode ini.

Long section adalah metode penelitian yang melibatkan


pengambilan data secara vertikal di suatu titik tertentu dalam wilayah yang
diteliti. Metode ini digunakan untuk mengukur pengalaman udara, seperti
kedalaman, kecepatan, dan arah aliran. Long section dapat digunakan untuk
menganalisis perubahan pemandangan tanah di suatu wilayah dengan
membandingkan data yang diperoleh dengan metode ini. Dalam penelitian,
cross section dan long section sering digunakan bersama untuk menganalisis
perubahan pemandangan tanah dan permukaan udara di suatu wilayah.
Misalnya, dalam penelitian yang menggunakan waterpass, peserta dapat
mengoperasikan alat ukur waterpass dan theodolite untuk melakukan
pengukuran sipat data, poligon, dan takimetri serta pembuatan peta situasi.
Dengan menggabungkan data yang diperoleh dari cross section dan long
section, peneliti dapat menghasilkan kesimpulan mengenai studi literatur dan
perubahan pemandangan tanah dan permukaan udara.

10
D. Pit dan Ramp Design

Desain pit dan ramp mengacu pada pembuatan jalur akses


untuk tambang terbuka, yang penting untuk pengoperasian proses
penambangan yang efisien dan aman. Jalur landai ini dapat dirancang
menggunakan berbagai perangkat lunak dan metodologi. Berikut adalah
beberapa aspek dan sumber daya utama yang terkait dengan desain pit dan
ramp:

1. Kompleksitas desain: Merancang lubang yang kompleks dengan


jaringan jalan yang rumit dapat dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak khusus seperti Trimble Open Pit Design. Gradien
ramp : Gradien ramp maksimum di tambang terbuka biasanya
antara 8% dan 10%.
2. Lebar ramp dapat bervariasi tergantung pada desain dan kebutuhan
spesifik. Misalnya, dalam salah satu tutorial, dibuat tanjakan
selebar 10 meter.
3. Optimalisasi linier: Sebuah metodologi untuk menghasilkan desain
jalur tambang terbuka operasional secara otomatis telah
dikembangkan dan dianalisis melalui optimasi linier.
4. Perangkat lunak dan sumber daya : Berbagai perangkat lunak dan
sumber daya tersedia untuk merancang lubang dan jalur landai,
seperti Tutorial Desain Lubang Surpac

Saat merancang pit dan ramp, penting untuk mempertimbangkan


faktor-faktor seperti lokasi bijih, kebutuhan pengangkutan yang efisien, dan
persyaratan keselamatan proses penambangan. Dengan menggunakan
perangkat lunak dan metodologi khusus, perancang dapat membuat desain
ramp optimal yang menjamin pengoperasian tambang terbuka yang efisien dan
aman.

E. Mining Road Design

11
Desain jalan penambangan merupakan aspek penting dalam operasi
penambangan permukaan, karena berdampak langsung pada efisiensi,
keselamatan, dan efektivitas biaya proses penambangan. Desain dan
pengelolaan jalan angkut merupakan komponen penting dari operasi
transportasi di tambang permukaan. Beberapa aspek penting dalam desain
jalan pertambangan meliputi:

1. Penjajaran: Penjajaran jalan harus dipertimbangkan dengan cermat,


dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti metode
penambangan, medan, dan lingkungan sekitar.
2. Desain Geometris: Desain geometris jalan sangat penting untuk
menjamin efisiensi dan keselamatan yang optimal. Hal ini
mencakup aspek-aspek seperti lebar jalan, lebar lajur, dan tata letak
persimpangan
3. Desain Struktural: Desain struktural memberikan kekuatan pada
jalan untuk memikul beban yang dikenakan, yang khususnya
penting ketika menangani material lunak dan mudah berubah
bentuk.
4. Desain Fungsional: Desain fungsional berfokus pada kinerja jalan,
termasuk aspek-aspek seperti drainase, kemiringan melintang, dan
pengendalian lalu lintas.
5. Pemeliharaan dan Keselamatan: Pemeliharaan dan keselamatan
jalan yang tepat sangat penting untuk meminimalkan kecelakaan
dan memastikan kelancaran operasional
6. Dinding dan Bahu Berm: Fitur-fitur ini membantu mengendalikan
penumpukan material limbah dan mengurangi risiko kerusakan
jalan dan kecelakaan.
7. Ketentuan Keselamatan Kendaraan yang Melarikan Diri: Langkah-
langkah ini dirancang untuk mencegah kendaraan yang melarikan
diri dan meminimalkan risiko kecelakaan.

12
Jalan angkut yang dirancang dan dipelihara dengan baik sangat
penting untuk meminimalkan bahaya dan biaya pengangkutan truk di jalan,
serta meningkatkan produktivitas. Perkembangan jalan pengangkutan tambang
permukaan telah berkembang seiring berjalannya waktu, dengan hasil kerja
USBM Kaufman dan Ault pada tahun 1977 yang menjadi titik awal
pendekatan formal terhadap desain jalan tambang. Dengan memahami
interaksi antara komponen-komponen ini dalam desain dan pengoperasian,
kinerja optimal dapat dicapai.

F. Wastedump Design

Desain tempat pembuangan limbah tambang merupakan aspek


penting dalam operasi penambangan. Ini melibatkan penyelidikan, desain,
operasi, dan pemantauan struktur yang bertanggung jawab untuk memastikan
stabilitas dan kinerja tempat pembuangan dan penimbunan limbah. Proses
desain biasanya memerlukan data topografi, dan perangkat lunak khusus seperti
Micromine. Optimalisasi desain pembuangan juga merupakan bidang
penelitian yang aktif, dengan metodologi yang dikembangkan untuk
meningkatkan stabilitas dan mengurangi biaya. Analisis geoteknik diperlukan
untuk menjaga stabilitas, terutama karena kemungkinan kendala yang
ditimbulkan oleh lapisan material homogen di timbunan.

13
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bentangan alam daerah Lubuk Sikaping dan sekitarnya merupakan bagian


dari jalur pegunungan Bukit Barisan. Bentangan alam daerah penelitian ini
dibangun oleh bentangan alam perbukitan struktur, sisa kerucup gunung
api, kerucup gunung api, dan lembah struktur dan dataran aluvial.
2. Peta geologi adalah peta yang dibuat untuk menunjukkan kenampakan
geologi, seperti satuan batuan dan strata geologi, dengan warna atau
lambang yang menunjukkan letaknya. Peta geologi membantu dalam
menggambarkan permukaan stratum, struktur geologi, dan letak batuan.
3. Garis kontur adalah kurva di mana fungsi tersebut memiliki nilai konstan.
Dalam kartografi, garisan kontur menyambungkan titik-titik dengan lantai
tinggi yang sama di atas suatu lantai tertentu, seperti permukaan laut rata-
rata. Garis kontur digunakan untuk menampilkan naik turunnya keadaan
permukaan tanah atau topografi wilayah.
4. Cross section dan long section adalah dua metode yang digunakan dalam
penelitian dan analisis perubahan pemandangan tanah dan permukaan
udara. Keduanya memiliki perbedaan dalam cara pengambilan data dan
analisis hasil.

15
5. Desain tempat pembuangan limbah tambang merupakan aspek penting
dalam operasi penambangan. Ini melibatkan penyelidikan, desain, operasi,
dan pemantauan struktur yang bertanggung jawab untuk memastikan
stabilitas dan kinerja tempat pembuangan dan penimbunan limbah.
6. Bentang alam daerah penelitian dipengaruhi oleh aktivitas gunung api, dan
tektonik regional dan lokal demikian juga proses geologi seperti
pelapukan, erosi, dan pengendapan

B. Saran

1. Dalam pembuatan peta, kerjakanlah dengan teliti dan jangan


terburu-buru. Ikuti pembuatan peta yang telah di ajarkan.
Gunakan perangkat keras (hardware) yang memadai dan
mampu untuk menangani perangkat lunak yang mampu
mengolah dan mengahasilkan data.
2. Dalam menganalisis peta geologi lubuk sikaping, kerjakan
dengan teliti dan jangan terburu-buru. Perhatikan letak dan titik
pada peta geologi agar tidak terjadi kesalahan saat mendowload
peta.

16
DAFTAR PUSTAKA

Balkely, R. J. 1996. Peta Geologi Lembar Lubuksikaping skala 1 : 250.000,

Sumatra, Puslitbang Geologi.

Elkins, T. A. 1951. Peta Geologi Lembar Lubuksikaping skala 1 : 250.000,

Sumatra, Puslitbang Geologi.

Rock, N.M.S., Aldiss D.T, Aspden J.A Clarke M.C.G, Djunuddin A. Kartawa W,
Nmn iswar, Thomson S.J Whandoyo R, 1983, Peta Geologi Lembar
Lubuk Sikaping skala 1: 250.000, Sumatra, Puslitbang Geologi.

Sigit, E., dan Ismi, R. S. 2019. Identifikasi Bawah Permukaan Di Area Sekitar
Epicenter Gempabumi Solok Selatan 28 Februari 2019 menggunakan
Data Anomali Gravitasi. Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-12.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

17
LAMPIRAN

18
19

Anda mungkin juga menyukai