Anda di halaman 1dari 17

DOSEN PENGAMPUH: AYU HIDAYANTI ALI, S.Pd, M.

Pd

TOPIK PEMBAHASAN “GEOLOGI STRUKTUR “

NAMA : TITIN NIHALI

NIM : 452422061

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada
Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya sehingga mampu menyelesaikan
pembuatan Makalah sebagai tugas yang diberikan Dosen.

Meski telah disusun secara maksimal oleh saya, akan tetapi sebagai manusia
bisa menyadari bahwa Makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh
dari kata sempurna. Karenanya saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca, sehingga Makalah ini nantinya dapat menjadi
Makalah yang lebih baik lagi dan dapat bemanfaat bagi banyak orang. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada Makalah ini kami mohon maaf yang
setulus-tulusnya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Allah SWT dan Dosen yang telah memberikan tugas pembuatan Makalah
ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari Makalah ini. Terima Kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3 Tujuan................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

2.1 Struktur Garis.................................................................................................... 4


2.2 Struktur Bidang ................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Struktur Garis Sesar Pada Batuan ....................................................... 4

Gambar 2. Struktur Garis Lipatan Pada Batuan .................................................. 5

Gambar 3. Struktur Garis Bidang Klivage Pada Batuan ..................................... 5

Gambar 4. Struktur Garis Fraktur Pada Batuan ................................................... 6

Gambar 5. Struktur Garis Karstifikasi Pada Batuan ............................................ 6

Gambar 6.Migrasi Saluran Air Dibawah Tanah .................................................. 6

Gambar 7.Struktur Garis Sesar Kontak Antara Formasi Batuan ......................... 7

Gambar 8.Struktur Bidang Initial Dip ................................................................. 9

Gambar 9.Struktur Bidang Strike Pada Batuan ................................................... 9

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi struktur mulai berkembang dari ilmu yang deskriptif menjadi bersifat
kuantitatif untuk mengetahui proses pembentukan dan proses deformasi geologi
pada batuan (Twiss dan Moore, 1992). Geologi struktur bergantung
padaobservasibatuan yang telah terdeformasi di lapangan yang ditemukan pada
singkapan. Struktur geologi modern banyak melakukan simulasi matematika
maupun laboratorium (Davis dan Reynolds, 1996, Twiss dan Moore,
1992). (Adhitya et al., 2021).

Struktur geologi adalah gambaran bentuk arsitektur batuan penyusunan kerak


bumi akibat sedimentasi dan deformasi. Dalam melakukan identifikasi geologi
suatu wilayah, salah satu faktor utama yang harus dipertimbangkan adalah struktur
geologi, yang umumnya mengacu kepada data-data primer berupa data observasi
lapangan maupun data sekunder. (Jariah et al., 2019).

Geologi struktur merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari proses
dinamika bumi (Allen & Chambers, 1998). Studi struktur geologi banyak
digunakan dalam berbagai bidang contohnya seperti di bidang pertambangan,
perminyakan, kebencanaan dan lain-lain. Munculnya unsur – unsur struktur seperti
kekar, sesar, cermin sesar dan lain sebagainya sering menunjukkan pola yang
kompleks dengan orientasi yang beragam (Nugraha, 2016). Merupakan suatu hal
yang menarik untuk mengetahui penyebab terjadinya kompleksitas dan
mempelajari proses yang bekerja pada produk geologi. (Putri et al., 2021).

Dalam geologi struktur ada dua macam analisa struktur yaitu struktur garis dan
struktur bidang. Kedudukan sebuah struktur garis diwakili oleh dua angka,
penunjaman atau Plungedan arah penunjaman atau trend. Jika struktur garis
tersebut terbentuk pada sebuah struktur bidang yang kedudukannya diketahui,
maka orientasi struktur garis tersebut dapat diwakili oleh sebuah angka yang
disebut picth.

Struktur geologi digolongkan dalam 2 jenis yaitu struktur primer dan struktur
sekunder. Struktur primer adalah struktur yang terbentuk pada saat atau sebelum

1
batuan terbentuk sedangkan struktur sekunder adalah deformasi akibat gaya yang
bekerja pada suatu batuan, baik gaya yang diakibatkan oleh tenaga endogen
maupun oleh tenaga eksogen. Termasuk dalam struktur primer pada batuan sedimen
seperti bidang perlapisan, lapisan bersusun, lapisan silang siur dan jejak binatang.
Sedangkan pada batuan beku adalah rekahan-rekahan yang terbentuk akibat
pendinginan, dinamakan kekar kolom. Struktur sekunder terdiri dari lipatan , kekar
dan sesar (Azis dkk, 1996). (Massinai & Syamsuddin, 2018).

Struktur geologi merupakan salah satu tanda bahwa suatu daerah mengalami
deformasi yang
sangat intens, sehingga mampu mempengaruhi suatu gerakan tanah. Akibat dari
struktur geologi terbentuk lah zona lemah pada suatu batuan. Rekahan yang
terbentuk akan menjadi jalan masuk air sehingga akan mempercepat proses
pelapukan pada batuan. Rekahan tersebut pula akan mengurangi daya ikat pada
batuan sehingga akan mengurangi tingkat resistensi pada suatu batuan. Semakin
dekat dengan zona struktur maka akan semakin tinggi pula tingkat kerawanannya.
(Sunan & Gibran, 2019).
Kekar merupakan struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami Terbentuknya struktur kekar ini dapat terjadi bersamaan
dengan pembentukan batuannya atau sesudah batuan terlitifikasi dan dapat terjadi
setiap saat. Walaupun struktur kekar ini paling
mudah ditemukan, namun merupakan bagian yang tersulit dalam (weathering)
maupun gaya-gaya yang menyebabkan terjadinya perubahan atau deformasi.
(Sari et al., 2020).
Rekahan atau kekar adalah jenis struktur batuan dalam bentuk bidang pecah.
Karena sifat bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian terpisah maka
struktur kekar merupakan jalan atau rongga kesarangan batuan untuk dilalui cairan
dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya.
Sifat kesarangan batuan akibat kekar bertalian erat dengan proses mineralisasi, atau
dapat diartikan lain bahwa mineralisasi dapat dideteksi dari sifat dan kehadiran
kekar dalam batuan. (Haryanto, 2005).

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi, elemen pembentuk atau faktor yang mempengaruhi geologi
struktur serta contohnya dalam struktur garis ?
2. Apa definisi, elemen pembentuk atau faktor yang mempengaruhi geologi
struktur serta contohnya dalam struktur bidang ?

1.3 Tujuan
1. Memberikan pemahaman terkait dengan geologi struktur garis
2. Memberikan pemahaman terkait dengan geologi struktur bidang

1.4 Manfaat
1. Memahami bagaimana sejarah struktur pada suatu batuan yang terbentuk.
Hal ini untuk membantu penelitian petroleum, gas, atau mineral lain.
2. Dapat mendeterminasi bentuk dan ukuran tubuh batuan.
3. Dapat mendeterminasi proses – proses fisik yang menghasilkan struktur
geologi tersebut.
4. Mengetahui urut – urutan kejadian geologi memalui struktur geologi.
5. Mengetahui wujud/bentuk struktur pada suatu batuan, misal untuk
mengetahui batuan masih aktif atau tidak.
6. Dengan mengetahui jenis struktur yang ada, maka kita akan memahami
bentuk muka bumi dengan baik.
7. Membantu dalam mengetahui kestabilan suatu kawasan.
8. Bersama cabang ilmu lain yang bersangkutan, dapat meneliti penggunaan
tanah, eksplorasi air tanah, dan pengawasan alam sekitar.
9. Dapat mengetahui posisi stratigrafi suatu batuan dengan batuan yang lain.

3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur Garis
Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain
gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat
dibedakan menjadi stuktur garis riil dan struktur garis semu. Berdasarkan saat
pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur garis primer yang
meliputi: liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku tertentu, dan
arah liniasi struktur sedimen. Struktur garis sekunder yang meliputi: goresgaris,
liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan, kelurusan-kelurusan
dari topografi, sungai dan sebagainya.

Struktur garis adalah struktur batuan berbentuk garis yang mempunyai


arah dan kedudukan. Struktur garis dijumpai sebagai sumbu lipatan, garis,
sesar dan sebagainya. Garis merupakan unsur dari bidang sehingga kedudukannya
dapat mengikuti suatu bidang dan dapat juga berdiri sendiri sebagai struktur
garis. stuktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
struktur garis riil dan struktur garis semu.

Struktur garis dalam geologi terdiri dari beberapa elemen garis yang berbeda,
termasuk:

a. Sesar

Garis patahan pada batuan, dimana batuan terbelah dan mengalami pergeseran.

Gambar 1.Struktur Garis Sesar Pada Batuan

b. Lipatan

Garis-garis yang menunjukkan lipatan atau tikungan pada lapisan batuan yang

4
terbentuk akibat proses tektonik.

Gambar 2.Struktur Garis Lipatan Pada Batuan

Struktur bawah permukaan (struktur geologi) adalah suatu struktur atau kondisi
geologi yang ada di suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan-
perubahan pada batuan oleh proses tektonik atau proses lainnya.

Terjadinya proses tektonik menyebabkan batuan ( batuan beku, batuan sedimen,


dan batuan metamorf) maupun kerak bumi akan berubah susunan dari keadaan
semula. Keberadaan struktur di satu sisi bisa bernilai ekonomis yang tinggi dan di
sisi lain bisa mendatangkan kerugian. (Chumairoh et al., 2014).

c. Bidang Klivage

Garis pada batuan dimana terdapat kemiringan struktur kristal.

Gambar 3.Struktur Garis Bidang Klivage Pada Batuan

d. Fraktur

Garis pada batuan dimana terdapat retakan atau pecahan pada batuan.

5
Gambar 4.Struktur Garis Fraktur Pada Batuan

e. Karstifikasi

Garis-garis pada batuan dimana terdapat lubang atau celah pada batuan akibat
pelarutan oleh air yang mengandung asam.

Gambar 5.Struktur Garis Karstifikasi Pada Batuan

f. Migrasi saluran air bawah tanah

Garis-garis yang menunjukkan jalur air bawah tanah yang bergerak dan
mempengaruhi perkembangan batuan.

Gambar 6.Migrasi Saluran Air Bawah Tanah

6
g. Kontak antara formasi batuan

Garis-garis yang menunjukkan antarmuka atau hubungan.

Gambar 7.Struktur Garis Sesar Kontak Antara Formasi Batuan

Salah satu unsur struktur secara geometris adalah geometris garis (struktur
garis, gores garis, perpotongan 2 bidang, dan lainnya). Struktur garis dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Struktur Garis Riil

Adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung di
lapangan, contohnya gores garis pada bidang sesar.

b. Struktur Garis Semu

Adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi
unsur-unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi, contohnya liniasi
fragmen breksi sesar.

Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi 2


juga, yaitu:

a. Struktur Garis Primer

Meliputi liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku tertentu, dan arah
liniasi struktur sedimen.

b. Struktur Garis Sekunder

Meliputi gores garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan
dan kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.

7
Beberapa istilah dalam struktur garis:

a. Arah Penunjaman (trend)

Adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menunjukkan arah
penunjaman garis tersebut, dimana hanya menunjukkan 1 arah tertentu.

b. Arah Kelurusan (bearing)

Adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak menunjukkan arah
penunjaman garis tersebut, tetapi menunjukkan sudut pelurusnya.

c. Rake (pitch)

Adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal yang diukur pada bidang
dimana garis itu terdapat.

Simbol peta untuk suatu struktur garis adalah sebuah panah yang digambar
sejajar dengan arah penunjaman struktur garis tersebut. Sebuah angka dituliskan
di dekat simbol panah untuk menandakansudut penunjamannya. Seringkali,
simbol panah untuk struktur garis digambarkan bersamaan dengan struktur
bidang di mana struktur garis tersebut diamati dan diukur. Prinsip geometri
suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan atau orientasi
yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara satu dan lainnya dapat di
deskripsikan. Suatu bidang atau garis harus mempunnyai komponen
kedudukanatau attitude, yang umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis, arah
dan besaran kecondongan(inklinasi). Unsur struktur geologi didasarkan geometri
dibedakan: struktur bidang (planar) misalnya: bidang perlapisan, bidang foliasi,
bidang rekahan, bidang sesar, bidang belahanatau cleavagedan Struktur garis
(linear) misalnya : lineasi, sumbu lipatan, gores-garis (Fachri,2011).

2.2 Struktur Bidang


Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri bidang.
Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada umumnya membentuk
kedudukan horizontal. Kedudukan ini dapat berubah menjadi miring jika
mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu, misalnya pada tepi cekungan atau
pada lereng gunung api, kedudukan miringnya disebut dengan initial dip.

8
Gambar 8.Struktur Bidang Initial Dip

Struktur bidang dalam geologi struktur terdiri dari struktur bidang


riil danstruktur bidang semu. Struktur bidang riil ini merupakan struktur yang
bentuk dankedudukannya dapat diamati langsung di lapangan. Berdasarkan
pengertiangeometri, struktur geologi membedakan struktur garis dan struktur
bidang. Yang termasuk struktur bidang antara lain perlapisan batuan, urat (vein),
kekar, sesar,lipatan, ketidakselarasan, dan lain-lain. (Nursetiawati A.G et al.,
2022). Dalam proses pembentukannya, kekar terbentuk setelah lipatan. (Umar et
al., 2021).

Gambar 9.Struktur Bidang Strike Pada Batuan


a. Jurus (strike)

Strike atau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang
planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara.

b. Kemiringan (dip)

Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontalyang
arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar ialah bidang yang relatiflurus,
contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
dansebagainya.

9
c. Kemiringan Semu (apparent dip)

Kemiringan Semu (apparent dip) merupakan sudut kemiringan suatu


bidangyangbersangkutan dengan bidang horisontal dan pengukuran dengan arah
tidaktegak lurus jurus/strike.

d. Arah kemiringan (dip direction)

Arah Kemiringan (dip direction) merupakan arah tegak lurus jurus yang
sesuaidengan arah miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dari arah utara.

e. Arah Kemiringan Semu (apparent dip direction)

Arah Kemiringan Semu (apperent dip direction) merupakan arah yang


sesuaidengan kemiringan semu dan diukur dari arah utara.

Kedudukan struktur bidang secara lengkap dideskripsikan oleh


penunjaman dan arah penunjaman. Penunjaman (dua digit angka) ditulis
terlebih dahulu, diikuti dengan arah penunjaman (tiga digit angka), keduanya
dipisahkan oleh tanda koma. Sebagai contoh, struktur garis yang menunjam
48° pada arah N300°E ditulis 48°, N300°E atau 48°, N60°W.

10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
bagaimana batuan dan lapisan bumi terbentuk dan berubah melalui waktu.

Struktur garis pada geologi struktur meliputi lipatan dan sesar, sementara
struktur bidang meliputi bidang patahan, lipatan besar, dan bahkan tektonik
lempeng.

Pemahaman tentang struktur garis dan bidang sangat penting dalam


mengidentifikasi dan mengukur potensi risiko bencana alam seperti gempa bumi
dan tanah longsor.

Studi tentang geologi struktur bidang dan garis telah banyak dilakukan oleh
para ahli dan dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah yang terkait.

Kajian tentang geologi struktur bidang dan garis dapat memberikan


informasi penting bagi pengembangan sumber daya alam dan kepentingan manusia
secara umum.

11
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya, B., Utama, H. W., Siregar, A. D., Ritonga, M., & Said, Y. M. (2021).
Pembuatan maket geologi struktur sebagai bahan ajar di Jurusan Teknik
Kebumian Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Transformasi:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 17(2), 279–286.
https://doi.org/10.20414/TRANSFORMASI.V17I2.4020

Chumairoh, D. A., Susilo, A., Dhani Wardhana, D., Penelitian, P., & Lipi Bandung,
G. (2014). Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Berdasarkan Data
Gayaberat Di Daerah Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat. Brawijaya
Physics Student Journal, 2(1), 160161.
https://www.neliti.com/publications/160161/

Haryanto, I. (2005). Penelitian Struktur Geologi Dan Kaitannya Terhadap


Kemungkinan Adanya Potensi Emas Primer Daerah Gunung Astana Bogor ,
Jawa Barat. Bulletin of Scientific Contribution, 3(2), 83–91.

Jariah, D. A., Luthfia, I., S, N. D. P., Syam, M. R., R, D. F., Hamdah, H., Kamsir,
N. P., Rahman, M. F., Maesalangi, W., Massinai, M. A., & Massinai, M. F. I.
(2019). Penentuan Arah Tegasan Pembentuk Kekar Menggunakan Diagram
Rosette (Studi Kasus Daerah Pattongtongan, Sulawesi Selatan). Jurnal
Geosaintek, 5(1), 13–16. https://doi.org/10.12962/j25023659.v5i1.4925

Massinai, M. A., & Syamsuddin, R. (2018). Struktur Geologi Sulawesi Barat


Ditinjau dari Kelurusan Geomorfologi Regional. Jurnal Geodesi Undip, 2(3),
62–65.

Nursetiawati A.G, Nurfikri Haiqal, & Muhammad Ikhlasul Amal Nur. (2022). MA
1 Geostruk Nursetiawati A.G INU ACC - GEOLOGI STRUKTUR Struktur
Garis dan Struktur Bidang - Studocu. Jurnal Praktikum.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muslim-indonesia/civil-
engginering/ma-1-geostruk-nursetiawati-ag-inu-acc/35119323

Putri, R. I., Rahmawati, D., & Rindawati, P. I. (2021). Geologi Dan Mekanisme
Struktur Geologi Di Desa Perjiwa Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Geocelebes,

12
5(1), 55–62. https://doi.org/10.20956/geocelebes.v5i1.13123

Sari, R. I., Elnando, R., Indra, N., Rahayu, G., Sari, S., Wilnika, R., Maria, D. L.,
Andika, R., Noval, M., Arif, D. A., Geografi, M., Sosial, F., Padang, U.,
Geografi, D. J., & Geografi, J. (2020). Pengukuran Rekahan, Pada Batuan
Sedimen Di Sungai Cipogo Padalarang Kabupaten Bandung Jawa Barat.
954–964.

Sunan, H. L., & Gibran, A. K. (2019). Analisis Jenis Struktur Geologi Implikasinya
Terhadap Bencana Longsor Daerah Kandangserang Kecamatan
Kandangserang Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Prosiding Seminar
Nasional Dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan Dan
Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19- 20 November 2019 Purwokerto, 9(1),
75–81.
http://www.jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/view/12
21

Umar, H., Pangeran, C., & Shodiqin, A. (2021). Geologi Dan Studi Struktur
Geologi Berdasarkan Citra Satelit Daerah Muanglama, Kecamatan Samarinda
Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. JURNAL TEKNIK
GEOLOGI: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 1(1), 27–36.

13

Anda mungkin juga menyukai