Oleh:
Ripal Ardiansyah (03111002004)
Desma Windari (03111002006)
Dimas Gustian A (03111002042)
Exsa Apriansyah R (03111002058)
Uza Sefridinata (03111002092)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas kelompok Geologi
Struktur ini.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Geologi Struktur pada
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya dan
disusun bedasarkan literatur-literatur yang menjadi referensi penyusun.
Pada kesempatan ini Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr. Ir. Eddy Sutriyono,M.Sc selaku dosen pengasuh mata kuliah Geologi
Struktur dan ucapan terimakasih kepada :
1. Ir.Budhi Kuswan Susilo dan Endang Wiwik Dyah Hastuti selaku dosen
pembimbing mata kuliah Geologi Struktur
2. Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
1.2.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah:
a. Mengenal jenis - jenis struktur geologi.
b. Untuk mengetahui antara kekar, sesar dan lipatan yang berasosiasi.
c. Untuk mengetahui hubungan pembentukan batuan terhadap kekar, sesar
dan lipatan.
1.3.Rumusan Masalah
a. Apa saja jenis-jenis dari Struktur sekunder.
b. Bagaimana hubungan antar struktur sekunder.
c. Bagaimana hubungan antara pembentukan batuan dengan struktur
sekunder.
1.4.Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan tentang:
a. Pengenalan jenis jenis struktur sekunder.
b. Hubungan struktur geologi sekunder yang saling berasosiasi.
c. Hubungan pembentukan batuan terhadap struktur geologi sekunder.
1.5.Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah berdasarkan
studi literatur yang berhubungan dengan pembahasan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Kekar
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak
mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala
tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).
Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada
batuan. Kekar atau joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk
lurus, planar dan tidak terjadi pergeseran.Joint set adalah kumpulan kekar
pada satu tempat atau pada suatu batuan yang memiliki ciri khas yang dapat
dibedakan dengan joint set lainnya.
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu
gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran.
Secara umum dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan batuan;
b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
c). Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan
sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada
batuan tersebut.
GAMBAR 2.1
SRINKAGE JOINT
GAMBAR 2.2
SHEET JOINT
Yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan
tanah. Kekar seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint
terbentuk akibat penghilangan beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
1. Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2. Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku
3. Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal
2. Berdasarkan Bentuknya
Kekar Sistematik: yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya
sejajar satu dengan yang lainnya .
GAMBAR 2.3
SISTEMATIK JOINT
GAMBAR 2.4
NON SISTEMATIK JOINT
GAMBAR 2.5
KEKAR KOLOM
Kekar Gerus
GAMBAR 2.7
KEKAR GERUS
Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat
stress yang cenderung mengelincirkan bidang satu sama lainnya
yang berdekatan.
Ciri-ciri di lapangan :
1) Biasanya bidangnya licin.
2) Memotong seluruh batuan.
3) Memotong komponen batuan.
4) Biasanya ada gores garis.
5) Adanya joint set berpola belah ketupat.
Kekar Lembar
Kekar lembar (sheet joint ) adalah sekumpulan kekar yang
kira-kira sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan
beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan beban batuan
yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat:
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat
3.Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal
Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)
GAMBAR 2.8
KEKAR TARIK
Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk
dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk
memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress
yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah
yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling
menjauhi.
Ciri-ciri dilapangan :
1)Bidang kekar tidak rata.
2)Selalu terbuka.
3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola
kotak-kotak.
4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut
vein.
Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
1) Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah
dengan tegasan.
2) Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya
atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya
utama.
GAMBAR 2.9
EXTENSION JOINT
Kekar Hybrid
Kekar Hibrid (Hybrid Joint) merupakan campuran dari kekar gerus
dan kekar tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh
mineral sekunder.
4. Berdasarkan Genesa & Keaktifan Gaya yang membentuknya
Kekar Orde Pertama
Kekar orde pertama adalah kekar yang dihasilkan langsung dari
gaya pembentuk kekar .Umumnya mempunyai bentuk dan pola
yang teratur dan ukurannya relative besar .
Kekar Orde Kedua
Kekar orde kedua adalah kekar sebagai hasil pengaturan kembali
atau pengaruh gaya balik atau lanjutan untuk mencapai
kesetimbangan massa batuan .
Gambar atas adalah blok diagram dari Sesar Naik (Reverse fault),
Sesar Mendatar (Striike slip fault), Sesar Normal (Dip-slip fault dan
Oblique-slip fault).
1. Sesar Translasi
Masing-masing blok tidak ada gerak rotasi. Garis yang sejajar
dengan blok lain tetap sejajar.
2. Sesar Rotasi
Terdapat gerak rotasi antara blok yang satu dengan yang
lainnya. Ada titik yang tidak mengalami pergeseran.
GAMBAR 2.11
JENIS LIPATAN
Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis
lipatan, seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang
terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.
Lipatan umumnya terbentuk dalam batuan sedimen yang belum
terlitifikasi, contohnya lipatan longsoran (slump) yang banyak dijumpai
pada endapan turbidit.
GAMBAR 2.12
STRUKTUR PRIMER BERUPA BIDANG PERLAPISAN
PADA BATUAN SEDIMEN
GAMBAR 2.13
STRUKTUR SEKUNDER BERUPA PERLIPATAN SKALA BESAR
PADA BATUAN SEDIMEN
2.3. Hubungan Struktur Sekunder yang Saling Berasosiasi
1. Elastic
Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan
mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda
tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula. Batas dimana
suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut
elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic limit,
benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.
2. Plastic
Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic
limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada
bentuk semula, jika gaya dihilangkan.
3. Brittle and Ductile
Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang
bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda
pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic.
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dari hasil uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan
sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Sedangkan struktur geologi merupakan unsur - unsur dari struktur yang terdapat
pada satuan batuan yang dengan kata lain, merupakan unsur yang dipelajari
dalam geologi struktur.
2. Struktur primer adalah suatu struktur yang terbentuk bersamaan dengan
terbentuknya batuan, contohnya: struktur perlapisan, struktur sedimen, dan
struktur aliran lava. Sedangkan struktur sekunder adalah suatu struktur
yang terbentuk setelah terjadi pengendapan batuan atau hasil dari
deformasi batuan, contohnya: kekar, sesar, dan lipatan.
3. Analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, dapat digunakan untuk
menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, mengetahui ada tidaknya
sesar dan lipatan, mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau
antiklin, bahkan juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik,
turun atau geser dari hasil analisis kekar.
4. Hubungan pembentukan batuan dengan struktur sekunder dapat diketahui
melalui jenis dari batuan yang terbentuk dan gaya yang bekerja
terhadapnya. Hubungan ini dapat dijelaskan melalui three stages of
deformation yaitu elastic, plastic, dan brittle and ductile.
3.2. Saran
Dalam mempelajari struktur geologi yang ada, kita harus mempelajari juga
hubungan antara struktur geologi lainnya yang saling berasosiasi. Selain itu,
III-1
III-2