Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH GEOLOGI STRUKTUR

SESAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah geologi struktur

dosen pengampu : Muslika,

Disusun Oleh:

Kelompok III

1. Aprilia Duwi Wijaya (2023310034)


2. Dwi Wahyu Ningsih (2023310037)
3. Riski Septian (2023310046)
4. Aldi Saputra (2023310047)
5. Piko Pirnando (2023310051)
6. Imam Reno Saputra (2023310055)
7. M. Frialdi Pratama (2023310059)
8. Siradjuddin Ikhwani (2023310060)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PRABUMULIH

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“SESAR”. Penulisan Makalah tentang sesar ini adalah merupakan salah satu tugas
dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Geologi Struktur tentang
sesar.

Dalam penulisan makalah geologi struktur tentang sesar ini, kami merasa
masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah geologi struktur tentang sesar ini
membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Emas. Terima kasih
kami ucapkan atas waktunya untuk membaca makalah kami.

Prabumulih, 07 Maret 2024

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
BAB 1...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Terminologi Sesar.....................................................................................3
B. Geometri Sesar dan Istilah Dalam Sesar...................................................3
C. Ciri-Ciri Sesar...........................................................................................5
D. Klasifikasi Sesar........................................................................................6
E. Metode Pengukuran..................................................................................9
F. Analis Tegasan Struktur Geologi............................................................11
BAB III..............................................................................................................19
PENUTUP.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................20

3
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Klasifikasi sesar


2. Gambar 2.2 Pengukuran elemen struktur sesar
3. Gambar 2.3 Pengukuran elemen struktur sesar
4. Gambar 2.4 Model Streografis dari Data Sesar Siulak Sistem Sesar
5. Gambar 2.5 Mekanisme pembentukan struktur geologi
6. Gambar 2.6 Variasi struktur sesar
7. Gambar 2.7 Sistem magma yang naik ke permukaan
8. Gambar 2.8 Diagram klasifikasi jenis lipatan antiklin dan sinklin
9. Gambar 2.9 Diagram dengan Polar Wulff Net oleh Ragan

DAFTAR TABEL

4
1. Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Struktur Sesar
2. Tabel 2.2 Kriteria Data Struktur Geolog

5
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi.
Adapun deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada
batuan sebagai akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum
pengertian geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur
lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti
perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang
merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik
dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih
besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.
Struktur geologi struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat
kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi
disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk
deformasi tektonik
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan
batuan bumi menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok
yang lain. Pergerakan bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak
relatif mendatar terhadap blok yg lain. Pergerakan yg tiba-tiba dari suatu
patahan atau sesar bisa mengakibatkan gempa bumi. Sesar (fault)
merupakan bidang

1
rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami
pergeseran. Sesar terjadi sepanjang retakan pada kerak bumi yang
terdapat slip diantara dua sisi yang terdapat sesar tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan diatas, penulis menfokuskan masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan sesar?
2. Apa saja klasifikasi-klasifikasi dalam sesar?
3. Bagaimana simbol sesar dalam peta topografi?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan masalah ini sendiri ialah tidak jauh untuk
mengetahui jawaban dari rumusan masalah yang telah dijabarkan, dan
untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita :
1. Mengetahui pengertian sesar?
2. Menjelaskan klasifikasi-klasifikasi dalam sesar?
3. Mengetahui symbol sesar dalam peta topografi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Terminologi Sesar
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang
memperlihatkan peregeseran. Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang
telah mengalami pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang
garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Pergerakan dapat berkisar dari
beberapa milimeter sampai ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai
beberapa desimeter hingga ribuan meter. Sesar merupakan struktur bidang
dimana kedudukannya dinyatakan dalam jurus dan kemiringan. Sesar
dapat terjadi pada segala jenis batuan. Akibat terjadinya pergeseran itu,
sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan
dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan, dan sebagainya.
Biasanya patahan terjadi karena adanya gaya endogen yang bergerak
dengan cepat dan mengenai struktur batuan yang kurang elastis. Umumnya
disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di
lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui :
1) Gawir sesar atau bidang sesar.
2) Breksiasi, gouge, milonit.
3) Deretan mata air.
4) Sumber air panas.
5) Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan.
6) Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis,
lipatan dsb

B. Geometri Sesar dan Istilah Dalam Sesar


1. Slip (pergeseran relatif sebenarnya) adalah pergeseran relatif
sebenarnya pada sesar, diukur dari blok satu keblok yang lain pada

3
bidang sesar dan merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya
berimpit. Total pergeseran disebut juga ”Net slip”.
2. Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang
vertikal dari slip/sparation.
3. Footwall adalah blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang
sesar.
4. Fault surface (Bidang Sesar) adalah bidang pecah pada batuan yang
disertai oleh adanya pergeseran.
5. Fault line (Garis Sesar) adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan
bidang sesar dengan permukaan bumi.
6. Fault trace adalah jejak sesar.
7. Fault outcrop adalah singkapan sesar.
8. Fault scarp adalah gawir sesar.
9. Fault zone adalah zona sesar.
10. Fault wall adalah dinding sesar.
11. Hanging Wall adalah blok yang berada di atas bidang sesar
12. Hade adalah sudut lancip antara bidang sesar dengan bidang vertical.
13. Strike slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang sejajar
dengan jurus bidang sesarnya.
14. Dip slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang tegak
lurus terhadap jurus bidang sesarnya atau sejajar dengan arah
kemiringan bidang sesarnya.
15. Heave adalah jarak pergeseran pada bidang horizontal.
16. True displacement adalah arah dan besarnya jarak pergeseran blok
yang sebenarnya
17. Dip of fault adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan
bidang horizontal.
18. Strike of fault adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang
sesar dengan bidang horisontal.

4
19. Sense of displacement adalah gerak relatif suatu blok terhadap blok
yang berada di hadapannya ( Untuk strike slip adalah sinistral atau
dekstral, sedangkan untuk dip slip adalah normal atau naik).
20. Separation (pergeseran relatif semu) adalah jarak yang terpisah oleh
sesar dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari sparation dapat
diukur pada arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan
bidang sesar.
21. Strike separation adalah komponen separation yang diukur sejajar
terhadap jurus bidang sesar.
22. Dip separation adalah komponen separation yang diukur sejajar
dengan kemiringan bidang (dip) sesar.
23. Slicken side atau cermin sesar adalah bidang sesar yang permukaannya
licin.
24. Slicken line atau gores garis adalah jejak pergeseran berupa garis-garis
lurus (kadang melengkung) yang disebabkan oleh gerusan antar blok
yang saling bergesekan.
25. Pitch adalah sudut lancip yang dibentuk antara gores garis dengan
jurus bidang sesar.

C. Ciri-Ciri Sesar
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar
buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai
permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di bawah
permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi
sedimen. Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa
kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara
lain
1. Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-
tiba).
2. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.

5
3. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
4. Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi
sesar,horses, atau lices, milonit.
5. Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar.
6. Perbedaan fasies sedimen.
7. Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp),
triangular facet, dan terpotongnya bagian depan rangkaian
pegunungan struktural.
8. Adanya boundins : lapisan batuan yang terpotong-potong akibat sesar.

D. Klasifikasi Sesar
Klasifikasi sesar dapat dibedakan berdasarkan geometri dan genesanya.
1. Klasifikasi geometris
a. Berdasarkan rake dari net slip.
1) Strike slip fault (rake=0ₒ)
2) Diagonal slip fault (0ₒ< rake <90ͦ)
3) Dip slip fault (rake=90º)
b. Berdasarkan kedudukan relatif bidang sesar terhadap bidang
perlapisan atau struktur regional.
1) Strike fault (jurus sesar sejajar jurus lapisan)
2) Bedding fault (sesar sejajar lapisan)
3) Dip fault (jurus sesar tegak lurus jurus lapisan)
4) Oblique/diagonal fault (menyudut terhadap jurus lapisan)
5) Longitudinal fault (sejajar struktur regional)
6) Transversal fault (menyudut struktur regional)
c. Berdasarkan besar sudut bidang sesar.
1) High angle fault (lebih dari 45ͦ)
2) Low angle fault (kurang dari 45ͦ)
d. Berdasarkan pergerakan semu
1) Normal fault (sesar turun)

6
2) Reverse fault (sesar naik)
3) Berdasarkan pola sesar
4) Paralel fault (sesar saling sejajar)
5) En chelon fault (sesar saling overlap dan sejajar)
6) Peripheral fault (sesar melingkar dan konsentris)
7) Radial fault (sesar menyebar dari satu pusat)

Gambar 2.1 Klasifikasi sesar


2. Klasifikasi genetis
Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama (Anderson, 1951)
sesar dapat dibedakan menjadi
a. Sesar anjak (thrust fault) bila tegasan maksimum dan
menengah mendatar.
b. Sesar normal bila tegasan utama vertikal.
c. Strike slip fault atau wrench fault (high dip, transverse to
regional structure) bila tegasan utama maksimum dan
minimum mendatar, terdiri atas.
Sinistral atau left-handed strike slip fault
Dextral atau right-handed strike-slip fault
Istilah thrust fault menurut Billings (1977) digunakan untuk sesar
naik dengan dip sesar kurang dari 45ₒ, bila lebih dari 45ₒ disebut reverse
fault. Istilah overthrust dipakai untuk sesar naik dengan dip landai atau
hampir datar.

7
Dalam klasifikasi jenis struktur sesar didasarkan pada kedudukan
bidang sesar yaitu nilai dip dan struktur garis dari nilai gores garis pada
rake (Rickard, 1972). Jenis struktur sesar berdasarkan pergerakannya
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sesar mendatar, sesar naik, dan sesar
normal atau sesar turun (Ragan, 2009). Perubahan struktur sesar dapat
terjadi oleh perubahan gaya yang menyebabkan deformasi pada batuan.
Perubahan struktur tersebut meliputi proses transtensi dan transpresi,
sehingga untuk memudahkan mengetahui jenis sesar yang telah dilakukan
pengukuran, memerlukan klasifikasi untuk penentuan jenisnya.
(Tabel 2.1) Klasifikasi Jenis Struktur Sesar dengan Orientasi
Pergerakkannya

Klasifikasi
N Rickard (1972)
O Pergerakan Sesar Dip Rake Jenis Sesar
Bidang Gores
Sesar Garis
1 Mendatar (R/L Slip) 1°-10° Sesar mendatar
Mendatar (Thrust R/L
Slip)* 1°- 45° 11°- 45° Sesar mendatar
Mendatar(Lag R/L Slip)* 11°- 45° Sesar mendatar

Mendatar (R/L Slip) 1°-10° Sesar mendatar


Mendatar (Reverse R/L 46°-90°
11°- 45° Sesar mendatar
Slip)*
Mendatar (Normal R/L 11°- 45° Sesar mendatar
Slip)*
2 Naik (R/L Thrust) 46°-80° Sesar naik
Naik (Thrust Slip) 1°-45° 81°-90° Sesar naik
46°-80° Sesar naik
Naik (R/L Reverse)
46°-90°
Naik (Reverse Slip) 81°-90° Sesar naik
3 Turun (R/L Leg Slip) 1°- 45° 46°-80° Sesar turun
Turun (Leg Slip) 81°-90° Sesar turun
Turun (R/L Normal Slip) 46°-80° Sesar turun
Turun (Normal Slip) 46°-90° 81°-90° Sesar turun
Keterangan:

8
a. Cetak miring dalam kurung mereferensi pada klasifikasi oleh Rickard
(1972).
b. R (kanan) L (kiri).
c. *Sesar mendatar atau sesar oblik (oblique) atau sesar miring
(kombinasi pergerakan vartikel-horizontal.

E. Metode Pengukuran
Pengukuran bidang sesar, diperlukan memahami elemen- elemen
struktur geologi terkait, sehingga diharapkan dapat membantu kita di
dalam pengukuran dan analisis struktur sesar. Adapun data yang dimaksud
berupa struktur bidang (strike/dip bidang sesar), struktur garis (plunge,
trend, dan rake) dari gores garis.
Pada pemetaan geologi, diperlukan pemahaman mengenai data-
data struktur yang harus diambil/diukur. Pada data kekar, diperlukan
pengukuran data bidang kekar yaitu berupa strike/dip bidang kekar, baik
itu kekar gerus (kekar berpasangan) ataupun kekar tarik yang hampir tegak
lurus terhadap kekar gerus. Sedangkan untuk data lipatan yang perlu kita
dapatkan datanya antara lain hinge line, hinge surface, keudukan sayap
lipatan. Setidaknya pada struktur lipatan ini seminimal mungkin kita
mengukur kedudukan sayap lipatan. Keberadaan lipatan ini dapat kita
ketahui kedudukan bidang perlapisan batuan yang berbeda.
Pada data sesar memiliki karakteristik data pengukuran yang perlu
ketahui. Berdasarkan ringkasan ini setidaknya terdapat beberapa
karakterisik data ataupun indikasi di lapangan yang bisa diukur untuk
menentukan jenis dan nama sesarnya, di antaranya:
1. Bidang sesar (strike/dip), gores garis (plunge, bearing, rake).
2. Bidang sesar (strike/dip), kekar gerus ataupun kekar Tarik.
3. Breksiasi ataupun zona hancuran, kekar gerus, dan kekar tarik. Zona
hancuran meliputi breksiasi untuk ukuran zona hancuran lebih besar
dari ukuran butir pasir, gangue untuk zona hancuran seukuran butir

9
pasir, dan milonit untuk zona hancuran yang berukuran lebih kecil
dari butir pasir atau seukuran butir lempung.

Gambar 2.2 Pengukuran elemen struktur sesar, yang terdiri dari struktur
bidang dan struktur garis. Struktur bidang berupa bidang sesar
(strike/dip) dan struktur garis (rake) dan juga (plunge, trend).
Permodelan gambar diadaptasi dari Davis dkk. (2012); Ragan
(2009); Fossen (2010).
Dalam mengidentifikasi struktur sesar perlu mengetahui kunci dalam
pemahaman struktur geologi di lapangan, yaitu adanya offset bidang
batuan, lapisan yang terdeformasi lokal seperti pelengkungan lapisan
batuan sedimen yang bisa diakibatkan oleh seretan sesar (sifat lipatan seret
adalah pasif), pergeseran pada bidang sesar melalui gores garis dan zona
hancuran meliputi breksiasi, gangue, milonit atau lempung sesar.
Deformasi liat umumnya terjadi di dalam kerak bukan di dekat kerak dan
ada pengaruh suhu dalam proses deformasi.

10
Gambar 2.3 Pengukuran elemen struktur sesar, yang terdiri dari struktur bidang
dan struktur garis. Struktur bidang berupa bidang sesar
(strike/dip) dan struktur garis (rake) dan juga (plunge, trend). Pada
bidang sesar terdap adanya zona hancuran sesar. Lokasi di Bukit
Kubang Sirakuak, Cekungan Ombilin, Kota Sawahlunto, Sumatra
Barat.
Dalam pengambilan data struktur geologi sesar, perlu diperhatikan
arah pergerakan gores garis ataupun cermin sesar dengan
mempertimbangkan dari bentuk burr. Pertimbangan ini akan menjadi
kunci untuk mengetahui arah pergerakan bidang hanging wall, namun
bidang foot wall dan hanging wall berhimpitan, maka perhatikan arah
relatif dari bidang hanging wall. Metode ini juga dapat diaplikasikan pada
pengukuran struktur lipatan, baik pada struktur bidang ataupun struktur
garis, dengan mengetahui terlebih dahulu. kedudukan sayap lipatan.

F. Analis Tegasan Struktur Geologi


Dalam mempelajari struktur geologi memiliki tiga tahapan
penelitian, meliputi deskriptif, kinematik, dan dinamik. Deskriptif yaitu
mengenal elemen-elemen struktur geologi dan mendeskripsikan element
tersebut, kinematik dengan cara mengukur elemen struktur geologi,
sedangkan dinamik yaitu menganalisis tegasan dan menginterpretasi arath
tegasan ataupun rezim tektonik yang mengontrol dari mekanisme
terbentuknya struktur geologi. Struktur geologi yang sudah sampai dalam
tahapan dinamik dan dapat dibuat permodelannya (Gambar 2.4).
Notasi angka dalam struktur bidang haruslah dipahami sistematika
penulisan yang ilmiah, keudukan bidang perlapisan, bidang kekar, bidang
sesar berupa strike/dip seperti N120°E/40°. Struktur garis rake, plunge,
bearing seperti 20° turun ke tenggara, gores garis 70°, N180°E. Jadi untuk
notasi data sesar seperti N340°E/40°, 50° naik ke timurlaut, 60°, N100°E
(strike/dip, rake dan pergerakan sesar meliputi plunge dan trend).
Pengolahan data struktur geologi ini dapat dibuat model streografis untuk

11
menentukan rezim tektonik atau tegasan gaya yang memengaruhi. Dengan
data struktur geologi yang telah diukur di lapangan, maka dapat dibuat
berupa model struktur geologi seperti kekar, sesar, atau bahkan lipatan
dengan menggunakan perangkat lunak, seperti Georossete dan Dips 7.0
yang diperbantukan dengan perangkat lunak lainnya seperti CorelDRAW
X8.
Gambar 2.4 Contoh Model Streografis dari Data Sesar Siulak
Sistem Sesar Sumatra dengan Bidang Sesar N335°E/67° dan Rake 15º
Turun ke Tenggara. Pemodelan Dibantu dengan Menggunakan Perangkat
Lunak Dips 7.0 dan CorelDRAW X8.
Struktur geologi seperti sesar akan memengaruhi kondisi
stratigrafi. Sesar mendatar (dekstral atau sinistral), maka kontur terpotong
oleh sesar tsb. dan di sebelah-menyebelah sesar itu kontur akan
membentuk drag fold (lipatan seretan) atau sering juga dikenal sebagai
seretan sesar. Data struktur geologi yang diambil dan diukur di lapangan
memiliki beberapa kriteria (Tabel 2.2).

Gambar 2.4 Contoh Model Streografis dari Data Sesar Siulak Sistem Sesar
Sumatra dengan Bidang Sesar N335°E/67° dan Rake 15º Turun ke
Tenggara. Pemodelan Dibantu dengan Menggunakan Perangkat
Lunak Dips 7.0 dan CorelDRAW X8

Struktur geologi seperti sesar akan memengaruhi kondisi


stratigrafi. Sesar mendatar (dekstral atau sinistral), maka kontur terpotong
oleh sesar tsb. dan di sebelah-menyebelah sesar itu kontur akan

12
membentuk drag fold (lipatan seretan) atau sering juga dikenal sebagai
seretan sesar. Data struktur geologi yang diambil dan diukur di lapangan
memiliki beberapa kriteria.
(Tabel 2.2) Kriteria Data Struktur Geologi yang Perlu Diperhatikan
Dalam Pemetaan Geologi.

No Jenis Pengumpulan Data Status Data


Struktur
1 Kekar Kekargerus (berpasangan), Memerlukan analisis
kekar release, dan kekar tegasan pembentukan
Tarik. Jika tidak lengkap kekar.
dari salah satu jenis data.
kekar, maka memerlukan.
analisis struktur kekar
untuk mendapatkan nilai
kekar.
2 Lipatan Data kedudukan sayap Memerlukan analisis
lipatan, hinge line (garis struktur lipatan dan
lipatan), hinge surface mekanisme
(bidang lipatan). Jika tidak pembentukan lipatan.
ada data hinge line dan.
hinge surface, maka
memerlukan analisis data
untuk mendapatkan
nilainya.
3 Sesar Bidang sesar (strike/dip) Data lengkap dan
dan gores garis (plunge, hanya memerlukan
trend dan rake) atau analisis tegasan dari
struktur garis hanya rake. mekanisme
pembentukan sesar.
4 Sesar Bidang sesar (strike/dip) Memerlukan analisis
tidak ada gores garis, maka kekar dan juga analisis
memerlukan data kekar, tegasan mekanisme
bisa kekar gerus atau kekar dari pembentukan sesar
tarik. Breksiasi (strike)
Ganggue/Milonit, maka
memerlukan data kekar
gerus dan kekar tarik.
5 Sesar Breaksi (strike) Memerlukan hasil
Ganggue/Milonit, maka analisis breksiasi,
memerlukan data kekar kekar dan juga analisis
gerus dan kekar tarik. tegasan dari
mekanisme
pembentukan sesar.

13
Pembentukan struktur geologi terbentuk oleh tiga mekanisme struktur
geologi yang dikontrol oleh tektonik dalam skala besar yang dikenal juga
sebagai rezim tektonik (Tibaldi, 2015; Fossen, 2010). Mekanisme tersebut
meliputi kompresif, ekstensi, dan geser searah jurus (Gambar 2.5).
Mekanisme pembentukan struktur geologi tidak lepas dari arah gaya
ataupun pun dalam hal ini tektonik yang mengontrol (Lisle, 2004).
Struktur geologi seperti sesar yang terbentuk bisa bertransformasi
membentuk sesar jenis lainnya dengan mekanisme yang berbeda, proses
ini dipengaruhi oleh gaya ataupun tektonik yang terjadi pada fase
selanjutnya.

Gambar 2.5 Mekanisme pembentukan struktur geologi secara dinamik yang


memperhatikan mekanisme tegasan pembentukan struktur sesar.
Digambar ulang dan diterjemahkan dari Tibaldi (2015); Fossen
(2010). Mekanisme ini meliputi kompresif, ekstensi, dan geser
searah jurus.
Mekanisme transformasi struktur sesar, meliputi transpresi dan
transtensi. Transpresi merupakan proses perubahan dari sesar mendatar
menjadi sesar naik ataupun sesar yang bergerak naik. Transtensi
merupakan mekanisme struktural pada sesar mendatar menjadi sesar turun
ataunpun sesar yang bergerak turun. Mekanisme kedua transformasi ini
sering membentuk sesar oblik (Fossen, 2010). Struktur sesar ini
dipengaruhi oleh litologi atau perbedaan resistensi batuan (Tibaldi, 2015;

14
2008). Perbedaan tersebut berdampak pada bentuk topografi ataupun
morfologi yang dihasilkan dari mekanisme pensesaran tersebut. Ada
empat jenis struktur yang bisa menghasilkan variasi topografi tersebut,
seperti struktur sesar mendatar kanan yang bergerak saling menjauh dan
membentuk cekungan pisah tarik, sesar mendatar kanan dengan bentuk
sesar berkelok di akhir sesar dan membentuk cekungan yang sempit, sesar
mendatar murni memiliki karakteristik litologi yang homogen, dan
struktur sesar berkelok sebagai perbedaan resistensi batuan yang sangat
bervariasi di bagian akhir sesar (Gambar 2.6). Pembelokan struktur sesar
ini umum ditemukan pada gunung api strato atau gunung api berlapis,
disebabkan oleh heterogenitas batuan.
Struktur sesar tersebut juga berasosiasi dengan kehadiran zona
lipatan, baik itu antiklin ataupun sinklin. Fenomena ini dapat ditemukan
pada batuan sedimen atau dikenal sebagai deformasi lentur atau deformasi
liat (Tibaldi, 2015; Ragan, 2009; McClay, 1995). Unit terkecil dari
kehadiran struktur tersebut adalah struktur kekar. Kekar tersebut bisa hadir
dalam bentuk kekar gerus yang merupakan kekar berpasangan, dan kekar
tarik yang merupakan kekar tunggal (Lisle, 2004; Ragan, 2009). Anlisis
arah umum kekar dapat mewakiliarah gaya dalam skala besar tektonik
yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan di daerah pemetaan
(Utama et al., 2018). Pengukuran bidang kekar sebanyak mungkin, maka
akan semakin mendekati model tektonik yang menyebabkan terjadinya
deformasi batuan, tentunya dengan mempertimbangkan tatanan tektonik
secara regional. Pengukuran kekar terdiri dari jurus dan kemiringan atau
strike/dip.

15
Gambar 2.6 Variasi struktur sesar yang terbentuk dipengaruhi oleh resistensi
batuan dan heterogenitas batuan, mereferensi pada Tibaldi (2015;
2008). Variasi struktur ini umum ditemukan pada tipe gunung api
strato. Selain itu, zona lipatan berasosiasi dengan variasi struktur
sesar tersebut jika terjadi pada batuan. deformasi lentur atau batuan
sedimen.
Objek geologi batuan dari hasil proses intrusi dangkal sub-vulkanik
atau intrusi dalam plutonik berhubungan dengan geometri dari kekuatan
zona tektonik (Utama, 2017; Tibaldi, 2015). Zona tersebut dapat
membentuk rekahan sebagai jalur dari aliran magma yang dapat
membentuk variasi struktur sesar yang terbentuk. Sesar yang terbentuk
dapat bergerak secara mendatar, pergerakan naik, dan pergerakan turun
(Gambar 2.7). Pada tipe sesar mendatar disebabkan sebagai intrusi magma
yang memotong bidang perlapisan di atasnya secara vertikal, sehingga
membentuk kemiringan bidang sesar yang relatif tegak, intrusi ini
dijelaskan sebagai intrusi retas (dyke). Intrusi retas yang dimulai dengan
memotong bidang perlapisan dan diikuti dengan intrusi sill yang
mengikuti arah bidang perlapisan mengindikasikan sebagai sesar naik.
Peristiwa ini disebabkan oleh energi intrusi yang semakin rendah,
sementara resistensi batuan yang diintrusi semakin kuat. Pada fenomena
sesar turun disebabkan oleh energi intrusi yang terus bertambah sementara
resistensi batuan semakin rendah terhadap intrusi, dalam artian intrusi
diawali dengan sill dan kemudian diikuti dengan intrusi retas.

16
Gambar 2.7 Sistem magma yang naik ke permukaan melalui proses intrusi,
mereferensi dari Tibaldi (2015). Sesar mendatar mengindikasikan
intrusi batuan beku yang terjadi secara retas, sesar naik
mengindikasikan intrusi yang terjadi di awali oleh retas dan diikuti
oleh sill, sedangkan sesar turun diawali ole sill dan diikuti oleh retas.
Intrusi yang berasosiasi dengan sesar mendatar biasanya dapat
ditemukan pada retas-retas yang hadir pada batuan beku itu sendiri atau
dapat terjadi pada batuan pelutonik ataupun sub-vulkanik. Fenomena pada
sesar naik mengindikasikan adanya batuan tua atau batuan dasar atau
batuan karbonat dari batugamping yang mengalami orogenesis, sedangkan
pada sesar turun dicirkan dengan adanya topografi membentuk suatu
cekungan (Utama, 2017; Tibaldi, 2015).
Dalam pemetaan geologi, tidak hanya kekar dan sesar yang
ditemukan di lapangan, namun juga sangat umum ditemukan lipatan.
Struktur ini hanya ditemukan pada batuan yang bersifat deformasi lentur
atau deformasi liat atau pada batuan sedimen (Rickard, 1971). Secara
deskriptif lipatan di lapangan dapat dikenali dengan adanya bentuk
kemiringan bidang batuan atau dip yang saling menjauh dan membentuk
kerucut di bagian puncaknya, dikenal sebagai lipatan antiklin, atau
sebaliknya dip bidang batuan yang saling mendekat dan membentuk
cembung, dikenal dengan lipatan sinklin. Lipatan juga dapat dikenali dari
peta geologi berdasarkan kedudukan bidang batuan (Fleuty, 1964; 1974;
1987; Ragan, 2009). Secara kinematik perlu melakukan pengukuran dari
kedua kedudukan sayap lipatan, bidang liapatan (hinge surface) dan juga
gores garis lipatan (hinge line). Pengukuran secara lengkap dari elemen
struktur lipatan ini akan membantu di dalam melakukan analisis dan

17
interpretasi (Gambar 2.8). Lipatan dapat dikenali dari bentuknya yang
mewakili dari nilai bidang lipatan dan gores garis lipatan, sehingga dikenal
ada beberapa istilah lipatan, seperti lipatan simetri, lipatan asimetri, lipatan
rebah, dan lipatan terbalik (Gambar 2.9).

Gambar 2.8 Diagram klasifikasi jenis lipatan antiklin dan sinklin, bersumber dari
Rickard (1971); Ragan (2009). Penggunaan diagram dapat
memperhatikan diagram segitiga sebelah kiri dengan memasukkan
nilai dip bidang sesar dan juga plunge, rake dari gores garis,
sementara untuk menentukan jenis lipatan dapat dilihat pada
diagram sebelah kanan.

HINGE PLANE

Gambar 2.9 Diagram dengan Polar Wulff Net oleh Ragan (2009) yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis lipatan antiklin dan sinklin.

18
BAB III

PENUTUP

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang


memperlihatkan peregeseran. Patahan/sesar adalah struktur rekahan yang
telah mengalami pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang
garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Secara garis besar, sesar dibagi
menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang
tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta
adalah sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh
lapisan seperti lapisan deposisi sedimen. Sesar dapat diklasifikasikan
berdasarkan :
1. Orientasi pola tegasan utama.
2. Gerak relatifnya (Sense of displacement) dan unsur geometrinya.
3. Rake dari net slip.
4. Separation dan slip.
5. Dip of fault dan pitch of net slip.
6. Tipe gerakannya.

19
Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik,
sesar normal dan sesar mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya,
yaitu sesar miring (Oblique fault), yang merupakan kombinasi dari
beberapa jenis sesar.
d. Sesar naik atau Thrust Faults , terjadi apabila hanging wall relatif
bergerak naik terhadap foot wall.
e. Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench
fault) adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan
kompresi.
f. Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan
ekstensional (gaya tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya
gravitasi lebih dominan.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto Iyan. 2003. Geologi Struktur. Jatinangor : Geologi Unpad


Davis, G.H. 1984. Structiral Geology of Rocks And Regions. New York: John
Willey and sons

20

Anda mungkin juga menyukai