Oleh
Ratu Dinda Ramadanti
2015051020
Masrul Hidayat
NPM. 1815051001
ii
MENENTUKAN JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR BIDANG
DARI DUA BUAH KEMIRINGAN SEMU
Oleh
Ratu Dinda Ramadanti
ABSTRAK
Laporan ini berisi mengenai praktikum untuk menentukan jurus dan kemiringan
struktur bidang dari dua bidang kemiringan semu yang dilakukan pada hari Selasa,
20 April 2020. Praktikum ini dilaksanakan agar praktikan dapat mengetahui cara
menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah kemiringan semu,
agar praktikan dapat membuat dan mengetahui proyeksi bidang pada suatu diagram
blok. Dan agar praktikan dapat menentukan proses terjadinya kemiringan suatu
bidang geologi. Praktikum ini membahas mengenai struktur bidang, struktur garis,
istilah-istilah yang sering digunakan dalam pokok pembahasan ini seperti arah atau
bearing. Azimuth, true dip, apperent dip, dan jurus atau strike. Serta membahas
mengenai pembuatan tentang proyeksi bidang pada diagram blok. Penjelasan Arah
atau bearing yang merupakan sudut horizontal antara garis dengan arah koordinat
tertentu, biasanya arah utara atau selatan. Azimuth yaitu, bearing yang diukur dari
arah utara searah jarum jam. True dip atau kemiringan sebenarnya yaitu, sudut
kemiringan terbesar yang terbentuk oleh suatu bidang dengan bidang datar,
biasanya diukur tegak lurus dengan perpotongan bidang. Apperent dip atau
kemiringan semu, yaitu sudut yang terbentuk antara suatu bidang dengan bidang
horizontal yang diukur tidak tegak lurus antara perpotongan bidang. Jurus atau
strike yaitu, arah garis horizontal yang terbentuk oleh bidang miring dengan bidang
horizontal. Pada praktikum ini terdapat beberapa hal yang perlu diketahui dan
dicapai oleh para praktikan diantaranya ialah mengetahui cara menentukan jurus
dan kemiringan struktur yang biasanya dalam jurus dan kemiringan diketahui
melalui letak dari suatu wilayah dengan cara mengetahui besar jurus dan
kemiringan yang ada yang dapat digunakan sebagai informasi geologi.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Tujuan Praktikum .................................................................................. 2
V. KESIMPULAN ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Alir....................................................................................... 6
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktikum merupakan suatu metode pengesahan keterampilan mahasiswa
dalam menerapkan teori yang telah dipelajari pada mata kuliah geologi struktur
secara efektif dan itensif dapat memunculkan maksimal mahasiswa di bidang
geologi struktur. Geologi struktur ialah sebuah ilmu yang mempelajari hal-hal
mengenai bentuk arsitektur bumi dan gejala-gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk atau biasa disebut dengan deformasi pada suatu
batuan akibat adanya suatu gaya atau force yang terjadi di dalam bumi. Geologi
struktur juga mempelajari struktur lapisan bumi dengan menerapkan beberapa
metode geologi. Salah satunya menentukan jurus dan kemiringan struktur
bidang dari dua buah kemiringan semu.
Didalam menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah
kemiringan semu terdapat beberapa istilah yang dipakai antara lain. Arah
bearing yang merupakan sudut horizontal antara garis dengan arah koordinat
tertentu, biasanya arah utara atau selatan. Azimuth yaitu, bearing yang diukur
dari arah utara searah jarum jam. True dip atau kemiringan sebenarnya yaitu,
sudut kemiringan terbesar yang terbentuk oleh suatu bidang dengan bidang
datar, biasanya diukur tegak lurus dengan perpotongan bidang. Apperent dip
atau kemiringan semu, yaitu sudut yang terbentuk antara suatu bidang dengan
bidang horizontal yang diukur tidak tegak lurus antara perpotongan bidang.
Strike yaitu, arah garis horizontal yang terbentuk oleh bidang miring dengan
bidang horizontal.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat membuat dan mengetahui proyeksi bidang pada suatu
diagram blok
2. Praktikan dapat menentukan jurus dan kemiringan semu suatu bidang
geologi
3. Praktikan dapat menentukan proses terjadinya kemiringan suatu bidang
geologi.
II. TEORI DASAR
merupakan faktor pendukung yang memberikan manfaat bagi aspek lainnya seperti:
ketersediaan airtanah maupun reservoar air. Struktur geologi yang berkembang di
suatu daerah akan memperlihatkan diskontinuitas batuan berupa kekar-kekar atau
joints maupun arah jurus dan kemiringan lapisan batuan atau strike dan dip. Strike,
dip dan kekar merupakan data penting yang dapat dianalisis melalui analisis
geomekanik untuk ke-pentingan pembobotan massa batuan atau rock mass rating,
(RMR) yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk penilaian fondasi tubuh
bendung atau-pun massa lerengnya. (Zakaria. 2006).
Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja
kekuatan tektonik, sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi. Disamping
itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik.
Kekuatan tektonik yang membentuk struktur geologi itu berupa tegangan atau
stress. Berdasarkan keseragaman kekuatannya. Stress dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:Uniform Stress (Confining Stress), yaitu tegangan yang menekan atau
menarik dengan kekuatan yang sama dari atau ke segala arah. Kemudian
Diffenrential Stress, yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu
arah saja dan bisa juga dari atau ke segela arah, tetapi salah satu arah kekuatannya
ada yanglebih dominan. Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential
stress. Dari aspek arah kerjanya, ada tiga macam differential stress, yaitu,
Compressional Stress, Tensional Stress dan Shear Stress.
menempelkan sisi “E” kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas
horizontal (gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka azimuth
yang ditunjuk oleh jarum “N” merupakan arah strike yang diukur (jangan lupa
menandai garis strike yang akan dipakai untuk pengukuran dip). Sedangkan cara
pengukuran dip dilakukan dengan menempelkan sisi “W” kompas pada bidang
yang diukur dalam posisi kompas tegak lurus garis strike (posisi nivo tabung berada
di atas). Putar klinometer sampai gelembung berada pada pusat nivo tabung. Dan
yang kedua ialah Pengukuran kemiringan dan arah kemiringan atau dip dan dip
direction. Cara pengukuran arah kemiringan dilakukan dengan menempelkan sisi
“S” kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas horizontal (gelembung
berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka azimuth yang ditunjuk oleh
jarum “N” merupakan arah kemiringan yang diukur. Cara pengukuran dip
dilakukan dengan cara sama seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain
gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat
dibedakan menjadi stuktur garis riil dan struktur garis semu. Struktur garis riil
adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati dan diukur
langsung di lapangan, contoh: gores garis yang terdapat pada bidang sesar.
Sedangkan struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau
kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk
kelurusan atau liniasi,Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat
dibedakan menjadi struktur garis primer yang meliputi: liniasi atau penjajaran
mineral-mineral pada batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen.
Struktur garis sekunder yang meliputi: gores-garis, liniasi memanjang fragmen
breksi sesar, garis poros lipatan, kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan
sebagainya. (Endarto, 2005).
Dip adalah arah kemiringan maksimum ke permukaan yang miring dan sudut
kemiringan antara kemiringan maksimum dan bidang horizontal. Sedangkan Strike
atau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan
bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Jurus dan kemiringan batuan mengacu
kepada orientasi atau geometri fitur-fitur geologi. Garis strike perlapisan, patahan,
atau fitur planar lainnya, adalah garis yang merepresentasikan perpotongan fitur
tersebut di bidang horizontal. Dalam peta geologi, strike dan dip digambarkan
dengan garis pendek yang dipotong oleh garis yang lebih pendek tegak lurus dengan
garis pertama (Asikin, 1997).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Hasil gambar
Selesai
A. Data Pengamatan
Pada praktikum ini tidak ada data pengamatan dikarenakan tidak
dilaksanakannya pengamatan pada objek praktikum.
B. Pembahasan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 April 2021 yang dilaksanakan
secara daring via google meet dan bertepatan dikediaman masing-masing, yang
kebetulan saya sendiri berkediaman di Jl. H. A. Salim Gg. Mangga Dua Gg.
Bahagia No. 22 Bandar Lampung. Praktikum kali ini membahas mengenai
Menentukan Jurus Dan Kemiringan Struktur Bidang Dari Dua Buah
Kemiringan Semu. Adapun bahasannya mengenai struktur bidang, struktur
garis, istilah-istilah yang sering digunakan dalam pokok pembahasan ini seperti
arah atau bearing. Azimuth, true dip, apperent dip, dan jurus atau strike. Serta
membahas mengenai pembuatan tentang proyeksi bidang pada diagram blok.
Adapun pengertian dari struktur bidang ialah sttruktur batuan yang membentuk
geometri bidang. Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada
umumnya membentuk kedudukan horizontal. Kedudukan ini dapat berubah
menjadi miring jika mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu, misalnya
pada tepi cekungan atau pada lereng gunung api, kedudukan miringnya disebut
initial dip.
Pada praktikum ini para praktikan ditugaskan untuk membuat suatu proyeksi
bidang dalam diagram blok. Proyeksi tersebut digambarkan untuk menentukan
suatu kemiringan dalam bidang yang semu. Proyeksi tersebut dibuat disebuah
buku milimeter blok. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memuat garis
lurus sebesar 15 cm yang disebut garis X. Langkah selanjutnya ialah membuat
garis miring keatas yang diberi lambang C dan garis kebawah yang diberi
lambing garis D masing masing 10 cm. Pada ujung garis perpotongan antara
garis c dan garis d beri nama yaitu sudut O. Maka didapatkan garis OC dan
garis OD. Kemudian tarik garis lurus diantara ujung garis C dan ujung garis D.
Garis tersebut merupakan koordinat garis Nz. Langkah selanjutnya ialah Tarik
garis dari ujung sudut O menyentuh koordinat garis Nz. Garis tersebut diberi
nama garis L sebesar 7,5 cm dan pastikan besar sudut dari garis tersebut sebesar
90°. Kemudian kita tarik garis dari sudut L kebawah sebesar d yang
diasumsikan sebesar 3 cm, biasanya lebih kecil dari gari LD. Dari garis yang
ditarik sebesar d tadi lalu diberi huruf K. Sehingga kita mendapat garis LK
sebesar 3 cm. Selanjutnya Tarik garis dari sudut K ke titik pusat O. Maka kita
akan mendapatkan sudut a antara garis OL dan garis OK. Sudut tersebut
dinamakan sudut true dip.
Kemudian kita cari kemiringan suatu jurus setelah mendapat sudut true dip.
Langkah awalnya ialah hitung 7,5 cm seperti besar garis OL dan berikan tanda
titik pada garis OC. Lalu tarik garis lurus keatas pada titik sebesar 90° sebesar
9
d yaitu 3 cm. Tarik garis tambahan dari titik sebesar garis L yaitu 7,5 cm
dantambahkan garis lurus keatas pada ujung garis sebesar d yaitu 3 cm. Dan
terbentuklah sebuah kotak diatas garis koordinat NxE. Kemudian tarik garis
lurus dari titik pusat O sampai bersinggungan dengan kotak yang terdapat pada
koordinat garis NxE. Maka akan mendapatkan sebuah sudut b1. Kemudian
lakukan hal yang sama pada garis OD. Kita tarik garis sebesar 7,5 cm pada
garis OD kemudian beri tanda titik. Lalu tarik garis lurus kebawah sebesar 90°
sebesar d yaitu 3 cm. Lalu tarik garis tambahan dari titik sebesar garis L yaitu
7,5 cm dan tambahkan garis lurus kebawah lagi pada ujung garis sebesar d yaitu
3 cm. Dan akan terbentuklah sebuah kotak di atas garis koordinat NxY.
Kemudian tarik garis lurus dari titik pusat O sampai bersinggungan dengan
kotak yang terdapat pada garis koordinta NxY. Makan kita akan medapatkan
satu sudut lagi yang dinamakan susdut b2. Sudut b1 dan sudut b2 dinamakan
sudut apperent dip.
V. KESIMPULAN
Badgley. 1965. Structural and Tectonik Prnciples. Amerika : Harper and Row
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta, Jawa Tengah.
Hirnawan, R. F. 1994. Peran Faktor Penentu Zona Berpotensi Longsor Dalam
Mandala Geologi dan Lingkungan Fisiknya di Jawa Barat. Majalah ilmiah
UNPAD No.2, Vol.12 (32-42).