Anda di halaman 1dari 18

MENENTUKAN JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR

BIDANG DARI DUA BUAH KEMIRINGAN SEMU


(Laporan Praktikum Geologi Struktur)

Oleh
Ratu Dinda Ramadanti
2015051020

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Judul Praktikum : Menentukan Jurus Dan Kemiringan Struktur Bidang Dari
Dua Buah Kemiringan Semu
Tempat Praktikum : Jl. H. A. Salim Gg. Mangga Dua Gg. Bahagia No.22
Bandar Lampung
Tanggal Praktikum : 20 April 2021
Nama : Ratu Dinda Ramadanti
NPM : 2015051020
Jurusan : Teknik Geofisika
Fakultas : Teknik
Kelompok : 6 (Enam)

Bandar Lampung, 26 April 2021


Mengetahui,
Asisten

Masrul Hidayat
NPM. 1815051001

ii
MENENTUKAN JURUS DAN KEMIRINGAN STRUKTUR BIDANG
DARI DUA BUAH KEMIRINGAN SEMU

Oleh
Ratu Dinda Ramadanti

ABSTRAK

Laporan ini berisi mengenai praktikum untuk menentukan jurus dan kemiringan
struktur bidang dari dua bidang kemiringan semu yang dilakukan pada hari Selasa,
20 April 2020. Praktikum ini dilaksanakan agar praktikan dapat mengetahui cara
menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah kemiringan semu,
agar praktikan dapat membuat dan mengetahui proyeksi bidang pada suatu diagram
blok. Dan agar praktikan dapat menentukan proses terjadinya kemiringan suatu
bidang geologi. Praktikum ini membahas mengenai struktur bidang, struktur garis,
istilah-istilah yang sering digunakan dalam pokok pembahasan ini seperti arah atau
bearing. Azimuth, true dip, apperent dip, dan jurus atau strike. Serta membahas
mengenai pembuatan tentang proyeksi bidang pada diagram blok. Penjelasan Arah
atau bearing yang merupakan sudut horizontal antara garis dengan arah koordinat
tertentu, biasanya arah utara atau selatan. Azimuth yaitu, bearing yang diukur dari
arah utara searah jarum jam. True dip atau kemiringan sebenarnya yaitu, sudut
kemiringan terbesar yang terbentuk oleh suatu bidang dengan bidang datar,
biasanya diukur tegak lurus dengan perpotongan bidang. Apperent dip atau
kemiringan semu, yaitu sudut yang terbentuk antara suatu bidang dengan bidang
horizontal yang diukur tidak tegak lurus antara perpotongan bidang. Jurus atau
strike yaitu, arah garis horizontal yang terbentuk oleh bidang miring dengan bidang
horizontal. Pada praktikum ini terdapat beberapa hal yang perlu diketahui dan
dicapai oleh para praktikan diantaranya ialah mengetahui cara menentukan jurus
dan kemiringan struktur yang biasanya dalam jurus dan kemiringan diketahui
melalui letak dari suatu wilayah dengan cara mengetahui besar jurus dan
kemiringan yang ada yang dapat digunakan sebagai informasi geologi.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Tujuan Praktikum .................................................................................. 2

II. TEORI DASAR ........................................................................................... 3

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan ..................................................................................... 6
B. Diagram Alir ......................................................................................... 6

IV. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan ................................................................................... 7
B. Pembahasan ........................................................................................... 7

V. KESIMPULAN ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Alir....................................................................................... 6

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum merupakan suatu metode pengesahan keterampilan mahasiswa
dalam menerapkan teori yang telah dipelajari pada mata kuliah geologi struktur
secara efektif dan itensif dapat memunculkan maksimal mahasiswa di bidang
geologi struktur. Geologi struktur ialah sebuah ilmu yang mempelajari hal-hal
mengenai bentuk arsitektur bumi dan gejala-gejala geologi yang menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk atau biasa disebut dengan deformasi pada suatu
batuan akibat adanya suatu gaya atau force yang terjadi di dalam bumi. Geologi
struktur juga mempelajari struktur lapisan bumi dengan menerapkan beberapa
metode geologi. Salah satunya menentukan jurus dan kemiringan struktur
bidang dari dua buah kemiringan semu.

Didalam menentukan jurus dan kemiringan struktur bidang dari dua buah
kemiringan semu terdapat beberapa istilah yang dipakai antara lain. Arah
bearing yang merupakan sudut horizontal antara garis dengan arah koordinat
tertentu, biasanya arah utara atau selatan. Azimuth yaitu, bearing yang diukur
dari arah utara searah jarum jam. True dip atau kemiringan sebenarnya yaitu,
sudut kemiringan terbesar yang terbentuk oleh suatu bidang dengan bidang
datar, biasanya diukur tegak lurus dengan perpotongan bidang. Apperent dip
atau kemiringan semu, yaitu sudut yang terbentuk antara suatu bidang dengan
bidang horizontal yang diukur tidak tegak lurus antara perpotongan bidang.
Strike yaitu, arah garis horizontal yang terbentuk oleh bidang miring dengan
bidang horizontal.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas diatas maka perlu diadakannya


identifikasi dan pembuatan proyeksi diagram blok agar para praktikan dapat
menentukan suatu jurus dan kemiringan struktur bidang pada ketinggian yang
sama ataupun ketinggian yang berbeda, dan juga dapat menentukan proses
terjadinya kemiringan suatu bidang.
2

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat membuat dan mengetahui proyeksi bidang pada suatu
diagram blok
2. Praktikan dapat menentukan jurus dan kemiringan semu suatu bidang
geologi
3. Praktikan dapat menentukan proses terjadinya kemiringan suatu bidang
geologi.
II. TEORI DASAR

Geologi struktur merupakan suatu cabang yang menjelaskan tentang struktur


geologi secara detail dimana geologi struktur ialah suatu cabang ilmu yang
mempelajari tentang struktur-struktur kerak bumi contohnya adalah antiklin-
antiklin, sesar-sesar, liniasi, sesar sungkup atau thrust dan lainnya didalam suatu
tektonik (Bagdley, 1965). Secara umum hal yang paling penting dalam mempelajari
struktur geologi adalah geometri dari unsur struktur. Hal ini sangat penting, karena
menyangkut lokasi pembentukannya, karakteristik, orientasi, dan evolusi dari
unsur–unsur struktur tersebut.Struktur geologi merupakan salah satu tanda bahwa
suatu daerah mengalami deformasi yang sangat intens, sehingga mampu
mempengaruhi suatu gerakan tanah. Akibat dari struktur geologi terbentuk lah zona
lemah pada suatu batuan. Rekahan yang terbentuk akan menjadi jalan masuk air
sehingga akan mempercepat proses pelapukan pada batuan. Rekahan tersebut pula
akan mengurangi daya ikat pada batuan sehingga akan mengurangi tingkat
resistensi pada suatu batuan. Semakin dekat dengan zona struktur maka akan
semakin tinggi pula tingkat kerawanannya. (Sunan, dkk, 2019). Geologi struktur
adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai
hasil dari proses deformasi Deformasi yang dimaksud lebih menekankan pada
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan yang disebabkan oleh gaya yang berasal
dari bawah permukaan bumi. Secara sederhananya, geologi struktur adalah ilmu
yang mempelajari struktur geologi. Struktur dalam geologi ada tiga buah yaitu
kekar, sesar dan lipatan. Rekahan atau retakan yang disebabkan oleh gaya yang
bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Ciri umumnya
berupa pemotongan bidang perlapisan batuan, yang dalam proses berikutnya terisi
mineral lain. Pengertian lainnya adalah ketidaksambungnya yang terbentuk alami
pada batuan, yang disebabkan oleh deformasi atau diagenesa fisik. Kekar dapat
terbentuk karena beberapa faktor seperti temparatur, tekanan fluida dalam pori, laju
regangan dan tegasan. Kekar terbentuk dari 3 buah tegasan yang berasal dari gaya
tektonik. (Noor, 2012).

Struktur geologi merupakan salah satu kelemahan geologi (geological weakness)


dalam pengembangan wilayah, misalnya sebagai faktor penentu daerah rawan
longsor (Hirnawan, 1994), namun sebenarnya struktur geologi sekaligus
4

merupakan faktor pendukung yang memberikan manfaat bagi aspek lainnya seperti:
ketersediaan airtanah maupun reservoar air. Struktur geologi yang berkembang di
suatu daerah akan memperlihatkan diskontinuitas batuan berupa kekar-kekar atau
joints maupun arah jurus dan kemiringan lapisan batuan atau strike dan dip. Strike,
dip dan kekar merupakan data penting yang dapat dianalisis melalui analisis
geomekanik untuk ke-pentingan pembobotan massa batuan atau rock mass rating,
(RMR) yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk penilaian fondasi tubuh
bendung atau-pun massa lerengnya. (Zakaria. 2006).

Didalam ilmu geologi struktur terdapat hubungan-hubungan yang rumit atau


bahkan seringkali tidak dapat dipaham dengan jelas antara satuan-satuan batuan
tersebut yang biasanya ditimbulkan oleh gejala-gejala pelenturan, maka ruang
lingkup dari geologi struktur telah menjurus kea rah suatu usaha untuk memahami
gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pada batuan.
(Ramadhan, 2015). Indikasi berbagai jenis struktur geologi dapat diidentifikasi
dengan mengukur diskontinuitas batuannya berupa kekar dan strike-dip lapisan
batuan yang berkembang pada suatu massa batuan. Pola dan karakteristik kekar
akan memberikan informasi jenis dan lokasi sesarnya. Makin jauh sesar dari bidang
sesarnya maka akan makin berkurang intensitas kekarnya, sehingga identifikasi
pola dan karakter kekar dapat digunakan untuk menentukan kondisi fisik batuannya
(Polo, dkk, 1993).

Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja
kekuatan tektonik, sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi. Disamping
itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik.
Kekuatan tektonik yang membentuk struktur geologi itu berupa tegangan atau
stress. Berdasarkan keseragaman kekuatannya. Stress dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:Uniform Stress (Confining Stress), yaitu tegangan yang menekan atau
menarik dengan kekuatan yang sama dari atau ke segala arah. Kemudian
Diffenrential Stress, yaitu tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu
arah saja dan bisa juga dari atau ke segela arah, tetapi salah satu arah kekuatannya
ada yanglebih dominan. Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential
stress. Dari aspek arah kerjanya, ada tiga macam differential stress, yaitu,
Compressional Stress, Tensional Stress dan Shear Stress.

Struktur bidang adalah struktur batuan yang membentuk geometri bidang.


Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada umumnya membentuk
kedudukan horizontal. Kedudukan ini dapat berubah menjadi miring jika
mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu, misalnya pada tepi cekungan atau
pada lereng gunung api, kedudukan miringnya disebut initial dip. Cara pengukuran
bidang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu, yang pertama ialah pengukuran
jurus dan kemiringan strike/dip. Cara pengukuran strike dilakukan dengan
5

menempelkan sisi “E” kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas
horizontal (gelembung berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka azimuth
yang ditunjuk oleh jarum “N” merupakan arah strike yang diukur (jangan lupa
menandai garis strike yang akan dipakai untuk pengukuran dip). Sedangkan cara
pengukuran dip dilakukan dengan menempelkan sisi “W” kompas pada bidang
yang diukur dalam posisi kompas tegak lurus garis strike (posisi nivo tabung berada
di atas). Putar klinometer sampai gelembung berada pada pusat nivo tabung. Dan
yang kedua ialah Pengukuran kemiringan dan arah kemiringan atau dip dan dip
direction. Cara pengukuran arah kemiringan dilakukan dengan menempelkan sisi
“S” kompas pada bidang yang diukur dalam posisi kompas horizontal (gelembung
berada pada pusat lingkaran nivo mata sapi). Angka azimuth yang ditunjuk oleh
jarum “N” merupakan arah kemiringan yang diukur. Cara pengukuran dip
dilakukan dengan cara sama seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Struktur garis adalah struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain
gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua bidang. Struktur garis dapat
dibedakan menjadi stuktur garis riil dan struktur garis semu. Struktur garis riil
adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati dan diukur
langsung di lapangan, contoh: gores garis yang terdapat pada bidang sesar.
Sedangkan struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau
kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk
kelurusan atau liniasi,Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat
dibedakan menjadi struktur garis primer yang meliputi: liniasi atau penjajaran
mineral-mineral pada batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen.
Struktur garis sekunder yang meliputi: gores-garis, liniasi memanjang fragmen
breksi sesar, garis poros lipatan, kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan
sebagainya. (Endarto, 2005).

Dip adalah arah kemiringan maksimum ke permukaan yang miring dan sudut
kemiringan antara kemiringan maksimum dan bidang horizontal. Sedangkan Strike
atau jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan
bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Jurus dan kemiringan batuan mengacu
kepada orientasi atau geometri fitur-fitur geologi. Garis strike perlapisan, patahan,
atau fitur planar lainnya, adalah garis yang merepresentasikan perpotongan fitur
tersebut di bidang horizontal. Dalam peta geologi, strike dan dip digambarkan
dengan garis pendek yang dipotong oleh garis yang lebih pendek tegak lurus dengan
garis pertama (Asikin, 1997).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah sebagai
berikut :
1. Buku Milimeter Blok
2. Pensil
3. Pulpen
4. Penggaris
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum ini ialah sebagai berikut :

Mulai

Memahami cara membuat proyeksi


bidang dalam diagram blok

Membuat proyeksi bidang


dalam diagram blok

Hasil gambar

Menentukan sudut true dip dan


sudut apperent dip

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Pada praktikum ini tidak ada data pengamatan dikarenakan tidak
dilaksanakannya pengamatan pada objek praktikum.

B. Pembahasan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 April 2021 yang dilaksanakan
secara daring via google meet dan bertepatan dikediaman masing-masing, yang
kebetulan saya sendiri berkediaman di Jl. H. A. Salim Gg. Mangga Dua Gg.
Bahagia No. 22 Bandar Lampung. Praktikum kali ini membahas mengenai
Menentukan Jurus Dan Kemiringan Struktur Bidang Dari Dua Buah
Kemiringan Semu. Adapun bahasannya mengenai struktur bidang, struktur
garis, istilah-istilah yang sering digunakan dalam pokok pembahasan ini seperti
arah atau bearing. Azimuth, true dip, apperent dip, dan jurus atau strike. Serta
membahas mengenai pembuatan tentang proyeksi bidang pada diagram blok.

Adapun pengertian dari struktur bidang ialah sttruktur batuan yang membentuk
geometri bidang. Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada
umumnya membentuk kedudukan horizontal. Kedudukan ini dapat berubah
menjadi miring jika mengalami deformasi atau pada kondisi tertentu, misalnya
pada tepi cekungan atau pada lereng gunung api, kedudukan miringnya disebut
initial dip.

Sedangkan struktur garis bidang ialah struktur batuan yang membentuk


geometri garis, antara lain gores garis, sumbu lipatan, dan perpotongan dua
bidang. Struktur garis dapat dibedakan menjadi stuktur garis riil dan struktur
garis semu. Struktur garis riil adalah struktur garis yang arah dan
kedudukannya dapat diamati dan diukur langsung di lapangan, contoh: gores
garis yang terdapat pada bidang sesar. Sedangkan struktur garis semu adalah
semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi
unsur-unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi, Berdasarkan saat
pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur garis primer
8

yang meliputi liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku


tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen. Struktur garis sekunder yang
meliputi gores-garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros
lipatan, kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.

Dalam konteks menentukan struktur bidang ini terdapat istilah-istilah yang


digunakan yaitu antara lain, yang pertama ialah arah atau bearing ialah sebuah
sudut mendatar dan sejajar antara garis dengan arah koordinat tertentu,
biasanya sejajar dengan arah utara dan selatan. Yang kedua ialah azimuth,
azimuth sendiri merupakan suatu arah yang biasanya diukur searah jarum jam
dari arah utara. Yang ketiga ialah true dip atau kemiringan sebenarnya
merupakan suatu sudut yang terbentuk oleh suatu bidang dan bidang datar,
kemiringan pada true dip ini merupakan kemiringan terbesar yang biasanya
dukur oleh tegak lurusnya perpotongan bidang. Yang keempat ialah apperent
dip atau kemiringan semu, apperent dip merupakan suatu sudut yang biasanya
terbentuk oleh suatu bidang tegak dengan bidang mendatar dan biasanya diukur
dengan ketidak lurusan perpotongan bidang. Dan yang terakhir ialah jurus atau
strike, strike merupakan suatau arah garis yang mendatar biasanya terbentuk
oleh suatu bidang miring dengan bidang datar.

Pada praktikum ini para praktikan ditugaskan untuk membuat suatu proyeksi
bidang dalam diagram blok. Proyeksi tersebut digambarkan untuk menentukan
suatu kemiringan dalam bidang yang semu. Proyeksi tersebut dibuat disebuah
buku milimeter blok. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memuat garis
lurus sebesar 15 cm yang disebut garis X. Langkah selanjutnya ialah membuat
garis miring keatas yang diberi lambang C dan garis kebawah yang diberi
lambing garis D masing masing 10 cm. Pada ujung garis perpotongan antara
garis c dan garis d beri nama yaitu sudut O. Maka didapatkan garis OC dan
garis OD. Kemudian tarik garis lurus diantara ujung garis C dan ujung garis D.
Garis tersebut merupakan koordinat garis Nz. Langkah selanjutnya ialah Tarik
garis dari ujung sudut O menyentuh koordinat garis Nz. Garis tersebut diberi
nama garis L sebesar 7,5 cm dan pastikan besar sudut dari garis tersebut sebesar
90°. Kemudian kita tarik garis dari sudut L kebawah sebesar d yang
diasumsikan sebesar 3 cm, biasanya lebih kecil dari gari LD. Dari garis yang
ditarik sebesar d tadi lalu diberi huruf K. Sehingga kita mendapat garis LK
sebesar 3 cm. Selanjutnya Tarik garis dari sudut K ke titik pusat O. Maka kita
akan mendapatkan sudut a antara garis OL dan garis OK. Sudut tersebut
dinamakan sudut true dip.

Kemudian kita cari kemiringan suatu jurus setelah mendapat sudut true dip.
Langkah awalnya ialah hitung 7,5 cm seperti besar garis OL dan berikan tanda
titik pada garis OC. Lalu tarik garis lurus keatas pada titik sebesar 90° sebesar
9

d yaitu 3 cm. Tarik garis tambahan dari titik sebesar garis L yaitu 7,5 cm
dantambahkan garis lurus keatas pada ujung garis sebesar d yaitu 3 cm. Dan
terbentuklah sebuah kotak diatas garis koordinat NxE. Kemudian tarik garis
lurus dari titik pusat O sampai bersinggungan dengan kotak yang terdapat pada
koordinat garis NxE. Maka akan mendapatkan sebuah sudut b1. Kemudian
lakukan hal yang sama pada garis OD. Kita tarik garis sebesar 7,5 cm pada
garis OD kemudian beri tanda titik. Lalu tarik garis lurus kebawah sebesar 90°
sebesar d yaitu 3 cm. Lalu tarik garis tambahan dari titik sebesar garis L yaitu
7,5 cm dan tambahkan garis lurus kebawah lagi pada ujung garis sebesar d yaitu
3 cm. Dan akan terbentuklah sebuah kotak di atas garis koordinat NxY.
Kemudian tarik garis lurus dari titik pusat O sampai bersinggungan dengan
kotak yang terdapat pada garis koordinta NxY. Makan kita akan medapatkan
satu sudut lagi yang dinamakan susdut b2. Sudut b1 dan sudut b2 dinamakan
sudut apperent dip.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan ialah sebagai berikut :


1. Struktur bidang ialah sttruktur batuan yang membentuk geometri bidang.
Kedudukan awal struktur bidang (bidang perlapisan) pada umumnya
membentuk kedudukan horizontal. Sedangkan struktur garis bidang ialah
struktur batuan yang membentuk geometri garis, antara lain gores garis, sumbu
lipatan, dan perpotongan dua bidang.
2. Istilah-istilah yang digunakan yaitu antara lain. Arah atau bearing ialah sebuah
sudut mendatar dan sejajar antara garis dengan arah koordinat tertentu,
biasanya sejajar dengan arah utara dan selatan. Azimuth, azimuth sendiri
merupakan suatu arah yang biasanya diukur searah jarum jam dari arah utara.
True dip atau kemiringan sebenarnya merupakan suatu sudut yang terbentuk
oleh suatu bidang dan bidang datar, kemiringan pada true dip ini merupakan
kemiringan terbesar yang biasanya dukur oleh tegak lurusnya perpotongan
bidang. Apperent dip atau kemiringan semu, apperent dip merupakan suatu
sudut yang biasanya terbentuk oleh suatu bidang tegak dengan bidang mendatar
dan biasanya diukur dengan ketidak lurusan perpotongan bidang. Jurus atau
strike, strike merupakan suatau arah garis yang mendatar biasanya terbentuk
oleh suatu bidang miring dengan bidang datar.
3. Langkah awal untuk menentukan suatu jurus pada kemiringan semu ialah
membuat garis vertical dan menarik garis lurus keatas dan kebawah. Kemudian
kita tarik garis dari sudut L kebawah sebesar d yang diasumsikan sebesar 3 cm,
biasanya lebih kecil dari gari LD. Dari garis yang ditarik sebesar d tadi lalu
diberi huruf K. Sehingga kita mendapat garis LK sebesar 3 cm. Selanjutnya
Tarik garis dari sudut K ke titik pusat O. Maka kita akan mendapatkan sudut a
antara garis OL dan garis OK. Sudut tersebut dinamakan sudut true dip. Setelah
membuat garis tadi tarik garis lurus dari titik koordinat diantara perpotongan
garis C dan D. Setelah itu tarik garis lurus keatas diatas garis koordinat NxE
kemudian buat kotak, dan tarik garis dari koordinat O hingga bersinggungan
dengan kotak tadi. Maka akan terbentuk sudut apperent dip.
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Sukendar. 1997. Diktat Geologi Struktur Indonesia. Jurusan Teknik


Geologi, Institus Teknologi Bandung.

Badgley. 1965. Structural and Tectonik Prnciples. Amerika : Harper and Row
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta, Jawa Tengah.
Hirnawan, R. F. 1994. Peran Faktor Penentu Zona Berpotensi Longsor Dalam
Mandala Geologi dan Lingkungan Fisiknya di Jawa Barat. Majalah ilmiah
UNPAD No.2, Vol.12 (32-42).

Noor, D, 2012. Jurnal Pengantar Geologi.


Polo, L. 1993. Analisis Pola dan Karakter Kekar Untuk Menentukan Struktut
Geologi Sesar dan Kondisi Fisik Batuan. Bulletin of Scientific
Contribution. Geologi UNPAD, No. 1, Vol. 1 (1-8).
Ramadhan, Sofyan. 2015. Studi Mineralisasi Endapan Timah Primer Berdasarkan
Kejian Geologi Permukaan dan Analisi XRF Unsur Sn Pada Wilayah Kerja
Blok Primer PT. TIMAH (Persero) Tbk. Daerah Air Inas dan Sekitarnya,
Bangka Selatan. Laporan Tugas Akhir. Semarang : Teknik Geologi
Universitas Diponegoro.
Sunan, H. L, Gibran A.K. 2019. Analisis Jenis Struktur Geologi Implikasinya
Terhadap Bencana Longsor Daerah KandangSerang Kecamatan
KandangSerang Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Prosiding Seminar
Nasional dan Call For Papers. Purwokerto.
Zakaria, Z. 2006. Analisis Geomekanika Formasi Halang di Daerah Struktur
Geologi Sekitar Sungai CITAAL, Kuningan, Jawa Barat. Bulletin of
Scientific Contribution, No.1 Vol. 4 (19-28).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tugas

Anda mungkin juga menyukai