Oleh
Kelompok 4
LABORATORIUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Praktikum Lapangan
Tanggal Praktikum : 27 Mei 2023
Tempat Praktikum : Desa Ketapang, Padang Cermin, Pesawaran
Nama : Kelompok 4
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Geofisika
Kelompok : Kelompok 4
iii
STUDI KASUS
Oleh
Kelompok 4
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Tujuan Praktikum ..................................................................................1
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Topografi Daerah Penelitian ....................................................3
Gambar 2. Peta Administrasi Kota Bandar Lampung .......................................3
Gambar 3. Peta Geologi Regional Tanjung Karang ..........................................4
Gambar 4. Peta Rute Penelitian .........................................................................4
Gambar 5. Diagram Alir ..................................................................................10
iv
DAFTAR TABEKL
Halaman
Tabel 1. Data Koordinat Lokasi Praktikum .....................................................11
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun
deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai
akibat dari gaya yang bekerja di dalam bumi.. Beberapa kalangan berpendapat
bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur
struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault),
dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit),
sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala
yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari studi kasus lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mencari jurus dan kemiringan kekar secara langsung di
lapangan.
2. Praktikan dapat mengetahui struktur geologi secara langsung di lapangan.
3. Praktikan mampu menganalisis singkapan batuan secara langsung di
lapangan dan,mampu menghubungkan urutan kejadian terbentuknya
batuan dari jejak struktur yang ditinggalkan pada singkapan batuan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pertama yaitu pada Desa Durian Payung, Jalan RE
Martadinata, dan jaraknya kurang lebih 20 km dari Kota Bandar Lampung.
Kondisi cuaca dari lokasi ini yaitu cerah dan terik, namun pada sore harinya,
cuaca pun sedikit gelap dan mendung . Desa Durian Payung adalah salah satu
Desa / Kelurahan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang ada di Kota /
Kabupaten Bandar Lampung dan termasuk Provinsi Lampung,
Negara Indonesia. Lokasi kedua terdapat pada komplek Gunung Kasih, berada
di Cisarua, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung. Lokasi terakhir yaitu pada pantai Ketapang dimana terletak wilayah
pesisir Provinsi Lampung merupakan pertemuan antara Laut Jawa dan
Sumudera Hindia (laut) dengan pegunungan Bukit Barisan (darat). Keadaan
alam daerah Provinsi Lampung yaitu sebelah Barat dan Selatan
merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai lanjutan dari jalur pegunungan
Bukit Barisan, bagian tengah merupakan dataran rendah sedangkan ke dekat
pantai sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa hingga ke Utara merupakan
daerah rawa-rawa perairan yang luas. Lokasi tepatnya yaitu di Kecamatan
Ketapan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung (Kustanto,2015).
Kondisi topografi pada Kota Bandar Lampung sangatlah beragam, dilihat dari
dataran pantai hingga kawasan perbukitan dan gunung, Kota Bandar Lampung
memiliki ketinggian permukaan antara 0 sampai 500 meter, dengan kondisi
topografi 38 perbukitan sampai bergunung membentang luas dari arah Barat ke
arah Timur yang memiliki puncak tertinggi yaitu pada Gunung Betung yang
letaknya di sebelah Barat dan yang memiliki puncak tertinggi adalah Gunung
Dibalau serta perbukitan Batu Serampok yang berada di sebelah Timur.
5
Pada lokasi pertama sendiri terdiri dari 3 side, terdapat batuan piroklastik dan
vulkanoklastik yang lebarnya kira-kira 60 m x 20 m. Variasi litologi daerah ini
ialah batu pasir dengan batu tuff lempung yang di potong oleh aliran sungai
purba atau chenel dan juga terdapat batuan breksi dibagian yang paling atas,
selain itu juga terdapat kekar-kekar yang terbentuk. Pada lokasi penelitian pada
Komplek Gunung Kasih, batuan dasar yang tersingkap pada daerah ini yaitu
batuan metamorf, batuan metamorf yang tersingkap ialah batu sekis. Adapun
macam batuan yang terdapat pada Komplek Gunung Kasih yaitu sekis kuarsa
pelitik dan grafitik, pualan dan sekis gampingan, kuarsit serisit, sekis ambifol
dan ortogenesis (Suharno dkk., 2012). Batuan yang paling mendominasi daerah
Komplek Gunung Kasih ialah batu sekis, setelah melihat warna, tekstur dan jugs
butir yang terlihat pada batuan sample yang diambil dari singkapan yang
terdapat di Komplek Gunung Kasih. Hanya ada satu formasi dalam seluruh
daerah penelitian yaitu Formasi Lampung (QTl). Formasi Lampung memliki
umur Kuarter-Tersier. Formasi Lampung memiliki sebaran tuf batu apung, tuf
riolitik, tuf padu, batulempung tufan dan batupasir tufan. Daerah Penelitian ini
dilalui oleh Sesar Lampung-Panjang. Sesar Lampung-Panjang telah
diidentifikasi pada Peta Geologi Lembar Tanjungkarang (Mangga dkk., 1993).
Geologi struktur adalah sebuah ilmu atau studi yang mempelajari mengenai bentuk
batuan yang menjadi hasil dari proses deformasi. Geologi struktur secara luas
adalah sebuah studi yang secara khusus mendalami aneka ragam bentuk arsitektur
dari batuan yang termasuk ke dalam bagian kerak bumi dan menjelaskan secara
rinci proses pembentukannya. Geologi struktur memberikan perhatian secara
khusus pada usnur yang terdapat pada struktur geologi yang berupa lipatan (fold),
patahan (fault), rekahan (fracture), dan hal-hal lain yang dinyatakan dalam satuan
tektonik (tectonic unit) (Asmaranto, Runi dkk, 2021).
Geologi struktur adalah ilmu pengetahuan dari cabang ilmu geologi yang
mempelajari bangun/bentuk dari kerak bumi sebagai akibat dari pergerakan
(deformasi) pada kulit bumi oleh tenaga endogen, terbentuklah macam-macam
bentuk atau struktur. Struktur yang terbentuk dapat berupa perlapisan, perlipatan
(folds), kekar (joints), ketidakselarasan, ataupun sesar atau patahan (fault)
(Kurniawan dan Hadimuljono, 2020).
Struktur geologi terbentuk akibat deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi
akibat adanya gaya-gaya endogen dan eksogen. Kedua gaya tersebut akan
membentuk tegangan-tegangan dari segala arah. Tegangan-tegangan ini menjadi
parameter yang dapat menghasilkan deformasi. Proses terbentuknya deformasi
terjadi pada zona di bidang diskontinu, pada zona ini gaya-gaya tersebut akan
terdistribusi (Anwar, Rai, dan Wattimena, 2018).
Jurus atau jurus adalah arah garis yang terbentuk dari perpotongan antara bidang
planar dengan bidang horizontal. Jurus atau jurus ditinjau atau diukur dari arah
utara. Sedangkan kemiringan atau kemiringan adalah sudut atau derajat yang
terbentuk antara bidang planar dengan bidang horizontal. Kemiringan atau
kemiringan memiliki arah yang tegak lurus terhadap garis kemiringan atau jurus.
Bidang planar adakah bidang yang memiliki bentuk relatif lurus, misalnya adalah
bidang perlapisan, bidang kekar, dan lain-lain (Wahyuni, Ayusari dkk, 2019).
Jurus atau jurus dan kemiringan atau kemiringan merupakan parameter yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis sesar. Jurus atau jurus adalah parameter sesar
7
yang merupakan garis arah bidang sesar yang diukur dari arah utara ke arah timur
dengan besar berkisar 0˚-360˚. Sedangkan kemiringan atau kemiringan adalah
sudut yang dibentuk oleh bidang sesar dengan bidang horizontal. Kemiringan atau
kemiringan diukur atau dihitung pada bidang vertikal yang arahnya tegak lurus
jurus patahan atau sesar dengan besar berkisar 0˚≤ δ ≤ 90˚. Selain jurus dan
kemiringan, parameter sesar lainnya adalah rake atau slip yang merupakan sudut
pergerakan hanging-wall terhadap jurus, rake bernilai postif untuk sesar naik dan
bernilai negatif untuk sesar turun (Rusmilawati, Djayus, Lepong & Hendrwanto,
2019).
Kekar adalah suatu retakan (fracture) pada batuan yang merupakan bidang terpisah
dan sepanjang bidang tersebut tidak terdapat perpindahan secara vertikal maupun
horizontal yang berarti. Apabila batuan mendapat tegangan (stress) yang
melampaui tegangannya, akan terjadi tegangan kekar. Tegangan yang bekerja dapat
berupa tegangan tekan, tarik, maupun geser. Kekar yang terbentuk dapat berupa
kekar gerus (shear), kekar tarik (tension), dan dapat mempunyai pola yang
bersistem ataupun tidak. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kekar akibat faktor
ekternalitas adalah kelongsoran, runtuh, dan penurunan muka tanah. Dalam
mempelajari kekar, perlu dikethui orientasi arah jurus dan kemiringan bidang kekar,
spasi bidang kekar, keluasan penyebaran pola kekar, sistem pola kekar, dan jenis
material pengisi bidang kekar (Kurniawan dan Hadimuljono, 2020).
Ketika batuan pecah sebagai respons terhadap tegasan, kerusakan yang dihasilkan
disebut fracture. Jika batuan di satu sisi patahan bergeser relatif terhadap batuan
lain, maka rekahan tesebut disebut sesar (fault). Jika tidak ada gerakan dari satu sisi
relatif terhadap yang lain, dan jika ada banyak rekahan dengan orientasi yang sama,
maka rekahan disebut kekar (joint). Mengacu pada arah geraknya kekar pada batuan
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu extension fracture dan shear fracture.
extension fracture memiliki gerakan tegak lurus dengan bidang kekar, sedangkan
shear fracture adalah kekar yang pergerakannya sejajar dengan bidang kekar (Isa
dkk, 2022).
Rekahan atau kekar adalah jenis struktur batuan dalam bentuk bidang pecah.
Analisis kekar baik individu ataupun kelompok dapat dilakukan dengan cara
pemetaan kekar pada batuan, yaitu memetakan fisik kekar, posisi kekar,
pengelompokan kekar dari tata letak atau pola geografisnya. Sifat keterkaitan antara
kekar dengan materi yang melaluinya, baik cairan magma, gas, atau materi lain
yang berkaitan secara ecologyenvironment mempunyai ciri khas seperti filling, retas
rekahan dan kehancuran batuan (Tamril dkk, 2020).
8
Kekar adalah struktur yang dihasilkan dari batuan yang brittle, dimana batuan
relatif belum mengalami dislokasi atau pergeseran, hanya perenggangan
(extension). Kekar terbentuk akibat deformasi yang bersifat rapuh (brittle) dan
banyak ditemui di berbagai jenis batuan. sistem kekar terbentuk dari kumpulan set
kekar yang memiliki orientasi berbeda. Kekar ialah berupa bidang retak tanpa
pergeseran pada tubuh batuan dan dapat hadir secara sistematis karena terbentuk
oleh gaya tektonik dan dapat dianalisis sebagai interpretasi gaya tektonik
pembentuknya dari data sistematis. Kekar terbentuk akibat gagalnya sebuah batuan
untuk menahan elastisitasnya dari stress yang mengenai suatu batuan. karakteristik
umum yang ditemui pada kekar adalah pemotongan bidang perlapisan batuan dan
biasanya terisi mineral lain atau mineralisasi seperti sebagai bidang retak. Kekar
yang terisi mineral disebut urat (vein), sedangkan yang tidak terisi disebut joint.
Karakteristik selanjutnya adalah dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan
karakter rekahan/retakan, serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut (Faisal
dan Yulhendra, 2021).
Sesar (fault) adalah struktur yang terjadi karena adanya perpindahan batu besar
pada material batuan yang terjadi di sepanjang celah yang terdapat di dalam batu.
Sesar merupakan proses perpindahan yang terjadi pada batuan antara bagian yang
saling berhadapan dengan bidang yang mengalami patahan disebabkan oleh
pergeseran yang berlangsung pada batuan. secara umum sesar memiliki beberapa
macam. Pertama adalah sesar normal, yaitu gerakan yang terjadi secara relatif
hanging wall yang turun menuju footwall. Kedua adalah sesar naik, yaitu
pergerakan relatif hanging wall yang mengarah pada footwall. Ketiga adalah sesar
mendatar, yaitu gerakan yang terjadi secara relatif mendatar pada bagian yang
disesar (Asamaranto dkk, 2021).
Struktur sesar dapat diartikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya
pergeseran. Sesar dapat didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh
adanya pergeseran relatof (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya.
Jarak pergeseran tersebut dapat hanya beberapa milimeter hingga puluhan
kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa
centimeter hingga puluhan kilometer. Sesar juga dapat diartikan sebagai suatu
bidang pecah (fracture) yang memotong suatu tubuh batuan dengan disertai oleh
adanya pergeseran yang sejajar dengan bidang pecahnya (Zuhdi, 2019).
Jenis-jenis sesar ada sesar turun, sesar naik, dan sesar geser. Sesar terbagi atas dua
bagian yang disebut sebagai hanging wall dan foot wall. Hanging wall meupakan
bagian sesar yang berada diatas bidang [atahan. Foot wall merupakan bagian yang
berada di bawah bidang sesar. Zona rekahan yang muncul pada sistem panas bumi,
yaitu zona sesar, zona sesar minor/rekahan, zona singkapan, dan intrusi sistem
vulkanik. Zona sesar menjadi jalan keluar fluida panas bumi ke permukaan atau
sebagai media resapan untuk menagkap air dari tanah (Isa, 2018).
IV. METODOLOGI PENELITIAN
B. Prosedur
Adapun prosedur pada praktikum lapangan kali ini sebagai berikut.
1. Mendatangi lokasi praktikum.
2. Melakukan plotting di titik yang ingin diamati.
3. Menentukan singkapan batuan yang akan diamati.
4. Menggambar sketsa struktur singkapan.
5. Menghitung jurus dan kemiringan pada singkapan.
6. Mengambil sampel batuan dari singkapan yang sudah diamati.
7. Menentukan jenis struktur dari singkapan.
8. Menghitung pola kekar yang terdapat pada singkapan.
9. Mengidentifikasi sampel batuan.
10. Mencatat semua hasil dari penelitian pada Geodatabase.
10
D. Diagram Alir
Mulai
Hasil Pengamatan
Selesai
B. Pembahasan
Pada praktikum lapangan geologi struktur kali ini dilaksanakan di tiga lokasi
berbeda di Kabupaten Pesawaran. Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada
tanggal 27 Mei 2023. Sesampainya di tempat praktikum, praktikan langsung
dapat mengidentifikasi batuan yang terdapat di lokasi praktikum. Pada masing-
masing lokasi tempat pengambilan data, praktikan diharuskan untuk
menggambar sketsa singkapan batuan, melakukan plot untuk titik
pengambilan data lokasi menggunakan GPS, mengukur jurus dan kemiringan
menggunakan kompas geologi, mengambil sampel batuan, melihat mineral
yang terdapat di dalam singkapan batuan dengan menggunakan lup pada
singkapan batuan. Hal tersebut dilakukan untuk melakukan interpretasi
singkapan batuan dengan data-data yang jelas. Adapun tujuan dari praktikum
lapangan ini ialah mahasiswa dapat mengetahui batuan pada singkapan dan
struktur geologi secara langsung di lapangan.
12
Pada praktikum lapangan geologi struktur kali ini ada 3 titik lokasi praktikum
yang pertama Desa Durian Payung, Kompleks Gunung Kasih dan Pantai
Ketapang. Selanjutnya, di lokasi praktikum dilakukan pengambilan data. Data
pertama yang diambil yaitu melakukan plot pada lokasi pengambilan data
dengan menggunakan GPS model Garmin. Data lokasi diambil dengan cara
membuat waypoint pada lokasi pengambilan data. Kemudian tentukan titik
yang akan kemiringanlot dan plot titik koordinat dengan menekan tombol
“Enter” beberapa saat sehingga GPS memberikan informasi mengenai titik
koordinat berupa latitude (Y) dan longitude (X) serta memberikan informasi
elevasi lokasi tersebut. Kedua, pengambilan sampel batuan dengan
menggunakan palu geologi. Pada praktikum kali ini palu geologi yang
digunakan ada dua jenis yaitu palu batuan beku dan palu batuan sedimen.
Perbedaan kedua palu ini ialah terletak pada perbedaan bentuk kepala, dimana
pada palu batuan beku ujung kepala palu meruncing yang berfungsi untuk
memudahkan menghancurkan bagian batuan beku yang keras sedangkan palu
batuan sedimen ujung kepala palu berbentuk pipih yang berfungsi untuk
memudahkan pengguna untuk mengait pada perlapisan. Selanjutnya melihat
jenis mineral dan besar mineral yang terdapat di dalam batuan dengan
menggunakan lup. Lup pada geologi digunakan untuk memperjelas objek yang
kecil seperti mineral batuan. Dengan melihat mineral yang terkandung pada
batuan kita juga dapat menentukan singkapan yang ada pada batuan berupa
singkapan batuan sedimen, batuan beku ataupun batuan metamorf. Pada saat
pengidentifikasian batuan kita juga dapat memakai komparator batuan agar
lebih memudahkan dalam menentukan besar butir batuan, fragmen, dan
mineral batuan. Siapkan juga plastik zip untuk menyimpan batuan sampel yang
telah diambil. Kemudian pada lokasi pengambilan data praktikan diharuskan
mengambar sketsa singkapan batuan. Selain menganalisis sampel batuan pada
singkapan, praktikan juga melakukan pengukuran arah jurus dan kemiringan
dari singkapan batuan, termasuk mengukur arah jurus dan kemiringan dari
kekar-kekar yang ditemukan pada singkapan batuan. Pengambilan data jurus
dan kemiringan dilakukan dengan menggunakan kompas geologi. Cara
mengukur jurus yaitu dengan menempelkan salah satu bagian sisi kompas
geologi yaitu sisi timur pada bidang yang akan diukur. Pada keadaan kompas
horizontal dengan mengatur kedudukan gelembung atau bubble tepat di
tengah. Kemudian baca kedudukan ujung utara jarum kompas, lalu catat
dengan sistem penulisan azimut N....E. Sebelum kompas diangkat, garis
dahulu tempat mengukur jurus. Selanjutnya cara mengukur kemiringan yaitu
dengan cara menempelkan sisi barat kompas dengan posisi tegak lurus
terhadap garis jurus. Putar klinometer higga gelembung tepat berada di tengah.
Klinometer di horizontalkan dan dibaca besar pada busur setengah lingkaran
kemiringan perlapisan kemiringaneroleh dengan penulisan N...E/.... Namun
pengambilan data jurus dan kemiringan hanya dapat dilakukan pada batuan
13
sedimen saja. Setelah semua data sudah diambil, hal yang perlu dilakukan yaitu
mencatat data yang didapat pada lembar geodatabase serta didukung dengan
alat tulis lainnya seperti papan jalan, pulpen, pensil, dan praktikan
mendapatkan telah data hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel 1.2
yang merupakan hasil dari pengamatan tim praktikum.
yang memiliki ururan butir mineral (1/4 mm hingga 1/8 mm). Batu pasir ini
dapat dikelompokkan menjadi batu pasir halus. Tekstur pada batu sandstone
yang ditemukan; besar butirnya 1/4 mm hingga 1/8 mm, pemilihan
(sorting)nya menunjukkan kesseragaman besar butir yang sangat terpilah baik
(very well sorted), kebundaran (roundness), yaitu membundar baik (well
rounded), kemas (fabric), yaitu kemas tertutup, porositas yaitu buruk (poor),
fragmennya kuarsa dan matriksnya orthoclase Pada singkapan batuan
ditemukan juga struktur-struktur geologi berupa kekar- kekar (joints) tektonik,
menampilkan rekahan-rekahan pada singkapan batuan, diantaranya ditemukan
kekar rilis, kekar ekstensi, dan kekar gerus Reaksi batuan terhadap cairan HCl
10% adalah reaktif yang menandakan batuan tersebut mengandung karbonat
atau tergolong batuan karbonat. Pada singkapan batuan berdasarkan
kenampakannya didominasi oleh mineral gelap dan panjang singkapannya
sekitar 10 m. Selain menganalisi batuan pada singkapan, juga melakukan
pengukuran arah jurus dan kemiringan dari kekar-kekar yang terdapat pada
singkapan. Dari hasil pengukuran, terdapat total 31 kekar yang mampu diukur
arah jurus dan kemiringan dari kekar-kekar tersebut. Kemudian, data kekar
yang telah diukur tadi akan diolah dalam bentuk diagram batang dan diagram
Rose dengan menggunakan software Dips.
VI. KESIMPULAN
Lampiran 7
Sampel batuan yang diambil di lokasi 3