Oleh
Salsabila Disa
2115051010
NPM : 2115051010
Fakultas : Teknik
Kelompok : 4 (empat)
i
KOREKSI TERRAIN
Oleh
Salsabila Disa
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan ............................................................................................. 4
B. Diagram Alir ................................................................................................... 5
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum............................................................................................ 6
B. Pembahasan .................................................................................................. 6
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Modul Praktikum Metode gayaberat ................................................... 4
Gambar 2. Alat Tulis ............................................................................................. 4
Gambar 3. Laptop .................................................................................................. 4
Gambar 4. Diagram Alir ........................................................................................ 5
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lapisan terluar bumi terdiri dari kerak benua dan samudera. Pada kedua kerak
ini terdapat perbedaan kerapatan massa (densitas), yang memiliki
pengaruh/kerentanan yang kuat terhadap medan gravitasi. Sehingga nilai
percepatan berubah karena gravitasi (anomali gravitasi). Percepatan gravitasi
adalah medan yang diciptakan antara dua massa yang berinteraksi. Interaksi
tersebut berupa tarik-menarik, sehingga dua benda mengalami percepatan
dengan arah yang berlawanan. Metode gravimetri digunakan untuk
mengetahui kondisi bawah permukaan daerah yang diteliti, yaitu dengan
mengamati perubahan densitas batuan bawah permukaan secara lateral.
Seperti yang kita ketahui bersama, gravitasi adalah gaya yang bekerja antara
dua benda, seperti gaya antara tubuh manusia dan bumi, atau antara planet
dan matahari. Pengukuran dengan metode gayaberat memanfaatkan nilai
percepatan gravitasi pada daerah pengukuran.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat mengerti
nilai terrain correction dari data pengukuran.
II. TEORI DASAR
Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu metode yang sering digunakan
dalam survey geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi
bumi. Adanya variasi gaya berat disebabkan oleh adanya variasi densitas (rapat
massa) dan jenis batuan bawah permukaan, perbedaan jarak permukaan bumi
sampai ke pusat bumi dan adanya perbedaan topografi di setiap titik di permukaan
bumi. Dalam metode gravitasi, pengukuran dilakukan terhadap nilai komponen
vertikal dari percepatan gravitasi di suatu tempat. Namun pada kenyataannya,
bentuk bumi tidak bulat sehingga terdapat variasi nilai percepatan gravitasi untuk
masing-masing tempat. Hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai percepatan
gravitasi adalah perbedaan derajat garis lintang, perbedaan ketinggian (topografi),
kedudukan bumi dalam tata surya, variasi rapat massa batuan di bawah permukaan
bumi, perbedaan elevasi tempat pengukuran dan hal lain yang dapat memberikan
kontribusi nilai gravitasi, misalnya bangunan dan lain-lain (Sarkowi, 2014).
Metode gaya berat merupakan salah satu metode dalam ilmu geofisika yang bersifat
pasif atau tidak langsung artinya dalam pengambilan data gaya berat tidak perlu
memberikan perlakuan (treatment) ke permukaan bumi. Untuk mengetahui dan
menduga kondisi bawah permukaan daerah survei dapat dilakukan dengan metode
gaya berat dengan cara mengamati variasi lateral dari densitas batuan di bawah
permukaan. Survey yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai area
survey yang terpengaruh oleh efek-efek dari berbagai sumber yang tidak diktehaui
di bawah permukaan terhadap perubahan variasi nilai batuan yang berada di bawah
permukaan. faktor – faktor yang mempengaruhi nilai gaya berat perlu dikoreksi
untuk mengetahui efek dari sumber yang mepengaruhi perubahan nilai rapat massa
atau variasi nilai batuan, diantaranya Efek Kemuluran alat (drift effect), Efek
Pasang surut (tidal effect), Efek Lintang, Efek Topografi dan Variasi rapat massa
dimana nilai anomali yang dibutuhkan dalam eksplorasi gaya berat adalah anomali
akibat variasi rapat massa di bawah permukaan sehingga diperoleh gambaran
struktur bawah permukaan seperti patahan. Faktor variasi rapat massa batuan di
bawah pemukaan bumi adalah faktor yang signifikan dalam eksplorasi gaya berat
dan umumnya memiliki nilai yang sangat kecil dibandingkan keempat faktor
lainnya (Robinson, 1988).
3
Permukaan tanah ketika dikaji menggunakan Metode Gaya Berat sering mengalami
kendala yaitu, bentuk geografis atau topografi dari lapangan penelitian memiliki
bentuk yang tidak teratur seperti bukit, gunung, dan lembah. Hal ini mengakibatkan
terjadi pengaruh pada hasil pengukuran nilai gaya berat. Salah satu solusi yang
dapat dilakukan agar memperoleh nilai yang mendekati dari konfigurasi batuan
yaitu dengan cara menggunakan Koreksi Terrain. Koreksi Terrain dilakukan untuk
menghilangkan noise dari massa yang terdapat pada daerah titik pengamatan yang
mampu mempengaruhi harga dari anomali Bouguer. Anomali bouguer mampu
menggambarkan suatu variasi berupa densitas yang terdapat di permukaan bumi.
Variasi densitas batuan di bawah permukaan tanah merupakan faktor yang sangat
penting untuk memperoleh penyebaran anomali gaya berat sebagai prospeksi
geofisika (Tsoulis, 2001).
Terrain correction adalah salah satu koreksi yang perlu dilakukan untuk
menghilangkan efek dari terjadinya pasang-surut muka air laut yang terjadi akibat
tarikan gravitasi bulan yang pada suatu posisi tertentu tarikan atau gravitasi dari
bulan ini menyebabkan muka air laut dan mantel atau inti bumi akan lebih condong
ke posisi dimana bulan berada, sedangkan bahwa dalam sehari terjadi dua kali
pasang yaitu pasang naik dan pasang surut. Gravitasi bulan menarik air di samudra
ke arahnya gravitasi tersebut menyebabkan terbentuknya tonjolan air pada sisi bumi
yang paling dekat ke bulan dan pada sisi bumi yang berlawanan. Tonjolan air
tersebut (Bosy, 2016).
Terrain correction dilakukan untuk mengoreksi adanya pengaruh massa yang tidak
teratur di sekitar titik pengukuran. Dalam koreksi bouguer diasumsikan bahwa titik
pengukuran dilapangan berada pada suatu bidang datar yang sangat luas.
Sedangkan seringkali kenyataan dilapangan memiliki topografi yang berundulasi
seperti adanya lembah dan gunung. Cara menghitung koreksi topografi dapat
dilakukan dengan menggunakan Hammer Chart yang dikembangkan oleh Sigmund
Hammer (Reynolds, 1997).
Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik
observasi. Adanya bukti dan lembah disekitar titik amat akan mempenagruhi
besarnya medan gaya yang sebenarnya. Karena efek tersebut sifatnya mengurangi
medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan harus
ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat. Adanya efek medan akibat terdapat
bukit ataupun lembah disekitar titik pengukuran yang dapat menyebabkan efek
penambahan ataupun pengurangan nilai gaya berat pengukuran. Oleh karena itu
dilakukan koreksi medan (Kamilah, 2022).
Adanya bukit dan lembah akan mengurangi nilai gayaberat pengukuran sehingga
mengakibatkan pengurangan nilai gaya tarik gayaberat atau disebut denganefek
negatif. Penambahan koreksi topografi merupakan pertambahan nilai positif yaitu
sebesar efek gayaberat bukit dan lembah. Dengan demikian, hasil pengukuran
hanya merupakan cerminan dari efek distribusi densitas bawah permukaan dan
4
Gambar 3. Laptop
6
B. Diagram Alir
Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam diagram
alir berikut.
Mulai
Selesai
A. Hasil Praktikum
Adapun hasil dari praktikum berada pada lampiran.
B. Pembahasan
Hammer Chart terdiri dari zona dalam dan zona luar dengan lingkaran
konsentrik yang terbagi beberapa sektor. Selisih dari ketinggian stasiun
gravitasi dan ketinggian rata-rata kemudian dirujuk pada tabel Hammer
Chart agar didapatkan nilai koreksi medan dalam satuan mGal. Hammer
chart dikelompokkan berdasarkan besarnya radius, maka akan terbagi
8
menjadi dua. pertama inner zone, memiliki radius yang tidak terlalu besar
sehingga bisa didapatkan dari pengamatan langsung dilapangan. Kedua,
outer zone, memiliki radius yang cukup jauh sehingga biasanya perbedaan
ketinggian dengan titik pengukuran gravitasi menggunakan peta kontur.
Langkah-langkah penggunaan tabel Hammer untuk menghitung koreksi
medan adalah sebagai berikut: Buatlah peta Hammer pada kertas transparan
sesuai skala peta topografi. Koordinasikan plot Hammer dengan peta
topografi, dengan titik pusat bertepatan dengan titik gravitasi di mana
koreksi topografi akan dihitung. Baca tinggi setiap sektor di semua bagian,
perhatikan kontur elevasi di setiap sektor. Menghitung perbedaan
ketinggian antara pusat gravitasi dan ketinggian rata-rata setiap sektor.
Sesuai dengan perbedaan elevasi setiap ruas jalan, nilai koreksi medan
setiap ruas jalan dapat dihitung. Nilai koreksi medan merupakan
penjumlahan dari nilai koreksi medan dari beberapa sektor
Resume jurnal
Judul : Simpson’s 1/3 Rule Based Terrain Corrections On Gravity Methods
Using Borland Delphi 7
Bentuk topografi yang tidak teratur akan mempengaruhi nilai gaya berat
yang terukur. Oleh karena itu, adanya bukit/gunung tersebut harus dikoreksi
agar nilai gaya berat yang terukur dapat mendekati nilai gaya berat dari
konfigurasi batuan di sekitar titik amat. Caranya adalah dengan melakukan
koreksi terrain. Koreksi terrain dimaksudkan untuk menghilangkan
pengaruh massa di sekitar titik amat yang mempengaruhi harga anomali
bouguer. Anomali tersebut menggambarkan variasi densitas di permukaan
bumi. nilai koreksi terrain dilakukan secara manual menggunakan Hammer
Chart yang membagi daerah setiap titik amat dalam beberapa zona. Data
lapangan merupakan data riil daerah Karang sambung yang terdiri dari
longitude, latitude, dan altitude dengan koordinat UTM (Universal
Transverse Mercator) dalam meter. Sedangkan data batimetri diperoleh
dengan mengunduh data SRTM (Shuttle Radar Topograpphy Mission).
Dalam proses perhitungan baik menggunakan program maupun Hammer
Chart, data lapangan yang digunakan adalah 10 data. Pengujian
menggunakan metode Hammer Chart di peroleh nilai koreksi terrain
berinterval 0.70716 mGal hingga 0.82514 mGal. Adanya selisih nilai
koreksi terrain disebabkan oleh hal-hal seperti spasi data batimetri,
perumusan matematis yang tidak selalu sesuai dengan bentuk topografi
sesungguhnya, dan banyak segmen n. Hasil yang diperoleh oleh program
mendekati hasil yang diperoleh dengan metode Hammer Chart dan memiliki
pola kemiringan yang sama. Setelah diuji oleh uji t dua sampel bebas untuk
n = 1000 dan n = 5000 diperoleh t hitung < tabel, sehingga tidak ada
perbedaan yang signifikan nilai koreksi medan antara menggunakan metode
Hammer Chart dan menggunakan Aturan 1/3 Simpson.
V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Sailah, Siti. 2001. Analisa Koreksi Topografi dengan Menggunakan Model 3D.
Jurnal Penelitian Sains 9: 82:84