Anda di halaman 1dari 20

PERHITUNGAN GAYABERAT OBSERVASI

(Laporan Praktikum Metode Gayaberat)

Oleh
Fadhil Muhammad Nizam
2115051038

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Perhitungan Gayaberat Observasi

Tanggal Praktikum : 20 Maret 2023

Tempat Praktikum : Ruang 3.3 Gedung Teknik Geofisika Universitas Lampung

Nama : Fadhil Muhamma Nizam

NPM : 2115051038

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 3 (Tiga)

Bandar Lampung, 27 Maret 2023


Mengetahui,
Asisten

Astri Niken Saputri


NPM. 1915051044

ii
PERHITUNGAN GAYABERAT OBSERVASI

Oleh
Fadhil Muhammad Nizam

ABSTRAK

Pada hari senin 20 Maret 2023, Telah dilaksanakan Praktikum Metode Gaya Berat
secara tatap muka. Pada pertemuan kali ini dengan topik pembahasan mengenai
perhitungan gayaberat observasi. Metode gayaberat dilakukan dengan berdasar
pada pengukuran variasi medan gayaberat bumi. Gravitasi observasi adalah nilai
gravitasi yang didapat dari pengukuran dengan menggunakan Gravimeter yang
diukur diatas permukaan bumi, Hasil pengukuran gravimeter tidak selalu langsung
menampilkan nilai percepatan gravitasi dalam satuan miliGal, namun ada beberapa
jenis gravimeter yang masih menampilkan nilai bacaan alat dalam satuan skala.
Oleh sebab itu perlu dilakukan konversi nilai bacaan. Setelah dilakukan konversi
ke satuan miliGal, selanjutnya dilakukan koreksi. Koreksi drift merupakan koreksi
pada data gravitasi akibat perbedaan pembacaan nilai gravitasi di stasiun yang sama
pada waktu yang berbeda oleh gravimeter. Pada praktikum kali ini, menggunakan
software Grav TC dan excel, dari software Grav TC kita memperoleh nilai tide.obs
yang selanjutnya nilai ini dimasukkan ke dalam excel, untuk menghitung nilai drift
correction dan membuat grafik nilai drift correction. Pada praktikum kali ini,
menggunakan software Grav TC dan excel, dari software Grav TC kita memperoleh
nilai tide.obs yang selanjutnya nilai ini dimasukkan ke dalam excel, untuk
menghitung nilai drift correction dan membuat grafik nilai drift correction.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ...................................................................................... 1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan .......................................................................................... 5
B. Diagram Alir ............................................................................................. 6

IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Praktikum ......................................................................................... 7
B. Pembahasan ............................................................................................... 7

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis ........................................................................................... 5
Gambar 2. Modul Praktikum Metode Gayaberat ................................................ 5
Gambar 3. Laptop ................................................................................................ 5
Gambar 4. Software Excel ................................................................................... 5
Gambar 5. Software Grav TC .............................................................................. 5
Gambar 6. Diagram Alir ...................................................................................... 6

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode gaya berat merupakan metode geofisika yang didasarkan pada
pengukuran variasi medan gravitasi. Adanya variasi rapat-massa batuan di
suatu tempat dengan tempat lain akan menimbulkan medan gayaberat yang
tidak merata, perbedaan inilah yang terukur di permukaan bumi. Dalam
metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat
massa batuan dibawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya di selidiki
adalah medan gravitasi dari salah satu titik observasi terhadap titik observasi
lainya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui.

Pada metode gaya berat terdapat beberapa koreksi yang sangat penting untuk
dilakukan agar data hasil akuisisi dapat digunakan dalam proses pengolahan.
Salah satunya, drift correction. Hasil pengukuran gaya berat dengan gravimeter
tidak selalu langsung menampilkan nilai percepatan gravitasi dalam satuan
miliGal, namun ada beberapa jenis gravimeter yang masih menampilkan nilai
bacaan alat dalam satuan skala. maka perlu dilakukan konversi nilai bacaan.
Setelah dilakukan konversi ke satuan miliGal, selanjutnya dilakukan koreksi.
Drift correction ini sangat penting untuk dilakukan setelah melakukan tide
correction agar data hasil akuisisi dapat digunakan dalam proses pengolahan.

Dalam pengukuran medan gravitasi dengan menggunakan gravitymeter, kita


diharapkan mengetahui cara mengkalibrasi alat tersebut. Hal ini dikarenakan
keadaan komponen alat-alat tersebut setiap saat dapat berubah. Alat ukur
gayaberat tidak memberikan harga gayaberat secara langsung karena
pengukuran di suatu titik permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya variasi topografi, variasi ketinggian, pasang surut, goncangan
padapegas alat, lintang dan variasi densitas bawah permukaan.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
serta melakukan perhitungan nilai koreksi drfit.
II. TEORI DASAR

Metode gayaberat adalah metode dalam geofisika yang dilakukan untuk


menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa
jebakan mineral dari daerah sekeliling (ρ = gram/cm3). Metode ini adalah metode
geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini
disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan
sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain.
Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat
alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mGal), dengan demikian anomali
kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode pengukuran data, harus dilakukan dengan
sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat (Sarkowi, 2009).

Nilai gaya berat terukur merupakan total gaya percepatan yang di derita oleh suatu
titik akibat bermacam sumber. Beberapa sumber yang mempengaruhi hasil
pengukuran yakni, posisi bumi pada pergerakan di tata surya (efek tidal), Perbedaan
gaya berat akibat perbedaan derajat lintang di bumi, perubahan akibat perbedaan
ketinggian permukaan (elevasi), efek dari topografi sekelilingnya, perubahan
daerah keliling, gedung, banjir, hujan, dll. akan mempengaruhi hasil pengukuran,
dan variasi atau perubahan rapat massa disetiap tempat, secara lateral maupun
vertikal. Oleh karena itu anomali gaya berat akan digunakan mengamati keadaan
bawah permukan tertentu, maka anomali gaya berat dari komponen yang tidak di
kehendaki dengan menerapkan koreksi dan reduksi. Anomali yang akan dibuat
model bawah permukaan haruslah memang anomaly yang diakibatkan oleh anomali
rapat massa di bawahnya (Sarkowi, 2013).

Pengukuran gaya berat di lapangan banyak mengandung nilai-nilai yang bukan


berasal dari refleksi bawah permukaan. Oleh karena itu sebelum data diolah dan
diinterpretasikan lebih jauh diperlukan suatu proses reduksi yang berupa koreksi-
koreksi terhadap nilai gaya berat hasil pengukuran lapangan. Koreksi-koreksi
tersebut terdiri dari koreksi pasang surut, koreksi apungan, koreksi udara bebas,
koreksi Bouguer, koreksi lintang, dan koreksi medan (Araffa dkk., 2015).
3

Koreksi drift adalah koreksi penyimpangan alat merupakan koreksi pada data
gravitasi akibat perbedaan pembacaan nilai gravitasi di stasiun yang sama pada
waktu yang berbeda oleh gravimeter, perbedaan tersebut disebabkan karena terjadi
guncangan pegas dan perubahan temperatur pada alat gravimeter selama proses
perjalanan dari satu stasiun ke stasiun berikutnya. Komponen gravimeter dirancang
dengan sistem keseimbangan pegas yang dilengkapi dengan massa beban yang
tergantung diujungnya. Karena pegas yang tidak elastis sempurna, maka sistem
pegas mengembang dan menyusut perlahan sebagai fungsi waktu. Untuk
menghilangkan efek tersebut, proses akusisi data atau pengukuran dirancang dalam
suatu lintasan tertutup sehingga besar penyimpangan tersebut dapat diketahui
(Reynold, 1997).

Proses pengukuran gaya berat memiliki tiga tahapan, yaitu pengukuran gaya berat
dapat dilakukan di lokasi maupun lapangan atau akuisi, pengolahan data, dan
interpretasi hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan. Setiap pengumpulan
data gaya berat memiliki beberapa koreksi yang harus dilakukan sehingga
mendapatkan nilai yang sebenarnya. Koreksi yang dipakai pada Metode Gaya Berat
antara lain: Koreksi Drift (apungan), Terrain (topografi), Tide (pasang surut bumi),
Latitude (garis lintang), Bouguer, dan Udara Bebas. Permukaan tanah ketika dikaji
menggunakan Metode Gaya Berat sering mengalami kendala yaitu, bentuk
geografis atau topografi dari lapangan penelitian memiliki bentuk yang tidak teratur
seperti bukit, gunung, dan lembah. Hal ini mengakibatkan terjadi pengaruh pada
hasil pengukuran nilai gaya berat. Salah satu solusi yang dapat dilakukan agar
memperoleh nilai yang mendekati dari konfigurasi batuan yaitu dengan cara
menggunakan Koreksi Terrain (Janah, 2020).

Faktor koreksi eksternal dan internal yang berpengaruh pada pengukuran sebagai
berikut: Faktor ekternal yaitu, Pasang surut bumi dan pasang surut laut, Perubahan
tekanan udara. Pengaruh hidrogeologi, dan Polar motion. Faktor Internal yaitu
Faktor kalibrasi, Kesalahan periodic, Drift (apungan), Kemiringan alat (Tillt effect),
Pengaruh Barometrik, Mechanical hysteresis, Pengaruh suhu, Medan Magnet bumi,
Tegangan yang tidak stabil. Pada gravimeter relatif dengan sistem pegas dilengkapi
dengan masa yang tergantung bebas pada ujungnya. Karena sifat elastisitas pegas,
maka sistem pegas tidak kembali ke kedudukan semula. Koreksi karena sifat pegas
ini disebut koreksi apungan (drift), dan selalu menunjukan perubahan setiap waktu
dari nilai pembacaan pada titik ukur yang sama. Dan dapat dianggap linier untuk
waktu yang relatif pendek kurang dari 4 jam (Yusuf, 2015).

Teknik pengolahan data dimulai dengan melakukan perhitungan koreksi terhadap


data yang sudah didapat. Variabel-variabel data yang didapat, dimasukkan dalam
persamaan di setiap koreksi gaya berat sesuai dengan keterkaitannya terhadap
persamaan tersebut. Pengolahan atau perhitungan dari setiap koreksi gaya berat,
dibantu dengan menggunakan software atau program Microsoft Excel.
4

Untuk koreksi gaya berat yang pertama, ialah koreksi pasang surut. Dalam koreksi
pasang surut, Biasanya koreksi pasang surut ini sudah terdapat pada drift dari alat
setelah nilai koreksi pasang surut diperoleh, maka selanjutnya dilanjutkan untuk
perhitungan koreksi kelelahan alat. Dalam koreksi drift, data-data yang diperlukan
adalah data nilai gaya berat, waktu, posisi, dan ketinggian. Setelah nilai koreksi
drift diperoleh, maka kedua nilai koreksi ini dimasukkan pada sebuah persamaan.
Gobs merupakan nilai gravitasi observasi, hasil hitungan dari koreksi pasang surut
dan koreksi kelelahan alat (drift). Setelah mendapatkan nilai gobs, dilanjutkan
dengan perhitungan koreksi lintang yang mengaitkan data posisi. Koreksi lintang
adalah koreksi yang dikurangi dari gravitasi teramati (gobs) yang dipengaruhi oleh
bentuk ellipsoid dan rotasi bumi (Pane, 2015).

Dalam pengukuran metode gravitasi, percepatan gravitasi yang diukur tidak hanya
berasal dari densitas yang dipengaruhi oleh anomali saja, tetapi ada faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi data percepatan gravitasi yang diukur, diantaranya yaitu
efek variasi waktu, efek kelelahan alat (drift), efek pasang surut tide dan satu lagi
yaitu efek variasis pasial (efek topografi, efek lintang dan lain sebagainya). Oleh
karena banyak faktor yang mempengaruhi nilai pengukuran gravitasi, maka perlu
dilakukan koreksi-koreksi di dalam proses pengolahan datanya. Penelaahan tentang
konsep reduksi data gravitasi lebih mudah dipahami dengan cara menelaah terlebih
dahulu arti anomali medan gravitasi. Anomali medan gravitasi didefenisikan
sebagai selisih nilai medan gravitasi yang terukur di topografi atau posisis (x, y, z)
dengan medan gravitasi teoritits di topografi untuk lokasi yang sama. Anomali
medan gravitasi ini ditimbulkan oleh adanya kortas densitas dibawah permukaan
bumi. Medan gravitasi teoritis yaitu medan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
non-geologi dan harganya dihitung berdasarkan rumusan-rumusan yang dijabarkan
secara teoritis. Nilai Medan ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian, dan
massa topografi di sekitar titik tersebut (Ilmi, 2014).

Hasil pengukuran gayaberat dengan menggunakan alat gravimeter berdasarkan


satuan pembacaannya dibagi menjadi dua macam, yaitu bacaan dalam satuan skala
dan bacaan dalam satuan miliGal/microGal. Untuk bacaan yang masih dalam skala
harus ditransfer ke dalam satuan miliGal atau microGal, sedangkan untuk
gravimeter yang dimili bacaan dalam satuan miliGal atau microGal langsung bisa
dipakai. Pada awalnya alat ukur gayaberat yang menggunakan sensor pegas, hasil
bacaan pengukuran gayaberat belum dalam satuan gayaberat tetapi masih
menggunakan satuan skala. Untuk itu perlu dilakukan konversi bacaan gayaberat
dari satuan skala ke satuan miliGall. Pada umumnya nilai bacaan dari alat ini adalah
relative terhadap base stasiun. Contoh alat ukur gayaberat yang menggunakan
satuan skala yaitu Gravimeter Worden dan Gravimeter L&R. masing-masing alat
gravimeter memiliki tabel konversi sendiri-sendiri. Untuk alat yang masih baru
konversi dilakukan menggunakan tabel tersebut, tetapi untuk alat yang Sudah lama
maka perlu kalibrasi untuk mendapatkan nilai konversi yang baru (Sarkowi, 2020).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Praktikum Metode Gayaberat

Gambar 3. Laptop

Gambar 4. Software Excel

Gambar 5. Software Grav TC


6

B. Diagram Alir
Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam diagram
alir berikut.

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Menginput longitude, latitude, waktu, elevasi, dan


interval ke dalam software Grav TC

Melakukan generate untuk mendapatkan nilai


tide.obs

Memindahkan data nilai tide.obs ke excel atau tabel


data yang sesuai dengan waktu pada pengukuran
tiap titik

Menghitung nilai drift correction dengan nilai drift


dan Gravcoor

Grafik drift correction

Selesai
Gambar 6. Diagram Alir
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Adapun hasil praktikum terdapat di dalam lampiran.

B. Pembahasan
Telah dilakukan sebuah praktikum gayaberat yang membahas tentang
perhitungan gayaberat observasi. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 20
Maret 2023 di ruang 3.3 teknik geofisika. Praktikum ini dilaksanakan dengan
tujuan agar mahasiswa dapat melakukan konversi data gayaberat dari data
hasil pengukuran gravitymeter, yaitu dari skala alat gravitymeter ke mGal,
yang selanjutnya digunakan dalam proses pengelolahan. Bedasarkan skala
pembacaan hasil pengukuran gaya berat menggunakan gravitymeter dibagi
menjadi dua yaitu bacaan dalam satuan skala yang dimana harus di transfer
ke dalam satuan miliGal atau microGal dan bacaan dalam satuan microGal
atau miliGal yang memiliki bacaan dalam satuan miliGal atau microGal
langsung bisa dipakai. Sedangkan bedasarkan hasil pembacaanya itu
gayaberat relatif dan gayaberat absolut.

Koreksi Apungan (Drift Correction) adalah koreksi akibat perbedaan


pembacaan gaya berat di titik pengukuran yang sama pada waktu berbeda, hal
tersebut disebabkan oleh adanya guncangan atau pergeseran pegas pada alat
gravitymeter selama proses perpindahan dari titik pengukuran satu ke titik
pengukuran lainnya. Untuk menghilangkannya dapat dilakukan dengan
akuisisi data gaya berat yang didesain dalam rangkaian tertutup (loop),
sehingga besar penyimpangan dapat diketahui dan diasumsikan linier pada
selang waktu tertentu. Koreksi apungan ini selalu dikurangkan terhadap
pembacaan gravimeter. Untuk menghitung nilai gravitasi pengukuran pada
koreksi pasang surut dan koreksi apungan dapat menggunakan gravimeter.
Gravimeter adalah alat untuk mengukur medan gravitasi bumi. Koreksi drift
8

Ini dilakukan karena adanya efek penambahan panjang pegas akibat kelelahan
karena dipakai terus menerus. Untuk mengoreksinya, skenario pengukuran
dibuat looping. Lopping adalah koreksi drift yang dilakukan untuk
menghitung faktor kelelahan alat. Pengukuran dilakukan secara looping atau
kembali ke tempat asalnya. Pengukuran looping ini dimulai di basecamp,
pada suatu titik yang sudah ditandai, kemudian diakhiri dengan mengukur
pada tempat yang sama setelah selesai mengukur seharian. Nilai gravitasi
basecamp yang terukur pada saat akhir pengukuran nilainya akan berbeda
dengan pengukuran awal. Prinsip dasar koreksi apungan ini adalah membagi
nilai drift total ke setiap stasiun pengukuran proporsional terhadap waktu.
Semakin akhir pengukuran yang dilakukan maka semakin besar juga nilai
driftnya dan begitupun sebaliknya.

Koreksi apungan (drift) diberikan karena ada perbedaan pembacaan gravity


dari stasiun yang sama pada waktu yang berbeda, yang disebabkan oleh
guncangan pegas alat gravitimeter selama proses transportasi dari satu stasiun
ke stasiun lainnya. Untuk menghilangkan efek ini, akuisisi data di desain dalam
suatu rangkaian tertutup, sehingga besar penyimpangan tersebut dapat
diketahui dan diasumsikan linear pada selang waktu tertentu.

Gayaberat observasi (g.obs) merupakan nilai gayaberat hasil pengukuran pada


titik di permukaan bumi. Nilai g.obs ini tidak langsung ditunjukkan dari
gravimeter melainkan perlu dilakukan beberapa koreksi yang diperlukan.
Rumus gayaberat observasi ialah gobs = ∆g stasiun – drift + tidal. gobs
merupakan nilai gravitasi mutlak pada stasiun tertentu. Berbeda dengan nilai
gravitasi absolut. Gravitasi mutlak memiliki orde 900.000 mgal. Nilai tersebut
akan direduksi untuk mendapatkan anomali gravitasi di titik pengukuran.

Pada praktikum ini praktikan diberikan tugas yaitu membuat grafik koreksi
drift terhadap waktu. Untuk membuat grafik koreksi drift terhadap waktu,
maka terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan
grafik tersebut. Sebelum melakukan pengolahan data, adapun praktikan
diberikan data wilayah Ulu Belu, dimana pada tabel data tersebut sudah
memuat data mengenai stasiun, latitude, longitude, elevasi, waktu, nilai bacaan
alat, serta nilai dari Grav log, Grav obs, dan Grav coor. Dari nilai-nilai yang
sudah memuat tersebut, maka kita dapat membuat grafik drift correction
dengan menginput pada kolom tabel yang baru yaitu berisi nilai waktu awal
dan waktu akhir, kemudian menambahkan nilai Grav coor dan nilai drift.
Setelah menginput ketiga nilai ini, maka kita dapat memunculkan grafik drift
correction terhadap waktu menggunakan chart yang terdapat pada microsoft
excel. Kemudian untuk mencari nilai tide dan drift terhadap waktu yaitu
menggunakan formula tide.obs dikurangi dengan nilai drift, sehingga nanti
untuk menampilkan grafik tide dan drift terhadap waktu yaitu memasukkan
nilai waktu dan nilai tide.obs dikurangi drift.
V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Koreksi Apungan (Drift Correction) adalah koreksi akibat perbedaan pembacaan
gaya berat di titik pengukuran yang sama pada waktu berbeda, hal tersebut
disebabkan oleh adanya guncangan atau pergeseran pegas pada alat gravitymeter
selama proses perpindahan dari titik pengukuran satu ke titik pengukuran lainnya.
2. Untuk menghitung nilai drift correction dapat dilakukan dengan
menggunakan software Grav TC dan software excel dengan cara mencari nilai
tide.obs terlebih dahulu, kemudian dari nilai tide.obs dapat mencari nilai drift
yang akan digunakan untuk menghitung drift correction, dimana untuk
menampilkan grafik dari drift correction yaitu menggunakan waktu, nilai
drift.
3. Lopping adalah koreksi drift yang dilakukan untuk menghitung faktor kelelahan
alat.
4. Gayaberat observasi (g.obs) merupakan nilai gayaberat hasil pengukuran pada titik
di permukaan bumi dengan umus gayaberat observasi ialah gobs = ∆g stasiun –
drift + tidal.
DAFTAR PUSTAKA

Arrafa, S.A.S., Helaly, A.S., Khozium, A., Lala, A.M.S., Soliman, S.A, dan Hassan,
N. M. 2015. Delineating Groundwater and Subsurface Structures By Using
2D Resistivity, Gravity And 3D Magnetic Data Interpretation Around Cairo–
Belbies Desert Road, Egypt. NRIAG Journal of Astronomy ang Geophysics,
4(1): 134-146.

Ilmi, S. 2014. Interpretasi Bawah Permukaan Sistem Panas Bumi Diwak Dan
Derekan Berdasarkan Data Gravitasi. Youngster physics journal. 3(2): 165-
170.

Janah, A.F. 2020. Analisis Data Gaya Berat di Daerah Bendan Duwur. Semarang:
UNS.

Pane, S. 2015. Aplikasi Microgravity Time-Lapse dalam Pemantauan Reservoir


Panasbumi dengan Menggunakan Prisma Persegi Panjang. Skripsi.
Bandung: Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung.

Reynolds, J.M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics,


New York, John Willey and Sons, 418).

Sarkowi, M. 2009. Eksplorasi Gaya Berat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sarkowi, M. 2013. Metode Eksplorasi Gaya Berat. Bandar Lampung: UNILA.

Sarkowi, M. 2020. Buku Praktikum Eksplorasi Gayaberat. Lampung: Universitas


Lampung.

Yusuf, M. 2015. Analisis Data Gayaberat Kombinasi Dengan Menggunakan


Gravimeter Absolut (A10) Dan Gravimeter Relatif (Lacoste Romberg).
Geophysical Instrumentation Subdivision, Meteorological Climatological
and Geophysical Agency.
LAMPIRAN
7 NOVEMBER 1991

DRIFT VS TIME
0,080
0,060 y = 0,0135x - 0,1656
0,040
0,020
0,000 DRIFT VS TIME
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
-0,020 Linear (DRIFT VS TIME)
-0,040
-0,060
-0,080
-0,100

Lampiran.1

TIDE & DRIFT VS TIME


0,100
0,090
0,080
0,070
0,060
0,050
TIDE & DRIFT VS TIME
0,040
0,030
0,020
0,010
0,000
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00

Lampiran.2
6 NOVEMBER 1991

DRIFT VS TIME
0,15

y = 0,021x - 0,2125
0,1

0,05
DRIFT VS TIME
Linear (DRIFT VS TIME)
0
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
-0,05

-0,1

Lampiran.3

TIDE & DRIFT VS TIME


0,120

0,100

0,080

0,060
TIDE & DRIFT VS TIME
0,040

0,020

0,000
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
-0,020

Lampiran.4
5 NOVEMBER 1991

DFIFT VS TIME
0,2
y = 0,0507x - 0,4589
0,15

0,1
DFIFT VS TIME
Linear (DFIFT VS TIME)
0,05

0
0,00 5,00 10,00 15,00
-0,05

Lampiran.5

TIDE & DRFIT VS TIME


0,035

0,030

0,025

0,020

0,015 TIDE & DRFIT VS TIME

0,010

0,005

0,000
0,00 5,00 10,00 15,00

Lampiran.6
26 OKTOBER 1991

DRFIT VS TIME
0,07

0,06 y = 0,0035x - 0,0019


0,05

0,04
DRFIT VS TIME
0,03
Linear (DRFIT VS TIME)
0,02

0,01

0
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00

Lampiran.7

TIDE & DRFIT VS TIME


0,060
0,040
0,020
0,000
-0,020 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
-0,040 TIDE & DRFIT VS TIME
-0,060
-0,080
-0,100
-0,120
-0,140

Lampiran.8

Anda mungkin juga menyukai