Anda di halaman 1dari 19

SURFER

(Laporan Praktikum Perpetaan)

Oleh:
Ilham Fahmi Ramadahan
2215051053

LABORATORIUM GEOFISIKA REKAYASA DAN LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : SURFER

Tanggal Praktikum : 28 Oktober 2022

Tempat Praktikum : Gedung Teknik Geofisika, Ruang 3.3, Universitas


Lampung

Nama : Ilham Fahmi Ramadhan

NPM : 2215051053

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : V (Lima)

Bandar Lampung, 11 November


2022
Mengetahui,
Asisten

Alika Tabriza Adhani


NPM. 1915051033
ii
SURFER

Oleh
Ilham Fahmi Ramadhan

ABSTRAK

Praktikum kali ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 28 Oktober 2022. Awal
praktikum praktikan harus melakukan pretest terlebih dahulu, setelah pretest
praktikan diharapkan mengikuti pengarahan dari pemateri untuk melaksanakan
materi dengan judul materi Surfer. Surfer merupakan suatu program yang
digunakan untuk melakukan beberapa prosessing data, seperti griding data
(membuat data dari bentuk yang tidak teratur kedata yang teratur melalui proses
interpolasi), melakukan konturing data 3D, melakukan slacing data 2D,
melakukan proses filtering data dengan beberapa metode, membuat peta dan lain-
lain. Dalam praktikum kali ini juga membahas mengenai kontur topografi dan
griding data menggunakan surfer. Terdapat banyak jenis griding data yang dapat
digunakan diantaranya adalah krigging, minimum curvature, TIN dan masih
banyak lagi. Sebelum melaksanakan praktikum, terlebih dahulu mempersiapkan
diri dengan pemahaman mengenai pembahasan yang akan dibawakan dalam
praktikum, serta menyiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk
menunjang jalannya praktikum seperti modul, alat tulis, laptop yang sudah ter
install software surfer serta alat penunjang praktikum lainnya. Tujuan
dilaksanakannya praktikum ini adalah agar praktikan mampu membuat peta
topografi menggunakan surfer, praktikan mampu membuat profil penampang dari
topografi, serta praktikan mampu mendigitasi peta dengan menggunakan surfer.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
I. PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Tujuan Praktikum.......................................................................1

II. TEORI DASAR..............................................................................2

III. METODOLOGI PRAKTIKUM...................................................4


A. Alat dan Bahan...........................................................................4
B. Diagram Alir...............................................................................5

IV. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN......................................6


A. Data Pengamatan........................................................................6
B. Pembahasan................................................................................6

V. KESIMPULAN...............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat tulis.................................................................................................4
Gambar 2. Modul Praktikum Perpetaan...................................................................4
Gambar 3. Laptop.....................................................................................................4
Gambar 4. Diagram Alir...........................................................................................5

v
I.
II. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah lahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat lahan yang


memiliki dataran yang landai, curam, dan juga terjal. Perbedaan tersebut
diakibatkan oleh beda tinggi dalam satu lahan. Lahan yang memiliki dataran
yang berbeda dapat dilihat secara langsung. Namun, untuk mengetahui perbedaan
ketinggian dataran tersebut secara kuantitas, metode yang dapat digunakan yaitu
metode grid. Data grid  selanjutnya dapat diolah dalam sebuah software yang
dikenaldengan nama surfer. Surfer memiliki kegunaan dalam pembuatan peta
kontur. Peta kontur digunakan untuk menunjukkan ketinggian permukaan dalam
sebuah dataran. Pengenalan mengenai surfer penting dilakukan. Pengenalan
Software tersebut memiliki tujuan agar penggunaan yang berupa deretan menu,
simbol-simbol, dapat maksimal. Deretan menu pada surfer memiliki kegunaan
begitu pula dengan simbol-simbol yang terdapat didalamnya. Surfer memiliki
prinsip kerja menyebarkan data tabular xyz. Tabular xyz yang tak beraturan
disebar menjadi lembar titik-titik segi empat beraturan yangdisebut dengan grid.
Grid membentuk serangkaian garis vertikal dan horizontal yang dalam
surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentukkontur
dan  surface tiga dimensi.Telah disebutkan sebelumnya bahwa  surfer digunakan
untuk mengolah data grid sehingga menjadi peta kontur. Peta kontur ber#ungsi
untuk melihat perbedaantinggi titik pada suatu dataran sehingga pengetahuan
mengenai pembuatan peta kontur penting diketahui. Oleh karena itu, praktikum
mengenai surfer dilakukan agar keterampilan mengolah data grid pada software
surfer.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum kali ini sebagai berikut:


1. Praktikan dapat membuat peta topografi menggunakan Surfer
2. Praktikan mampu membuat profil penampang dari topografi
3. Praktikan mampu mendigitasi peta menggunakan Surfer

III. TEORI DASAR

Program   surfer   dilengkapi   dengan   fasilitas   perhitungan volume gusur dan


timbun (cut and fill), yaitu volume tanah yang dibutuhkan untuk meratakan lahan
pada elevasi tertentu. Input data yang diperlukan adalah koordinat titik-titik dan
elevasinya (x, y, z) yang diperoleh dari pengukuran topografi. Data ini akan
diolah untuk menghasilkan peta kontur wilayah secara langsung serta volume
gusur-timbun yang diperlukan. Dengan perangkat ini, pekerjaan penggambaran
peta kontur serta perhitungan volume gusur-timbun dapat dilaksanakan secara
cepat dan peta yang dihasilkan dapat direproduksi dengan cepat (Suharsono,
1988).

Surfer tidak mensyaratkan perangkat keras ataupun sistem operasi yang tinggi.
Oleh karena itu, surfer relatif mudah dalam aplikasinya. Surfer bekerja pada
sistem operasi windows 9x dan windows NT. Surfer memberikan kemudahan
dalam pemuatan berbagai macam peta kontur atau model spasial 3 Dimensi.
Sangat membantu dalam analisis volume trik, cut and fill, slope, dan lain-lain.
Memungkinkan pembuatan peta 3 dimensi dari suatu data tabular yang disusun
dengan menggunakan worksheet seperti excel dan lain-lain (Firdaus, 2011).

Surfer membantu dalam analisis kelerengan, ataupun morfologi lahan dari suatu
foto udara atau citra satelit yang telah memiliki datum ketinggian. Aplikasi lain
yang sering menggunakan surfer adalah analisis spasial untuk mitigasi bencana
alam yang berkaitan dengan faktor topografi dan morfologi lahan. Surfer dapat
memberikan gambaran secara spasial letak potensi bencana. (Endarto, 2005).

Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta
kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat lunak
ini melakukan plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi lembar titik-titik
segi empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan
horisontal yang dalam Surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar
pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis vertikal dan horisontal ini
memiliki titik-titik perpotongan. (Srijono, 1981).
Lembar kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu surface plot, worksheet,editor.
Surface plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau file
grid. Pada saat awal dibuka, lembar kerja ini berada pada kondisi yang
masihkosong. Pada lembar plot ini peta dibentuk dan diolah untuk selanjutnya
disajikan. Lembar plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta
dalam dua dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional seperti
bentukan mukatiga dimensi. Lembar plot ini menyerupai lembar layout dimana
pengguna melakukan pengaturan ukuran, teks, posisi obyek, garis, dan berbagai
property lain. Pada lembar ini pula diatur ukuran kertas kerja yang nanti akan
digunakansebagai media pencetakan peta (Saleh, 2011).

Kriging adalah interpolator geostatistik yang paling sering digunakan pada


berbagai bidang ilmu. Kriging dapat menghubungkan titik-titik bernilai ekstrim
tanpa mengisolasinya sehingga tidak terbentuk efek “mata sapi”. Kriging pada
perangkat lunak Surfer dapat difungsikan sebagai interpolator yang eksak atau
sebagai penghalus, bergantung pada parameter yang digunakan. Hasil prediksi
Kriging lebih akurat daripada metode regresi. Metode ini membolehkan eror yang
berkorelasi, sehingga semakin dekat nilai masukan, semakin kuat korelasi
keluaran. Regresi menggunakan satu himpunan parameter estimasi untuk semua
nilai masukan, sementara Kriging mengadaptasi parameternya (pembobotan)
untuk memprediksi perubahan nilai masukan (Siregar dan Muhammad, 2009).
IV. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Praktikum Perpetaan

Gambar 3. Laptop
5

B. Diagram Alir
Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam diagram alir
berikut:

Mulai

Mengerjakan pretest

Mendengarkan materi yang disampaikan pemateri

Mempersiapkan alat tulis seperti laptop, dan aplikasi


surfer

Membuka software surfer

Memasukan data koordinat yang telah diberikan

Mendapatkan hasil peta topografi


dan profil penampang

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir


5

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pada praktikum kali ini telah terlampir pada lembar lampiran.

B. Pembahasan

Adapun praktikum geologi dasar ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 28
Oktober 2022, di Gedung Teknik Geofisika ruang 3.3 dengan topik
pembahasan mengenai Surfer. Dalam praktikum kali ini pada awal praktikum
praktikan diharapkan untuk mengerjakan pretest, setelah mengerjakan pretest
peakrikan diharapkan mendengarkan oemateri yang membawakan materi
mengenai surfer. asisten memulai memaparkan materi yang diselingi oleh
beberapa pertanyaan baik dari asisten maupun dari praktikan. Setelah semua
materi telah dijelaskan, asisten memberikan sejumlah tugas untuk laporan
praktikum kali ini.

Topografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu topos (tempat) dan graphi
(menggambar). Dengan kata lain, peta topografi adalah peta yang
menggambarkan relief permukaan bumi yang dilengkapi dengan
penggambaran perairan, kebudayaan, vegetasi, transportasi, toponimi, dan
batas administratif. Pada umumnya, peta topografi polynom dengan
penggambaran ketinggian dari permukaan laut dalam bentuk garis bayangan
yang disebut dengan garis kontur. Garis kontur juga digunakan untuk
mengetahui kemiringan lereng sehingga dapat diketahui tinggi atau tidaknya
suatu tempat. Semakin rapat garis kontur, maka semakin curam tempat
tersebut. Garis kontur, juga dikenal sebagai tranche, garis kontur, atau garis
kontur horizontal, adalah garis imajiner pada atau di dalam suatu area pada
peta yang menghubungkan dan menunjukkan titik-titik pada peta yang
memiliki ketinggian yang sama. Garis ini menunjukkan pergerakan naik turun
atau evolusi kondisi tanah. Misalnya, garis kontur ditunjukkan dengan angka
+ 25 meter. Artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang memiliki
elevasi atau ketinggian yang sama +
25meter dengan elevasi atau ketinggian tertentu. Kontur ini dapat dibuat
dengan memproyeksikan garis vertikal yang memotong permukaan bumi pada
5

bidang datar ke bidang horizontal pada peta. Kontur yang dibuat pada peta
berhubungan langsung dengan skala kontur yang dibuat sesuai dengan skala
peta yang diinginkan. Kontur bagian dalam selalu lebih tinggi dari bagian luar.
Garis kontur selalu berjarak pada skala yang sama Indeks kontur ditunjukkan
dengan garis yang lebih tebal Semakin dekat jarak antar kontur, semakin
curam kemiringan. Jika kontur bergerigi (misalnya pegunungan), kemiringan
mendekati atau sama dengan 90° Letaknya antara dua garis kontur yang
dipisahkan oleh ketinggian. Pelana di antara dua gunung besar disebut celah.

Surfer adalah salah satu program yang dapat digunakan dalam pembuatan peta
kontur serta pemodelan tiga dimensi dengan berdasarkan pada grid. Program
surfer melakukan plotting data tabular XYZ tidak tetatur menjadi lembar titik-
titik persegi (grid) yang teratur. Grid adalah rangkaian garis vertikal dan
horizontal yang dalam program Surfer berbentuk persegi dan dimanfaatkan
sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis vertikal dan
horizontal tersebut memiliki titik-titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini
disimpan nilai Z yang berupa titik ketinggian atau kedalaman. Sedangkan
gridding adalah proses pembentukan rangkaian nilai Z yang teratur dari
sebuah data XYZ. Hasil dari proses gridding tersebut adalah file grid yang
disimpan kedalam format (.grd). Proses gridding data di Surfer dapat
dilakukan dengan membuka software Surfer. Setelah Anda berada di layar
beranda Surfer, klik opsi Lembar Kerja Baru. Klik untuk menampilkan lembar
kerja, pilih Grid dari toolbar, dan klik Data. Mengklik data menampilkan layar
yang menunjukkan file yang ada untuk memilih file yang akan dikontur. File
pemrosesan kontur adalah data dalam Ms Excel. Setelah dipilih, klik Buka.
Kemudian sesuaikan posisi kolom X, Y, dan Z. Lanjutkan menyesuaikan
bagian metode Grid dengan metode yang ingin Anda gunakan. Kemudian klik
OK. Untuk kisi data, indikator ditampilkan.

Surfer memiliki banyak metode yang tersedia untuk merasterisasi data yang
dapat Anda gunakan. Tiga di antaranya adalah metode Kriging, Modified
Shepard’s Method, dan Radial Basis Function. Metode Kriging merupakan
metode gridding geostatistik yang telah terbukti bermanfaat dan populer di
berbagai bidang. Metode ini menghasilkan peta visual yang menarik dari data
yang tidak beraturan. Kriging adalah metode gridding yang sangat fleksibel.
Dimana Kriging dapat membuat jaringan yang akurat dari data. Metode
Kriging memiliki beberapa keunggulan. Antara lain, metode Kriging sebagai
interpolator menggabungkan korelasi spasial antar data, yang tidak berlaku
untuk metode statistik tradisional. Kriging mengasumsikan bahwa data
terdistribusi secara normal, tetapi sebagian besar data lapangan tidak
memenuhi kondisi ini. Selanjutnya mengenai Modified Shepard’s Method,
Metode ini sangat mirip dengan metode inverse distance to a power, namun
5

bedanya terletak pada pilihan factor smoothing dalam variogram yang terdapat
di dalamnya. Jika metode inverse distance to a power menghasilkan garis
kontur yang menyerupai mata sapi (bull's eye effect), metode modified
shepard's ini
lebih tegas garisnya, sehingga kurang halus dalam penggambaran garis kontur.
Algoritma matematis yang digunakan sama dengan metode inverse distance to
a power, namun dengan tambahan titik kuadratis yang dirumuskan oleh
Franke dan Nielson (1980) dan disempurnakan oleh Renka (1988). Dan
metode yang terakhir adalah Radial Basis Function, metode radial basis
menggunakan dasar (basis) yang berupa lingkaran (radians) untuk
menghasilkan garis kontur yang halus (smooth). Metode ini tergolong dalam
interpolator eksak, sehingga akurat dalam penggambaran konturnya.
Perhitungan matematis dalam metode ini adalah sebagai fungsi inverse
multiquadratic, fungsi multilog, fungsi multiquaratic, fungsi natural cubic
spline, fungsi thin plate spline. Dengan keterangan sebagai berikut: h = jarak
antara titik koordinat dengan titik simpul grid yang telah mengalami skala
ulang secara anisotropis 5, sedangkan R = smoothing factor yang ditentukan
oleh pengguna.

Metode Kriging memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai


interpolator, metode Kriging memadukan korelasi spasial antara data, hal
mana tidak di lakukan oleh prosedur statistik klasik. Keunggulan Kriging
dibandingkan teknik konturisasi lainnya adalah kemampuannya untuk
mengkuantifikasi variansi dari nilai yang diestimasi sehingga dapat diketahui.
Metode Kriging tetap dapat digunakan meskipun tidak ditemukan korelasi
spasial antar data. Pada pengamatan yang saling bebas, proses 25 estimasi
Kriging akan mirip dengan estimasi menggunkan analisa regresi kuadrat
terkecil. Kelemahan Kriging yaitu banyaknya metode yang membangun
teknik ini, sehingga menghendaki banyak asumsi yang jarang sekali dapat
dipenuhi. Kriging mengasumsikan data menyebar normal sementara
kebanyakan data lapangan tidak memenuhi kondisi tersebut. selain itu,
semivariogram yang dihitung untuk suatu himpunan data tidak berlaku untuk
himpunan data lainnya. Dengan demikian estimasi semivariogram akan sulit
bila titik sampel yang digunakan tidak mencukupi. Selanjutnya untuk
Modified Shepard’s Method, kelemahan hasil metode ini serupa
dengan inverse distance kecenderungan kontur membentuk pola “bull’s eye”,
serta keunggulan dari menggunakan metode ini kita dapat meramalkan
kemungkinan nilai-nilai di luar rentang Z dari data yang kita miliki. Lalu ada
metode RBF (Radial Basis Function) memiliki kelebihan yaitu lebih
sederhana dan cepat dalam waktu komputasinya serta nilai keakuratan yang
lebih tinggi dibandingkan backpropagation.
5

Dari jurnal yang telah saya amati dengan judul “Uji Pemetaan Topografi
Lingkungan Perkotaan Menggunakan Surfer”, oleh Agustan, Chitra Utary,
Dewi S Nababan. Dapat disimpulkan bahwa Pembuatan kontur topografi
melalui citra satelit dalam lingkungan perkotaan tidak dapat digunakan
sebagai dasar rancangan pembangunan fisik, tetapi dapat dipakai sebagai salah
satu alat pengukuran zona kenaikan badan bangunan pada ligkungan
permukiman atau
perkotaan. Estimasi selisih ketinggian dalam peta kontur tanah asli
menggunakan surfer adalah selisih ketinggian bangunan itu sendiri, dalam arti
bahwa ketinggian bangunan mempengaruhi akurasi kinerja surfer terhadap
permukaan tanah asli, maka pada saat bersamaan dapat dianalisa bahwa
ketinggian badan bangunan sekitar 4 m, ketinggian atap sekitar 6 m, dan
bangunan lantai 2 sekitar 8-10 m. Mengacu dengan ketinggian bangunan dan
hasil indikator kontur terdapat kesesuaian atau ada kecocokan. Dengan
demikian citra satelit menterjemahkan ketinggian bangunan sebagai
ketinggian permukaan tanah yang ditranslate ke dalam garis-garis kontur.
5

VI. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pembuatan peta topografi menggunakan surfer adalah buka perangkat
lunak Surfer, lalu klik opsi new worksheet. Lalu klik grid pada toolbar lalu
klik data lalu pilih data Ms Excel yang telah diberikan. Kemudian
sesuaikan kolom posisi X, Y, dan Z dan pilih metode gridding yang akan
digunakan. Lalu klik ok. Selanjutnya klik new plot, klik new contour map,
lalu masukan data hasil gridding sebelumnya.
2. Pembuatan profil penampang dari peta topografi adalah dengan pilih map
pada toolbar lalu digitize lalu buat profil bebas, horizontal atau vertikal.
Lalu ke file lalu save dan diberi nama misal digitasi 1. Lalu Klik kanan ke
add ke base layer lalu Imput data y digitasi 1 yang tadi lalu klik open. Lalu
ke grid lalu ke slice masukin data yg awal (data perpetaan) lalu open.
Setelah itu ubah format output BLN dan output DAT. Lalu Pilih file lalu
open, pilih profil 1 bln lalu open. Lalu Pilih file lalu open, pilih profil 1
bln lalu open. Selanjutnya klik yg tidak terpakai klik kanan delete dan
save. Kemudian kembali ke awal (yg ada gambarny), lalu new base map
masukin ke profil 1.
3. Cara mendigitasi peta pada surfer adalah dengan gridding data setelah itu
buat peta kontur lalu buat profil penampang topografi.
DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang. 2005. Perpetaan. Surakarta: UNS Press.

Firdaus. 2011. Perpetaan Teknik. Kendari: Universitas Haluoleo.

Saleh, Salmani. 2011. Pengenalan Surfer. http://digilib.its.ac.id.

Siregar, VP. dan Muhammad B.S. 2009. Interpolator dalam Pembuatan Kontur
Peta Batimetri. Universitas Hasanuddin: Makassar.

Srijono, dkk. 1981. Peta Topografi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.


LAMPIRAN
SOAL PEMBAHASAN:
1. Jelaskan jalannya praktikum
2. Jelaskan mengenai kontur topografi
3. Jelaskan mengenai proses gridding data pada surfer
4. Sebutkan dan jelaskan minimal 3 jenis griding data yang digunakan dalam
pengolahan data pada surfer
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis griding data
tersebut
6. Resume 1 jurnal mengenai pengelolaan dengan surfer

Anda mungkin juga menyukai