Anda di halaman 1dari 24

SISTEM DISKRIT

(Laporan Praktikum Analisis Sinyal Geofisika)

Oleh
Lucky Larasati
2115051039

LABORATORIUM PENGOLAHAN DAN PEMODELAN DATA GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Sistem Diskrit

Tanggal Praktikum : 03 Oktober 2023

Tempat Percobaan : Laboratorium Pengolahan dan Pemodelan Data Geofisika

Nama : Lucky Larasati

NPM : 2115051039

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : III (Tiga)

Bandar Lampung, 09 Oktober 2023


Mengetahui
Asisten

Ramot Efraim Frederick T


NPM. 2015051039

i
ABSTRAK

Oleh
Lucky Larasati

SISTEM DISKRIT

Telah dilaksanakan praktikum analisis sinyal geofisika pada hari senin tanggal 03
Oktober 2023 secara offline di Laboratorium Pengolahan dan Pemodelan Data
Geofisika. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk supaya mahasiswa mampu
mensimulasikan proses digitasi data digital menjadi data analog dan mampu
mensimulasikan sistem linear diskrit. Sistem diskrit yaitu sebuah sistem yang
digunakan untuk merubah sinyal analog menjadi bentuk sinyal dgital agar sinyal
tersebut dapat diolah oleh komputer. Sinyal dapat dikategorikan menjadi empat
kategori tergantung pada karaktersitik dari variabel waktu dan nilai yang
digunakan. Sinyal dengan waktu kontinu atau disebut juga sinyal analog
merupakan sinyal yang memiliki nilai pada setiap interval waktu (a,b), dengan a
dapat bernilai -∞ dan b dapat bernilai ∞. Sinyal waktu diskrit adalah sinyal yang
terdefinisi pada waktu nilai t, dimana t adalah bilangan bulat. Pada dasarnya
terdapat beberapa tipe sinyal sistem diskrit, yaitu seperti sinyal periodik dan
aperiodik, sinyal genap dan ganjil dan sinyal eksponensial dan harmonik. Sinyal
pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu sinyal digital dan sinyal analog, dimana
sinyal digital adalah sinyal yang dihasilkan dari pengolahan sinyal sumber (sinyal
analog) dengan melakukan sebuah proses converter agar menjadi sebuah sinyal
dalam bentuk digital, sedangkan sinyal analog merupakan sinyal berupa
gelombang elektromagnetik dan bergerak atas dasar frekuensi bilangan asli.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Tujuan Praktikum..........................................................................1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan..............................................................................4
B. Diagram Alir..................................................................................6
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan...........................................................................7
B. Pembahasan...................................................................................7
V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Modul ................................................................................................4
Gambar 2. Laptop ...............................................................................................4
Gambar 3. Alat Tulis............................................................................................4
Gambar 4. Diagram Alir......................................................................................5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
sinyal adalah suatu gejala fisika dimana satu atau lebih dari
karakteristiknya melambangkan informasi. Sinyal ini biasanya berupa
sinyal elektrik. Yang bisa merupakan besaran elektrik murni (tegangan,
arus, dan lain-lain), besaran fisika lain yang dijadikan elektrik dengan
bantuan sensor. Contoh sinyal elektrik adalah sinyal suara yang berasal
dari radio, sinyal citra yang berasal dari kamera fotografi, dan sinyal video
yang berasal dari kamera video.

Sistem diskrit mengacu pada fenomena atau data yang terdiri dari elemen-
elemen terpisah atau terbatas dalam rentang tertentu. Berlawanan dengan
sistem kontinu yang bersifat tak terbatas, sistem diskrit terdiri dari nilai-
nilai yang dapat dihitung secara diskret, seringkali dalam bentuk angka
atau unit yang terpisah. Contoh konkretnya meliputi bilangan bulat, sinyal
digital, dan struktur data graf.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara sinyal diskrit dengan
sinyal kontinu.
2. Mahasiswa mengetahui system kerja system sinyal analog dan sinyal
diskrit, dapat menjelaskan bagaimana suatu system dianggap linear.
3. Mahasiswa mengetahui bagaimana Matlab digunakan untuk
mengkonfirmasi ketidaklinearan suatu system.
II.TEORI DASAR

Matlab adalah suatu perangkat lunak matematis yang menggunakan vektor dan
matriks sebagai elemen data utama. Matlab diciptakan di Universitas Mexico dan
Stanford University di tahun 70-an, yang kemudian tahun demi tahun disempurna
hingga saat ini. Selain menggunakan Command Window, Matlab menyediakan
editor penulisan naskah yang disebut Matlab Editor, berfungsi untuk membuat
skrip program Matlab. Walaupun skrip program dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai program editor seperti notepad,wordpad, word dan
lainlain. Namun sangat dianjurkan untuk menggunakan matlab editor ini karena
kemampuannya mendeteksi kesalahan pengetikan sintak oleh programmer.
Adapun file yang tersimpan akan berekstensi m(file –m). Jendela Matlab editor
harus dipanggil dengan cara mengklikkan File – pilih New M-File atau
mengetikkan edit pada command promt (Suarga, 2007).

Pada program matlab saat dibuka terdapat bagian penting dari matlab. Bagian-
bagian penting dari matlab meliputi Jendela Perintah (Command Window), pada
command window, semua perintah matlab dituliskan dan diekskusi. Dapat
dituliskan perintah perhitungan sederhana, memanggil fungsi, mencari informasi
tentang sebuah fungsi dengan aturan penulisannya (help), demo program dan
sebagainya. Setiap penulisan perintah selalu diawali dengan prompt ‘>>’. Misal,
mencari nilai sin 750, maka pada command window kita dapat mengetikkan: >>
sin (75) ans = -0.38778. Jendela Ruang Kerja (Workspace), jendela ini berisi
informasi pemakaian variabel di dalam memori matlab. Misalkan akan
dijumlahkan dua buah bilangan, maka pada command window kita dapat
mengetikkan: >> bilangan1 = 10 bilangan1= 10 >> bilangan2 = 5 bilangan1 = 10
>> hasil= bilangan1 + bilangan2 Hasil = 15. Jendela Histori (Command History),
jendela ini berisi informasi tentang perintah yang pernah dituliskan sebelumnya.
Perintah dapat diambil kembali dengan menekan tombol panah ke atas atau
mengklik perintah pada jendela histori, kemudian melakukan copy paste ke
command window. Current Directory Window ini menampilkan isi dari direktori
kerja saat menggunakan matlab. Kita dapat mengganti direktori ini sesuai dengan
tempat direktori kerja yang diinginkan. Default dari alamat direktori berada dalam
folder works tempat program files Matlab berada (Manik, 2010).
3

Matlab adalah sebuah program untuk analisis dan komputasi numerik serta
merupakan suatu bahasa pemograman matematika lanjutan yang dibentuk dengan
dasar pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matrik. Pada awalnya, program ini
merupakan interface untuk koleksi rutin- rutin numerik proyek LINPACK dan
EISPACK dan dikembangkan menggunakan bahasa Fortran. Namun sekarang
program ini merupakan produk komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. yang
dalam perkembangan selanjutnya dikembangkan menggunakan bahasa C++ dan
Assembler. Matlab telah berkembang menjadi sebuah environment pemograman
yang canggih dan berisi fungsi – fungsi built-in untuk melakukan tugas
pengolahan sinyal, aljabar linier dan kalkulasi matematis lainnya. Matlab juga
berisi toolbox yang berisi fungsi – fungsi tambahan untuk aplikasi khusus. Matlab
juga bersifat extensible , dalam arti bahwa seorang pengguna dapat menulis fungsi
baru untuk ditambahkan di library jika fungsi – fungsi built-in yang tersedia tidak
dapat melakukan tugas tertentu ( Reri dan Heru, 2015).

Sinyal adalah suatu besaran fisis yang berubah terhadap waktu, ruang, ataupun
dapat berubah terhadap variabel bebas lainnya yang dimaksud dengan variabel
bebas disini adalah sinyal dapat dikatakan sebagai sinyal kontinyu (dinyatakan
dengan x(n)), sinyal diskrit (dinyatakan dengan x(t)), dan lain-lain. Sinyal Analog
adalah sinyal kontinyu yang mempunyai puncak positif dan puncak negatif
dimana karakteristik dari sinyal tersebut akan berubah-ubah sesuai dengan
informasi yang dibawanya. Karakteristik yang akan berubah-ubah adalah
amplitudo dan frekuensi. Pada umumnya sinyal analog digambarkan dalam
bentuk gelombang sinus dimana mempunyai tiga variabel, yaitu: Amplitudo:
Menggambarkan tinggi gelombang. Frekuensi: Jumlah gelombang yang
dihasilkan per detik. Fasa: Besarnya sudut yang terbentuk pada gelombang
(Arhami, 2007).

Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah sinyal menjadi
kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah
terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi
transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data
yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal
yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah
khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).
Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (2^1). Kemungkinan nilai
untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (2^2), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum,
jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n
(Sarjana, 2019).
3

Sinyal waktu diskrit x(n) adalah fungsi dari variabel bebas, penting untuk
diperhatikan bahwa sinyal waktu diskrit tidak didefinisikan pada saat antara dua
cuplikan yang berurutan. Juga hal ini tidak benar bahwa pemikiran x(n) sama
dengan nol jika n bukan integer. Secara absolut, sinyal x(n) tidak didefinisikan
untuk nilai n bukan integer. Selanjutnya kita akan mengasumsikan bahwa sinyal
waktu diskrit didefinisikan untuk setiap nilai n integer untuk. Menurut tradisi, kita
menunjukkan x(n) sebagai cuplikan ke n dari sinyal walaupun sinyal x(n) adalah
waktu diskrit (dengan kata lain, tidak diperoleh dengan pencuplikan sinyal
analog). Jika sesungguhnya, x(n) diperoleh dari pencuplikan sinyal analog xa (t),
maka x(n), dengan T adalah periode cuplikan dengan kata lain, waktu antara
pencuplikan yang berurutan. Pada kasus sinyal digital, sinyal diskrit hasil proses
sampling diolah lebih lanjut. Sinyal hasil sampling dibandingkan dengan beberapa
nila threshold tertentu sesuai dengan level-level digital yang dikehendaki (Proakis
& Manolakis, 2007).

Pengolahan sinyal digital adalah pengolahan digital yang dilakukan oleh


komputer atau pengolah sinyal digital khusus untuk melakukan berbagai operasi
pengolahan sinyal. Sinyal yang diproses dengan cara ini adalah urutan angka yang
mewakili cuplikan dari variabel kontinu dalam suatu domain seperti waktu, ruang,
atau frekuensi.Pengolahan sinyal digital dan pengolahan sinyal analog adalah
bagian dari pengolahan sinyal. Penggunaan pengolahan sinyal digital meliputi
pengolahan sinyal audio dan wicara, sonar, radar dan pengolahan susunan sensor
lainnya, perkiraan spektral, pengolahan sinyal, pengolahan citra digital,
pengolahan sinyal untuk telekomunikasi, sistem kontrol, teknik biomedis,
pengolahan data seismik, serta lainnya. Penerapan perhitungan digital terhadap
pengolahan sinyal memungkinkan banyak keuntungan dibandingkan pengolahan
analog dalam banyak aplikasi, seperti deteksi dan koreksi kesalahan dalam
transmisi dan juga kompresi data. Pengolahan sinyal digital berlaku untuk data
mengalir dan data statis (tersimpan) (Broesch, 2008).
III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul

Gambar 3. Matlab

Gambar 4. Laptop
5

B. Diagram Alir
Adapun diagram alir mengenai proses praktikumm kali ini adalah sebagai
berikut :

Mulai

Buka matlab lalu membuat script tentang system


diskrit

Running script tersebut

Hasil pengoperasian dan grafik kurva

Selesai
.

Gambar 5. Diagram Alir


7

IV. HASIL PRAKTIKUMDAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Hasil praktikum terdapat pada bagian lampiran.

4.2 Pembahasan
Perbedaan antara sinyal diskrit dan sinyal kontinu adalah fundamental dalam
dunia ilmu sinyal dan sistem. Pada sinyal kontinu, variabel bebas seperti
waktu bergerak tanpa henti, memungkinkan nilai sinyal tersebut untuk
berubah dengan mulus sepanjang rentang waktu yang relevan. Ini
menghasilkan representasi sinyal dengan fungsi matematis yang
menggambarkan perubahan yang lancar. Di sisi lain, sinyal diskrit hadir
dengan variabel bebas yang hanya muncul pada titik-titik waktu atau lokasi
tertentu, menghasilkan serangkaian nilai yang terpisah pada titik-titik
tersebut. Hal ini menciptakan struktur diskrit dalam sinyal, dengan nilai yang
ada hanya pada titik-titik tertentu dan tidak ada di antara titik-titik tersebut.
Perbedaan ini memiliki implikasi penting dalam analisis, representasi, dan
pemrosesan sinyal, memengaruhi berbagai aplikasi, dari teknologi
komunikasi hingga pemrosesan citra digital.

Pada Sinyal analog dan sinyal diskrit merupakan dua bentuk fundamental
dalam pengolahan informasi. Sinyal analog, seperti suara alami, beroperasi
dalam bentuk kontinu yang mulus, merepresentasikan perubahan dalam
waktu atau ruang tanpa diskritisasi. Proses pengambilan, pengolahan, dan
transmisi sinyal analog berlangsung secara berkesinambungan. Sebaliknya,
sinyal diskrit berfungsi dengan mengambil sampel nilai pada titik-titik waktu
atau lokasi tertentu, mengubahnya menjadi serangkaian angka diskrit, yang
kemudian dapat diolah secara digital. Proses ini melibatkan tahap penting
seperti sampling dan kuantisasi. Sinyal diskrit memiliki keunggulan dalam
hal kemudahan pengolahan dan transmisi digital, tetapi sinyal analog masih
relevan dalam banyak aplikasi, terutama dalam musik, seni suara, dan
8

komunikasi alami. Pemilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan


spesifik aplikasi dan preferensi pengolahan data.
7

Suatu sistem dianggap linear saat ia menampilkan sifat yang menarik dalam
mengolah sinyal input. Analogi yang sering digunakan untuk menjelaskan
konsep ini adalah "sifat superposisi." Ini berarti jika kita memasukkan dua
sinyal input berbeda ke dalam sistem dan mengamati responsnya, maka
respons sistem terhadap kombinasi kedua sinyal ini akan sama dengan hasil
penjumlahan respons terhadap masing-masing sinyal tersebut secara terpisah.
Artinya, sistem tidak "memeriksa" apakah input adalah satu atau dua sinyal,
ia hanya menjalankan operasi matematisnya dengan keduanya secara
independen. Konsep kedua yang terkait adalah "skalabilitas," yang berarti jika
kita menggandakan atau membagi input dengan angka tertentu, respons
sistem akan bereaksi secara proporsional. Ini adalah sifat yang kuat karena
memungkinkan kita untuk mengendalikan respons sistem dengan mengatur
amplitudo atau skala sinyal input. Keberadaan linearitas dalam banyak sistem
fisik, seperti rangkaian listrik dan filter sinyal, menjadikannya konsep yang
fundamental dalam analisis dan pemahaman perilaku sistem dalam berbagai
aplikasi teknologi dan ilmu pengetahuan

MATLAB, perangkat lunak yang serbaguna, dapat digunakan secara efektif


untuk mengidentifikasi dan mengonfirmasi ketidaklinearan dalam suatu
sistem dengan cara yang menarik. Pertama, Anda memodelkan sistem dalam
bentuk persamaan diferensial atau fungsi matematika lainnya dalam
lingkungan MATLAB. Kemudian, Anda menguji respons sistem terhadap
berbagai sinyal input, yang dapat berupa sinyal sinusoidal, pulsa, atau bahkan
input acak. Yang menarik adalah saat Anda melihat respons sistem yang tidak
lagi mengikuti prinsip-prinsip linearitas, seperti adanya distorsi harmonik,
perubahan bentuk gelombang, atau perubahan respons terhadap amplitudo
input yang bervariasi. MATLAB menyediakan alat analisis khusus yang
dapat membantu Anda mendeteksi non-linearitas dalam sistem, seperti
analisis bifurkasi atau analisis kurva non-linear. Dengan kemampuan ini,
MATLAB memungkinkan eksplorasi yang mendalam dan visual dalam
pemahaman sistem yang lebih kompleks dan beragam di berbagai bidang,
dari fisika hingga biologi.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yitu sebagai berikut :


1. Perbedaan anatara sinyal diskrit dan sinyal kontinnu adalah mendasar dalam
ilmu sinyal dan system, dengan sinyal kontinu berupa kelanjutan tanpa jeda,
sementara sinyal diskrit terdiri dari nilai-nilai terpisah pada titik-titik tertentu.
2. Linearitas dalam system adalah sifat yang memungkinkan prinsip-prinsip
superposisi dan skalabilitas, memungkinkan analisis yang lebih mudah dan
control atas respons system terhadap input.
3. Sinyal Matlab adalah alat yang kuat untuk mengidentifikassi ketidaklinearan
dalam system dengan memodelkan, mensimulasikan, dan menganalisis
respons system terhadap berbagai sinyal input.
4. Konfirmasi ketidaklinearan dalam system adalah langkah penting
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2013. Penggunaan Software Matrix Laboratory (Matlab) Dalam


Pembelajaran Aljabar Linier. Jurnal PHENOMENON. 1(1): 45–62.
Firmansyah, A. 2007. Dasar – dasar Pemrograman MATLAB,https://ilmu
komputer.
Heri, T. 2005. Memilai Menggunakan Matlab. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Johannes. 2006. Modul Pemrograman Matlab. ITS : Surabaya.
Kusnadi, A. 2011. Identifikasi Objek Berdasarkan Citra Warna
Menggunakan Matlab. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta. 4(2): 181-190.
Proakis and D. G. Manolakis. 1996. Digital Signal Processing. (Third Edition)
Prentice Hall.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tugas
Ubah sinyal analog berikut menjadi sinyal digital menggunakan ADC dengan
spesifikasi yang telah ditentukan : x(t) = 10sin(2000πt) ADC memiliki rentang nilai

-10 hingga 10, periode pencuplikan (sampling) 125 us, hitung 11 sampel pertama,
lakukan proses berikut dan buat tabel untuk masing-masing level kuantisasi (4-bit, 8-
bit, 16-bit).
a. sampling
b. kuantisasi
c. pengodean

Script yang digunakan:


disp ('2115051039_Lucky Larasati')
disp ('Bab 3')
disp(' ')
clear; clc;
%Sampling
T = 125e-3;
n = -10:10;
x = 10*sin(200*pi*n*T);
figure(1)
subplot(211)
stem(n,x);
xlabel('Sample indeks (n)')
subplot(212)
stem(n*T*1e3,x);
xlabel('time (ms) t=nT')
%4-bit
%Kuantisasi 4-bit
L=9;
xmax = 5e-13;
xmin = -5e-13;
LSB = (xmax-xmin)/(L-1);
x_bin = round((x-xmin)/LSB);
x_q = x_bin*LSB+xmin;
figure(2)
subplot(311)
plot(n,x);
hold on
stem(n,x_q);
ylim([-5e-13 5e-13])
xlabel('Sample index (n)')
legend('nilai kontinu','nilai diskrit')
title('4-bit')
%Pengodean
bit = ceil(log2(L));
x_biner = dec2bin(x_bin,bit);
error_q = x-x_q;
tabel_bit4 =[n; T.*n; x;
x_q; error_q]';
fprintf('x_biner bit-4 =\n')
disp(x_biner)
%8-bit
%Kuantisasi 8-bit
L=129;
xmax = 5e-13;
xmin = -5e-13;
LSB = (xmax-xmin)/(L-1);
x_bin = round((x-xmin)/LSB);
x_q = x_bin*LSB+xmin;
subplot(312)
plot(n,x);
hold on
stem(n,x_q);
ylim([-5e-13 5e-13])
xlabel('Sample index (n)')
legend('nilai kontinu','nilai diskrit')
title('8-bit')
%Pengodean
bit = ceil(log2(L));
x_biner = dec2bin(x_bin,bit);
error_q = x-x_q;
tabel_bit8 =[n; T.*n; x;
x_q; error_q]';
fprintf('x_biner bit-8 =\n')
disp(x_biner)
%16-bit
%Kuantisasi 16-bit
L=32769;
xmax = 5e-13;
xmin = -5e-13;
LSB = (xmax-xmin)/(L-1);
x_bin = round((x-xmin)/LSB);
x_q = x_bin*LSB+xmin;
subplot(313)
plot(n,x);
hold on
stem(n,x_q);
ylim([-5e-13 5e-13])
xlabel('Sample index (n)')
legend('nilai kontinu','nilai diskrit')
title('16-bit')
%Pengodean
bit = ceil(log2(L))
x_biner = dec2bin(x_bin,bit);
error_q = x-x_q;
tabel_bit16 =[n; T.*n; x;
x_q; error_q]';
fprintf('x_biner bit-16 =\n')
disp(x_biner)
Diketahui dua sinyal digital (sinyal 1 dan sinyal 2) merupakan hasil konversi data analog yang
sama. Setiap sinyal digital memiliki 11 data biner. Proses konversi menggunakan ADC yang
memiliki rentang pengukuran -5 Volt hingga 5 Volt dan frekuensi sampling 10 kHz.
Rekonstruksi data digital ini dalam bentuk desimal dan waktu (ms)!
sinyal 1 :
10111011101110101001100001100101010001000100
sinyal 2 :
1011111110111100101100111010010110010011100000000110110001011010
0100110001 00001101000000

disp ('2115051039_Lucky Larasati')


disp ('Bab 3')
disp(' ')
clear; clc;
jumlah_data = 11;
sinyal_1 = [1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 ...
1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 ...
0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0];
r = length(sinyal_1)
bit = r/jumlah_data
bin_1 =[];
for n = 1:jumlah_data
bin_1 = [bin_1; sinyal_1((n-1)*bit+1:(n*bit))]
end
ben_1 =[];
for n = 1:length(bin_1)
ben_1 = [ben_1;
1e3*bin_1(n,1)+1e2*bin_1(n,2)+1e1*bin_1(n,3)+1*bin_1(n,4)];
end

disp ('2115051039_Lucky Larasati')


disp ('Bab 3')
disp(' ')
clear; clc;
jumlah_data = 11;
sinyal_1 = ['1011'; '1011'; '1011'; ...
'1010'; '1001'; '1000'; '0110'; '0101'; ...
'0100'; '0100'; '0100';];
dec_1 = [];
for n = 1:jumlah_data
dec_1 = [dec_1; bin2dec(sinyal_1(n))]
end
Uji apakah sistem di bawah ini linear a. T[x(n)] = nx(n) b. T[x(n)] = x2 (n) c. T[x(n)]
= Ax(n) + B d. T[x(n)] = ex(n)

disp ('2115051039_Lucky Larasati')


disp ('Bab 3')
disp(' ')
clear; clc;
% a.T[x(n)]=nx(n)
n = [0:2];
x1 = [1 3 5];
x2 = [2 4 6];
a1 = 3;
a2 = 0.5;
T = inline('n.*x','n','x');
error_a = a1*T(n,x1)+a2*T(n,x2)-T(n,a1*x1+a2*x2)
% b. T[x(n)]=x^2(n)
n = [0:2];
x1 = [1 3 5];
x2 = [2 4 6];
a1 = 3;
a2 = 0.5;
T = inline('x.^2','n','x');
error_b = a1*T(n,x1)+a2*T(n,x2)-T(n,a1*x1+a2*x2)
% c. T[x(n)]=Ax(n)+B
n = [0:2];
x1 = [1 3 5];
x2 = [2 4 6];
a1 = 3;
a2 = 0.5;
A = 7;
B = 8;
T = inline('(7.*x)+8','n','x');
error_c = a1*T(n,x1)+a2*T(n,x2)-T(n,a1*x1+a2*x2)
% d. T[x(n)]=e^(x(n))
n = [0:2];
x1 = [1 3 5];
x2 = [2 4 6];
a1 = 3;
a2 = 0.5;
T = inline('exp(x)','n','x');
error_d = a1*T(n,x1)+a2*T(n,x2)-T(n,a1*x1+a2*x2)

Anda mungkin juga menyukai