KELAS:
PENGINDERAAN JAUH A
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh berjudul “Koreksi Geometrik Citra LANDSAT 7
menggunakan Perangkat Lunak ENVI 5.3” dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Laporan ini telah penulis susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Filsa Bioresita, S.T., M.T. selaku dosen pengajar mata kuliah Penginderaan
Jauh kelas A Teknik Geomatika ITS
2. Nurwatik, S.T.,M.Sc., dosen asistensi mata kuliah Penginderaan Jauh Teknik
Geomatika ITS
3. Teman-teman yang telah membantu dalam praktikum sehingga terselesaikan
tugas laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
kelengkapan isi dan penjelasannya, segi susunan kalimat, maupun tata bahasa. Oleh
karena itu penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki laporan serupa di kemudian hari.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan tentang praktikum Penginderaan Jauh
ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
I.2. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 2
II.1. Rektifikasi ...................................................................................................................... 2
II.2. Aplikasi ENVI 5.3 .......................................................................................................... 3
II.3. Ground Control Point .................................................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 6
METODOLOGI PRAKTIKUM ................................................................................................ 6
III.1. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 6
III.2. Waktu dan Tempat ........................................................................................................ 6
III.3. Petunjuk Praktikum ....................................................................................................... 6
III.3.1. IMAGE TO IMAGE MODIS ................................................................................ 6
III.3.2. IMAGE TO MAP MODIS................................................................................... 14
III.3.3. IMAGE TO IMAGE REGISTRATION LANDSAT 7 ....................................... 17
BAB IV .................................................................................................................................... 29
HASIL DAN ANALISA.......................................................................................................... 29
IV.1 Hasil Koreksi Citra Modis Dengan Metode “Image To Image” ................................. 29
IV.2 Hasil Koreksi Citra MODIS Dengan Metode Image To Map ..................................... 30
IV.3. Hasil Koreksi Geometrik Image-to-Image LANDSAT 7 ........................................... 32
BAB V ..................................................................................................................................... 33
PENUTUP................................................................................................................................ 33
V.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 34
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 49 RMS IV.2 .............................................................................................................. 30
Gambar 50 Daftar GCP IV.2 ................................................................................................... 31
Gambar 51 Hasil IV.2 .............................................................................................................. 31
Gambar 52 Hasil citra yang telah terkoreksi............................................................................ 32
Gambar 53 Nilai piksel ............................................................................................................ 32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Rektifikasi
Penginderaan jauh adalah suatu pengamatan obyek suatu daerah tanpa melalui kontak
langsung dengan obyek tersebut tersebut. Penginderaan jauh mampu menghasilkan citra
beresolusi tinggi. secara umum, data citra satelit resolusi tinggi juga perlu dilakukan
beberapa tahapan pengolahan antara lain image enhancement, mozaicking, dan koreksi
geometrik.
Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem
grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra
output tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan
untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu
proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru
dari nilai piksel citra aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian
koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area
yang sama. Bisa dilakukan dengan input GCP atau rectification image to map dan
diperlukan peta (dengan sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang
sudah diketahui pada citra.
Ada beberapa alasan atau pertimbangan, kenapa perlu melakukan rektifikasi,
diantaranya adalah untuk :
a) Membandingkan 2 citra atau lebih untuk lokasi tertentu.
b) Membangun SIG dan melakukan pemodelan spasial.
c) Meletakkan lokasi-lokasi pengambilan “training area” sebelum melakukan
klasifikasi.
d) Membuat peta dengan skala yang teliti.
e) Melakukan overlay (tumpang susun) citra dengan data-data spasial lainnya.
f) Membandingkan citra dengan data spasial lainnya yang mempunyai skala
yang berbeda.
g) Membuat mozaik citra.
h) Melakukan analisis yang memerlukan lokasi geografis dengan presisi yang
tepat.
Terdapat sedikit perbedaan antara georeferensi dan rektifikasi. Georeferensi
adalah proses penyamaan sistem koordinat dari peta ke citra, dari cita ke citra maupun
dari peta ke peta, sedangkan rektifikasi adalah proses transformasi dari suatu sistem grid
kedalam grid yang lain menggunakan persamaan polinomial tertentu. Jadi proses
rektifikasi citra dengan peta akan meliputi proses georeferensi, karena sistem proyeksi
berkaitan juga dengan sistem koodinat. Georeferensi dari citra ke citra tidak terektifikasi
kalau citranya sama-sama belum di rektifikasi, dan sebaliknya bila salah satu citra sudah
direktifikasi maka georeferensi citra ke citra sama dengan rektifikasi. Tahap-tahap
Rektifikasi adalah sebagai berikut :
2
a) Memilih titik kontrol lapangan (Ground control point). GCP tersebut sedapat
mungkin adalah titik-titik atau obyek yang tidak mudah berubah dalam jangka
waktu lama misalnya belokan jalan, tugu di persimpangan jalan dan atau sudut-
sudut gedung (bangunan). Hindari menggunakan belokan sungai atau delta sungai
karena mudah berubah dalam jangka waktu tertentu. GCP juga harus tersebar
merata pada citra yang akan dikoreksi.
b) Membuat persamaan transformasi yang digunakan untuk melakukan interpolasi
spasial. Persamaan ini umumnya berupa persamaan polinomial baik orde 1,2
maupun 3. Ordo I disebut juga Affine Transformation (diperlukan minimal 3
GCP). Sedangkan Ordo II memerlukan minimal 6 GCP dan Ordo III memerlukan
minimal 10 GCP
c) Menghitung kesalahan (RMSE, root mean squared error) dari GCP yang terpilih.
Umumnya tidak boleh lebih besar dari 0,5 piksel.
d) Melakukan interpolasi intensitas (nilai kecerahan)
1. Polynomial
- Melakukan transformasi data citra satelit raw menjadi sistem proyeksi yang
sudah ada
- Georeferencing, geocoding
- Menggunakan GCP
- Mereduksi global image distortion
2. Triangulation
- Mereduksi local image distortion
- Umum pada data geo-scanned
- Metode yang umum digunakan adalah Delauney Triangle
3
Kegunaan lain ENVI dirancang untuk berbagai kebutuhan spesifik yang menggunakan
data penginderaan jauh dari satelit dan pesawat terbang. ENVI menyediakan data
visualisasi yang menyuluruh dan analisa untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe,
semuanya dalam suatu lingkungan yang mudah dioperasikan dan inovatif untuk
digunakan.
ENVI mempunyai interface visual yang baik serta menggabungkan secara
komprehensif dengan algoritma pemrosesannya. ENVI memasukan semua fungsi dasar
pengolahan citra dalam interface pengguna grafis yang mudah. Beberapa dari fungsi
tersebut antar lain transformasi data, filtering, klasifikasi, registrasi dan koreksi geometri,
analisis spektral, dan radar. ENVI tidak membatasi jumlah saluran yang dapat diproses,
sehingga data multispektral atau hiperspektral dapat digunakan.
ENVI dapat digunakan dalam area masalah pengolahan citra pada umumnya seperti
input dari tipe data yang tidak standar, menampilkan dan menganalisis citra berukuran
besar, dan ekstensi untuk kemampuan analisis (ada fungsi plug-in). Perangkat lunak
memasukan perlengkapan untuk pengolahan citra dalam berbagai disiplin, dan mempunyai
fleksibilitas untuk mengijinkan implementasi strategi analisis yang berbeda dari biasanya.
ENVI menggunakan Graphical User Interface (GUI). Format data raster dan Ascii
(text) sebagai header file. Data raster disimpan sebagai “binary stream of bytes” berupa
format Band Sequential (BSQ), Band Interleaved by Pixel (BIP) dan Band Interleaved by
Line (BIL). ENVI juga mendukung berbagai tipe format lainnya seperti : byte, interger,
long interger, floating-point, double-precision, complex,dan double-precision complex.
ENVI memiliki tiga jendela utama yaitu The Main Display Window untuk
menampilkan semua tampilan citra dalarn full resolution yang dibatasi oleh kotak pada
scroll, The Scroll Window untuk menampilkan seluruh citra pada file, dan The Zoom
Window untuk menampilkan perbesaran dari main display window yang dibatasi oleh
kotak pada window. ENVI penginderaan jauh memiliki beberapa menu utama diantaranya
adalah : File Management, Display Management, Interactive Display Functions, Basic
Tools, Classification, Transform, Filters, Spectral Tools, Map Tools, Vector Tools,
Topographic Tools, Radar Tools.
4
Pada dasarnya, penggunaan GCP bersifat opsional. GCP membantu
meningkatkan akurasi peta yang dihasilkan (hingga ± 10 cm), sehingga konsekuensi tidak
digunakannya GCP hanyalah akurasi peta yang dihasilkan menjadi rendah (antara ± 6 –
12 m). Penggunaan GCP pun diatur sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu jarak
antar GCP maksimal 2,5 kilometer. Pemasangan GCP memakan waktu cukup lama,
dengan kapasitas 6-10 GCP/hari (sesuai kondisi lapangan), yang dilakukan sebelum
proses akuisisi data foto udara dilakukan. Untuk kasus pembuatan peta topografi, peran
GCP cukup penting. Dengan menggunakan GCP, Setiap GCP harus memiliki premark
atau tanda agar dapat terlihat pada foto udara. Premark dapat berupa lingkaran atau tanda
silang ( + ) yang memiliki 4 sayap dan memotong titik kontrol. Premark yang akan
dipasang sendiri merupakan marka berbahan kain berwarna oranye dengan ukuran
minimum premark di foto udara adalah panjang 10 piksel dan lebar 3 piksel untuk masing
– masing sayap premark. Ukuran premark sebenarnya di lapangan menyesuaikan nilai
resolusi tanah pemotretan udara atau sekitar 100 x 40 cm. Kain tersebut dipasang sesuai
arah mata angin.
5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
6
3. Pilih Band 1, 2, dan 3 lalu klik “Load RGB”
4. Pada bagian “Map” pilih “Georeference MODIS” lalu klik “Spatial Subset
7
5. Pada tampilan “Input MODIS File” klik “Spatial Subset” lalu klik “Image” dan pilih
area yang akan menjadi acuan. Lalu klik “Ok”
6. Tampilan “Georeference MODIS Parameter” pada bagian “Datum” pilih WGS-84 lalu
“Ok”. Cari tempat serta nama file akan diletakan pada kolom “Enter Output GCP
Filename [.pts]” dengan cara klik “Choose”. Pada tampilan “Registration Paramater” ,
pilih “Choose” untuk output filenya lalu “Ok”
Gambar 6 Georeference
7. Proses “Georeference MODIS” akan dimulai.
8
Gambar 7 MODIS Image Geometry
9. Buka display baru dengan cara klik “Window” pilih “Start New Display” lalu “Load
Band” pada “Display 2”
9
Gambar 10 Tampilan 2 display
10. Buka peta vector yang akan digunakan sebagai acuan, dengan cara pilih “File” lalu
Open Vector File”. Setelah itu akan muncul tampilan “Available Vectors List” dan klik
“Load Selected”. Setelah di load akan muncul tampilan “Load Vector” dan pilih
“Display 1”
10
Gambar 12 Hasil input file vektor
11. Pada menu utama klik “Map” lalu “Registration” pilih “Select GCPs Image to Image”.
Pada tampilan yang terbuka, klik “Display #1” pada base map dan “Display #2” pada
warp image lalu klik “OK”.
11
12. Pastikan kedua display tidak terhubung, tandai titik pada vektor dislplay 1 dan klik
“Tools” lalu “Link” lalu “Ok” dan klik “Add Point”. Lakukan langkah ini sampai
penentuan posisi GCP selesai.
12
13. Setelah itu save titik GCP tersebut dengan cara pilih menu “File lalu “Save GCPs to
ASCII”
14. Selanjutnya menyimpan hasil koreksi geometrik dengan cara “Option” dan pilih “Warp
File”. Pilih citra yang diproses tadi, dan klik “Ok”. Pada tampilan “registration
parameter” masukkan nama file outputnya dengan cara klik “Choose”. Setelah selesai
klik “Ok”
13
III.3.2. IMAGE TO MAP MODIS
1. Buka citra hasil “georeference” lalu “Load RGB” pada band 1.2, dan 3.
2. Lalu masukkan file vektornya dengan cara pilih “File” lalu “Open Vector File”. Setelah
itu akan muncul tampilan “Available Vectors List” dan klik “Load Selected”.
Kemudian akan muncul tampilan “Vector Parameter Cursor” dan Pilih titik Acuan yang
akandijadikan GCP pada citra seperti gambar dibawah ini dan secara otomatis ketika
kitamemilih titik tersebut akan muncul Koordinat E dan N pada “Vector Parameter
Cursor”
14
Gambar 20 Load file vector
3. Kemudian pilih “Map” lalu “Registration” dan pilih “Select GCPs : Image to Map”.
Kemudian akan muncul tampilan “Image to Map Registration” Pilih “UTM” dan
Datum “WGS 84” dan Zone “51 S” dan Pilih “OK”
15
4. Kemudian akan Muncul tampilan “Ground Control Point Selection” dimana ketika kita
memilih lokasi yang dipilih sebagai titik GCP akan muncul koordinat E dan N pada
“Vector Parameter Cursor” dan Nilai Koordinat yang muncul tersebut di Copy&paste
ke dalam “Ground Control Point Selection” begitu seterusnya hingga selesai pemberian
semua titik-titik GCP.
5. Lakukan proses “Warp File” dengan cara yang sama dengan sebelumnya.
16
III.3.3. IMAGE TO IMAGE REGISTRATION LANDSAT 7
17
d. Input peta vector dengan Open Vector File
e. Pada Vector Parameter pilih warna untuk menandai perbatasan > Apply
18
Gambar 28 Jendela untuk menunjukkan file-file vektor yang tersedia
f. Lakukan registrasi dengan cara Map > Registrasion > Select GCP’s Image to Image
19
g. Akan muncul image to image registrasion, pilih display dengan cara : Untuk base pilih
Display #1 > Warp Image pilih Display #2
i. Untuk menyelaraskan Display #1 dan Display #2 maka klik kanan pada gambar Display
#2 dan pilih Geographic Link
20
Gambar 32 Jendela Geographic Link
21
Gambar 35 Pilih output file
22
Gambar 37 Jendela input warp image
23
r. Lakukan langkah tersebut kepada semua kanal
s. Load kanal kanal yang telah di wrap
24
Gambar 40 Hasil load band
25
t. Lakukan kembali registrasi dengan cara Map > Registration > Select GCPs : Image to
Image
u. Pada jendela Image to Image Registration, untuk base image pilih Display #1 untuk
warp file pilih display yang baru saja di load
26
v. Selanjutnya gunakan titik GCP yang telah disimpan tadi dengan cara File > Restore
GCPs from ASCII > Pilih file GCP > Open
27
Gambar 45 Hasil Image-to-Image Registration
28
BAB IV
29
Gambar 48 Hasil IV.I
30
Gambar 50 Daftar GCP IV.2
31
IV.3. Hasil Koreksi Geometrik Image-to-Image LANDSAT 7
32
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Koreksi geometrik pada sebuah citra dapat dilakukan diantaranya dengan dua cara yaitu
Registrasi Image To Image (citra sebagai acuan koreksi citranya) dan Registrasi Image To
Map (data vektor sebagai acuan koreksi citranya). Hasil Root Mean Square Error (RMSe)
merupakan sebuah indikator terhadap kualitas koreksi geometrik yang dilakukan. Dapat
disimpulkan untuk koreksi citra modis memilki RMSe sebesar 0.000015 untuk registrasi
Image To Image dan sebesar 0.631367 untuk registrasi Image To Map.
33
DAFTAR PUSTAKA
34