Perbandingan
Metode
Penentuan Posisi
Horizontal untuk
Survey Hidrografi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kesatu tugas asistensi mengenai
“Perbandingan Metode Penentuan Posisi Horisontal Survey Hidrografi” dengan baik. Dalam
menyelesaikan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Khomsin, S.T., M.T., selaku dosen pengajar mata kuliah Survei
Hidrografi,
2. Mahasiswa Teknik Geomatika Angkatan 2015,
3. Serta semua pihak yang telah mendukung dalam proses ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
iii
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................................. 31
5.2. Saran ........................................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 32
DOKUMENTASI ................................................................................................................................ 33
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan membandingkan beberapa metode
penentuan posisi horizontal yang secara teoritis dapat digunakan untuk menentukan
koordinat benda bergerak. Beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut.
Pengukuran dengan receiver GPS navigasi (handheld)
Pengukuran dengan receiver GPS geodetik menggunakan metode kinematik (post-
processing), dan
Pengukuran dengan receiver GPS geodetik menggunakan metode real time
kinematic (RTK)
Hasil pengukuran diolah dengan perhitungan root mean square error (RMSE)
masing-masing sehingga diperoleh nilai akurasi yang dapat dibandingkan.
1
1.3 Manfaat
Dari pelaksanaan praktikum ini, dapat diketahui metode penentuan posisi horizontal
dengan akurasi tertinggi yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan survei hidrografi.
Sehingga dalam jangka pendek maupun jangka panjang menghasilkan manfaat antara
lain sebagai berikut.
Membantu menentukan penggunaan metode yang memenuhi standar kualitas
survei hidrografi sehingga dapat menganggarkan dana seminimal mungkin
untuk biaya pengadaan alat dan perlengkapan survei
Melakukan cek atas klaim perusahaan produsen alat survei, apakah alat yang
dijual memiliki tingkat akurasi sesuai promosi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dan waktu secara akurat. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan akurasi
bervariasi dari beberapa milimeter ( nol ) sampai dengan puluhan meter.
Sistem GPS, yang nama aslinya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satelite
Timing and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu : satelit,
pengontrol, dan penerima/pengguna. Satelit yang GPS yang mengorbit bumi, dengan
orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya berjumah 24 buah
dimana 21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.
4
Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi,
kecepatan, dan waktu yang cepat, akurat, murah, di mana saja di Bumi, tanpa
tergantung pada cuaca. Perlu dicatat bahwa GPS adalah sistem navigasi saja atau
sistem positioning dalam abad ini yang memiliki kemampuan yang kuat seperti itu.
Presisi pelacakan GPS dapat mencapai beberapa mm untuk presisi posisinya,
beberapa cm / s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk akurasi
waktunya. Posisi presisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor
termasuk metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat akurasi data, dan metode
pengolahan data.
b) Produk yang memerlukan GPS
Secara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu. Selain itu ada
beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth, sikap parameter, TEC (Total
Electron Content ), WVC ( uap air Content ), parameter gerak Polar, serta beberapa
produk yang perlu dikombinasikan dengan informasi eksternal dari sistem lainnya,
produk-produknya termasuk ortometrik tinggi, undulasi geoid, dan defleksi vertikal.
c) Prinsip Penentuan Posisi dengan GPS
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yang menggunakan metode reseksi pengukuran
jarak, dimana jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit telah diketahui
koordinatnya sendiri. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat
parameter yang harus ditentukan : 3 parameter koordinat X , Y , Z atau L , B , H dan
satu kali parameter kesalahan karena tidak sinkron jam osilator di satelit dengan jam
receiver GPS. Karena diperlukan pengukuran jarak minimum ke empat satelit.
d) Type Alat dari GPS Receiver
Ada 3 jenis perangkat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat presisi
(posisi ) yang berbeda. Pertama jenis perangkat GPS adalah tipe navigasi ( Handheld
, Handy GPS ). Ketik nagivasi harganya cukup murah, tapi akurasi posisi yang
diberikan saat ini dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Alat kedua adalah jenis jenis geo
kedua frekuensi tunggal (tipe pemetaan ), yang biasa digunakan dalam survey dan
pemetaan yang membutuhkan posisi presisi tentang sentimeter hingga beberapa
decimeter. Jenis terakhir adalah jenis geo kedua dual frekuensi yang dapat
memberikan akurasi posisi untuk milimeter, jenis ini digunakan untuk aplikasi posisi
yang tepat sebagai pembangunan titik NET kontrol, survey deformasi, dan
geodinamika.
e) Sinyal dan Bias pada GPS
GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 ( 1575.42 MHz ) dan L2 ( 1227.60
MHz ) . Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal yaitu kode pseudo- random P (
Protected ) dan C / A kode ( kasar / akuisisi ). Sinyal L2 hanya membawa kode P.
setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima ( receiver GPS )
dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada fitur dari " Anti - Spoofing "
diaktifkan, kode P akan dienkripsi dan kemudian dikenal sebagai P ( Y ) atau kode Y.
kode ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal akan terganggu oleh konten
dari atmosfer. Besarnya gangguan yang disebut bias. Bias sinyal yang sebagian besar
terdiri dari 2 jenis bias ionosfer dan bias troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (
dimodelkan atau yang diperkirakan atau teknik differencing untuk melakukan metode
diferensial dengan jarak awal adalah tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi
5
akhir koordinat dengan presisi. Jika bias diabaikan maka dapat memberikan posisi
error hingga orde m.
f) Kesalahan Sumber GPS
Pada sistem GPS terdapat beberapa komponen kesalahan sistem yang akan
mempengaruhi akurasi posisi diperoleh. Mereka kesalahan mis satelit orbit yang
salah, kesalahan jam satelit, kesalahan pada penerima, kesalahan Pusat fase antena
dan multipath. Hal-hal lain juga ada kesalahan sistem yang menyertainya seperti
pencitraan, dan efek suara. Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan menggunakan
data differencing.
g) Metode Positioning dengan GPS
Metode Positioning oleh GPS pertama dibagi menjadi dua metode, yaitu metode
absolut dan diferensial. Setiap metode kemudian dapat dilakukan secara real time dan
atau post-processing. Jika objek tertentu adalah posisi diam maka mereka disebut
Static. Jika tidak, jika objek tertentu bergerak, maka posisinya disebut kinematik.
Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metode seperti SPP, DGPS, RTK,
Survei GPS, cepat Static, pseudo kinematik, dan stop and go, dan masih ada beberapa
metode lain.
h) Presisi Posisi Diperoleh dari Sistem GPS
Untuk aplikasi sipil, akurasi posisi GPS memberikan nilai dalam spektrum yang
cukup lebar, mulai dari meter ke milimeter. Sebelum Mei 2006 ( SA on ) ketelitian
mutlak metode penentuan posisi GPS dengan data psedorange 30-100 meter.
Kemudian setelah SA off akurasi meningkat menjadi 3-6 meter. Sedangkan akurasi
Teknik DGPS memberikan akurasi 1-2 meter, dan teknik RTK memberikan akurasi
1-5 sentimeter. Untuk posisi dengan akurasi milimeter diberikan oleh teknik
peralatan survei GPS GPS tipe dual frekuensi geo kedua dan strategi pengolahan data
tertentu.
i) Aplikasi Teknologi GPS
Sistem navigasi satelit GPS (Global Positioning System ) adalah yang paling populer
dan paling banyak digunakan di dunia saat ini, baik di darat, laut, udara, dan ruang.
Selain aplikasi militer, area aplikasi GPS yang cukup jelas pada saat ini meliputi
survei pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisika, transportasi dan navigasi,
pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan olahraga dan rekreasi.
6
Penggunaan data kode dan fase dalam penentuan posisi secara RTK
memerlukan receiver dual frequency. Karakteristik dalam pengukuran RTK
adalah saling terintegrasi alat-alat GNSS yang digunakan untuk mendapatkan
ketelitian yang tinggi dalam fraksi centimeter. Base station mampu untuk
mentransmisikan data pseudorange dan carrier phase serta data koreksi secara
real time yang nantinya data tersebut diterima oleh rover untuk penentuan posisi
secara akurat. Ada 3 jenis solusi pengukuran pada metode RTK, antara lain :
7
ini hanya bisa digunakan untuk jarak baseline sekitar 10-15 km. Untuk baseline
yang lebih panjang umumnya nilai ambiguitas fase akan semakin sukar
ditentukan secara benar karena residu dari kesalahan dan bias yang tersisa setelah
proses pengurangan data akan relatif semakin signifikan (Abidin, 2006).
Agar resolusi ambiguitas fase tetap dapat dilaksanakan dengan baik untuk
jarak baseline yang relatif panjang, maka pengguna harus dibantu dengan data
dan informasi yang dapat digunakan untuk mereduksi efek dari residu kesalahan
dan bias tersebut. (Abidin, 2006).
8
terlepas (metode radial), maka sebaiknya setiap baseline diamati 2 kali pada 2
sesi pengamatan yang berbeda. Semakin banyak jumlah baseline bebas yang
diamati dalam suatu jaringan akan semakin baik. Loop yang terlalu besar
(terdiri dari banyak baseline) tidak terlalu baik secara geometris. Sebaiknya
jumlah baseline dalam suatu loop jangan terlalu banyak. Baseline-Baseline dalam
suatu jaringan sebaiknya mempunyai panjang yang relative tidak terlalu jauh
berbeda satu sama lain. Semakin banyak jumlah baseline non trivial dalam
suatu jaringan akan semakin baik.
Waktu dan lama pengamatan GPS akan mempengaruhi tidak hanya
ketelitian posisi yang di peroleh, tetapi juga tingkat kesuksesan dari
penentuan ambiguitas fase sinyal GPS, serta efek dan proses penjalaran dari
kesalahan dan bias terhadap ketelitian posisi. Dengan lama pengamatan yang
lebih panjang, satelit akan meliputi perubahan geometri yang lebih besar serta
perubahan kondisi atmosfer (ionosfer dan troposfer yang lebih bervariasi). Ini
akan menyebabkan randomisasi yang lebih baik terhadap efek dari kesalahan
orbit sera efek dari bias ionosfer dan troposfer pada data ukuran jarak.
2.4. IHO (International Hydrographic Organization)
Pada saat ini standar survey hidrografi yang digunakan adalah standar survey
hidrografi IHO edisi ke 4. “IHO Standards for Hydrographic Surveys“ yang
dipublikasikan dalam bentuk Special Publication Number 44 (SP-44 IHO) Edisi ke-4,
merupakan bukti bahwa standar-standar baru terus dikembangkan. Edisi ke-4 ini
menggantikan standar-standar survei hidrografi sebelumnya yang dipublikasikan
berturut-turut tahun 1968 (Edisi ke-1), tahun 1982 (Edisi ke-2), dan tahun 1987 (Edisi ke-
3). Standar survei hidrografi tersebut pada dasarnya merupakan pedoman bagi negara
anggota IHO dalam menyelenggarakan survei-survei hidrografi.
9
Di samping perubahan drastis dalam hal standar ketelitian penentuan posisi (berbasis
satelit) maupun cakupan area survei dasar laut 100 % (dengan echosounder multibeam),
pemakaian SP- 44 edisi terbaru ini juga harus disertai pemahaman tentang teori
kesalahan, terutama pengertian tentang tingkat kepercayaan 95% yang berkaitan dengan
ketelitian posisi dan kedalaman. Dalam SP-44 yang baru, klasifikasi survei hidrografi
dibagi berdasarkan berbagai persyaratan ketelitian untuk daerah yang disurvei. Standar
ketelitian untuk masing-masing orde survei mencerminkan kepentingan ini dan secara
efektif menggantikan standar penentuan posisi dan kerapatan data berdasarkan skala
yang digunakan pada standar survei hidrografi edisi sebelumnya. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan Tabel 1.1 berikut ini.
Survei hidrografi Orde Spesial mencakup daerah dengan karakteristik dasar laut
yang berbahaya bagi keselamatan pelayaran, seperti bebatuan. Orde survei ini
membutuhkan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan standar ketelitian yang
lama. Kantor atau Dinas Hidrografi negara anggota IHO bertanggung jawab untuk
menentukan daerah mana saja yang harus disurvei dengan orde ini, termasuk kualitas
data hasil survei. Survei Orde 1 dimaksudkan untuk daerah pelabuhan, perairan pantai
dan pedalaman, termasuk alur masuk pelabuhan dimana karakteristik dasar laut tidak
begitu berbahaya (misalnya, pasir) dibandingkan dengan daerah survei Orde Spesial.
Standar yang digunakan pada orde ini telah digunakan pada edisi-edisi SP-44
sebelumnya. Survei Orde 2 dapat dipakai untuk daerah dengan kedalaman kurang dari
200 meter yang tidak tercakup oleh kriteria Orde Spesial atau Orde 1. Sedangkan,
spesifikasi untuk survei Orde 3 dapat dipakai untuk daerah dengan kedalaman lebih dari
200 meter.
10
2.5. Akurasi
Akurasi adalah seberapa tepat alat mengukur apa yang seharusnya diukur. akurasi
dihitung berdasarakan perbandingan dengan nilai lain yang dianggap benar. akurasi
disebut juga RMSE (root mean square error). untuk koordinat, akurasi dinyatakan
sebagai berikut :
11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun spesifikasi dari GPS Juno Trimbel ini dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
12
microSDHC)
Display 8.9 cm (3.5 in) QVGA (240 x 320 pixel) TFT
16 bit (65,536) warna, LED backlight
Antarmuka (interface) Layar sentuh, tombol kontrol hardware, status
daya LED
Kejadian sistem Audio, peringatan, dan
pemberitahuan
Soft Input Panel (SIP) keyboard virtual dan
software pengenalan tulisan tangan
Audio Mikrofon dan speaker, perekam dan pemutar
Industri standar 3,5 mm jack stereo earphone
I/O USB client v2.0 compliant
Radio Bluetooth 2.06
Wi-Fi 802.11b/g
Kamera digital 3 MP kamera warna dengan autofocus
JPEG format gambar, WMV format video
GPS
Saluran 12 (hanya kode L1)
Integrasi waktu nyata SBAS 1
Tingkat update 1 Hz
Waktu penentuan pertama 30 detik
Protokol SiRF, NMEA-0183
AKURASI (HRMS)
Postprocessed 1–3m
Waktu nyata (SBAS1) 2–5m
b. GPS Geodetik
13
Gambar 3.3. GPS Geodetik sebagai base
Gambar 3.4. GPS Geodetik untuk pengukuran metode Kinetik dan RTK
c. Statif
14
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sketsa lapangan praktikum
3.2. Sketsa Lapangan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut.
Hari : Kamis
Tanggal : 8 Maret 2018
Waktu : Pukul 12.00 – 14.00 WIB
Tempat : Lapangan GOR Pertamina ITS
Cuaca : Cerah
15
3.4. Diagram Alir
Mulai
Orientasi Lapangan
Selisih titik terjauh tiap metode Selisih titik terdekat tiap metode
Pelaporan
Presentasi
Selesai
16
Penjelasan Diagram alir
1. Orientasi Lapangan
Orientasi Lapangan yaitu melakukan survei pendahuluan untuk mempertimbangkan
daerah mana yang dapat digunakan sebagai wilayah praktikum
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu pelaksanaan praktikum.
a. GPS Statik
Pengukuran GPS Statik digunakan untuk mengetahui koordinat tiap titik. Pada
praktikum ini, metode pengukuran yang digunakan ialah metode radial yaitu
hanya ada satu base yang berada di BM01 ITS. Lama pengukuran yang digunakan
di tip titik ialah selama ±30 menit. Hasil pengukuran GPS statik yang digunakan
ialah hasil pengukuran statik praktikum minggu lalu.
b. GPS Kinematik
Pengukuran Kinematik disetting tiap 5 detik dengan metode diferensial yang
diikatkan ke base. Base yang digunakan dalam praktikum kinematik ini ialah titik
TS 4.
c. Real Time Kinematic (RTK)
Pengukuran Real Time Kinematic (RTK) hampir sama dengan pengukuran GPS
Kinematik yang membedakan adalah pada pengukuran RTK, surveyor harus
berhenti beberapa saat di tempat tertentu untuk menunggu koordinat yang fix dari
satelit.
d. GPS Navigasi
Pengukuran GPS Navigasi digunakan untuk mengetahui sepeda motor yang
digunakan dalam praktikum ini telah sesuai melintasi jalur yang benat atau tidak.
3. Olah data
Pengolahan data dilakukanketika semua pengukuran telah selesai dilaksanakan. Pada
proses ini ketelitian dalam perhitungan sangat diperlukan. Hasil dari proses ini ialah
koordinat yang ingin diketahui.
4. Root Mean Square Error (RMSE)
Perhitungan RMSE digunakan untuk mengetahui akurasi dari koordinat GPS yang
didapatkan.
5. Overlay
Overlay adalah proses menampalkan hasil koordinat yang pengukuran metode satu
dengan yang lainnya. Overlay berguna untuk mengetahui simpangan terjauh dan
terdekat data. Hal ini akan menunjukkan metode mana yag merupakan metode yang
akan menghasilkan koordinat yang paling teliti dalam melakukan survei. Khususnya
survei hidrografi.
6. Pelaporan
Semua serangkaian kegiatan praktikum mulai dari orientasi lapangan hinggu
pembandingan harus dilaporkan dalam format laporan resmi.
7. Presentasi
Proses ini ialah proses mempresentasikan hasil praktikum lapangan.
17
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
18
33 697887.480044 9194456.760923
34 697889.865101 9194456.662978
35 697894.591478 9194456.577863
36 697897.679418 9194455.492767
37 697897.734902 9194433.294651
38 697898.206165 9194437.949140
39 697898.372803 9194449.329464
40 697898.482987 9194443.699366
41 697898.797129 9194431.023088
42 697902.108483 9194430.578598
43 697907.575743 9194430.733866
44 697912.866436 9194430.923015
45 697917.350775 9194431.071123
46 697920.257769 9194431.276884
47 697922.730741 9194431.492182
Hasil plotting jalur GPS navigasi yang didapat adalah sebagai berikut,
19
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran GPS Kinematik
NO. Easting Northing
1 697847.36924 9194457.33914
2 697847.47147 9194455.38068
3 697847.72320 9194451.56106
4 697847.90899 9194447.52062
5 697847.96782 9194443.20276
6 697848.00580 9194434.77238
7 697848.04786 9194430.62871
8 697848.08189 9194438.87315
9 697848.62504 9194427.19548
10 697850.56920 9194425.39408
11 697852.93927 9194425.20192
12 697856.47342 9194425.20943
13 697859.63600 9194425.38019
14 697862.12091 9194425.40795
15 697864.95280 9194425.30242
16 697868.17372 9194425.31844
17 697870.84706 9194425.59276
18 697871.91407 9194451.41317
19 697871.99134 9194453.97089
20 697872.17341 9194448.96968
21 697872.37281 9194445.70222
22 697872.49791 9194426.54047
23 697872.56497 9194441.75349
24 697872.64780 9194437.82909
25 697872.69560 9194433.95547
26 697872.77946 9194430.99492
27 697872.96961 9194428.57040
28 697873.00773 9194455.33857
29 697875.32907 9194455.76677
30 697878.05798 9194456.03982
31 697881.36379 9194456.04545
32 697884.24194 9194456.09680
33 697886.45516 9194456.13348
34 697890.44819 9194456.18609
35 697894.37694 9194456.12996
36 697896.52418 9194454.16497
37 697896.65472 9194434.47437
38 697896.69601 9194438.69566
39 697896.75470 9194443.87795
40 697896.82340 9194449.28833
41 697898.52240 9194431.82116
42 697902.61577 9194431.68583
43 697908.00652 9194431.93414
20
44 697912.69219 9194432.04823
45 697917.20451 9194432.31743
46 697920.14890 9194432.57000
47 697922.79474 9194432.62582
Hasil plotting jalur GPS kinematik yang didapat adalah sebagai berikut,
21
12 697854.33843 9194424.99223
13 697856.35355 9194425.24101
14 697858.74095 9194425.30711
15 697862.79945 9194425.34003
16 697865.10139 9194425.44021
17 697867.41110 9194425.45740
18 697871.09869 9194425.91530
19 697872.13421 9194454.50301
20 697872.41691 9194455.53674
21 697872.54032 9194452.53282
22 697873.09505 9194441.34931
23 697873.10923 9194448.25313
24 697873.11077 9194428.36712
25 697873.16420 9194446.32640
26 697873.41988 9194437.86788
27 697873.58946 9194433.43675
28 697873.63559 9194430.87467
29 697875.42826 9194455.88153
30 697877.25330 9194455.88548
31 697882.48843 9194456.19402
32 697885.08481 9194456.22615
33 697885.99948 9194456.20411
34 697891.60183 9194456.34356
35 697894.72067 9194456.47153
36 697897.08589 9194437.47237
37 697897.12326 9194434.10827
38 697897.13052 9194450.65025
39 697897.17292 9194443.55786
40 697897.36791 9194453.34313
41 697899.68087 9194431.57057
42 697902.54841 9194431.75888
43 697908.76949 9194431.96289
44 697912.58795 9194432.09987
45 697916.46101 9194432.33650
46 697919.03589 9194432.56509
47 697921.36081 9194432.75402
Hasil plotting jalur GPS RTK yang didapat adalah sebagai berikut,
22
Gambar 4.3 Hasil Plotting Jalur GPS RTK
23
Gambar 4.4 Hasil Plotting Koordinat GPS Statik
Untuk keperluan perhitungan RMS dan akurasi maka diambil sampel 40 titik
koordinat sepanjang jalur ditambah 7 titik utama dari jalur GPS Statik, berikut
merupakan daftar koordinat tersebut.
24
24 697874.988148 9194437.890061
25 697875.016463 9194433.312772
26 697875.041180 9194429.317217
27 697875.060329 9194426.221704
28 697875.069000 9194424.820000
29 697876.263351 9194454.772335
30 697878.381187 9194454.843478
31 697881.502421 9194454.948328
32 697884.255430 9194455.040807
33 697886.641103 9194455.120948
34 697890.927857 9194455.264949
35 697894.686928 9194455.391225
36 697899.860000 9194455.565000
37 697899.992594 9194449.926947
38 697900.250087 9194444.215095
39 697900.250087 9194438.977986
40 697900.352268 9194434.633125
41 697900.447000 9194430.605000
42 697903.095708 9194430.924461
43 697908.145999 9194431.533576
44 697913.182793 9194432.141064
45 697917.043802 9194432.606740
46 697920.015894 9194432.965204
47 697923.596000 9194433.397000
Hasil plotting jalur GPS Statik yang didapat adalah sebagai berikut
25
Gambar 4.5 Hasil Plotting Jalur GPS Statik
Dari hasil perbandingan diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup
siginfikan dari jalur GPS navigasi, kinematik, dan RTK dengan jalur GPS statik. Hal
tersebut terjadi karena perbedaa akurasi dan metode yang digunakan, dimana pada
ketiga metode tersebut dilakukan secara dinamis sehingga terjadi pergeseran koordinat
yang terekam.
26
697847.968 9194443.203 697849.422 9194443.494 2.116 0.085
697848.006 9194434.772 697849.555 9194440.134 2.401 28.747
697848.048 9194430.629 697849.711 9194436.201 2.767 31.050
697848.082 9194438.873 697849.924 9194430.825 3.393 64.777
697848.625 9194427.195 697850.056 9194427.493 2.047 0.089
697850.569 9194425.394 697850.150 9194425.117 0.176 0.077
697852.939 9194425.202 697852.375 9194425.090 0.319 0.012
697856.473 9194425.209 697855.444 9194425.054 1.060 0.024
697859.636 9194425.380 697859.309 9194425.008 0.107 0.139
697862.121 9194425.408 697863.224 9194424.961 1.217 0.200
697864.953 9194425.302 697865.367 9194424.936 0.171 0.135
697868.174 9194425.318 697868.064 9194424.903 0.012 0.172
697870.847 9194425.593 697870.710 9194424.872 0.019 0.520
697871.914 9194451.413 697874.884 9194454.726 8.820 10.975
697871.991 9194453.971 697874.889 9194453.977 8.394 0.000
697872.173 9194448.970 697874.905 9194451.330 7.462 5.571
697872.373 9194445.702 697874.918 9194449.188 6.479 12.153
697872.498 9194426.540 697874.940 9194445.722 5.962 367.922
697872.565 9194441.753 697874.964 9194441.778 5.756 0.001
697872.648 9194437.829 697874.988 9194437.890 5.477 0.004
697872.696 9194433.955 697875.016 9194433.313 5.386 0.413
697872.779 9194430.995 697875.041 9194429.317 5.115 2.815
697872.970 9194428.570 697875.060 9194426.222 4.371 5.516
697873.008 9194455.339 697875.069 9194424.820 4.249 931.383
697875.329 9194455.767 697876.263 9194454.772 0.873 0.989
697878.058 9194456.040 697878.381 9194454.843 0.104 1.431
697881.364 9194456.045 697881.502 9194454.948 0.019 1.204
697884.242 9194456.097 697884.255 9194455.041 0.000 1.115
697886.455 9194456.133 697886.641 9194455.121 0.035 1.025
697890.448 9194456.186 697890.928 9194455.265 0.230 0.848
697894.377 9194456.130 697894.687 9194455.391 0.096 0.546
697896.524 9194454.165 697899.860 9194455.565 11.128 1.960
697896.655 9194434.474 697899.993 9194449.927 11.141 238.782
697896.696 9194438.696 697900.127 9194444.215 11.771 30.464
697896.755 9194443.878 697900.250 9194438.978 12.218 24.010
697896.823 9194449.288 697900.352 9194434.633 12.453 214.775
697898.522 9194431.821 697900.447 9194430.605 3.704 1.479
697902.616 9194431.686 697903.096 9194430.924 0.230 0.580
697908.007 9194431.934 697908.146 9194431.534 0.019 0.160
697912.692 9194432.048 697913.183 9194432.141 0.241 0.009
697917.205 9194432.317 697917.044 9194432.607 0.026 0.084
697920.149 9194432.570 697920.016 9194432.965 0.018 0.156
697922.795 9194432.626 697923.596 9194433.397 0.642 0.595
RMS X dan Y (m) 1.831 6.537
27
RMS Total (m) 6.789
28
697897.368 9194453.343 697900.352 9194434.633 8.906 350.064
697899.681 9194431.571 697900.447 9194430.605 0.587 0.932
697902.548 9194431.759 697903.096 9194430.924 0.300 0.696
697908.769 9194431.963 697908.146 9194431.534 0.389 0.184
697912.588 9194432.100 697913.183 9194432.141 0.354 0.002
697916.461 9194432.337 697917.044 9194432.607 0.340 0.073
697919.036 9194432.565 697920.016 9194432.965 0.960 0.160
697921.361 9194432.754 697923.596 9194433.397 4.996 0.413
RMS X dan Y (m) 1.954 7.943
RMS Total (m) 8.179
29
697881.099 9194456.645 697881.502 9194454.948 0.163 2.878
697884.388 9194456.672 697884.255 9194455.041 0.018 2.659
697887.480 9194456.761 697886.641 9194455.121 0.704 2.690
697889.865 9194456.663 697890.928 9194455.265 1.129 1.954
697894.591 9194456.578 697894.687 9194455.391 0.009 1.408
697897.679 9194455.493 697899.860 9194455.565 4.755 0.005
697897.735 9194433.295 697899.993 9194449.927 5.097 276.633
697898.206 9194437.949 697900.127 9194444.215 3.689 39.262
697898.373 9194449.329 697900.250 9194438.978 3.524 107.153
697898.483 9194443.699 697900.352 9194434.633 3.494 82.197
697898.797 9194431.023 697900.447 9194430.605 2.722 0.175
697902.108 9194430.579 697903.096 9194430.924 0.975 0.120
697907.576 9194430.734 697908.146 9194431.534 0.325 0.640
697912.866 9194430.923 697913.183 9194432.141 0.100 1.484
697917.351 9194431.071 697917.044 9194432.607 0.094 2.358
697920.258 9194431.277 697920.016 9194432.965 0.059 2.850
697922.731 9194431.492 697923.596 9194433.397 0.749 3.628
RMS X dan Y (m) 2.291 7.122
RMS Total (m) 7.482
30
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan analisis hasil dari praktikum survei hidrografi mengenai
penentuan posisi horizontal menggunakan GPS Statik ,GPS Kinematik, GPS RTK, dan
GPS Juno Trimbel maka dapat disimpulkan antara lain, sebagai berikut :
GPS Statik digunakan sebagai acuan yang dianggap benar dengan jalur yang dibuat
kemudian GPS RTK,GPS Kinematik, dan GPS trimble Juno sebagai pembandingnya.
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa pengukuran GPS Kinematik memiliki
nilai RMS/akurasi paling baik daripada pengukuran yang lainnya yaitu dengan nilai
kesalahan sebesar 6,789 m. Sementara itu pengukuran dengan GPS RTK memiliki
nilai RMS/akurasi paling besar dengan nilai kesalahan sebesar 8,179 m.
Terlihat dari perhitungan RMS pada GPS Juno Trimbel mencapai 7,482 meter
sehingga tidak dapat digunakan untuk orde 1 dan orde spesial. GPS Juno Trimble ini
hanya digunakan pada orde 2 dan 3 saja.
Pada GPS Kinematik dan RTK RMS sebesar 6,789 meter dan 8 ,179 meter, sehingga
tidak dapat digunakan untuk orde 1 dan spesial. GPS kinematik dan RTK ini hanya
dapat digunakan hingga orde 2 saja.
5.2. Saran
Adapun saran untuk kegiatan praktikum survei hidrografi mengenai penentuan
posisi horizontal sebagai berikut :
Dalam kegiatan praktikum pengukuran penentuan posisi horizontal sebaiknya
dilakukan persiapan yang matang mulai dari persiapan alat dan metode yang
digunakan.
Koordinasi waktu mendirikan GPS geodetik lebih diperhatikan lagi agar lama waktu
pengukuran seragam
Dalam menentukan tempat untuk praktikum perlu diperhatikan luas dan kondisi
lapangan, untuk tempat praktikum di Stadion Pertamina terbilang kurang luas dan
disekitarnya banyak tumpukan material bangunan karena masih ada kegiatan
pembangunan dan untuk di Taman Alumni tidak diperkenankan menggunakan motor.
31
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanuddin Z. 2006. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita.
Anonim. 2014. Pengukuran GPS Merode RTK.
etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69381/.../S1-2014-269279-chapter1.pdf. (
Diakses pada tanggal 8 Maret 2018).
Cahyati, Siti Noer. 2012. Pengukuran Relatif Statik.
https://dokumen.tips/documents/pengukuran-gps-dengan-metode-relatif-statik.html. (
Diakses pada tanggal 8 Maret 2018).
IHO-Nippon. 2014. NF-IHO CHART PROJECT. https://www.iho.int/mtg_docs/CB/Special-
Projects/Webpage JCBP/CHART_outline.html. (Diambil pada tanggal 8 Maret 2018).
Menteri Pendidikan. 2017. ILMU HIDROGRAFI : PENGERTIAN, KELOMPOK, DAN
KEGUNAANYA LENGKAP.https://www.materipendidikan.info/2017/10/ilmu-
hidrografi-pengertian-kelompok-dan.html. ( Diakses pada tanggal 8 Maret 2018).
Taufi, Irvan. 2007. STANDAR SURVEI (BARU) DALAM SURVEI HIDROGRAFI
(SP – 44 IHO EDISI KE-4 TAHUN 1998). Jtbptibpp-gdl-irvantaufi-27714-7-2007ta-
a.pdf. (Diakses pada tanggal 8 Maret 2018).
32
DOKUMENTASI
33
34
35
36